10 Contoh Barang Komplementer dalam Kehidupan Sehari-hari Lengkap dengan Ciri-cirinya

10 Contoh Barang Komplementer dalam Kehidupan Sehari-hari Lengkap dengan Ciri-cirinya – Bagi penggemar manis, semua bentuk makanan minuman harus terasa manis, terutama di minuman kopi.

Kopi akan terasa pahit jika tanpa gula, maka para pecinta manis pasti akan menambahkan gula pada kopi tersebut agar terasa lebih manis dan sedikit menghilangkan rasa pahit yang berlebih.

Nah, tadi adalah salah satu contoh kasus cara seseorang menggunakan barang komplementer. Gula tersebut dibutuhkan oleh seseorang, maka terbentuklah suatu barang komplementer dalam kondisi semacam itu.

Arti
Barang Komplementer

https://www.freepik.com/author/rawpixel-com

Jika melihat dari KBBI, arti dari kata “komplementer” adalah bersifat saling mengisi; bersifat melengkapi.

Maka, dapat dikatakan bahwa barang komplementer merupakan jenis barang pelengkap yang memiliki fungsi untuk melengkapi barang lainnya.

Barang komplementer tentu memiliki fungsi yang berbeda dengan barang utama. Sebab, barang komplementer bertujuan untuk melengkapi barang utama namun sering digunakan secara bersamaan.

Oleh karena itu sifat dari barang komplementer akan menjadi pasif  (tergantung jenisnya) jika tidak dibarengi dengan barang utama.

Lalu, apa aja ya ciri-ciri dari barang komplementer? Mari kita simak penjabarannya di bawah ini.

Ciri-Ciri
Barang Komplementer

Sebenarnya ada banyak sekali jenis barang komplementer namun tidak semuanya dapat dikatakan sebagai barang komplementer.

Terdapat beberapa ciri yang memang harus ada jika suatu barang ingin dikatakan sebagai barang komplementer.

Berikut
ini penjabaran mengenai ciri-ciri dari barang komplementer:

1. Harus berpasangan satu sama lain

Tentu barang komplementer memiliki hubungan yang erat dengan barang utama sehingga barang komplementer tidak dapat berdiri sendiri.

Seperti penjelasan di atas, bahwa barang komplementer merupakan pelengkap dari barang utama. Jika barang utama tidak ada maka barang komplementer tentu tidak akan terlalu berguna dan bersifat pasif.

Seperti contoh kasus yang telah dijabarkan di awal, gula sebagai produk A membutuhkan kopi sebagai produk B untuk menghasilkan rasa manis dalam minuman kopi.

Maka, gula tersebut dapat dikatakan sebagai produk komplementer.

2. Nilainya lebih kecil dari barang utama

Barang komplementer merupakan barang pelengkap oleh karena itu barang komplementer memiliki nilai yang lebih kecil dibandingan dengan barang utama.

Barang komplementer akan memiliki nilai jika digabungkan dengan barang utama.

Dalam dunia pemasaran, terkadang barang komplementer dapat memengaruhi harga pasar barang utama.

Sebab, jika barang komplementer sudah menjadi maksimal ketika digabungkan dengan barang utama, maka harga permintaan pasar pun akan semakin tinggi.

3. Fungsinya menjadi tidak maksimal

Barang komplementer akan menjadi barang yang maksimal ketika bertemu dengan barang utama atau menjadi satu dengan barang utama.

Di dalam sistem pemasaran pun sama, ketika barang utama dan barang komplementer menjadi satu, maka harga pasar pun akan meningkat seturut dengan permintaan pasar.

Namun, akan berbeda jika barang utama tidak ada. Maka barang komplementer akan menjadi pasif dan tidak memiliki fungsi sebagaimana mestinya.

Harga dari barang komplementer itu juga akan jatuh sangat rendah ketika tidak menjadi satu dengan barang utama.

Itu tadi merupakan penjabaran mengenai ciri-ciri barang komplementer. Dari penjabaran tersebut mungkin sudah dapat dibedakan mana barang utama dan mana barang komplementer.

Kira-kira apa aja ya contoh barang komplementer di kehidupan sehari-hari kita? Yuk kita simak contohnya di bawah ini.

Contoh
Barang Komplementer dalam Kehidupan Sehari-hari

Sebenarnya contoh barang komplementer sudah sempat dijelaskan di bagian awal yaitu gula dan kopi. Tapi, apakah barang komplementer dalam kehidupan sehari-hari hanya berupa gula dan kopi saja?

Tentu
masih banyak dan cukup beragam, maka di bawah ini akan dijabarkan apa saja
barang komplementer lainnya dalam kehidupan sehari-hari.

1. Sapu dan Serok

Sapu dan serok tentu termasuk dalam barang utama dan barang komplementer dalam kehidupan sehari-hari, bahkan mungkin setiap hari.

Sapu akan menjadi barang utama untuk membersihkan debu yang ada di lantai rumah, lalu serok menjadi barang komplementer untuk menjadi wadah dari debu-debu yang telah disapu.

Bayangkan saja jika tidak ada serok, mungkin alternatifnya akan diambil menggunakan tangan atau plastik/kertas.

Namun, hal itu menjadi tidak efisien sehingga serok muncul sebagai barang komplementer untuk membantu sapu dalam mewadahi debu-debu dan kotoran di dalam rumah.

2. Bolpoin dan Tinta

Bolpoin dan tinta juga termasuk sebagai barang utama dan barang komplementer yang dapat dikatakan sebagai bentuk barang maksimal.

Bolpoin sebagai alat utama, yaitu berfungsi sebagai alat tulis tentu membutuhkan tinta untuk dapat menghasilkan tulisan dalam selembar kertas.

Begitu pula dengan tinta sebagai barang komplementer, tinta tidak dapat berdiri sendiri dan nilainya menjadi tidak ekonomis jika tidak ada bolpoin.

Tinta membutuhkan bolpoin agar memiliki fungsi yang maksimal dan memiliki nilai ekonomis sehingga keduanya dapat dikatakan sebagai barang yang maksimal.

3. Handphone dan Charger

Handphone merupakan barang utama yang sering digunakan oleh setiap orang dan mungkin menjadi barang kebutuhan utama.

Namun, tanpa adanya charger sebagai barang komplementer, handphone akan mati karena kehabisan daya.

Handphone dan charger juga merupakan contoh penyatuan yang sempurna dan menjadi barang maksimal.

Jika dilihat dalam pemasaran, charger memang dapat dijual terpisah namun fungsinya tetap sama yaitu untuk mengisi daya handphone.

Jadi
jika tidak ada handphone, fungsi charger juga tidak akan berguna walaupun
memiliki nilai ekonomis sendiri di pasaran.

4. Mie dan Bumbu

Tidak
mungkin sebuah perusahaan mie instan tidak memasukkan bumbu ke dalam
kemasannya. Mie dan bumbu seperti sudah menjadi satu paket yang penting dalam
sebuah kemasan mie instan.

Mie sebagai barang utama tentu membutuhkan bumbu untuk menciptakan rasa-rasa dalam masakannya.

Begitu pula dengan bumbu sebagai barang komplementer tidak bisa berdiri sendiri dan biasanya menjadi satu kesatuan dengan mie instan.

Walaupun memang ada produk mie yang dijual tanpa bumbu dan juga bumbu sering dijual terpisah.

Namun, keduanya saling mengisi untuk menciptakan sebuah rasa, dan mie akan terasa hambar tanpa adanya bumbu.

5. Sikat Gigi dan Odol

Sikat gigi sebagai barang utama tentu membutuhkan odol untuk membersihkan gigi manusia dan menciptakan bau yang wangi di dalam mulut.

Odol sebagai barang komplementer juga tidak dapat berdiri sendiri tanpa adanya sikat gigi.

Fungsi
dari odol juga akan pasif jika tidak adanya sikat gigi. Namun, sikat gigi dan
odol memang memiliki nilai ekonomisnya sendiri-sendiri dan bukan merupakan satu
kesatuan barang.

Walaupun
sikat gigi dan odol dijual secara terpisah, namun jika keduanya disatukan akan
memiliki fungsi yang sama yaitu untuk membersihkan gigi pada manusia.

6. Meteran Listrik dan Pulsa Listrik

Meteran listrik sebagai bentuk barang utama tentu membutuhkan pulsa listrik agar rumah mendapatkan daya listrik sesuai anggaran dananya.

Pulsa
listrik atau sering disebut token listrik sebagai barang komplementer yang
mungkin tidak dapat diraba, juga membutuhkan meteran listrik agar anggaran
pulsa listrik dapat diisikan ke dalam meteran listrik untuk memberi daya
listrik pada rumah.

Meteran
listrik sebagai barang utama memiliki nilai ekonomis yang lebih rendah dari
pulsa listrik. Sebab keduanya memiliki peran yang berbeda dan juga perbedaan
daya beli pasar.

7. Kendaraan dan Bahan Bakar

Kendaraan
sebagai barang utama membutuhkan yang namanya bahan bakar. Kendaraan tidak
dapat menyala tanpa adanya bahan bakar sebagai barang komplementer.

Setiap jenis kendaraan juga memiliki bahan bakar yang berbeda-beda. Secara fungsi pun kedua benda tersebut sangat berbeda.

Kendaraan memudahkan manusia untuk bepergian, sedangkan bahan bakar sebagai bahan baku utama agar kendaraan dapat berjalan.

Walaupun keduanya juga bukan barang dengan fungsi yang sama, namun masing-masing barang tersebut memiliki nilai ekonomis yang tinggi di pasaran.

Kedua barang itu hanya akan menjadi satu untuk memenuhi kebutuhan berkendara manusia.

8. Cobek dan Ulekan

Cobek dan ulekan sudah seperti barang yang satu kesatuan dan selalu dijual bersama.

Cobek sebagai barang utama yang digunakan untuk mengulek bumbu dapur akan membutuhkan ulekan untuk menghaluskan bumbu.

Begitu pula ulekan sebagai barang komplementer akan membutuhkan cobek sebagai wadah untuk mengulek bumbu dapur.

Sebab, tidak mungkin ulekan (berbahan batu) digunakan pada piring maupun alas lain selain batu, hal itu akan merusak alas yang digunakan untuk mengulek bumbu.

9. Pisau dan Talenan

Pisau merupakan alat penting dan termasuk barang utama yang harus ada di dapur.

Pisau dapur juga membutuhkan alas yang dinamakan dengan talenan agar mata pisau tetap tajam dan tidak mudak tumpul jika terkenan permukaan yang keras.

Talenan sebagai barang komplementer juga berperan penting sebagai alas pemotong atau pisau. Dengan adanya talenan, pisau tidak akan merusak permukaan dan juga menjaga kebersihan permukaan lain.

Walaupun
keduanya memiliki peran penting di dalam dapur, pisau dan talenan rupanya juga
memiliki nilai ekonomis yang berbeda. Semua tergantung pada kebutuhan pasar.

10. Ember dan Gayung

Bagi beberapa kamar mandi rumah atau toilet umum yang tidak memiliki bak penampungan air, biasanya akan disediakan ember dan gayung.

Ember adalah barang utama yang digunakan untuk menampung air, dan tidak akan mungkin jika seseorang akan langsung menyiramkan seluruh badannya menggunakan ember, pasti orang tersebut akan membutuhkan gayung.

Gayung sebagai barang komplementer juga memiliki fungsi untuk menampung hingga mengambil air dalam bak penampungan maupun ember.

Gayung juga dapat digunakan sebagai alat penakaran untuk mengira-ngira seberapa banyak air yang dibutuhkan untuk disiram.

Walaupun
keduanya memiliki nilai ekonomis sendiri-sendiri di pasaran, akan tetapi
keduanya sering dijual secara bersamaan.

Penutup

Nah, itu tadi beberapa contoh barang komplementer yang ada dalam kehidupan sehari-hari.

Beberapa contoh tersebut juga menjelaskan bahwa terdapat barang komplementer yang memiliki nilai ekonomis yang sama dengan barang utama, dan juga ada yang memiliki nilai ekonomis berbeda dengan barang utama atau bahkan tidak memiliki nilai ekonomis.

Contoh barang komplementer yang telah dijabarkan tadi merupakan contoh barang yang ada disekitar rumah. Kira-kira, apakah kalian bisa menyebutkan barang komplementer lainnya yang ada di rumah kalian?

Kalau bisa, berarti kalian sudah paham dengan konsep barang komplementer dan juga ciri-ciri hingga contoh nyatanya. Mari terus belajar pemahaman baru dan terus eksplorasi pengetahuan kita.


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta