Contoh Kalimat Denotatif dan Konotatif dalam Bahasa Sunda beserta Terjemahannya

Contoh kalimat denotatif dan konotatif dalam bahasa Sunda perlu dipelajari supaya tidak salah dalam menggunakannya. Apalagi bagi kamu yang bukan berasal dari suku bangsa Sunda, tentu menarik untuk mengetahui cara pengucapan serta penggunaan dalam percakapan.

22 Desember 2022 Ikki Riskiana

Contoh Kalimat Denotatif dan Konotatif dalam Bahasa Sunda beserta Terjemahannya – Denotatif adalah kalimat yang memiliki arti wajar secara eksplisit, lugas, apa adanya sehingga secara obyektif mudah dimengerti oleh siapa saja yang mendengar atau membaca. 

Sementara, konotatif adalah arti atau makna asosiatif, timbul dari sikap sosial, pribadi serta kriteria tambahan yang dikenakan pada makna konseptual. Contoh makan, bisa berarti mengambil untung. 

Lalu, bagaimana contoh kalimat denotatif dan konotatif dalam bahasa Sunda? Yuk, simak ulasan berikut ini!

Contoh Kalimat Denotatif dan Konotatif dalam Bahasa Sunda

Contoh Kalimat Denotatif dan Konotatif dalam Bahasa Sunda beserta Terjemahannya
https://www.freepik.com/author/freepik

Berikut ini daftar contoh kalimat denotatif dan konotatif dalam bahasa Sunda sebagai perbandingan untuk lebih mudah memahaminya. 

Contoh 1 – 3

1. Denotatif: Eta nyimpen piring teh ulah luhur teuing bisi engke hese nyokotna deui. Artinya: Itu kalau menyimpan piring jangan terlalu tinggi nanti susah mengambilnya.

Contoh kalimat denotatif dan konotatif dalam bahasa Sunda ini luhur artinya tinggi. 

Tinggi atau luhur ini secara umum dimaknai dengan lokasi yang berada di atas. Berkaitan dengan jarak, posisi, urutan. Namun akan berbeda makna saat konteks kalimatnya berganti. 

Konotatif: Jang Urip mah ngomongna teh sok luhur pisan. Makna dari luhur disini adalah baik, bijak, sopan, berwibawa.

Segala yang berkaitan dengan unsur kebaikan perkataan, jadi bukan lagi dikaitkan dengan posisi suatu benda. 

Dalam bahasa Indonesia luhur bisa diartikan sesuatu yang arif bijaksana. Seperti frasa “berbudi luhur”.

Artinya memiliki perangai yang baik dan patut dicontoh, namun ukurannya secara subyektif bukan berdasarkan ukuran semua orang. 

2. Denotatif: Di lembur kuring mah kalau ngagali sumur teh henteu kudu jero oge geus kaluar cai. Arti dalam bahasa Indonesianya: Di desa saya kalau menggali sumur tidak perlu dalam-dalam juga sudah keluar airnya. 

Jero, dari contoh kalimat denotatif dan konotatif dalam bahasa Sunda berarti dalam. Posisi di bawah tanah yang jauh masuk. Ini jika dibaca dari kalimat menggali sumur tersebut. Tetapi jero juga bisa berarti lain. 

Konotatif: Lamun aya kasedih, ulah sok jero teuing bisi matak gering. Dari kalimat ini jero dimaknai dengan suatu perasaan sedih yang menyayat hati. Makna kiasan yang tidak bisa diukur secara kasat mata. 

Sama seperti menggambarkan pedih. Kata ini secara denotatif artinya pedas, perih untuk perasaan seperti sakit. Misalnya busa shampoo pedih dimata.

Namun, jika kalimatnya konotatif “perasaannya semakin pedih saat melihat ibunya sakit”

Kalimat kedua tersebut mengungkapkan perasaan pedih atau sedih yang mendalam namun tak kasat mata. Artinya tidak bisa diukur, tidak dapat diobati layaknya mengobati perih akibat busa shampoo. 

Close