40 Contoh Slogan Bahasa Jawa Tentang Lingkungan, Pendidikan, Kesehatan dan Budaya
Banyak slogan dalam bahasa Jawa yang sering digunakan orang Jawa untuk mengarungi kehidupan. Berikut adalah contoh-contohnya.
40 Contoh Slogan Bahasa Jawa Tentang Lingkungan, Pendidikan, Kesehatan dan Budaya – Orang Jawa dikenal sebagai manusia yang ulet dan mudah menyesuaikan dengan lingkungan sekitarnya.
Dalam menjalani hidup, orang Jawa memiliki slogan bahasa Jawa yang akan membuat mereka tetap merasa tenang meski di tengah ketidakpastian.
Slogan bahasa Jawa tersebut bisa juga disebut dengan pepeling, piweling, pititur, dan istilah Jawa lainnya.
Munculnya Slogan-slogan Bahasa Jawa
Daftar Isi [hide]

Walau terkenal dengan kesuburannya, tetapi pulau Jawa menghadapai berbagai jenis bahaya, salah satunya bencana alam.
Banyaknya gunung berapi yang dapat meletus kapan saja membuat orang Jawa harus siap dengan bahaya yang dapat mengancam keselamatannya kapan saja.
Hal inilah yang kemudian membuat orang Jawa menciptakan sejumlah slogan agar menemukan keselamatan dan ketentraman tinggal di kawasan yang subur tapi penuh dengan ancaman.
Selain dari sisi lingkungan, di sisi aspek pendidikan masyarakat Jawa juga memiliki panutan slogan bahasa Jawa tersendiri, termasuk untuk aspek kesehatan dan budaya.
Berikut ini adalah beberapa slogan Bahasa Jawa Tentang Lingkungan, Pendidikan, Kesehatan dan, Budaya

Advertisement
Slogan Bahasa Jawa Tentang Lingkungan

Banyak upaya yang dilakukan manusia Jawa dalam menjaga diri dari berbagai ancaman dalam kehidupannya.
Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan menjalankan perintah sesuai slogan bahasa Jawa bertema lingkungan untuk jalani hidup.
Contoh Slogan Bahasa Jawa Tentang Lingkungan
- Tresna marang bumi menika mujudaken wajibing gesang. (Mencintai bumi itu adalah suatu kewajiban bagi manusia).
- Ibu bumi sampun maringi, ibu bumi kedah dipuntresnani. (Ibu bumi sudah memberi, ibu bumi harus dicintai).
- Wana menika kedah dipunjagi supados boten nuwuhaken prahara. (Hutan itu harusnya dijaga supaya tidak menimbulkan bencana).
- Tresna dhumateng jagad menika sami kaliyan tresna dhumateng dhiri pribadhi. (Mencintai alam semesta itu sama seperti mencintai diri sendiri).
- Mokal saged nuwuhaken kasarasan menawi dalemipun taksih kebak larahan. (Mustahil mewujudkan kesehatan jika rumahnya masih penuh sampah yang berserakan).
- Wana menika paru-parune donya. (Hutan merupakan paru-paru dunia.)
- Ibu bumi kang ditresnani, ibu bumi ingkang bakal njangkepi. (Ibu bumi yang dicintai, ibu bumi yang akan mencukupi.)
- Kedah ingkang tanggap sasmita dhumateng obah mosiking donya. (Harus senantiasa tanggap terhadap tanda-tanda yang diberikan semesta.)
- Jagad taksih saged njangkepi kabutuhane sedaya titah, nanging jagad boten njangkepi angkahipun setunggal titah. (Semesta masih mampu mencukupi kebutuhan semua umat manusia, tapi semesta tidak akan sanggup mencukupi keinginan manusia.)
- Sedaya wiji ingkang dipuntanem menika uing ingkang bakal dipundhuh ingkang sesambetan. (Semua yang ditanam pasti akan diunduh oleh mereka yang bersangkutan.)