Pengertian Puisi Rakyat, Unsur Kebahasaan, Ciri-ciri, dan Cara Mengidentifikasi

Pengertian Puisi Rakyat, Unsur Kebahasaan, Ciri-ciri, dan Cara Mengidentifikasi — Jika menyebut puisi rakyat, kira-kira apa yang ada di pikiranmu? Apakah puisi yang bercerita tentang rakyat, atau puisi yang ditujukan untuk rakyat?

Pada kesempatan ini, Mamikos akan menginformasikan bagi kamu semua pengertian puisi rakyat berikut unsur kebahasaannya, ciri-ciri serta bagaimana cara mengindentifikasikannya.

Jika kamu tak ingin ketinggalan ulasan tersebut, pastikan membaca artikel Mamikos ini hingga akhir.

Memahami Pengertian Puisi Rakyat: Unsur Kebahasaan dan Ciri-ciri

freepik.com/Wirestock

Dalam pelajaran Bahasa Indonesia, kamu pasti sudah pernah mempelajari tentang puisi dan pengertiannya.

Nah, kali ini, Mamikos akan membahas perihal puisi rakyat mulai dari pengertian, unsur kebahasaan, ciri-ciri, dan cara mengidentifikasinya.

Di bahasan pertama, Mamikos akan mengajak kamu untuk memahami dulu pengertian puisi rakyat yang penjelasannya sudah Mamikos lampirkan sebagai berikut ini.

Mengenal Lebih Dalam Apa Itu Puisi Rakyat

Kamu pastinya sudah tahu dan kenal dengan apa itu puisi. Namun apakah kamu juga mengenal apa itu puisi rakyat?

Puisi rakyat merupakan salah satu warisan bangsa yang berbentuk puisi, syair, pantun, dan gurindam, yang mengandung nilai serta pesan moral, agama, hingga budi pekerti.

Penyampaian puisi lama (di masa lalu) biasanya dari mulut ke mulut. Tak jarang sumber puisi atau siapa penulis dan pengarangnya tidak diketahui secara pasti. Hal tersebut karena tidak ada catatan asli atau bukti tertulis.

Puisi lama biasanya juga tampak lebih kaku karena mengikuti beberapa aturan seperti jumlah kata dalam tiap barisnya, jumlah baris dalam tiap baitnya, hingga pengulangan kata yang terletak di awal atau di akhir sajak yang juga kamu kenal dengan istilah rima.

Sebelumnya Mamikos sudah menyebut bahwa puisi rakyat ini adalah salah satu bentuk warisan budaya dari bangsa Indonesia yang hendaknya sama-sama kita lestarikan secara terus-menerus dan turun temurun.

Berdasarkan informasi lain yang berhasil Mamikos himpun, puisi rakyat merupakan kesusastraan milik rakyat yang mempunyai bentuk tertentu.

Setidaknya begitulah yang tertera dalam buku Folklor Indonesia: Ilmu Gosip, Dongeng, dan Lain-lain yang ditulis James Danandjaja.

Puisi rakyat ini dapat disebut juga sebagai puisi lawas yang terikat dengan serangkaian aturan baku (berstandar).

Tak heran jika ada juga yang menyebut puisi rakyat sebagai karya klasik karena keautentikan bahasa dan kata-kata yang dipergunakan.

Unsur Kebahasaan Puisi Rakyat

Setelah pengertian puisi rakyat di atas, ulasan berikutnya yang sudah Mamikos rangkum adalah unsur kebahasaan dari puisi rakyat.

Jika menyebut apa saja unsur kebahasaan puisi rakyat, maka jawabannya adalah terdiri dari beberapa jenis kalimat, yaitu perintah, ajakan, saran, larangan, dan pernyataan sopan.

Perintah

Kalimat perintah adalah sebuah kalimat yang mengandung maksud untuk memerintah atau meminta seseorang melakukan sesuatu sesuai apa yang diinginkan oleh penutur atau penulis.

Contoh kalimat perintah:

  • Coba tutup pintu kamar itu!
  • Bisakah kau ambilkan aku gelas itu?!

Saran

Unsur kebahasaan puisi rakyat berikutnya adalah saran yang mengandung makna meminta seseorang untuk melakukan sesuatu dengan cara memberi saran.

Kalimat ini bisa ditandai juga dengan kata-kata ‘seharusnya’ atau ‘sebaiknya’.

Contoh kalimat saran:

  • Sebaiknya kamu datang tepat waktu lain kali.
  • Seharusnya kamu bisa lebih baik melakukannya daripada dia.

Ajakan

Kalimat ajakan merupakan kalimat yang di dalamnya terdapat kata-kata ajakan kepada seseorang untuk melakukan sesuatu. Kalimat ini biasanya ditandai dengan kata ‘ayo’ atau ‘mari’.

Contoh kalimat ajakan:

  • Ayo bersihkan kelas sekarang!
  • Marilah bersama-sama kita mulai membiasakan diri membuang sampah pada tempatnya!

Larangan

Pada kalimat larangan akan berisi permintaan untuk tidak melakukan sesuatu atau melarang seseorang berbuat sesuatu.

Biasanya pada kalimat larangan akan ditandai juga dengan kata larangan, seperti ‘jangan’ atau ‘tidak’.

Contoh kalimat larangan:

  • Besok jangan sampai bangun kesiangan, ya!
  • Jangan berjalan di atas rumput itu, Andi!

Pernyataan sopan

Kalimat pernyataan sopan sesungguhnya seperti kalimat perintah biasa, namun lebih terdengar sopan saja dari kalimat perintah yang biasanya.

Agar kalimatnya menjadi sopan, maka kalimat tersebut ditambahkan kata-kata permohonan misalnya, ‘mohon’ atau ‘tolong’.

Contoh kalimat pernyataan sopan:

  • Mohon jangan mengeluarkan suara gaduh di ruangan ini!
  • Tolong, bicaralah dengan jujur pada kami, Nak!

Rangkaian Ciri-ciri dari Puisi Rakyat

Setelah ulasan unsur kebahasaan puisi rakyat di atas, info selanjutnya yang sudah Mamikos susun adalah ciri-ciri dan jenis dari puisi rakyat.

Untuk penjelasan selengkapnya mengenai ciri-ciri puisi rakyat tersebut dapat kamu simak sebagai berikut ini.

Beberapa ciri puisi rakyat adalah sebagai berikut:

  • Memiliki bentuk tetap
  • Terikat jumlah larik per baitnya
  • Jumlah kata di tiap baris
  • Rima akhir.

Jenis-jenis Puisi Rakyat

Seperti informasi yang berhasil Mamikos kutip dari situs web Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), puisi rakyat secara umum terbagi dalam tiga jenis, yaitu pantun, gurindam dan syair.

Penjelasan singkatnya dapat kamu simak pada uraian berikut.

Pantun

Pantun adalah jenis puisi raiyat yang termasuk ke dalam jenis puisi lama yang mempunyai sampiran dan isi.

Secara umum dalam kehidupan masyarakat Melayu suatu keahlian berpantun dapat menjadi tolok ukur akan kepandaian seseorang.

Ciri-ciri pantun:

  • Tiap baitnya terdiri atas empat baris atau empat larik
  • Tiap baris mempunyai 8 hingga 12 suku kata
  • Rima akhirnya berupa a-b-a-b
  • Baris 1 dan 2 disebut sampiran
  • Baris 3 dan 4 disebut isi.

Gurindam

Gurindam merupakan salah satu jenis puisi lama yang berasal dari India yang mengandung arti mula-mula atau perumpamaan.

Jenis puisi rakyat satu ini memiliki banyak sekali ajaran moral serta nilai agama. Makanya tak heran jika orang zaman dahulu menjadikan gurindam sebagai norma dalam kehidupan.

Ciri-ciri gurindam:

  • Terdiri atas dua baris dalam satu baitnya
  • Tiap barisnya terdiri dari 10 sampai 14 kata
  • Tiap barisnya mempunyai rima sama atau bersajak A-A, B-B, C-C, D-D, dan seterusnya
  • Antarbaris adalah satu kesatuan utuh
  • Baris pertama memuat soal, masalah, atau perjanjian
  • Baris kedua memuat isi jawaban atau akibat dari permasalahan dalam baris pertama
  • Isinya berupa nasihat, filosofi hidup, atau kata-kata mutiara.

Syair

Syair merupakan puisi lama yang berasal dari Persia. Namun dalam bahasa Arab, syair dikenal juga sebagai syi’ir atau syu’ur, yang artinya perasaan menyadari.

Syair mengalami perubahan dan modifikasi sepanjang perkembangannya.

Ciri-ciri syair yaitu:

  • Tiap baitnya terdiri dari empat baris
  • Tiap barisnya mempunyai 8 sampai 14 suku kata
  • Bersajak a-a-a-a
  • Semua baris adalah isi
  • Biasanya menggunakan bahasa kiasan/perumpamaan.

Informasi di atas menyudahi ulasan Mamikos pada kesempatan kali ini terkait puisi rakyat, berikut apa saja unsur kebahasaan, ciri-cirinya hingga bagaimana cara mengidentifikasikannya.

Mamikos harap apa yang sudah kamu baca dan simak pada bahasan pengertian puisi rakyat berikut unsur kebahasaan, ciri-ciri dan cara mengidentifikasi di atas dapat menambah wawasan kamu yang bermanfaat di masa mendatang.


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta