5 Contoh Koloid dalam Kehidupan Sehari hari dan Penjelasannya Lengkap
5 Contoh Koloid dalam Kehidupan Sehari hari dan Penjelasannya Lengkap – Koloid ternyata sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan ada juga jenis zat koloid yang terdapat di dalam tubuh manusia.
Koloid
secara miudah dipahami sebagai percampuran dua jenis atau lebih dari zat
berbentuk cair yang ternyata tidak bisa saling bersatu. Mudah ditebak dan
tentunya sangat mudah untuk ditemukan di sekitar kita.
Kamu
akan bisa memahaminya dengan lebib baik, apabila kamu membaca artikel di bawah
ini. Sebab Mamikos sudah merangkumnya dalam informasi contoh koloid dalam
kehidupan sehari hari. Selamat membaca dan juga mempelajarinya.
Penjelasan dan Contoh Koloid dalam Kehidupan
Daftar Isi
Daftar Isi
Koloid adalah sebuah campuran dari dua ataupun lebih pada zat, namun tidak dapat tergabung secara proses kimia.
Koloid merupakan jenis dari campuran khusus yang mana sebuah partikel kecil dari satu jenis zat akan tersebar dengan melalui jenis zat lain.
Koloid dapat untuk terdiri dari molekul gas-cair, cair-cair, padat-cair, ataupun padat-gas.
Menurut pihak IUPAC, pengertian dari koloid merupakan suatu keadaan dalam pembagian yang mana molekul ataupun partikel polimolekul yang telah mempunyai setidaknya satu buah dimensi di dalam kisaran 1 nanometer dan juga 1 mikrometer, akan terdispersi di dalam beberapa buah medium.
Koloid
adalah setiap zat yang akan terdiri dari beberapa partikel yang secara
substansial memang lebih besar daripada atom ataupun molekul biasa, namun
terlalu kecil untuk bisa dilihat dengan menggunakan mata telanjang.
Koloid
akan menunjukkan Efek Tyndall, yakni sebuah fenomena yang mana berkas dari cahaya
yang datang terhadao koloid, akan dihamburkan sebab adanya interaksi antara masuknya
cahaya dan juga partikel dalam koloid.
Efek
Tyndall ini juga dapat membuat sebuah zat bening yang mengandung berbagai partikel
kecil akan tampak agak berwarna biru.
Sifat yang paling terpenting dari sebuah sistem koloid yaitu pada muatan permukaan partikel.
Perlu diingat juga jika partikel merupakan sebuah sekelompok dari atom ataupun molekul yang telah terikat.
Ukuran dari partikel yang tersuspensi di dalam koloid, bisa berkisar dari 1 hingga ke 1000 nanometer (10 -9 meter).
Supaya campuran dapat diklasifikasikan sebagai sebuah koloid, partikel dari tersuspensinya tidak boleh untuk mengendap.
Dalam sistem koloid, terdapat sebuah fase yang dinamakan terdispersi dan juga medium pendispersi.
Fase terdispersi merupakan zat yang nantinya akan menyebar dengan secara meratadi dalam zat yang lain.
Sedangkan medium pendispersi merupakan sebuah zat yang dapat menyebabkan proses penyebaran dari zat dengan secara merata.
Sifat
dari Koloid
Sifat-sifat
yang berada di dalam koloid, yakni:
1. Terdiri dari dua buah fase
Koloid
meruoakan campuran dari heterogen, sehingga koloid akan terdiri dari dua buah fase
zat yang terlihat berbeda. Pasangan dari dua fase itulah yang nantinya dapat membedakan
jenis dari koloid.
2. Efek Tyndall
Partikel
di dalam koloid memang cukup besar untuk bisa menghamburkan masuknya cahaya
ataupun menghasilkan sebuah efek Tyndall.
Partikel-partikel yang terdispersi di dalam koloid akan menghamburkan seberkas cahaya yang menyebabkan adanay kolom iluminasi.
Hal tersebut aka membuat dari koloid yang pada awalnya terlihat seperti tidak berwarna, hingga menjadi keruh pada saat sedang terkena cahaya.
3. Pendispersinya
Partikel-partikel
di dalam koloid tidak hanya diam daja, namun juga akan melakukan sebuah gerak
Brown.
Partikel-partikel tersebut nantinya akan menunjukkan gerakan secara zig-zag dan konstan pada sebuah skala makroskopis.
Gerak Brown ini dapat terjadi akibat adanya partikel yang saling bertumbuhan dengan secara terus-menerus.
4. Adsorpsi
Partikel pada koloid yang besar bisa menarik berbagai partikel-partikel yang ukurannya lebih kecil.
Penarikan dari partikel ion oleh permukaan dari koloid disebut juga dengan proses adsorpsi.
5. Sulit untuk dipisahkan
Koloid merupakan sebuah campuran dari heterogen yang sulit untuk dipisahkan, sebab bentuk partikel terdispersinya yang sangat kecil.
Sehingga
proses pemisahan dari koloid tidak bisa dilakukan hanya dengan menggunakan saringan
biasa, melainkan akan menggunakan sebuah kain membran yang semipermeabel.
Namun,
apabila koloid tersebut dibiarkan secara terus-menerus di dalam waktu yang cukup
lama, maka partikel dari terdispersinya akan mulai bergerak menuju ke bawah dan
akan terpisah dengan zat dari pendispersinya.
6. Koagulasi
Koagulasi
merupakan sifat dari koloid yang bisa untuk mengendap dikarenakan adanya partikel
yang telah membentuk agregat dan kemudian akan mengendap.
Koagulasi
berarti terjadinya kerusakan pada sistem koloid yang dapat disebabkan dari
berbagai faktor seperti contohnya pemanasan, pendinginan, penambahan dengan zat
lain, penambahan elektrolit, dan juga pemberian sebuah muatan listrik.
Ciri-ciri dari Koloid
Ciri-ciri
dari koloid dapat diasumsikan yakni sebagai berikut ini:
- Terlihat
seperti homogen apabila dilihat dengan mata, namun akan berbentuk heterogen apabila
diamati dengan menggunakan alat mikroskop ultra. - Terdapat
sebuah fase terdispersi dan juga medium pendispersi. - Partikel
akan berdimensi di antara 1-100 nm. - Bersifat
sangat stabil. - Tidak
bisa disaring, kecuali dengan menggunakan sebuah alat penyaringan ultra.
Berbagai Jenis dan Contoh Koloid dalam Kehidupan Sehari hari
Jenis-jenis dari contoh koloid dalam kehidupan di bawah ini dapat dipengaruhi oleh fase dari terdispersi dan juga medium pendispersi.
Pada sebuah sistem koloid, fase dari terdispersi dan juga medium pendispersi bisa berbentuk zat padat, zat cair, ataupun gas. Berikut ini adalah jenis-jenis dari koloid yang perlu untuk diketahui:
1. Sol
Sol merupakan sebuah contoh koloid dalam kehidupan dengan kombinasi dari suatu padatan yang telah tersebar secara merata di dalam seluruh cairan.
Sol merupakan jenis koloid yang telah tersusun dari berbagai partikel padat dalam medium yang cair secara kontinu.
Zat
padat yang telah terdispersi di dalam zat cair dinamakan denagn sol, sedangkan sebauh
sistem pada koloid yang padat ataupun semi padat dinamakan dengan gel.
Sol
yang cukup stabil akan menunjukkan adanya efek Tyndall. Contoh dari jenis-jenis
koloid semacam ini termasuk juga darah, tinta berpigmen, cairan sel, cat,
antasida dan juga lumpur.
2. Buih
Contoh koloid dalam kehidupan yang kedua yaitu buih. Buih ataupun busa merupakan sebuah larutan gas di dalam suatu cairan.
Zat yang akan terdispersi merupakan bentuk gas. Ia akan memicu pada cairan dengan menjadi berbusa dan juga berbusa. Contoh dari koloid ini yaitu krim cukur.
3. Emulsi
Emulsi
terdiri atas satu buah cairan yang akan terdispersi di dalam cairan yang lain.
Emulsi merupakan jenis-jenis dari koloid yang adalah sebuah kombinasi dari cairan.
Hal
ini pada dasarnya terjadi saat satu buah cairan yang secara konsisten akan tersebar
di seluruh bagian cairan yang lain. Contoh dari kolodi ini yaitu mayones ataupun
susu.
4. Hidrokoloid
Contoh koloid dalam kehidupan sehari-hari yang selanjutnya yaitu hidrokoloid. Hidrokoloid merupakan suatu bentuk yang memang lebih rinci dari sebuah larutan koloid.
Dalam jenis larutan ini, cairan dari suatu bahan yang tepat akan disebarluaskan dengan cara yang benar di dalam air.
Hidrokoloid
seringkali akan digunakan di dalam sebuah produk makanan untuk dapat mempengaruhi
suatu tekstur, seperti halnya dalam saus ataupun gelatin.
5. Aerosol
Aerosol, seperti halnya asap ataupun kabut, yang terdiri atas sebuah padatan ataupun cairan yang telah terdispersi di dalam gas.
Aerosol adalah sebuah suspensi pada koloid dari berbagai partikel padat ataupun cair di dalam gas.
Partikel mempunyai diameter dari sebagian besar yang mulai dari 10 nm sampai dengan 1000 nm (1 m).
Komponen dalam larutan yaitu atom, ion, ataupun molekul. Kabut asap, dan sebagian besar dari asap, serta beberapa kumpulan kabut hingga awan bisa dianggap sebagai zat aerosol.
Contoh
Koloid dalam Kehidupan Sehari Hari
Setelah
sudah mengenali jenis-jenis dari koloid, kamu tentunya perlu untuk memahami dengan
lebih lanjut mengenai contohnya. Koloid dapat ditemukan di dalam kehidupan
sehari-hari. Contoh yang pertama yaitu pada santan.
Apabila diperhatikan, santan telah terdiri dari campuran air dan juga butiran minyak.
Butiran minyak tadi adalah sebuah fase terdispersi dan air adalah bentuk medium pendispersi.
Minyak
dan air adalah sebuah elemen yang tidak dapat menyatu. Butiran dari minyak pada
santan dapat menyebar ke seluruh air dan akan menjadikannya sebagai sebuah
cairan yang dapat terlihat menyatu, padahal sebenarnya tidak.
Contoh lainnya dari suatu koloid yaitu darah. Darah terdiri atas sel-sel darah yang sangat bereda.
Darah termasuk sebagai koloid sebab di dalam darah, ukuran dari sel darah dapat mencapai antara 1nm sampai dengan 100nm.
Selain
dari cairan, koloid juga dapat berbentuk dengan sebuah padatan. Jeli contohnyanya,
jeli adalah contoh dari zat koloid yang berbentuk emulsi padat. Jeli terbentuk
dari sebuah air (fase terdispersi) yang kemudian dicampurkan dengan menggunakan
bubuk jeli (medium pendispersi).
Ketika
air dengan bubuk jeli itu dipanaskan, serat dari jeli akan bergerak secara bebas.
Ketika sudahh didinginkan, serat itu kemudian akan mulai untuk memadat.
Contoh
Aplikasi dari Koloid di dalam Berbagai Macam Bidang
Sedangkan
untuk bentuk aplikasi dari zat koloid di dalam berbagai bidang, antara lain
sebagai berikut:
Bidang
Medis
Koloid
mempunyai sifat yang mampu untuk memperbesar pada intravaskular dengan sangat
baik.
Material
ini berbentuk cairan yang telah mengandung senyawa dengan adanya berat molekul
yang sangat tinggi dan tidak akan memungkinkan untuk bisa melewati membran
kapiler.
Adanya
koloid dapat mempengaruhi tekanan pada osmosis, yang mana semakin kecil ukuran dari
molekul maka suatu tekanan pada osmosis akan menjadi semakin besar.
Ketika
sebauh molekul telah berubah menjadi lebih besar, maka suatu molekul tersebut
akan dapat bertahan dengan lebih lama.
Pada
umumnya, koloid yang akan digunakan di dalam bidang medis lebih bersifat sebagai
isosmolar dan juga bisa berpotensi dalam menyebabkan alergi tertentu di dalam
tubuh, sehingga degan secara klinis, hal tersebut juga tentunya cukup dibatasi untuk
penggunaannya.
Pemurnian
Air
Koloid
juga sudah banyak untuk digunakan sebagai suatu media dalam pemurnian air yang terasa
cukup efektif. Pada umumnya, air memanglah sudah mengandung zat pengotor
koloid.
Dalam
proses pemurniannya, pengotor dari koloid tersebut akan bisa dihilangkan dengan
cata menggunakan sebuah proses elektrolit seperti halnya dalam memanfaatkan
aluminium.
Suatu
ion pada aluminium tentunya mempunyai muatan positif Al3+ yang mana sebuah ion
positif tersebut akan bisa menarik zat pengotor koloid yang telah bermuatan
negatif.
Hal
tersebut sesuai juga dengan sifat dari alamiahnya, yang mana suatu zat yang bermuatan
positif akan bisa tertarik ke dalam zat yang bermuatan negatif dan juga sebaliknya.
Interaksi
ini akan dapat menghasilkan berbagai partikel yang netral ataupun tidak akan bermuatan,
sehingga akan bisa membentuk suatu padatan serta mengalami proses pengendapan
ke bagian bawah dari air.
Padatan
ataupun endapan tersebut tentunya akan sangat mudah untuk dipisahkan dari air,
sehingga air pun akan menjadi lebih murni dan juga bersih dari zat pengotor.
Pemurnian
Asap
Asap
ataupun gas dari hasil pembuangan pada industri sudah menjadi masalah bagi polusi
global yang ada hingga sekarang ini.
Hal
tersebut sebab adanya zat partikel koloid di dalam asap yang telah dibuang oleh
industri tadi, yang mana pada kandungannya sangatlah berbahaya bagi kehidupan dari
seluruh makhluk hidup.
Untuk
dapat mengatasinya, banyak cara yang sudah dilakukan dan salah satunya yaitu
dengan mencoba mengurangi kadar dari padatan di dalam asap dengan melalui
pengendapan pada asap.
Proses
dari pengendapan pada asap adalah sebuah metode yang mana zat partikel yang terdapat
di dalam asap akan kemudian diubah untuk menjadi bentuk padat dan kemudian
dapat terpisah dari asap yang sudah dibuang ke udara bebas.
Partikel
asap adalah sebuah jenis koloid aerosol padat yang mana suatu zat padat sebagai
bentuk zat terdispersi, sedangkan gas yang menjadi bentuk medium
pendispersinya.
Dalam
hal semacam ini, partikel yang padat pada umumnya akan mempunyai sebuah muatan
tertentu. Untuk dapat menghilangkannya dari udara bebas, digunakanlah suatu
alat khusus yang memiliki nama Cottrel Precipitator.
Prinsip kerja dari alat tersebut yaitu berdasarkan pada elektroforesis, yang diketahui adalah sifat dari zat koloid.
Ketika suatu elektroda akan dialiri oleh daya listrik, maka partikel sari koloid yang mempunyai muatan akan mulai bergerak menuju ke elektroda dengan arah muatan yang berlawanan.
Gas
yang memuat sebauh partikel padatan atau yang dikenal juga dengan sebutan asap
akan kemudian dilewatkan di dalam elektroda tersebut di sebuah alat bernama Cottrel
Precipitator.
Setelah
nantinya terjadi pergerakan dari partikel yang bermuatan, maka partikel pada koloid
tersebut akan langsung menempel di dalam elektroda dan secara otomatis akan terpisah
dari zat gas ataupun uap yang akan membawanya.
Sehingga,
gas yang telah dibuang ke udara bebas pun menjadi semakin lebih bersih dari adanya
zat yang berbahaya.
Hujan
Buatan
Contoh koloid dalam kehidupan lainnya dari bentuk aplikasi contoh koloid dalam kehidupan yaitu dalam proses pembuatan hujan buatan.
Pada saat ini, hujan buatan memanglah bukan suatu hal yang terlihat menakjubkan lagi, sebab memang banyak pada kondisi tertentu yang akan membutuhkan adanya hujan buatan dan hal itu akan sangat memungkinkan untuk bisa dilakukan.
Dalam proses pembuatan hujan buatan, koloid akan
mempunyai peranan yang sangatlah penting di dalamnya.
Diketahui bahwasannya awan adalah kumpulan uap air yang terdapat di udara dan kemudian akan menjadi sebuah pembentuk hujan.
Dalam sebuah kumpualn awan juga mengandung partikel air yang telah terdispersi di dalam udara.
Secara
koloid lebih dikenal juga dengan sebuah fasa aerosol. Namun air yang telah terdispersi
tersebut nyatanya juga sudah mengandung suatu partikel yang memiliki muatan
didalamnya.
Pada
saat partikel ini akan dinetralkan dengan sebuah muatan yang berlawanan, maka
partikel yang netral di dalam air tersebut nantinya akan membentuk suatu tetesan
air yang sangat besar dan akan turun ke permukaan bumi sehingga semua orang mengenalnya
sebagai hujan.
Dalam
proses pembuatan hujan buatan ini, partikel yang bermuatan tersebut akan segera
dinetralkan dengan cara menyemprotkan suatu zat cair yang telah mempunyai
muatan yang berlawanan dengan menggunakan pesawat terbang.
Akibatnya
akan terjadi suatu proses penetralan dari berbagai partikel muatan tersebut,
sehingga akan bisa terbentuk banyaknya tetesan air hujan.
Penutup
Itu
tadi pembahasan mengenai contoh koloid dalam kehidupan sehari hari, semoga
artikel ini dapat menjadi pengetahuan baru bagi kamu, dan juga bisa memberikan
fakta bahwa zat koloid selama ini berada di kehidupan sehari-hari bahkan di
tubuh setiap manusia.
Harapannya, dengan artikel contoh koloid dalam kehidupan ini bisa membantu kamu dalam mendapatkan ilmu yang beru sehingga bisa semakin tercerahkan. Bahwa pentingnya membaca dapat menjadi bekal pengetahuan di masa depan juga.
Demikian pembahasan mengenai contoh koloid dalam kehidupan sehari hari, kamu dapat membaca artikel lainnya mengenai zat kimia pada kolom yang tersedia di Mamikos.
Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu: