55 Contoh Majas Alegori Dilengkapi Pengertian dan Ciri-cirinya

Contoh majas alegori dapat berupa kalimat, puisi dan cerita yang berisi pesan dengan kiasan sehingga memberi kesan halus, selengkapnya di artikel ini.

29 September 2024 Fajar Laksana

Contoh Tambahan Majas Alegori

  1. Hidup ini ibarat roda yang terus berputar, kadang di atas, kadang di bawah, tapi tak pernah berhenti bergerak.
  2. Cinta itu seperti pelangi setelah hujan, penuh warna setelah badai.
  3. Persahabatan layaknya pohon besar, akarnya kuat menancap ke dalam bumi, sementara daunnya memberi teduh.
  4. Pendidikan adalah lentera di tengah kegelapan, yang menuntun kita ke arah yang benar.
  5. Waktu ibarat air sungai, mengalir tanpa henti, membawa segala yang ada di jalurnya.
  6. Kepercayaan itu seperti kaca, sekali retak, sulit untuk diperbaiki seperti semula.
  7. Kebahagiaan itu seperti kupu-kupu, semakin dikejar, semakin jauh. Tapi jika kau diam, ia mungkin akan hinggap di pundakmu.
  8. Kesabaran itu seperti gunung, tegak kokoh walaupun diterpa angin dan hujan.
  9. Hati manusia ibarat cermin, jika dipoles dengan kejujuran, ia akan memantulkan keindahan.
  10. Keadilan itu seperti timbangan, seimbang hanya jika kedua sisinya diberi beban yang sama.
  11. Harapan itu seperti lilin di tengah malam, meskipun kecil, cahayanya bisa mengusir kegelapan.
  12. Pikiran itu seperti taman, jika ditanami dengan hal-hal baik, akan tumbuh bunga-bunga indah.
  13. Kesehatan itu seperti mahkota yang hanya bisa dilihat oleh orang yang sedang sakit.
  14. Kemarahan itu ibarat api yang berkobar, jika tidak segera dipadamkan, ia akan membakar segalanya.
  15. Rasa malu itu seperti pakaian, jika terlalu sedikit, kita akan merasa telanjang; jika terlalu banyak, kita akan tercekik.
  16. Ketekunan itu seperti air yang menetes, lambat laun akan melubangi batu yang paling keras sekalipun.
  17. Hati yang terluka itu seperti gelas yang pecah, meskipun bisa direkatkan, bekasnya takkan hilang.
  18. Impian itu seperti bintang di langit, terlihat jauh namun bisa dijangkau dengan usaha yang keras.
  19. Kesetiaan itu seperti pelabuhan, tempat seseorang berlabuh setelah lama mengarungi lautan.
  20. Kebijaksanaan itu ibarat pohon yang tinggi, akarnya kuat di bumi namun cabangnya mencapai langit.
  21. Kebenaran itu seperti mentari, meski tertutup awan, ia tetap bersinar di baliknya.
  22. Kehidupan ini ibarat sebuah buku, setiap hari adalah halaman baru yang harus ditulis dengan bijak.
  23. Kekayaan itu seperti air laut, semakin diminum, semakin membuat haus.
  24. Keberanian itu seperti kapal di tengah badai, teguh menghadapi ombak besar.
  25. Pengetahuan itu seperti kunci, membuka pintu-pintu yang sebelumnya tertutup rapat.
  26. Cinta seorang ibu ibarat matahari, selalu memancarkan kehangatan tanpa pernah menuntut balasan.
  27. Kesuksesan itu seperti gunung es, orang lain hanya melihat puncaknya, tapi tidak tahu perjuangan di bawahnya.
  28. Kehormatan itu ibarat mahkota, mudah hilang jika tidak dijaga dengan baik.
  29. Kebebasan itu seperti burung yang terbang tinggi, tak terbatas oleh ruang dan waktu.
  30. Keberhasilan itu seperti anak panah, harus ditarik mundur sebelum melesat jauh ke depan.
  31. Kegagalan itu seperti hujan, sementara menyulitkan, tapi diperlukan untuk membuat tanah subur.
  32. Rasa takut itu seperti bayangan, semakin dikejar, semakin besar dan menakutkan.
  33. Kebahagiaan itu ibarat bunga di taman, perlu dirawat dengan cinta dan perhatian agar mekar sempurna.
  34. Kesedihan itu seperti malam, gelap namun selalu diikuti oleh fajar yang cerah.
  35. Keyakinan itu seperti kompas, yang selalu menuntun kita meski tersesat di jalan.
  36. Keadilan itu seperti cermin, memantulkan kembali apa yang kita lakukan.
  37. Kebijaksanaan itu seperti air di danau yang tenang, dalam namun tidak pernah sombong.
  38. Kehidupan ini ibarat sebuah perjalanan panjang, dan kita semua adalah pengembara yang mencari tujuan.
  39. Kebaikan itu seperti benih, ditanam kecil namun bisa tumbuh menjadi pohon yang besar dan kuat.

Penutup

Majas alegori menyampaikan sesuatu dengan cara yang lebih lembut, tidak berupa sindiran kasar. Namun semua pesan, meskipun berupa sesuatu yang tidak menyenangkan, disampaikan dengan kata-kata yang tidak menyinggung.

Salah satu jenis majas ini juga termasuk cukup banyak digunakan dalam karya sastra. Oleh karena itu para sastrawan terkenal seperti WS. Rendra dan Kahlil Gibran sering membuat puisi dalam bentuk majas alegori. 

Ungkapan sehari-hari puisi, pantun dan cerita fabel yang mengandung majas alegori terkesan lebih sopan dan lembut. Dalam setiap untaian kata, meski merupakan protes, ketidaksukaan pada sesuatu atau berlawanan disampaikan dengan halus.

Dengan demikian, majas ini jarang menimbulkan konflik. Bisa dikatakan alegori merupakan lawan dari sinisme yang menyatakan sesuatu dengan vulgar, bahkan terkesan kasar.

Contoh di atas dapat menjelaskan bagaimana pembaca harus menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam karya sastra.

Agar bisa lebih mudah memahami dan membedakan, contoh majas alegori dapat menjadi acuan. Mempraktikkannya secara langsung akan lebih memudahkan untuk memahami salah satu jenis majas perumpamaan ini. 

Close