Contoh Pakaian Adat Palembang dan Penjelasannya dilengkapi Gambar

Contoh Pakaian Adat Palembang dan Penjelasannya dilengkapi Gambar – Palembang merupakan ibukota dari provinsi Sumatera Selatan.

Sama seperti daerah lainnya, Palembang tentu mempunyai beberapa pakaian adat tradisional yang menjadi ciri khasnya.

Untuk informasi lebih jelasnya, yuk ulik bersama deretan pakaian adat Palembang lengkap dengan penjelasannya dalam artikel ini.

Berikut Penjelasan Lengkap Seputar Pakaian Adat Palembang

selasar.com

Pakaian
adat menjadi salah satu simbol kekayaan suatu daerah. Pasalnya, setiap daerah
di Indonesia memiliki pakaian adat yang menjadi ciri khasnya tersendiri.

Biasanya, pakaian adat dikenakan untuk memperingati hari besar, seperti kelahiran, pernikahan, kematian dan hari-hari besar keagamaan.

Namun, kini pakaian adat juga kerap dipergunakan pada acara-acara kenegaraan, acara pemerintah, perayaan hari nasional, dan sebagainya.

Pakaian adat memang kerap dijadikan penanda untuk sesuatu yang biasanya merupakan doa atau mencermikan sikap.

Tidak jauh beda dengan pakaian adat yang ada dimiliki masyarakat di Sumatera pada umumnya, Palembang juga punya pakaian adatnya tersendiri. Kamu bisa membaca informasi selengkapnya seputar deretan pakaian adat Palembang di bawah ini.

1. Pakaian Adat Aesan Gede

asset.kompas.com

Aesan Gede merupakan pakaian adat Sumatera Selatan peninggalan dari Kerajaan Sriwijaya.

Berasal dari kata ‘aesan’ yang berarti baju atau pakaian dan ‘gede’ yang berarti kebesaran, pakaian adat Aesan Gede merupakan simbol keanggunan, keagungan, dan kemewahan masyarakat Sumatera Selatan.

Biasanya, pakaian adat ini dikenakan untuk upacara penikahan. Pada zaman dahulu, pakaian adat Aesan gede merupakan salah satu jenis kain songket yang dulu dipergunakan para kaum bangsawan.

Menurut Irwan P. Ratu Bangsawan dalam bukunya berjudul Kamus Istilah Tarian Melayu (2018), Aesan Gede merupakan pakaian adat PalembangSumatera Selatan ini kerap oleh dipakai penari gending sriwijaya.

Jika
dikenakan untuk upacara penikahan, pengantin perempuan biasa mengenakan pakaian
adat Aesan Gede yang terdiri dari tiga bagian, yakni kepala, tubuh dan kaki.
Pada bagian kepala, pengantin perempuan akan memakai mahkota (kesuhun)
dilengkapi dengan suri (sisir) pengantin dan cucuk gelung.

Di belakang sanggulnya akan ditancapkan juga bunga rampe (rampai) dan kelapo setandan di bagian belakang kepala.

Untuk aksesoris lainnya, biasanya akan dilengkapi dengan gandik, sumping, kembang ure, dan anting-anting.

Pada
bagian bahunya, pengantin perempuan akan dipakaikan terate (teratai) yakni
penutuh bahu berbahan songket yang berbentuk kelopak teratai mekar. Di atas
teratai tersebut dipakaikan kalung kebo munggah, di mana di dalam teratai juga dipakaikan
selempang sawit.

Untuk bagian atas atau baju, pengantin perempuan dipakaikan dodot berbahan songket atau perada, kemudian ditambahkan ikat pinggang, pending bermotif bruk merak.

Nah, kain songket ini sendiri digunakan sebagai busana bagian bawah tubuh, di mana di sekitar ikat pinggangnya juga diselipkan kain Pelangi (jumputan).

Pada bagian lengan, biasanya pengantin perempuan akan dipasangkan aksesoris kecak bahu, gelang sempuru, gelang kano, gelang gepeng, dan gelang ulo betapo. Sementara, mempelai laki-laki harus mengenakan kesuun berbentuk seperti mahkota yang berhias melati dan tebeng malu di atasnya.

Untuk bagian badan, pengantin wanita akan mengenakan kalung kebo munggah dan slempang sawir.

Di bagian tangannya akan dipasangkan gelang kulit bahu, gelang sempurun, gelang gepeng, dan gelang ulo betapo. Sementara, untuk kaki pengantin laki-laki akan mengenakan celano sutra.  Di mana celano sutra ini merupakan celana berbahan sutra yang memiliki motif ukel.

Pakaian
adat Aesan Gede memiliki berbagai motif, mulai dari motif hias tumbuhan, motif
hias binatang, dan motif hias geometris. Untuk motif hias geometris terdapat pada
gelang, kalung kebo dan kain songket.

Sementara, motif hias tumbuhan berupa motif hias bunga teratai, motif hias bunga melati, motif hias bunga mawar, motif hias cempaka, dan motif hias tumbuhan menjalat.

Dimana motif hias melati terdapat pada Terate, Gandik, dan Kesuhun pengantin perempuan. Sementara, motif hias bunga cempaka ada pada Cempako limo, gelung malang.

Motif hias bunga teratai ada pada Kesuhun milik pengantin laki-laki dan pengantin wanita. Sedangkan, motif hias tumbuhan menjalar terdapat pada celana sutra dan Cenela. Dan terakhir, motif hias binatang terdapat pada kalung kebo munggah.

2. Pakaian Adat Aesan Paksangko

andalastourism.com

Pakaian
Adat Palembang berikutnya adalah pakaian adat Aesan Paksongko. Tampil lebih
anggun dibandingkan Aesan Gede, pakaian adat Aesan Paksongko pada laki-laki
menggunakan songket lepus sulam emas ditambah songket selempang, cap dengan
motif taburan bunga emas. Untuk bawahannya, dikenakan seluar (celana) dan
songkok emas yang dipasang di kepala.

Kemudian, untuk pakaian adat Aesan Paksongko yang dikenakan perempuan akan menggunakan dodot (baju kurung) merah yang berabur motif bintang emas ditambah teratai penutup dada.

Perempuan yang mengenakan pakaian adat Aesan Paksongko juga akan menggunakan piala mahkota, penutup kain, dan kain songket khas Sumatera Selatan bersulam emas.

Untuk motif kain songketnya sendiri adalah bunga inten, bungo cino, jando beraes, kembang suku hijau, lepus, pulir biru, tretes midar, dan motif bunga pacik.

Selain itu juga akan ditambahkan aksesoris yang sama pada pakaian adat Aesan Gede. Di mana aksesoris tersebut melambangkan keemasan berupa kelapo standan, kembang goyang, dan kembang kenango.

3. Pakaian Adat Besemah

seringjalan.com

Pakaian adat Besemah merupakan salah satu pakaian adat Sumatera Selatan yang juga kerap dipergunakan oleh masyarakat di Palembang.

Berasal dari Kota Pagra Alam, pakaian adat Besemah biasanya dipergunakan ketika upacara penikahan oleh masyarakat setempat.

Memadukan
berbagai unsur pakaian dan aksesoris tambahan, pakaian adat Besemah tampak
cantik dan indah ketika dikenakan. Pakaian adat Besemah sendiri merupakan
simbol sebuah keagungan dan kemakmuran.

Bagi para pengantin pria yang mengenakan pakaian adat Besemah akan dilengkapi dengan songket seperti sarung dan mengenakan pakaian berbahan beludru merah.

Pakaian adat Besemah bagi kaum pria ini juga dilengkapi dengan aksesoris berupa manik-manik berbentuk uang logam keemasan.

Sementara untuk bagian kepalanya akan dipakaikan semacam mahkota yang tebuat dari beludru merah dengan tambahan aksesoris berupa manik-manik seperti uang logam berwarna emas dan menggunakan kalung emas berbentuk tanduk kerbau.

Sementara
itu, pengantin wanita yang mengenakan pakaian adat Besemah biasanya mengugnakan
bahan beludru merah juga. Namun, aksesoris yang dikenakan akan jauh lebih
banyak dibandingkan pengantin pria.

Pada bagian dadanya, pengantin wanita yang mengenakan pakaian adat Besemah akan menggunakan lapisan lagi yang terbuat dari bahan beludru merah yang berbentuk seperti samir yang kerap digunakan pada pakaian wisuda mahasiswa.

Kemudian, pada bagian dada ini juga dipasangkan aksesoris berwarna emas, serta menggunakan kalung emas berbentuk tanduk kerbau. Pada bagian kepala, pengantin perempuan akan menggunakan singal (mahkota) yang dilengkapi dengan semacam konde-konde emas.

Demikian informasi yang bisa Mamikos bagikan kepada kamu seputar contoh pakaian adat Palembang lengkap dengan penjelasannya.

Semoga informasi di atas cukup bermanfaat ya untuk kamu mengenali pakaian adat khas Palembang.

Jika kamu ingin mencari informasi seputar pakaian adat dari daerah lainnya, kamu bisa cari informasi tersebut melalui situs blog Mamikos sekarang juga.


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta