40 Contoh Batuan Beku Dalam dan Luar beserta Perbedaannya

40 Contoh Batuan Beku Dalam dan Luar beserta Perbedaannya – Batuan beku dalam dan luar banyak sekali jenisnya. Dalam artikel ini, Mamikos akan membahas secara menyeluruh beserta contoh batuan beku dalam dan luarnya. Mari simak artikel ini dan jangan sampai ketinggalan, ya!

Batuan beku dalam dan luar memiliki pengertian, contoh dan perbedaannya. Dalam artikel ini, kamu akan mengetahui apa sih yang termasuk jenisnya. Berikut ini adalah pengertian batuan beku.

Mari simak artikelnya di bawah ini!

Pengertian Batuan Beku

findgemstone.com

Batuan beku adalah jenis batuan yang terbentuk dari pendinginan dan pembekuan magma atau lava yang berasal dari dalam bumi. 

Berdasarkan tempat terbentuknya, batuan beku dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis utama, yaitu batuan beku dalam (intrusif) dan batuan beku luar (ekstrusif).

Contoh Batuan Beku Dalam dan Luar

Batuan beku dalam (intrusif) adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan membeku perlahan di bawah permukaan bumi.

Proses pendinginan yang lambat memungkinkan kristal-kristal mineral tumbuh besar, menghasilkan tekstur kasar (phaneritic). Berikut adalah 20 contoh batuan beku dalam lengkap dengan deskripsinya.

20 Jenis Batuan Beku Dalam

1. Granit

  • Deskripsi: Terdiri dari kuarsa, feldspar, dan mika. Berwarna terang (putih, abu-abu, merah muda).
  • Penggunaan: Bahan konstruksi dan dekorasi.

2. Diorit

  • Deskripsi: Berwarna abu-abu hingga hijau tua, mengandung plagioklas, hornblende, dan sedikit kuarsa.
  • Penggunaan: Konstruksi monumental dan ornamen.

3. Gabro

  • Deskripsi: Berwarna gelap, kaya akan plagioklas dan piroksen, dengan sedikit olivin.
  • Penggunaan: Bahan konstruksi dan jalan.

4. Pegmatit

  • Deskripsi: Mirip granit, tetapi dengan kristal sangat besar (lebih dari 2 cm).
  • Penggunaan: Sumber mineral langka seperti lithium dan beryl.

5. Peridotit

  • Deskripsi: Batuan ultra basa yang tersusun dari olivin dan piroksen. Berwarna hijau gelap.
  • Penggunaan: Sumber utama mineral olivin.

6. Syenit

  • Deskripsi: Berwarna terang dengan kandungan feldspar alkali dominan, tanpa kuarsa.
  • Penggunaan: Bahan bangunan dekoratif.

7. Anortosit

  • Deskripsi: Hampir seluruhnya terdiri dari plagioklas feldspar, berwarna putih hingga abu-abu.
  • Penggunaan: Industri keramik.

8. Tonalit

  • Deskripsi: Mirip diorit, tetapi mengandung lebih banyak kuarsa.
  • Penggunaan: Bahan konstruksi.

9. Monzonit

  • Deskripsi: Mengandung feldspar plagioklas dan ortoklas dalam jumlah hampir seimbang.
  • Penggunaan: Bahan dekorasi.

10. Harzburgit

  • Deskripsi: Terdiri dari olivin dan ortopiroksen, dengan sedikit mineral tambahan.
  • Penggunaan: Ditemukan di mantel bumi, sebagai petunjuk geologi.

11. Dunite

  • Deskripsi: Hampir seluruhnya terdiri dari olivin, berwarna hijau.
  • Penggunaan: Sumber bijih kromium dan nikel.

12. Norit

  • Deskripsi: Mirip gabro, tetapi mengandung ortopiroksen lebih dominan daripada klinopiroksen.
  • Penggunaan: Konstruksi dan penelitian geologi.

13. Troktolit

  • Deskripsi: Campuran plagioklas dan olivin dengan sedikit piroksen.
  • Penggunaan: Sumber mineral industri.

14. Granodiorit

  • Deskripsi: Mirip granit, tetapi mengandung lebih banyak plagioklas dibandingkan feldspar alkali.
  • Penggunaan: Bahan konstruksi bangunan.

15. Peridotit Lherzolit

  • Deskripsi: Kombinasi olivin, piroksen, dan sejumlah kecil garnet.
  • Penggunaan: Penelitian mantel bumi.

16. Pyroxenite

  • Deskripsi: Hampir seluruhnya tersusun dari piroksen, berwarna gelap.
  • Penggunaan: Sumber bijih logam.

17. Aplite

  • Deskripsi: Batuan berbutir halus dengan komposisi mirip granit, berwarna terang.
  • Penggunaan: Bahan dekorasi.

18. Quartz Monzonite

  • Deskripsi: Campuran feldspar plagioklas, ortoklas, dan kuarsa, berwarna terang.
  • Penggunaan: Dekorasi dan konstruksi.

19. Charnockite

  • Deskripsi: Batuan kasar yang mengandung kuarsa dan feldspar ortoklas, dengan sedikit piroksen.
  • Penggunaan: Ornamen arsitektur.

20. Hornblendite

  • Deskripsi: Terdiri hampir seluruhnya dari hornblende, berwarna gelap.
  • Penggunaan: Penelitian geologi.

Ciri-ciri Umum Batuan Beku Dalam

  • Proses Pembentukan: Pendinginan lambat di bawah permukaan bumi.
  • Ukuran Kristal: Besar, terlihat dengan mata telanjang (tekstur kasar/phaneritic).
  • Tekstur: Homogen dengan kristal-kristal yang terikat erat.
  • Komposisi Mineral: Bervariasi dari asam (kaya silika) hingga ultra basa (rendah silika).

Secara menyeluruh, batuan beku luar memiliki beragam jenis yang bervariasi berdasarkan komposisi dan kondisi pembentukannya. 

Contoh batuan beku seperti basalt, andesit, obsidian, dan pumice memiliki tekstur halus karena proses pendinginan cepat. Batuan ini sangat penting dalam memahami aktivitas vulkanik dan memiliki manfaat praktis dalam konstruksi, dekorasi, dan industri.

20 Jenis Batuan Beku Luar (Ekstrusif)

Batuan beku luar (ekstrusif) terbentuk dari lava yang mendingin dan membeku di permukaan bumi setelah letusan gunung berapi.

Proses pendinginan yang cepat menghasilkan tekstur halus (aphanitic) atau bahkan tekstur kaca (vitric). Berikut adalah 20 jenis batuan beku luar lengkap dengan deskripsi singkatnya:

1. Basalt

  • Deskripsi: Berwarna gelap (hitam atau abu-abu tua), kaya akan plagioklas dan piroksen.
  • Ciri Khas: Batuan paling umum di kerak samudra; tekstur halus.
  • Penggunaan: Konstruksi jalan dan bahan bangunan.

2. Andesit

  • Deskripsi: Berwarna abu-abu hingga hijau muda, komposisi menengah antara basalt dan rhyolit.
  • Ciri Khas: Sering ditemukan di gunung berapi tipe stratovolcano.
  • Penggunaan: Bahan konstruksi.

3. Obsidian

  • Deskripsi: Batuan kaca vulkanik hitam atau cokelat, terbentuk dari pendinginan sangat cepat lava kaya silika.
  • Ciri Khas: Mengilap seperti kaca, tanpa kristal.
  • Penggunaan: Perhiasan dan alat pemotong tradisional.

4. Pumice (Batu Apung)

  • Deskripsi: Batuan berongga dan berwarna terang, terbentuk dari lava kaya gas.
  • Ciri Khas: Sangat ringan dan bisa mengapung di air.
  • Penggunaan: Kosmetik, bahan bangunan, dan abrasif.

5. Scoria

  • Deskripsi: Mirip pumice, tetapi berwarna gelap dan memiliki pori-pori besar.
  • Ciri Khas: Lebih padat daripada pumice, tidak mengapung di air.
  • Penggunaan: Dekorasi taman dan bahan ringan untuk konstruksi.

6. Rhyolit

  • Deskripsi: Batuan berwarna terang (putih, merah muda, atau abu-abu), kaya akan silika.
  • Ciri Khas: Bertekstur halus dan sering ditemukan pada aliran lava felsik.
  • Penggunaan: Dekorasi bangunan.

7. Dacite

  • Deskripsi: Komposisi menengah antara andesit dan rhyolit, berwarna abu-abu terang hingga putih.
  • Ciri Khas: Bertekstur halus dengan kandungan kuarsa yang tinggi.
  • Penggunaan: Bahan bangunan.

8. Trachyte

  • Deskripsi: Berwarna abu-abu hingga cokelat muda, kaya feldspar alkali.
  • Ciri Khas: Tekstur halus, sering ditemukan di lava vulkanik alkali.
  • Penggunaan: Ornamen dan bahan bangunan.

9. Tuff

  • Deskripsi: Batuan ringan yang terbentuk dari material vulkanik seperti abu dan serpihan kecil.
  • Ciri Khas: Berpori dan ringan.
  • Penggunaan: Bahan bangunan ringan.

10. Komatiit

  • Deskripsi: Batuan langka, kaya magnesium, terbentuk dari lava ultra basa.
  • Ciri Khas: Umumnya ditemukan di wilayah kuno bumi.
  • Penggunaan: Penelitian geologi.

11. Hyaloclastite

  • Deskripsi: Batuan yang terbentuk dari pecahan kaca vulkanik akibat pendinginan lava di air.
  • Ciri Khas: Tekstur fragmental.
  • Penggunaan: Penelitian geologi.

12. Pillow Lava

  • Deskripsi: Struktur berbentuk bantal yang terbentuk saat lava mendingin di bawah air.
  • Ciri Khas: Berlapis-lapis dengan permukaan halus.
  • Penggunaan: Indikator aktivitas vulkanik bawah laut.

13. Phonolit

  • Deskripsi: Batuan berwarna abu-abu hingga kehijauan, kaya akan feldspathoid.
  • Ciri Khas: Tekstur halus dengan komposisi unik.
  • Penggunaan: Bahan bangunan dekoratif.

14. Ignimbrite

  • Deskripsi: Batuan yang terbentuk dari aliran piroklastik yang memadat setelah letusan eksplosif.
  • Ciri Khas: Berpori dengan fragmen material vulkanik.
  • Penggunaan: Dekorasi arsitektur.

15. Latit

  • Deskripsi: Berwarna abu-abu atau cokelat, kaya akan feldspar plagioklas.
  • Ciri Khas: Komposisi menengah antara andesit dan trachyte.
  • Penggunaan: Konstruksi lokal.

16. Basanit

  • Deskripsi: Mirip basalt tetapi mengandung feldspathoid seperti nefelin.
  • Ciri Khas: Berwarna gelap dengan tekstur halus.
  • Penggunaan: Penelitian geologi.

17. Picrobasalt

  • Deskripsi: Varian basalt dengan kandungan silika sangat rendah dan kaya magnesium.
  • Ciri Khas: Warna gelap pekat.
  • Penggunaan: Penelitian vulkanologi.

18. Tephrit

  • Deskripsi: Batuan vulkanik yang mirip dengan basanit tetapi mengandung lebih sedikit nefelin.
  • Ciri Khas: Berwarna gelap dengan tekstur halus.
  • Penggunaan: Studi geologi.

19. Vesikular Basalt

  • Deskripsi: Basalt dengan rongga kecil akibat gas yang terperangkap selama pendinginan.
  • Ciri Khas: Berwarna gelap dengan pori-pori kecil.
  • Penggunaan: Dekorasi taman.

20. Carbonatite

  • Deskripsi: Batuan langka yang kaya akan mineral karbonat, terbentuk dari lava karbonatit.
  • Ciri Khas: Berwarna abu-abu hingga krem.
  • Penggunaan: Sumber mineral industri seperti fosfat.

Ciri-ciri Umum Batuan Beku Luar

  • Proses Pembentukan: Pendinginan cepat di permukaan bumi setelah letusan gunung berapi.
  • Ukuran Kristal: Kecil (halus) atau tidak terlihat (tekstur kaca).
  • Tekstur: Halus (aphanitic), berongga (vesikular), atau kaca (vitric).
  • Komposisi Mineral: Bervariasi dari asam (kaya silika) hingga basa (kaya magnesium dan besi).

Setelah membahas tentang 20 batuan beku dalam dan 20 batuan beku luar. Mamikos akan membahas tentang perbedaannya melalui aspek-aspeknya. Mari simak, biar kamu semakin paham, ya! 

Perbedaan Batuan Beku Dalam dan Batuan Beku Luar

  • Aspek Lokasi Pembentukan: batuan beku dalam (intrusif) cenderung terbentuk di bawah permukaan bumi atau disebut juga dalam kerak bumi. Sedangkan batuan beku luar (ekstrusif) cenderung terbentuk di permukaan bumi akibat dari letusan gunung berapi. 
  • Aspek Proses Pendinginan: batuan beku dalam melalui proses pendinginan yang sangat lambat dikarenakan berada di lingkungan yang stabil. Sedangkan batuan beku luar proses pendinginannya sangat cepat karena terpapar oleh udara dan air. 
  • Aspek Ukuran Kristal: batuan beku dalam cenderung memiliki ukuran kristal besar dan terlihat jelas bagian tekstur yang kasar. Sedangkan, batuan beku luar cenderung memiliki kristal kecil dan tidak terlihat dikarenakan teksturnya yang halus seperti kaca. 
  • Tekstur batuan beku dalam cenderung lebih kasar atau disebut juga dengan phaneritic. Sedangkan batuan beku luar cenderung memiliki tekstur halus (aphanitic), seperti kaca (vitric) dan memiliki rongga (vesikular) 
  • Kandungan gas dalam batuan beku dalam memiliki gas yang terperangkap dalam jumlah yang kecil atau tidak ada. Sedangkan, batuan beku luar cenderung memiliki kandungan gas yang banyak karena terperangkap dan sering menghasilkan batuan yang berongga seperti pumice ataupun scoria. 

Simpulan

Batuan beku terbagi menjadi dua jenis utama, yaitu batuan beku dalam dan batuan beku luar, yang dibedakan berdasarkan tempat pembentukannya. 

Batuan beku dalam, seperti granit dan diorit, terbentuk jauh di dalam kerak bumi melalui proses pendinginan lambat yang menghasilkan kristal besar.

Sementara itu, batuan beku luar, seperti basalt dan obsidian, terbentuk di permukaan bumi melalui pendinginan cepat sehingga menghasilkan kristal kecil atau tekstur halus.

Jangan lupa baca juga tentang batuan metamorf hanya di artikel Mamikos, ya!

Referensi:


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta