Contoh Asesmen Formatif dan Sumatif Kurikulum Merdeka beserta Tujuan dan Perbedaannya

Contoh Asesmen Formatif dan Sumatif Kurikulum Merdeka beserta Tujuan dan Perbedaannya – Dalam dunia pendidikan, tidaklah asing dengan istilah asesmen.

Asesmen atau penilaian biasanya akan dilakukan oleh guru kepada siswa untuk mengevaluasi pemahaman dan pemecahan masalah siswa terhadap materi yang sudah diberikan.

Di dalam asesmen juga terdapat dua jenis, yaitu asesmen formatif dan sumatif. Apa saja contoh asesmen formatif dan sumatif itu? Yuk, simak penjelasan dari Mamikos di artikel ini, ya.

Pengertian Asesmen

Canva/@juststock

Asesmen adalah proses pengumpulan informasi dan penilaian terhadap kemampuan, pengetahuan, keterampilan, sikap, dan karakteristik individu atau kelompok.

Sebenarnya, tujuan dari asesmen adalah untuk memahami tingkat pencapaian atau perkembangan seseorang dalam suatu bidang tertentu.

Nah, asesmen biasanya ditemukan atau digunakan juga dalam dunia pendidikan, lho. Asesmen tersebut dapat berupa berbagai metode seperti tes, tugas akhir, observasi, wawancara, dan sebagainya.

Tujuan Asesmen

Tujuan asesmen dapat berbeda tergantung pada konteks dimana asesmen dipergunakan.

Namun secara umum, asesmen bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih baik tentang kemampuan, kebutuhan, atau karakteristik individu atau kelompok.

Berikut penjelasan lebih rinci tentang tujuan asesmen:

1. Dipergunakan untuk Mengukur Pencapaian

Asesmen digunakan untuk mengevaluasi sejauh mana seseorang telah mencapai tujuan pembelajaran atau standar tertentu dalam suatu bidang.

2. Digunakan sebagai Bahan Identifikasi Kelebihan dan Kekurangan

Melalui asesmen pengajar dapat mengevaluasi dan mengidentifikasi area di mana seseorang memiliki kekurangan atau kelebihan.

Selain itu pengajar juga dapat mengetahui kekurangan seseorang tersebut, sehingga memudahkan untuk memetakan atau memberikan solusi yang terbaik.

3. Mengarahkan Pembelajaran

Hasil asesmen dapat memberikan panduan bagi pengajar untuk merancang pengalaman belajar yang sesuai dengan kebutuhan individu atau kelompok.

4. Dapat Menyediakan Umpan Balik

Asesmen juga dapat memberikan umpan balik yang berharga kepada individu tentang kemajuan mereka.

Hal lainnya adalah asesmen dipergunakan untuk membantu mereka posisi dan bagaimana mereka dapat meningkatkan kemampuannya.

5. Membantu dalam Pengambilan Keputusan

Tujuan lain dari asesmen adalah dapat digunakan dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan penempatan siswa, promosi, pemilihan karyawan, dan keputusan lainnya.

6. Meningkatkan Kualitas Layanan

Pada bidang pelayanan seperti layanan kesehatan atau sosial, asesmen dapat membantu dalam merencanakan dan menyediakan layanan yang tepat sesuai dengan kebutuhan individu.

7. Membantu Mengevaluasi Program

Asesmen digunakan untuk mengevaluasi efektivitas program pendidikan, pelatihan, atau intervensi sosial dengan melihat dampaknya terhadap target yang ditetapkan.

Asesmen Formatif dan Sumatif

Penilaian atau asesmen memiliki peran yang sangat penting dalam proses belajar mengajar terhadap peserta didik.

Hal ini dikarenakan asesmen memiliki dua fungsi utama, yaitu fungsi formatif dan fungsi sumatif sebagai berikut:

1. Fungsi Formatif

Fungsi formatif adalah asesmen yang digunakan untuk memberikan umpan balik kepada guru yang akan dijadikan dasar untuk memperbaiki dan menyempurnakan proses pembelajaran.

Selain itu, asesmen formatif juga digunakan untuk memberikan remedial kepada peserta didik yang membutuhkan.

2. Fungsi Sumatif

Sedangkan fungsi sumatif atau asesmen sumatif berperan dalam menentukan nilai belajar siswa dalam satu mata pelajaran tertentu.

Hasil dari asesmen ini kemudian digunakan sebagai dasar untuk membuat laporan, menentukan kenaikan kelas, atau menetapkan kelulusan peserta didik.

Perbedaan Asesmen Formatif dan Aesmen Sumatif

Sebelum nanti Mamikos membahas tentang contoh asesmen formatif dan sumatif, mari kita membicarakan terlebih dahulu tentang perbedaan keduanya agar lebih mudah untuk dipahami.

Asesmen Formatif

  • Tujuan: Memberikan umpan balik selama proses pembelajaran agar siswa dapat memperbaiki pemahaman dan keterampilan mereka.
  • Waktu Pelaksanaan: Dilakukan selama periode pembelajaran berlangsung.
  • Sifat: Biasanya bersifat informal dan kontinu. Seperti pertanyaan di kelas, diskusi, atau tugas kecil.
  • Fokus: Menitikberatkan pada proses pembelajaran dan perkembangan siswa.
  • Penggunaan Hasil: Digunakan untuk mengarahkan pembelajaran selanjutnya, memberikan umpan balik langsung, dan menyesuaikan strategi pengajaran.

Asesmen Sumatif

  • Tujuan: Mengevaluasi pencapaian akhir siswa setelah suatu periode pembelajaran atau program tertentu.
  • Waktu Pelaksanaan: Dilakukan pada akhir periode pembelajaran.
  • Sifat: Bersifat formal dan terstruktur dengan baik. Misalnya ujian tengah atau akhir semester, proyek akhir, atau penilaian akhir.
  • Fokus: Menitikberatkan pada hasil akhir pembelajaran dan keseluruhan pencapaian siswa.
  • Penggunaan Hasil: Digunakan untuk menentukan nilai akhir, memutuskan kelulusan, dan mengevaluasi efektivitas program atau pengajaran.

Contoh Asesmen Formatif dan Sumatif

Apakah pengertian dan berbagai aspek asesmen yang sudah Mamikos jelaskan di atas mudah untuk kamu pahami?

Kalau begitu pada bagian ini Mamikos akan melanjutkan pembahasan tentang contoh asesmen formatif dan sumatif, ya.

Berikut adalah berbagai contoh asesmen formatif dan sumatif yang banyak digunakan dalam bidang pendidikan.

Contoh Asesmen Formatif

1. Kuis Singkat

Kuis singkat yang diberikan selama atau setelah pelajaran untuk mengevaluasi pemahaman siswa tentang materi yang baru saja diajarkan merupakan salah satu contoh dari asesmen formatif.

2. Tugas Harian

Selain kuis singkat di akhir pelajaran, contoh asesmen formatif lainnya adalah pekerjaan rumah atau tugas kelas yang diberikan secara rutin.

Hal tersebut bertujuan untuk memantau perkembangan dan pemahaman siswa secara berkelanjutan.

3. Proses Diskusi Kelas

Saat berada di sekolah, pasti kamu tidak asing bukan dengan proses diskusi tentang materi yang sedang dipelajari?

Nah, diskusi yang dipandu oleh guru di mana siswa dapat mengajukan pertanyaan dan memberikan jawaban adalah contoh asesmen formatif, lho.

Saat para siswa melakukan diskusi bersama dan berkelompok, di situlah guru untuk akan melakukan penilaian terhadap pemahaman siswa secara langsung.

4. Observasi oleh Guru

Guru akan mengamati keterlibatan dan partisipasi siswa dalam kegiatan kelas. Seperti kerja kelompok, penelitian berkelompok, hingga keaktivan siswa saat pembelajaran sehari-hari.

5. Jurnal Reflektif Siswa

Siswa menulis refleksi tentang apa yang mereka pelajari dan bagaimana mereka memahaminya, yang memberikan wawasan kepada guru tentang proses berpikir mereka.

6. Umpan Balik Langsung

Selain bagi guru, ternyata adanya asesmen juga bermanfaat bagi para siswa, lho. Misalnya ketika guru memberikan catatan maupun nilai evaluasi pada tugas-tugas siswa, secara langsung akan membuat siswa mengetahui bagian mana yang harus dievaluasi.

Contoh Asesmen Sumatif

1. Ujian Akhir Semester

Ujian yang diberikan di akhir semester untuk menilai keseluruhan pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan selama semester tersebut adalah salah satu contoh asesmen sumatif.

2. Tugas Akhir

Sama halnya seperti ujian akhir semester, proyek besar yang diberikan di akhir semester juga menjadi aspek penilaian.

Siswa harus menerapkan berbagai keterampilan dan pengetahuan yang telah mereka pelajari selama masa pembelajaran.

3. Makalah Penelitian

Contoh asesmen sumatif lainnya adalah pengerjaan makalah. Saat menulis makalah siswa diharuskan melakukan penelitian mendalam tentang topik tertentu dan mempresentasikan temuan mereka.

4. Presentasi

Pemahaman dan kemampuan siswa dalam mengolah materi juga bisa ditunjukkan melalui presentasi di akhir semester, lho.

5. Penilaian Portofolio

Kumpulan karya siswa yang menunjukkan perkembangan dan pencapaian mereka selama periode waktu tertentu disebut dengan portofolio.

Portofolio itulah yang menjadi gambaran nilai secara keseluruhan dalam satu periode atau semester.

6. Ujian Standar Nasional

Ujian yang diberikan secara nasional untuk menilai kemampuan dan pengetahuan siswa dalam mata pelajaran tertentu juga merupakan contoh asesmen sumatif yang digunakan untuk menentukan kelulusan.

Faktor yang Memengaruhi Asesmen Formatif dan Sumatif

Dari contoh asesmen formatif dan sumatif tersebut ternyata dapat ditingkatkan oleh beberapa faktor.

Pada dasarnya faktor yang memengaruhi asesmen formatif dan sumatif dapat bervariasi.

Namun, Mamikos dapat sedikit menjelaskan tentang beberapa faktor yang mempengaruhi efektivitas dan hasil dari kedua jenis asesmen tersebut.

Faktor yang Mempengaruhi Asesmen Formatif

1. Kualitas Umpan Balik yang Diberikan

Umpan balik yang spesifik, konstruktif, dan tepat waktu tentunya akan lebih membantu siswa memahami kelebihan dan kelemahan mereka serta bagaimana memperbaikinya.

Sehingga umpan balik yang diberikan oleh guru juga harus jelas dan memiliki kualitas yang lebih baik.

2. Keterlibatan Siswa dalam Proses Pembelajaran

Partisipasi aktif siswa dalam proses asesmen formatif, seperti keterlibatan dalam diskusi kelas atau respons terhadap kuis secara langsung akan mempengaruhi efektivitas asesmen.

3. Desain Asesmen

Bentuk atau desain asesmen yang dirancang dengan baik dan mudah dipahami dan sesuai dengan tujuan pembelajaran akan terasa lebih membantu mengukur pemahaman siswa secara lebih akurat.

4. Frekuensi Asesmen

Faktor selanjutnya adalah seberapa banyak asesmen formatif diberikan. Asesmen formatif yang dilakukan secara rutin tentunya akan memberikan lebih banyak kesempatan untuk pemantauan dan penyesuaian pembelajaran.

5. Keterampilan Guru

Kemampuan guru dalam menginterpretasikan hasil asesmen formatif dan menggunakannya untuk menyesuaikan strategi pengajaran juga menjadi faktor yang sangat penting untuk dapat meningkatkan manfaat asesmen.

6. Lingkungan Belajar

Suasana kelas yang mendukung, di mana siswa merasa aman untuk membuat kesalahan dan belajar dari umpan balik juga dirasa akan meningkatkan efektivitas asesmen formatif.

Faktor yang Mempengaruhi Asesmen Sumatif

1. Validitas dan Reliabilitas

Validitas memastikan asesmen mengukur apa yang seharusnya diukur, sementara reliabilitas memastikan hasil yang konsisten. Keduanya penting untuk asesmen sumatif yang adil.

2. Cakupan Materi yang Memadahi

Asesmen harus mencakup semua materi yang telah diajarkan selama periode tertentu untuk memberikan gambaran yang lengkap tentang pencapaian siswa.

3. Kejelasan Instruksi

Petunjuk yang jelas dan tidak ambigu pada ujian atau tugas sumatif tentu akan membantu siswa memahami. Sehingga nilai sumatif akan lebih berkualitas.

4. Kesiapan Siswa

Persiapan yang memadai dari siswa termasuk pemahaman materi dan strategi belajar yang efektif akan mempengaruhi hasil asesmen sumatif.

5. Kondisi Pelaksanaan

Kondisi fisik dan mental siswa saat menjalani asesmen sumatif, seperti kesehatan, kecemasan, dan lingkungan ujian, juga dapat mempengaruhi kinerja mereka.

Sehingga dipastikan kondisi-kondisi tersebut aman, nyaman, dan terkendali.

6. Keadilan dan Kesetaraan

Menghindari bias dalam asesmen sumatif dirasa penting untuk memastikan semua siswa dinilai secara adil.

Hal itu termasuk mempertimbangkan kebutuhan khusus atau akomodasi bagi siswa dengan disabilitas.

Penutup

Nah, sampai di sini saja penjelasan Mamikos mengenai contoh asesmen formatif dan sumatif yang disertai dengan pembahasan terkait asesmen.

Semoga artikel kali ini bermanfaat dan dapat memberikan hasil yang lebih baik pada proses asesmen.


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta