Contoh Kalimat Denotatif dan Konotatif dalam Bahasa Sunda beserta Terjemahannya
Contoh Kalimat Denotatif dan Konotatif dalam Bahasa Sunda beserta Terjemahannya – Denotatif adalah kalimat yang memiliki arti wajar secara eksplisit, lugas, apa adanya sehingga secara obyektif mudah dimengerti oleh siapa saja yang mendengar atau membaca.
Sementara, konotatif adalah arti atau makna asosiatif, timbul dari sikap sosial, pribadi serta kriteria tambahan yang dikenakan pada makna konseptual. Contoh makan, bisa berarti mengambil untung.
Lalu, bagaimana contoh kalimat denotatif dan konotatif dalam bahasa Sunda? Yuk, simak ulasan berikut ini!
Contoh Kalimat Denotatif dan Konotatif dalam Bahasa Sunda
Daftar Isi
Daftar Isi
Berikut ini daftar contoh kalimat denotatif dan konotatif dalam bahasa Sunda sebagai perbandingan untuk lebih mudah memahaminya.
Contoh 1 – 3
1. Denotatif: Eta nyimpen piring teh ulah luhur teuing bisi engke hese nyokotna deui. Artinya: Itu kalau menyimpan piring jangan terlalu tinggi nanti susah mengambilnya.
Contoh kalimat denotatif dan konotatif dalam bahasa Sunda ini luhur artinya tinggi.
Tinggi atau luhur ini secara umum dimaknai dengan lokasi yang berada di atas. Berkaitan dengan jarak, posisi, urutan. Namun akan berbeda makna saat konteks kalimatnya berganti.
Konotatif: Jang Urip mah ngomongna teh sok luhur pisan. Makna dari luhur disini adalah baik, bijak, sopan, berwibawa.
Segala yang berkaitan dengan unsur kebaikan perkataan, jadi bukan lagi dikaitkan dengan posisi suatu benda.
Dalam bahasa Indonesia luhur bisa diartikan sesuatu yang arif bijaksana. Seperti frasa “berbudi luhur”.
Artinya memiliki perangai yang baik dan patut dicontoh, namun ukurannya secara subyektif bukan berdasarkan ukuran semua orang.
2. Denotatif: Di lembur kuring mah kalau ngagali sumur teh henteu kudu jero oge geus kaluar cai. Arti dalam bahasa Indonesianya: Di desa saya kalau menggali sumur tidak perlu dalam-dalam juga sudah keluar airnya.
Jero, dari contoh kalimat denotatif dan konotatif dalam bahasa Sunda berarti dalam. Posisi di bawah tanah yang jauh masuk. Ini jika dibaca dari kalimat menggali sumur tersebut. Tetapi jero juga bisa berarti lain.
Konotatif: Lamun aya kasedih, ulah sok jero teuing bisi matak gering. Dari kalimat ini jero dimaknai dengan suatu perasaan sedih yang menyayat hati. Makna kiasan yang tidak bisa diukur secara kasat mata.
Sama seperti menggambarkan pedih. Kata ini secara denotatif artinya pedas, perih untuk perasaan seperti sakit. Misalnya busa shampoo pedih dimata.
Namun, jika kalimatnya konotatif “perasaannya semakin pedih saat melihat ibunya sakit”
Kalimat kedua tersebut mengungkapkan perasaan pedih atau sedih yang mendalam namun tak kasat mata. Artinya tidak bisa diukur, tidak dapat diobati layaknya mengobati perih akibat busa shampoo.
Lanjutan
3. Denotatif: Sahari ieu hawa teh karasa panas pisan. Artinya dalam bahasa Indonesia adalah: Sehari ini cuacanya terasa sangat panas. Panas disini bisa dibayangkan secara umum, bahwa udara sekitar yang suhunya tinggi.
Suhu tinggi yang bisa diukur dan dirasakan langsung. Suhu atau panas ini bisa dikaitkan dengan makanan, minuman, benda-benda lainnya. Namun bisa juga memiliki arti kiasan misalnya suasana politik.
Konotatif: Sinta unggal taun politik kaayaan teh sok panas wae. Pada contoh kalimat denotatif dan konotatif dalam bahasa Sunda disamping menunjukkan suasana dalam konteks politik dan sosial.
Panas dari kalimat di atas berhubungan dengan suasana hati. Dimana sudah jadi rahasia umum, bahwa urusan politik menjadi salah satu yang membuat orang mudah emosi.
Panas juga bisa berarti cemburu, iri, dengki dan sebagainya.
Contoh 4 – 5
4. Denotatif: Ari di jero imah mah eta payung teh ulah sok dibuka bisi nyogok ka batur. Kata yang memiliki arti lugas disini adalah nyogok, bisa bermakna menusuk, mengenai, melukai karena benda tajam dan panjang.
Nyogok kurang lebih serupa maknanya dalam bahasa Indonesia yaitu menusuk. Namun Nyogok bisa bermakna lain menurut konteks kalimat tertentu.
Konotatif: Jaman ayeuna, geus teu usum nyogok pikeun mereskeun sagala urusan the.
Dari contoh kalimat denotatif dan konotatif dalam bahasa Sunda ini nyogok berarti menyuap. Memberikan sejumlah uang untuk memperlancar segala urusan.
5. Denotatif: Sanggeus gering saminggu Jang Budi teh awakna masih lemah keneh ceunah, jadi can bisa ka sakola. Artinya: Setelah sakit satu minggu kakak Budi badannya masih lemas sehingga belum bisa berangkat sekolah.
Lemah sama dengan lemas secara fisik. Secara umum akan dirasakan bagaimana kondisi badan tersebut pada semua orang karena berlakunya obyektif. Bisa dilihat langsung da nada ukurannya.
Konotatif: Ari ka jalma anu lemah teh kudu ditulungan lain kalah ka dibeungkeutan. Dari contoh kalimat denotatif dan konotatif dalam bahasa Sunda ini lemah artinya ketidakmampuan secara ekonomi atau psikologi.
Contoh 6 – 7
6. Denotatif: Tah ieu sampeu teh ngeunah hipu. Singkongnya enak dan lembut, arti lugasnya seperti itu. Mengacu pada kondisi fisik sebuah makanan yang memang enak dan bisa dinikmati semua orang.
Konotatif: Soal matematika pikeun Jang Amir mah hipu atuh. Arti contoh kalimat denotatif dan konotatif dalam bahasa Sunda ini adalah: soal matematika bagi kak Amir mudah.
Maksudnya enak dalam hal mengerjakan yang tentu saja tidak berlaku bagi semua orang.
7. Denotatif: Ieu mah kembang melati aromana. Arti dalam bahasa Indonesia: ini adalah aroma kembang melati. Kembang disini berarti sebenarnya yaitu bunga melati.
Tanaman yang biasa ditemui dan memiliki bunga berwarna putih wangi.
Konotatif: Halimah the kembang desa di kampungnya. Kembang desa pada contoh kalimat denotatif dan konotatif dalam bahasa Sunda di samping berarti gadis desa idaman. Biasanya merupakan julukan yang disematkan untuk wanita muda, cantik, pintar, baik.
Contoh 8 – 9
8. Denotatif: Ieu lampuna mah warna hejo cakep pisan. Lampu berwarna hijau, inti dari maksud kalimat disamping. Hijau adalah salah satu warna, bisa dilihat secara langsung, dan memiliki makna secara obyektif.
Konotatif: Maneh mah hejo mata basa nempo duit sakoper. Hejo dalam bahasa Indonesia adalah warna hijau. Makna dari kalimat tersebut adalah mata hijau karena menerima uang satu koper.
9. Denotatif: Mang Ujang mah lagi sakit huntu. Makna contoh kalimat denotatif dan konotatif dalam bahasa Sunda ini adalah lagi sakit gigi.
Huntu yang dimaksud adalah benda sesungguhnya. Salah satu organ dalam tubuh manusia dan hewan, bisa dilihat dan diraba.
Konotatif: Mang Ujang mah lobana ngajual huntu. Maksudnya menjual omongan saja tanpa ada isinya. Ungkapan seperti ini biasa diberikan kepada orang banyak omong namun tidak ada bukti.
Penutup
Sebelum menuliskan atau mengucapkan setiap kata menjadi susunan yang menarik, kamu perlu memahami makna serta peruntukannya.
Sebab jika kurang tepat bisa menimbulkan bias, untuk itu bisa mengambil contoh kalimat denotatif dan konotatif dalam bahasa Sunda di atas.
Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu: