Contoh Resensi Novel Sang Pemimpi Karya Andrea Hirata Singkat

Bingung bagaimana cara membuat resensi? Yuk, simak contoh resensi novel Sang Pemimpi berikut ini!

12 Januari 2024 Zakiyah

5. Penggambaran Budaya Lokal yang Autentik

Andrea Hirata berhasil menciptakan sebuah karya yang memukau dengan menghadirkan budaya lokal Belitung Timur secara autentik. 

Melalui bahasa dan tradisi yang digambarkan dengan rinci, pembaca dapat merasakan kedalaman dan kekayaan budaya yang menjadi latar cerita.

6. Keterlibatan Emosional yang Kuat

Novel ini mampu membangkitkan berbagai emosi pada pembaca. 

Dengan membawa mereka mengikuti perjalanan hidup para karakter, novel ini berhasil men-trigger sisi emosional yang kuat, membuat pembaca merasakan tawa, tangis, dan kebahagiaan bersama tokoh-tokoh dalam cerita.

Kekurangan Novel Sang Pemimpi

Setelah tahu kelebihannya, sekarang kamu juga harus tahu kekurangan novel ini. 

Untuk membuat resensi novel Sang Pemimpi yang bagus, maka kekurangan dan kelebihan harus seimbang dibahas, ya.

Yuk, simak kekurangan dari Novel Sang Pemimpi berikut ini!

1. Pace Cerita yang Lambat

Beberapa pembaca mungkin merasa bahwa pace cerita novel ini memang cenderung lambat. 

Meskipun penggambaran detail dan kompleksitas cerita adalah kelebihan, namun bagi sebagian pembaca, ini dapat menjadi kekurangan karena kurangnya akselerasi dalam perkembangan cerita.

2. Beberapa Subplot yang Kurang Terkait

Novel ini memiliki beberapa subplot yang sebenarnya tidak selalu terkait secara langsung dengan inti cerita. 

Hal ini dapat membuat beberapa bagian terasa terpisah dan kurang terintegrasi dengan baik ke dalam alur utama.

3. Kemungkinan Kesulitan Pemahaman Dialek dan Budaya Lokal

Beberapa pembaca non-Indonesia atau yang tidak familiar dengan dialek dan budaya Belitung Timur mungkin mengalami kesulitan dalam memahami beberapa bagian dari novel ini. 

Tentu ini bisa menjadi hambatan untuk beberapa pembaca, bukan?

4. Ekspansi Detail yang Berlebihan

Beberapa pembaca mungkin merasa bahwa ada ekspansi detail dalam cerita yang berlebihan. 

Hal ini sebenarnya malah akan membuat sebagian pembaca merasa alur bahwa cerita novel menjadi rumit dan susah dipahami. 

5. Pertautan dengan “Laskar Pelangi” yang Terlalu Kuat

Bagi pembaca yang sudah mengenal novel “Laskar Pelangi,” mungkin merasa bahwa novel ini terlalu terikat dengan prekuelnya tersebut.

Hal ini bisa menyebabkan beberapa pembaca merasakan adanya pengulangan atau kurangnya kebaruan dalam plot, lho.

Close