7 Contoh Abstrak Jurnal Ilmiah beserta Cara Membuatnya yang Benar
Apakah kamu masih bingung bagaimana cara membuat abstrak? Yuk, baca artikel Mamikos yang membahas cara membuat abstrak dan contoh-contohnya di sini!
Penelitian ini menggunakan metode campuran, yakni survei terhadap 300 responden berusia 16–25 tahun, serta analisis konten pada akun influencer politik yang memiliki lebih dari 100 ribu pengikut di Platform X.
Temuan menunjukkan bahwa 74% responden mengaku lebih sadar terhadap isu-isu politik setelah mengikuti influencer politik di platform tersebut, sementara 58% menyatakan bahwa pandangan politik mereka dipengaruhi secara signifikan oleh konten yang mereka konsumsi.
Kesadaran terhadap politik, khususnya isu-isu kebijakan pemerintah dan pemilu meningkat secara signifikan pada pengguna yang mengonsumsi konten dari influencer politik secara aktif.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa influencer politik di Platform X memiliki dampak yang cukup besar dalam meningkatkan kesadaran politik generasi muda, khususnya Generasi Z, yang dikenal sebagai digital natives.
Contoh Abstrak Jurnal Ilmiah Kualitatif Wawancara
Judul: Kesadaran Remaja terhadap Bullying di Lingkungan Sekolah: Studi Kualitatif di Wilayah Jawa Timur

Advertisement
Abstrak:
Bullying di kalangan remaja masih menjadi isu serius yang mempengaruhi kesehatan mental dan sosial mereka. Meskipun berbagai upaya pencegahan telah dilakukan di sekolah, kesadaran remaja mengenai bentuk-bentuk bullying terutama yang non fisik yang masih belum optimal.
Penelitian ini dilakukan untuk memahami lebih dalam persepsi remaja terhadap bullying serta bagaimana mereka menyikapi perilaku tersebut dalam kehidupan sehari-hari di sekolah.
Menggunakan pendekatan kualitatif, wawancara mendalam dilakukan terhadap 20 siswa SMA di tiga sekolah di Jawa Timur yang dipilih secara purposif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun sebagian besar siswa telah mengenali bullying fisik, sehingga masih terdapat kebingungan terkait bullying verbal dan cyberbullying.
Sebagian besar responden menganggap bahwa tindakan seperti ejekan atau komentar kasar hanyalah bagian dari “interaksi sosial biasa” dan tidak menyadari dampak psikologis jangka panjangnya.
Faktor lingkungan pertemanan, ketidakmampuan sekolah untuk memberikan intervensi yang efektif, serta normalisasi perilaku agresif di kalangan remaja menjadi penyebab rendahnya kesadaran ini.
Berdasarkan temuan ini, direkomendasikan agar sekolah mengimplementasikan program kesadaran bullying yang lebih komprehensif, melibatkan siswa dalam diskusi terbuka, dan meningkatkan dukungan emosional dari guru dan orang tua.
Kata Kunci: kesadaran bullying, remaja, pendekatan kualitatif, intervensi sekolah, bullying non-fisik