Contoh Identifikasi Masalah Dalam Skripsi / Penelitian Mahasiswa

Contoh Identifikasi Masalah Dalam Skripsi / Penelitian Mahasiswa -Sebagai mahasiswa yang sudah masuk semester akhir pastinya harus melakukan penelitian atau harus membuat skripsi. Kalau skripsi tidak selesai maka lama akan lulusnya jadi harus benar-benar rajin membuatnya agar cepat lulus.

Dalam proses pembuatan skripsi ini yang paling penting adalah identifikasi masalah, latar belakang dan juga perumusan masalah. Untuk tahu bagaimana caranya mengidentifikasi masalah bisa saja melihat contoh identifikasi masalah yang sudah banyak di dunia maya.

Apa Itu Identifikasi Masalah?

unsplash.com

Masih banyak mahasiswa yang sedang membuat skripsi itu belum paham apa itu identifikasi masalah atau rumusan masalah. Untuk artinya adalah proses mengidentifikasi sebuah masalah, jadi dari sebuah kasus itu akan dicari tahu masalahnya itu apa saja.

Setelah diketahui masalahnya barulah dibuat rumusan masalah, rumusan masalah bisa dikatakan benar kalau bisa menjawab semua permasalahan dalam kasus. Jadi kalau ada pertanyaan yang masih belum dijawab maka salah pembuatannya dan jelas harus segera direvisi.

Contoh Identifikasi Masalah Dalam Skripsi

Latar Belakang

Sekarang ini sedang marak terjadi kasus pencurian motor yang terjadi di siang hari, terjadinya pencurian tersebut siapa yang salah? Untuk salah satu penyebab kenapa sampai terjadi pencurian adalah karena kendaraan tidak dikunci ganda, atau bisa karena tidak ada sistem keamanan yang bagus di daerah tempat tinggal atau tempat umum. 

Identifikasi Masalah

Dari latar belakang yang sudah dijelaskan tadi dapat diambil kesimpulan dan kesimpulannya sebagai berikut.

  1. Kasus pencurian sering terjadi di daerah sekitar tempat tinggal dan di tempat umum.
  2. Pengangguran bertambah banyak.
  3. Penjagaan kendaraan tidak ketat dan tidak dikunci ganda.

4 Fungsi Utama Identifikasi Masalah

unsplash.com

Mahasiswa sering sekali disuruh merevisi laporan akhir atau skripsi dikarenakan identifikasinya salah, kesalahan tersebut jelas fatal sekali karena identifikasi ini punya fungsi yang banyak sekali. Jadi kalau salah jelas isi dari skripsi menjadi tidak berbobot, kalau mau benar buatnya maka lihat saja contoh identifikasi masalah saja. Kalau untuk fungsinya bisa dilihat di bawah ini.

  1. Bisa dijadikan dorongan agar nantinya bisa diadakan sebuah kegiatan penelitian.
  2. Sebagai pemecah dan juga pemberi solusi sebuah masalah yang belum terpecahkan.
  3. Menjadi titik pusat dalam penelitian atau bisa juga jadi sebuah petunjuk saat membuat penelitian.
  4. Membantu mahasiswa agar lebih mudah berpikir memecahkan masalah yang sedang diteliti.

Dengan fungsi yang beragam itulah yang menjadikan identifikasi masalah sebagai poin yang paling penting dari sebuah skripsi. Kalau pembuatan identifikasi sudah benar maka tidak akan ada revisi lagi karena skripsinya sudah benar.

Jenis-Jenis Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah jenisnya bukan hanya ada satu saja, tetapi berdasarkan hasil penelitian mengenai rumusan masalah dibedakan menjadi tiga. Kalau mau tahu apa saja jenisnya dan juga contoh identifikasi masalah, maka bacalah dulu beberapa penjelasannya berikut ini.

Rumusan Masalah Deskriptif

Masalah deskriptif ini artinya yaitu rumusan masalah yang ada keterkaitan dengan semua pertanyaan yang berhubungan dengan ketetapan sebuah variabel. Untuk variabelnya bisa lebih dari satu.

Rumusan Masalah Komparatif

Rumusan masalah ini artinya adalah rumusan masalah yang diambil dari hasil penelitian sehingga bisa jadi perbandingan antar sebuah variabel dengan variabel lainnya. Perbedaan ini berdasarkan dua buah sampel yang berbeda.

Rumusan Masalah Asositif

Rumusan masalah yang terakhir ini artinya adalah suatu pertanyaan dari sebuah proses penelitian yang sifatnya berhubungan dengan dua variabel atau lebih. Hubungan tersebut bisa berupa kasual, simetris dan juga timbal balik.

Cara Mudah Membuat Identifikasi Masalah

Ada banyak sekali mahasiswa yang tidak berhasil wisuda karena tidak bisa membuat identifikasi dengan baik dan benar, sebenarnya membuat identifikasi tersebut tidaklah sulit kalau sudah meniru contoh identifikasi masalah. Selain itu juga harus membuatnya sesuai dengan prosedur, untuk prosedurnya bisa dilihat di bawah ini.

  1. Harus tahu pengetahuan baru yang ada kaitannya dengan penelitian, ilmu tersebut bisa diperoleh dari jurnal ilmiah atau dari buku.
  2. Harus lebih memahami fakta, ide dan juga teori pada bidang yang akan diteliti. Peneliti harus paham penelitiannya itu bidangnya apa, hal tersebut bisa dilakukan dari review literatur.
  3. Melakukan survei sasaran pada penelitian dan juga melakukan tinjauan proyek penelitian.
  4. Memahami situasi kehidupan dan juga hubungan yang sudah dibangun peneliti.

Agar peneliti bisa cepat tahu masalah apa yang akan diangkat menjadi topik penelitian maka bisa mendapatkan info mengenai masalah tersebut dari sumber-sumber berikut ini.

Perspektif Interdisipliner

Mengidentifikasi sebuah masalah yang nantinya akan dijadikan sebagai dasar penelitian bisa berasal dari pengetahuan atau ilmu yang diperoleh peneliti dari luar bidang studi. Jadi bisa melakukan sebuah tinjauan literatur yang mencakup disiplin ilmu terkait dan juga pemeriksaan penelitian agar bisa memaparkan peneliti pada teknik analisa data.

Pendekatan Interdisipliner ini dapat membantu peneliti pada saat melakukan pemilihan masalah penelitian. Sehingga bisa membangun pemahaman lebih komprehensif mengenai masalah yang lebih kompleks.

Melakukan Wawancara Dengan Praktisi

Identifikasi masalah mengenai topik penelitian pastinya bisa muncul dari wawancara formal ataupun informal bersama praktisi. Praktisi tersebut juga harus berasal dari bidang yang ada hubungannya dengan penelitian jadi bisa memberikan wawasan baru kepada peneliti.

Diskusi dengan ahli yang ada di lapangan, seperti tenaga kesehatan, guru dan juga pekerja sosial akan memberikan sebuah kesempatan mempermudah proses identifikasi yang lebih praktis. Penelitian ini juga akan memberikan pengetahuan yang bisa membantu peneliti dalam membuat perancangan dan juga pelaksanaan penelitian.

Deduksi Teori

Hal ini ada kaitannya dengan deduksi yang diciptakan dari filosofi dalam kehidupan masyarakat yang dekat dan juga akrab sekali dengan peneliti. Deduksi tersebut dari human behavior atau perilaku manusia, kemudian peneliti akan mencocokkannya dalam kerangka referensi lewat penelitian.

Dari teori yang sudah diperoleh, nantinya peneliti akan mudah merumuskan masalah dalam penelitian atau hipotesis yang diharapkan dari situasi empiris. Jadi tidak harus membaca buku untuk bisa merumuskan sebuah masalah dan bisa juga dengan melihat contoh identifikasi masalah.

Pengalaman Pribadi

Pengalam pribadi peneliti juga bisa jadi sumber masalah yang bagus untuk diteliti. Peneliti diharuskan bisa berpikir secara kritis agar tahu pengalaman apa yang bisa diangkat jadi topik penelitian. Selain pengalaman pribadi bisa juga pengalaman orang sekitar peneliti seperti saudara, teman atau masyarakat di lingkungan tempat tinggal peneliti.

Literatur Relevan

Pemilihan masalah juga bisa berasal dari literatur yang relevan, jadi kalau mau cepat memperoleh masalah untuk diteliti bisa melakukan tinjauan ekstensif juga menyeluruh terkait dengan bidang minat peneliti. Kalau sudah melakukan itu semua pasti peneliti akan mudah mengungkapkan dimana terjadinya kesenjangan saat peneliti sedang memahami sebuah topik.

Kalau peneliti sudah bisa mengambil data dari sumber-sumber yang sudah dijelaskan tadi maka peneliti akan memperoleh masalah yang benar-benar bagus diangkat untuk diteliti. Kalau sudah tahu masalahnya tetap harus melihat semua contoh identifikasi masalah.


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta