14 Contoh Mad Silah Tawilah dalam Al-Qur’an beserta Penjelasannya
Kamu sudah tahu belum tentang apa itu hukum bacaan Mad Silah Tawilah? Agar bacaan Al-Qur’an-mu semakin benar, yuk, pelajari materi tersebut di artikel ini.
14 Contoh Mad Silah Tawilah dalam Al-Qur’an beserta Penjelasannya – Apa yang dimaksud dengan hukum bacaan Mad Silah Tawilah? Seperti apa contohnya?
Sebagai umat Muslim, tentu dalam membaca kitab suci Al-Qur’an tidak wajib untuk memperhatikan tajwid dan hukum bacaannya.
Oleh karena itu, kali ini Mamikos akan mengajak kamu untuk mempelajari tentang salah satu hukum bacaan mad dan contoh Mad Silah Tawilah dalam ayat-ayat Al-Qur’an.
Pengertian Mad Silah
Daftar Isi [hide]

Sebelum membahas contoh mad silah tawilah dalam ayat-ayat Al-Qur’an, yuk, Mamikos ajak terlebih dahulu untuk mempelajari tentang pengertian mad silah.
Apa itu Mad Silah? Mad secara bahasa berarti “panjang,” sedangkan Silah berarti “hubungan.”
Oleh karena itu, Mad Silah secara istilah adalah mad yang terjadi karena adanya ha dhamir (kata ganti “hu” atau “hi”) yang berharakat dhammah (هُ / ـهُ) atau kasrah (هِ / ـهِ).
Syaratnya, huruf sebelum dan sesudah ha dhamir tersebut harus berharakat hidup (tidak berharakat sukun) dan dibaca secara wasal (bersambung).
Namun, jika sebelum atau sesudah ha dhamir terdapat huruf yang berharakat sukun, maka tidak dibaca panjang, melainkan hanya dibaca satu harakat.
Perbedaan Cara Baca Ha Dhamir (هُ / هِ)
1. Ha Dhamir Tidak Dibaca Panjang (Tidak Mad)
Jika huruf sebelum ha dhamir berharakat sukun (mati), maka tidak dibaca panjang.
Contoh:
- لَيـْـعُـرَ
- وَكُثْـهُـنَ
Jika ha dhamir tidak disambung dengan kata setelahnya, maka tidak dibaca panjang.

Advertisement
Contoh:
- مَالُكُ الْهَدْيُ
- مَالُكُ لَهُ
2. Ha Dhamir Dibaca Panjang (Mad)
Jika huruf sebelum dan sesudah ha dhamir berharakat hidup (tidak sukun), maka dibaca panjang (4-5 harakat).
Contoh:
- أُخِـلَـهُـوا
- أَشَابَـتُـهُـمْ
3. Ha yang Bukan Dhamir
Jika ha tersebut bukan dhamir, maka dibaca pendek (1 harakat).
Contoh
- مَا نَفَـقَـهَ
- تَـنَـيْـلَـهَ
Macam-macam Mad Silah
Di dalam hukum bacaan Mad Silah sendiri terdapat dua macam mad silah, yaitu Mad Silah Qashirah dan Mad Silah Tawilah.
Mad Silah Qashirah adalah ha dhamir (kata ganti “hu” atau “hi”) yang terletak di antara dua huruf yang berharakat hidup (tidak sukun) dan tidak diikuti oleh hamzah (ء).
Selain itu, Mad Silah Qashirah termasuk dalam kelompok mad ashli atau mad asli, dan panjang bacaannya adalah 2 harakat.
Nah, untuk penjelasan tentang Mad Silah Tawilah, Mamikos akan bahas di bagian selanjutnya, ya. Jadi, pastikan kamu membaca artikel ini sampai selesai.
Pengertian Mad Silah Tawilah
Mad Silah Tawilah adalah salah satu jenis mad far’i atau mad cabang yang terjadi ketika ha dhamir (هُ / هِ) berada di antara dua huruf berharakat hidup (tidak sukun) dan bertemu dengan hamzah (ء) di awal kata berikutnya.
Dalam hukum tajwid, mad ini wajib dipanjangkan 5 harakat, seperti Mad Jaiz Munfashil. Mad Silah Tawilah juga disebut “silah” yang berarti “sambungan”, karena ha dhamir yang bersambung dengan kata berikutnya dipanjangkan bacaannya saat bertemu dengan hamzah
Syarat Mad Silah Tawilah
Selanjutnya, agar suatu bacaan tergolong sebagai Mad Silah Tawilah, maka harus memenuhi beberapa syarat berikut:
- Terdapat ha dhamir (هُ / هِ) yang berfungsi sebagai kata ganti orang ketiga.
- Ha dhamir tersebut berada di antara dua huruf berharakat hidup (bukan sukun).
- Huruf setelah ha dhamir adalah hamzah (ء) yang berada di awal kata berikutnya.
- Dibaca panjang 5 harakat, seperti Mad Jaiz Munfashil.
- Tidak berlaku jika ha dhamir tersebut didahului oleh huruf sukun.