Contoh Cerita Sejarah Fiksi dan Non Fiksi Singkat Dilengkapi Strukturnya

Contoh Cerita Sejarah Fiksi dan Non Fiksi Singkat Dilengkapi Strukturnya – Di berbagai buku maupun artikel, kita sering menjumpai contoh cerita sejarah fiksi dan non fiksi.

Teks tersebut adalah yang dinamakan teks cerita sejarah. Membaca cerita sejarah adalah sesuatu yang dapat menambah wawasan mengenai sejarah akan suatu hal.

Di samping itu, cerita tersebut juga bisa menjadi hiburan tersendiri pada jenis tulisan fiksi. Yuk, simak ulasan lengkapnya berikut ini!

Pengertian dari Teks Cerita Sejarah

https://www.freepik.com/author/freepik

Sebelum memberikan contoh cerita sejarah fiksi dan non fiksi, kami akan menjelaskan terlebih dahulu apa pengertian jenis teks ini.

Teks cerita sejarah merupakan karangan yang menjelaskan atau menceritakan fakta dan kejadian-kejadian yang terjadi di masa lalu. 

Topik yang dibahas biasanya adalah seputar asal muasal sesuatu yang memiliki nilai sejarah.

Cerita sejarah juga bisa dipahami sebagai catatan-catatan peristiwa di masa lampau yang dikembangkan menjadi sebuah karangan yang terstruktur dan sistematis. 

Karangan yang dikembangkan berdasarkan bukti-bukti peristiwa nyata nantinya bisa menjadi teks cerita sejarah yang sesuai kenyataan.

Jenis karangan ini biasanya digunakan untuk mencari tahu asal usul suatu benda.

Bisa juga digunakan untuk mengetahui serta melacak latar belakang terjadinya suatu peristiwa penting dan memiliki nilai sejarah tersendiri.

Namun, dalam membuat contoh cerita sejarah fiksi dan non fiksi, kamu perlu memilah peristiwa yang akan diangkat. 

Karena, tidak semua kejadian di masa lalu bisa dikatakan sebagai peristiwa bersejarah. Dengan memilah topik yang tepat, pembaca akan tertarik untuk menikmati tulisanmu.

Beberapa kriteria dalam memilih topik untuk cerita sejarah misalnya:

  • Peristiwa tersebut memberikan dampak berarti bagi banyak orang atau lingkungan
  • Memuat peristiwa unik yang tidak biasa
  • Objek yang diceritakan, baik itu benda, seseorang, maupun kejadian bersifat penting di mata masyarakat umum. 

Ciri Umum Karangan Cerita Sejarah

Sebelum berlanjut ke pembahasan contoh cerita sejarah fiksi dan non fiksi, kami akan menjelaskan apa saja ciri-ciri karangan ini sehingga kamu dapat membedakannya dari jenis karangan lain.

Ciri umum karangan cerita sejarah antara lain:

  1. Disajikan secara kronologis, yaitu penceritaan menurut urutan peristiwa atau urutan kejadian. 
  2. Penulisannya cerita sejarah dikembangkan dalam bentuk teks cerita ulang yang juga disebut recount. 
  3. Memiliki struktur penulisan orientasi, urutan peristiwa, reorientasi.
  4. Penulisan karangan cerita sejarah sering menggunakan konjungsi temporal, yaitu konjungsi yang menunjukkan keterangan waktu. Misalnya setelah, sebelum, akhirnya, ketika, sejak, hingga, sampai, dan sebagainya. 
  5. Berisi peristiwa atau kejadian bersejarah yang berdasarkan fakta. 

Mengenal Struktur Penulisan Cerita Sejarah

Untuk bisa menulis contoh cerita sejarah fiksi dan non fiksi yang baik, kamu harus mengetahui bagaimana struktur penulisannya.

Pertama-tama, kamu harus mengingat bahwa karangan ini adalah tulisan yang menceritakan ulang suatu kejadian di masa lalu. 

Struktur teks cerita sejarah yang tepat diperlukan untuk menyusun cerita yang runtut dan sistematis. Tahapan penulisannya adalah sebagai berikut:

1. Orientasi

Karangan cerita sejarah dibuka dengan paragraf orientasi. Orientasi adalah bagian pembuka yang berfungsi sebagai bagian pengenalan.

Di bagian orientasi, penulis memperkenalkan topik atau peristiwa yang akan dibahas secara umum. 

Bagian orientasi pada contoh cerita sejarah fiksi dan non fiksi membantu pembaca mengetahui hal apa yang akan mereka temukan di dalam bacaan. 

Bagian ini biasanya mengandung kalimat deskriptif seperti menjelaskan definisi atau menggambarkan secara umum.

Misalnya, kamu ingin menjelaskan asal mula komputer. Kamu dapat memulainya dengan menyebutkan definisi komputer dan kegunaannya secara singkat.

2. Urutan Peristiwa

Bagian kedua dari struktur penulisan karangan cerita sejarah adalah urutan peristiwa.

Ini merupakan bagian yang berisi urutan catatan peristiwa atau kejadian dengan susunan yang runtut berdasarkan kronologis. 

Penceritaan urutan kejadian tersebut dilakukan secara gradual. Artinya, pemaparan kejadian dituliskan secara berangsur-angsur.

Menyusun urutan kejadian dengan benar sangat penting untuk memudahkan pembaca dalam memahami tulisan yang kamu buat. 

3. Reorientasi

Bagian ketiga pada contoh cerita sejarah fiksi dan non fiksi adalah reorientasi. Reorientasi biasanya berisi pandangan atau komentar pribadi penulis mengenai topik peristiwa yang dibahas. 

Meski reorientasi adalah bagian dari struktur teks cerita sejarah, namun tidak semua karangan jenis ini memiliki bagian reorientasi. Sifatnya opsional sehingga bisa dimasukkan maupun tidak. 

Jadi, kamu bisa memilih apakah akan menuliskan reorientasi pada bagian akhir cerita atau tidak menuliskannya. Reorientasi juga menjadi bagian penutup teks sehingga penulisannya ditempatkan di bagian akhir. 

Fungsi Teks Cerita Sejarah

Sebuah karangan dibuat tentu untuk tujuan tertentu. Begitu juga dengan penulisan contoh cerita sejarah fiksi dan non fiksi. Berikut ini adalah beberapa fungsi jenis karangan satu ini:

1. Fungsi rekreatif

Fungsi pertama karangan jenis ini yaitu sebagai media rekreasi, artinya untuk kesenangan.

Membaca kisah-kisah bersejarah dapat memicu rasa senang dan gembira pada diri pembaca. Terlebih jika topiknya adalah sesuatu yang mereka senangi atau kagumi.

2. Fungsi inspiratif

Karangan ini juga berfungsi memberikan inspirasi, imajinasi, serta kreativitas pembacanya.

Pengembangan karangan yang berangkat dari latar belakang historis bahkan dapat dijadikan inspirasi untuk keberlangsungan hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

3. Fungsi instruktif

Contoh cerita sejarah fiksi dan non fiksi juga berfungsi sebagai alat bantu yang menunjang proses pembelajaran. Kita tentu mengenal pelajaran sejarah yang diberikan di sekolah. 

Catatan-catatan peristiwa yang ditulis dalam sebuah teks sangat membantu guru dalam memberikan materi tentang berbagai sejarah.

Misalnya sejarah terkait kemerdekaan Indonesia, revolusi industri, kerajaan-kerajaan di Nusantara, dan lain sebagainya. 

4. Fungsi edukatif

Contoh cerita sejarah fiksi dan non fiksi juga memiliki fungsi edukatif. Dengan mengetahui kejadian di masa lampau, pembaca dapat memperluas wawasannya terkait suatu peristiwa yang terjadi di dunia. 

Wawasan tersebut sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia.

Hal ini karena menyiratkan berbagai pembelajaran hidup yang bisa dijadikan sebagai petunjuk atau pedoman dalam menghadapi kehidupan di masa depan agar lebih baik dari sebelumnya. 

Jenis-Jenis Teks Cerita Sejarah

Teks cerita sejarah yang banyak kita jumpai terdiri dari dua jenis, yaitu fiksi dan non fiksi. Contoh cerita sejarah fiksi dan non fiksi dapat dibedakan menjadi sub-sub kelompok.

Untuk memahami lebih dalam, simak penjelasan berikut.

1. Cerita Sejarah Fiksi

Sesuai namanya, jenis karangan cerita sejarah ini bersifat fiktif, rekaan, dan tidak sepenuhnya berdasarkan fakta-fakta kejadian. Sebagian peristiwa yang tergambar di dalamnya didasarkan pada kejadian riil. 

Sedangkan sebagian lainnya adalah rekaan penulis, misalnya adanya karakter fiktif hasil karangan sendiri. Karangan fiksi identik dengan karangan imajinatif yang membangkitkan daya khayal pembaca. 

Contoh cerita sejarah fiksi dan non fiksi, untuk jenis fiksi terdapat beberapa macam karangan, diantaranya:

  1. Novel, yaitu karangan fiksi prosa yang ditulis secara imajinatif dan naratif. Biasanya dalam bentuk buku yang tebalnya bisa mencapai ratusan halaman. Salah satu novel sejarah terkenal Indonesia adalah Tetralogi Buru karya Pramoedya Ananta Toer. 
  2. Cerpen, yaitu karangan cerita pendek berbentuk prosa naratif. Cerpen diceritakan secara padat dan langsung ke tujuan. Karangan ini relatif pendek dengan jumlah kata tidak lebih dari 10.000 kata.
  3. Legenda, adalah contoh cerita sejarah fiksi dan non fiksi dalam bentuk prosa. Sebagian masyarakat mempercayai bahwa legenda adalah cerita yang benar-benar terjadi. 

Legenda yang berkembang di masyarakat kebanyakan disebarkan secara tradisional, yaitu dari mulut ke mulut. Contoh legenda yaitu asal usul Tangkuban Perahu, asal usul Danau Toba, dan sebagainya. 

  1. Roman, merupakan jenis karya sastra fiksi yang berbentuk prosa naratif. Yang membedakan roman dengan karya sastra lainnya yaitu berisi kisah percintaan antara karakter dalam cerita.

2. Cerita Sejarah Non Fiksi

Adapun contoh cerita sejarah fiksi dan non fiksi, jenis non fiksi didefinisikan sebagai teks yang ditulis berdasarkan fakta kejadian sebagaimana adanya.

Teks sejarah non fiksi tidak mengandung rekaan penulis seperti pada karangan fiksi. 

Cerita sejarah non fiksi murni menceritakan peristiwa-peristiwa yang benar-benar terjadi di masa lalu tanpa dibumbui narasi imajinatif.

Penulis berangkat dari fakta-fakta sejarah sehingga jenis tulisan ini lebih menekankan pada peristiwa, bukan menonjolkan penceritaan.

Seperti halnya historical fiction, karangan jenis ini juga dapat dikelompokkan menjadi beberapa macam, yaitu:

  1. Biografi, yaitu teks yang menceritakan sejarah kehidupan seorang tokoh yang ditulis oleh orang lain. Misalnya biografi Gus Dur yang ditulis oleh Greg Barton, dan sebagainya. 
  2. Autobiografi, yaitu teks sejarah hidup seorang tokoh yang ditulis sendiri oleh tokoh tersebut. Contoh cerita sejarah fiksi dan non fiksi jenis teks autobiografi misalnya autobiografi Mahatma Gandhi, autobiografi Alex Ferguson, dan sebagainya. 
  3. Cerita perjalanan, adalah teks yang menceritakan peristiwa-peristiwa selama melakukan perjalanan. Contoh karangan cerita perjalanan misalnya buku The Naked Traveler karya Trinity, Titik Nol Makna Sebuah Perjalanan karya Agustinus Wibowo. 
  4. Catatan sejarah, yaitu teks yang berisi peristiwa masa lalu berdasarkan fakta yang nantinya menjadi latar belakang hal bersejarah. Misalnya buku Catatan Seorang Demonstran karya Soe Hok Gie, Hari-Hari Terakhir Che Guevara, dan sebagainya.

Perbedaan Cerita Sejarah Fiksi dan Non Fiksi

Setelah membaca penjelasan mengenai jenis-jenis teks ini, kamu tentu mengetahui bahwa terdapat sejumlah perbedaan antara contoh cerita sejarah fiksi dan non fiksi, diantaranya:

  1. Teks sejarah non fiksi menceritakan peristiwa-peristiwa maupun tokoh-tokoh sebenarnya secara murni, tidak mengandung rekaan sama sekali. Sedangkan, jenis fiksi mengandung sedikit rekaan imajinatif dengan tujuan menambah daya tarik ceritanya. 
  2. Judul pada teks non fiksi sifatnya lebih eksplisit yang memberikan penjelasan secara gamblang kepada pembaca. Sedangkan, judul pada teks fiksi seperti pada novel, roman, atau cerpen sifatnya cenderung implisit.
  3. Contoh cerita sejarah fiksi dan non fiksi juga berbeda dalam isi orientasi. Pada teks non fiksi, orientasi berisi pengantar, tujuan, dan pendahuluan. Sedangkan pada tulisan fiksi, bagian orientasi lebih menekankan kepada pengenalan tokoh serta latar cerita. 
  4. Pengembangan teks sejarah non fiksi menerapkan pendekatan gradual yang berangsur-angsur, sementara pengembangan cerita historical fiction menerapkan pendekatan yang lebih bersifat hierarkis. 
  5. Teks jenis non fiksi ditutup dengan kesimpulan, biasanya berisi pandangan atau komentar penulis tentang objek yang dibahas. Sedangkan pada jenis teks fiksi, bagian reorientasi berisi resolusi, yakni penyelesaian konflik. 
  6. Teks non fiksi menekankan pada penjelasan peristiwa di masa lalu secara kronologis dengan runtut. Sedangkan, teks fiksi lebih menonjolkan unsur penceritaan.

Cara Membuat Cerita Fiksi Sejarah

Setelah memahami perbedaan contoh cerita sejarah fiksi dan non fiksi, selanjutnya kamu perlu memperhatikan bagaimana cara menuliskannya. Jika kamu tertarik membuat novel sejarah, simak tips berikut ini.

1. Perhatikan Strukturnya

Ada sedikit perbedaan antara struktur penulisan teks sejarah non fiksi dan fiksi. Jika pada teks non fiksi strukturnya adalah orientasi, urutan peristiwa, reorientasi, maka struktur untuk teks fiksi yaitu:

  1. Orientasi, berisi pengenalan karakter (tokoh), latar waktu, tempat, sudut pandang. 
  2. Pengungkapan peristiwa, yaitu bagian yang menceritakan peristiwa yang kemudian menimbulkan suatu konflik. 
  3. Rising action, pada contoh cerita sejarah fiksi dan non fiksi, ini adalah bagian dimana konflik semakin meningkat, intensif, dan rumit. 
  4. Komplikasi, adalah bagian dimana konflik semakin memuncak sampai pada tahap klimaks. 
  5. Resolusi, yakni bagian penyelesaian yang juga menjadi akhir cerita.
  6. Kembangkan Konsep Cerita

Peristiwa bersejarah menjadi sumber inspirasi penting untuk mengembangkan konsep cerita.

Untuk mengembangkan konsep contoh cerita sejarah fiksi dan non fiksi khususnya jenis fiksi, ada beberapa pendekatan yang bisa kamu terapkan, antara lain:

  1. Menceritakan kisah nyata namun dalam versi fiksinya. Tujuannya untuk mengeksplorasi peristiwa nyata dan tokoh sejarah yang menekankan pada akurasinya. 
  2. Menceritakan kisah nyata sebenar-benarnya tanpa memalsukan kunci sejarah. Kamu bisa memanfaatkan celah-celah dalam catatan histori untuk menambahkan detail-detail tambahan. 
  3. Menggunakan kisah nyata sebagai latar belakang cerita fiksi. 
  4. Menggunakan kisah nyata sebagai inspirasi untuk mengembangkan kreativitas. Misalnya dengan cara mendasarkan tokoh fiksi pada tokoh sungguhan, mengambil episode sejarah yang menarik, atau lainnya. 
  5. Lakukan Riset

Setelah mendapatkan konsep contoh cerita sejarah fiksi dan non fiksi untuk novel kamu, langkah berikutnya adalah melakukan riset.

Pelajari sebanyak mungkin tentang peristiwa-peristiwa penting pada periode sejarah atau tokoh-tokoh yang ingin dimunculkan. 

2. Utamakan Akurasi dan Keaslian

Penikmat novel sejarah mau membeli buku karena dua alasan. Pertama, mereka menginginkan kisah menarik yang membuatnya terus membaca.

Kedua, mereka ingin menjelajahi dunia sejarah yang terasa nyata dan faktual sesuai periodenya. 

Untuk itu, penting sekali memperhatikan akurasi serta keaslian peristiwa yang ingin diangkat. Pertimbangkan kehidupan sehari-hari, kebiasaan sosial, latar belakang politik, dan hal-hal lain yang sesuai periode tersebut.

3. Membangun Plot

Dalam menulis contoh cerita sejarah fiksi dan non fiksi, khususnya jenis historical fiction, plot atau alur menjadi kunci apakah kisah yang kamu tuliskan menarik atau membosankan.

Terdapat 2 hal penting yang wajib diperhatikan dalam membangun plot, yaitu:

  1. Pertanyaan dalam cerita adalah senjata ampuh untuk membuat pembaca ingin segera menghabiskan halaman demi halaman.
  2. Konflik menjadi kekuatan pendorong utama dalam plot. 
  3. Kembangkan Karakter.

Karakter yang dikembangkan secara menarik dapat memikat pembaca untuk menikmati contoh cerita sejarah fiksi dan non fiksi yang kamu tulis.

3 faktor utama yang harus dipertimbangkan dalam mengembangkan karakter antara lain:

  1. Tujuan dan motivasi
  2. Konflik internal tokoh
  3. Pertumbuhan karakter
  4. Buat Kerangka Cerita

Membuat outline atau kerangka adalah langkah penting agar tulisan kamu terencana dengan baik. Kerangka membantu proses kreatif selama pengembangan novel tanpa melenceng dari garis besarnya. 

4. Mulai Menulis

Setelah memiliki rencana jelas dan riset yang cukup, sekarang saatnya mulai menulis. Cara terbaik tentunya mulai menulis dari awal. Namun, sulit dipungkiri bahwa penulis sering mengalami kesulitan di awal. 

Kamu bisa memulai proyek menulis novel historical fiction dari mana saja yang dirasa lebih nyaman. Ketika sudah mendapatkan alur yang nyaman, kamu bisa kembali ke awal. 

5. Lakukan Revisi

Setelah menyelesaikan draft novel, jangan lupa melakukan revisi. Baca ulang hasil tulisan untuk memperbaiki kesalahan atau kekurangan yang mungkin dijumpai. 

Contoh Cerita Sejarah Fiksi dan Non Fiksi (Legenda)

Legenda Danau Toba

Orientasi:

Pada suatu hari, hiduplah seorang lelaki bernama Toba. Ia tinggal seorang diri di rumah yang sederhana. Tidak ada kegiatan yang ia lakukan kecuali memancing setiap hari untuk mengisi perutnya.

Urutan peristiwa:

Seperti biasa, Toba pergi memancing untuk kebutuhan makannya. Namun, hari itu berbeda, kailnya disambar oleh ikan yang sangat besar. Ia sungguh terkejut karena ikan besar itu menjelma menjadi sosok wanita cantik jelita. 

Terpesona akan kecantikannya, Toba pun akhirnya menikahi sang wanita. Namun, sebelumnya ia harus berjanji agar tidak mengungkit-ungkit asal usul wanita cantik tersebut.

Mereka akhirnya hidup bahagia dan memiliki seorang anak lelaki yang dinamai Samosir. 

Toba menghidupi keluarganya dengan bekerja di ladang. Suatu hari, anaknya, Samosir diminta ibunya mengantarkan makan siang kepada sang ayah.

Jarak ladang yang jauh membuat Samosir lapar dan haus hingga akhirnya ia memakan jatah makan siang ayahnya.

Sebelum makanan habis, ia teringat akan sang ayah. Kembali ke rumah membutuhkan waktu lama. Sedangkan, waktu makan siang semakin dekat dan ia terlalu takut jika dimarahi ayahnya.

Akhirnya, dengan ketakutan Samosir membawa makanan yang tinggal sedikit. 

Benar saja, dengan penuh emosi Toba memarahi anaknya. Ia memaki dan berkata bahwa ia adalah anak ikan. Mendengar hal itu membuat Samosir sedih dan pulang sambil menangis. 

Sesampainya di rumah, Samosir menceritakan kejadian itu kepada ibunya. Sang ibu tahu Toba telah ingkar janji. Kemudian, Ia meminta Samosir naik ke puncak bukit. 

Tiba-tiba, air memancar terus-menerus dari tempat istri Toba berdiri hingga membentuk genangan air begitu luasnya. Dan hanya menyisakan bukit menjadi pulau kecil yang kemudian dinamai Samosir. 

Reorientasi:

Itulah awal mula terbentuknya Danau Toba dengan Pulau Samosir di tengah-tengahnya. 

Contoh Cerita Sejarah Fiksi dan Non Fiksi (Biografi Singkat)

Perjuangan R.A. Kartini

Orientasi:

R.A Kartini merupakan pahlawan yang memperjuangkan hak-hak wanita untuk mendapatkan hak setara laki-laki, khususnya dalam pendidikan.

Meski usianya tidak panjang, namun jasanya begitu besar khususnya bagi perempuan Indonesia.

Urutan peristiwa:

Kartini dilahirkan di Jepara pada 21 April 1879. Di masa hidupnya, perempuan tidak berhak mengenyam pendidikan layaknya laki-laki. 

Begitu juga dengan Kartini, meskipun Ia adalah putri bupati Jepara kala itu. Hari-harinya diisi dengan membaca buku dalam pingitan, tradisi untuk perempuan yang belum menikah.

Saat beranjak dewasa, Kartini mulai berkomunikasi dengan sahabat-sahabatnya di Belanda melalui surat-menyurat.

Impiannya bersekolah di Belanda pupus karena dinikahkan dengan Adipati Rembang, Raden Adipati Joyodiningrat. 

Kehidupan rumah tangga tidak menghapus mimpinya untuk mendorong hak perempuan mendapat pendidikan. 

Dengan perjuangan, kegigihan, dan dukungan suaminya, Kartini berhasil mendirikan sekolah wanita di Semarang, Surabaya, Malang, Cirebon, Yogyakarta, dan Madiun. 

Reorientasi:

Namun Kartini meninggal dalam usia amat muda, yakni pada 17 September 1904 usai melahirkan anak pertamanya di usia 25 tahun.

Kisah perjuangannya diabadikan oleh sahabatnya, J.H. Abendanon di buku ‘Habis Gelap Terbitlah Terang’.

Contoh cerita sejarah fiksi dan non fiksi di atas bisa kamu jadikan referensi untuk menulis cerita sejarah yang menarik dan enak dibaca. Semoga bermanfaat.


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta