Contoh Teks Anekdot beserta Struktur Orientasi, Komplikasi, dan Evaluasi
Contoh Teks Anekdot beserta Struktur Orientasi, Komplikasi, dan Evaluasi – Di dalam KBBI dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan anekdot adalah sebuah cerita lucu atau cerita yang mengesankan atau dapat membuat orang tertawa.
Sebenarnya untuk membuat anekdot ini cukup mudah dan dapat dilakukan oleh siapa saja.
Tapi, meski bagaimanapun sebuah anekdot termasuk suatu karya penulisan yang untuk menciptakannya harus memenuhi struktur penulisannya. Beberapa sumber menyebutkan ada tiga macam struktur yang harus dimiliki oleh sebuah teks anekdot.
Struktur Penulisan Anekdot
Daftar Isi
Daftar Isi
Orientasi
Merupakan bagian dari teks anekdot yang isinya menceritakan awal mula kejadian yang dilengkapi dengan pengenalan tokoh yang terlibat dalam cerita yang diangkat/dituliskan.
Komplikasi
Merupakan awal terjadinya permasalah di dalam suatu cerita anekdot dijelaskan. Selain itu bagian ini dapat menjadi bagian inti dari sebuah teks anekdot.
Evaluasi
Merupakan bagian akhir dari permasalahan atau penyelesaian atau akhir dari kisah yang dituliskan pada teks anekdot.
Supaya kamu dapat memahaminya dengan baik. Maka, sebaiknya kamu cermati contoh dari mamikos pada artikel berikut.
Contoh Teks Anekdot
Di bawah ini akan diberikan beberapa contoh teks anekdot yang telah dilengkapi dengan struktur penulisannya. Jadi perhatikan baik-baik, ya!
Contoh Teks Anekdot 1
Orientasi
Kemarin saya ingin sekali makan sate kambing, tetapi karena uang di dompet tinggal sedikit. Saya putuskan untuk membeli sate kere yang biasanya harganya jauh lebih murah dari sate kambing.
Apesnya hari itu penjual sate kere yang lewat di depan kost tidak lewat juga meski sudah saya tunggu sampai jam delapan malam.
Akhirnya karena sudah tidak sabar, saya pun berkeliling kota Solo untuk mencarinya. Beberapa saat kemudian saya menemukan penjual sate kere.
Saya pun segera memesan satu porsi sate kere dan segelas es teh manis. Sembari menunggu pesanan saya datang. Saya ngobrol dengan bapak penjual satenya.
Komplikasi
Saya tidak menduga bahwa obrolan ini akan mendatangkan masalah nantinya. Saat itu bapak penjual sate menanyakan asal daerah saya.
Setelah saya menjawab Tulungagung, si bapak bertanya lagi tentang kopi ‘pangku’ yang kebetulan waktu itu pernah menjamur di daerah saya.
Kami pun bercerita berbagai hal tentang kopi ‘pangku’. Saking asyiknya ngobrol dengan si bapak sampai saya tak sadar bahwa pesanan saya sudah tandas.
Setelah menandaskan es teh. Saya lalu ke kasir untuk membayar. Rupanya obrolan tentang kopi pangku membuat mbak kasir yang ternyata istri dari si bapak yang ngobrol dengan saya kurang senang.
Ia tak hanya sinis juga memberikan harga yang diluar dugaan. Jika biasanya seporsi sate kere 12 ribu rupiah. Saat itu memberikan harga 33 ribu rupiah untuk seporsi sate kere dan es teh manis.
Evaluasi
Setelah membayar dengan perasaan yang tidak ikhlas. Saya meninggalkan warung tadi. Dari kejauhan si bapak yang tadi ngobrol dengan saya terlihat sedang berdebat dengan mbak kasir.
Mungkin perdebatan itu dipicu cerita si bapak yang dulu punya hobi ngopi di warung kopi ‘pangku’ sewaktu masih berada di Tulungagung.
Contoh Teks Anekdot 2
Orientasi
Dua hari lagi Sinta akan mengadakan pentas ketoprak di kampus. Malam ini adalah waktunya gladhi kotor yang seharusnya diikuti oleh seluruh pemain.
Namun, sayangnya yang datang hanya para tokoh pendukung dan mereka yang bertugas sebagai tim di balik layar.
Sementara seluruh pemain utamanya mendadak sakit semua. Padahal siangnya mereka masih kuliah seperti biasa.
Kebetulan saat itu ada salah seorang kakak kelas yang bertanya kepada Sinta. “Sin, kamu sudah ziarah ke makam leluhur sini belum.”
Sinta hanya menjawab pertanyaan itu dengan gelengan kepala.
“Wah, kamu bagaimana ta? Memangnya kamu nggak pernah dikasih tahu ya? Tradisinya di sini memang begitu. Kalau istilahnya minta izin.”
“Baik, Kak. Kalau begitu besok sepulang sekolah saya akan ziarah ke sana.”
Komplikasi
Keesokan harinya salah seorang dosen ingin mengganti jam kuliah yang telah kosong beberapa waktu yang lalu. Maka hari itu kuliah dilakukan dari siang hingga menjelang maghrib.
Sinta yang kecapekan lupa melakukan ziarah sebagaimana yang dia katakan kemarin. Singkat cerita, malamnya Sinta dan teman-temannya mengadakan gladi resik.
Untungnya malam itu beberapa para tokoh utama dapat hadir. Entah karena janji Sinta yang belum terlaksana atau memang cuaca yang sedang tidak bersahabat.
Langit malam yang semula terlihat cerah tiba-tiba menurunkan hujan yang begitu deras. Hujan malam itu disertai dengan angin kencang dan petir.
Karena tempat yang dipilih untuk gladi resik malam itu adalah sebuah bangunan joglo yang tak berdinding. Sehingga rencana untuk gladi resik harus menunggu hujan reda terlebih dahulu.
Hujan baru reda setelah pukul 11 malam. Begitu hujan reda gladi resik pun dimulai. Anehnya, malam itu banyak pemain yang terlihat kurang fokus dan banyak melakukan kesalahan yang sebenarnya tak perlu terjadi.
Sembari mengamati para pemain berlatih. Roni yang merupakan sahabat dekat dari Sinta dan konon merupakan seorang indigo bertanya, “Sin, kamu sudah ziarah?”
Seketika Sinta berkata, “Ya, “Tuhan. Belum. Lalu bagaimana Ron?”
“Malam ini juga kita ke sana ziarah. Bukannya apa. Kemarin kamu sudah berjanji. Maka hari ini pula kamu harus menepatinya.”
Evaluasi
Akhirnya Roni dan Sinta ziarah ke makam kuna yang letaknya tidak jauh dari kampus. Meski termasuk makam kuna. Makam ini jauh dari kesan menakutkan.
Hal ini dikarenakan lokasi makam berada satu kompleks dengan sebuah masjid yang selalu ramai dengan jamaah.
Selesai ziarah Roni dan Sinta kembali ke kampus. Sesampainya di kampus teman-temannya sudah ada yang menyelesaikan adegannya.
Sinta kemudian bertanya kepada Rini yang memerankan tokoh putri. “Rin, kenapa kamu terlihat gugup sekali.”
Rini pun menjawab, “Bagaimana aku tidak gugup. Soalnya tadi yang melihat banyak sekali.”
“Masak, wong di sini Cuma ada kita kok.”
Betulan, Sin. Tadi aku lihat yang nonton kita latihan ada ratusan. Dan anehnya sekarang mereka kemana semua?”
Jawaban dari Rini ini membuat bulu kuduk Sinta seketika berdiri. Ia tidak menyangka bahwa dirinya akan mengalami kejadian seperti ini.
Contoh Teks Anekdot 3
Orientasi Suatu hari Abu Nawas melihat sebuah poster sayembara yang diadakan oleh istana.
Sultan Harun Ar Rasyid berniat menghadiahkan seribu emas kepada siapapun yang dapat mengajari kucing kesayangannya membaca buku.
Abu Nawas yang tertarik dengan sayembara itu segera mendaftar. Ketika sedang mengisi dokumen pendaftaran.
Abu Nawas melihat ada seorang pemuda yang tubuhnya dipukul dengan rotan sampai terkelupas kulit punggungnya.
Abu Nawas seketika merasa ngerti dengan pemandangan yang ada di hadapannya.
Abu Nawas pun bertanya kepada petugas pendaftaran mengenai kesalahan pemuda sampai dia mendapat hukuman yang begitu berat.
“Ia dihukum karena telah gagal dalam sayembara mengajari kucing membaca,” kata petugas.
Komplikasi
Setelah mengetahui beratnya resiko yang akan didapat jika gagal melatih kucing sultan mampu membaca. Abu Nawas mulai serius mengikuti sayembara tersebut.
Setelah dipercaya membawa kucing kesayangan baginda sultan pulang ke rumah. Abu Nawas selalu menaruh buku-buku tebal di hadapan kucing baginda sultan harusn Ar Rasyid.
Diantara halaman-halaman buku itu ditaruhlah biskuit kucing. Jadi ketika merasa lapar si kucing membuka helai demi helai buku yang ada di hadapannya.
Jika diamati dari kejauhan kucing tersebut kelihatan seperti sedang membaca buku. Padahal yang terjadi adalah si kucing sedang menikmati biskuit yang terselip di dalam buku.
Evaluasi
Kini tibalah saatnya Abu Nawas menunjukkan hasil perintahnyanya. Begitu tahu kucing milik Sultan Harun Ar Rasyid membuka buka helai demi helai dengan menggunakan lidahnya semua yang ada di istana terlihat kagum.
Semua tak menyangka kalau Abu Nawas mampu melakukan hal sehebat itu. Banyak yang bertanya bagaimana cara mengajari kucing bisa membaca.
Setelah menerima hadiah. Abu Nawas pun membocorkan rahasianya. Semua terkejut. Lalu ada yang bertanya, “Jadi kucing ini tidak bisa memahami isi dari buku?”
Dengan santainya Abu Nawas menjawab, “Ya, jelas tidak. Sebab, sayembaranya kan sebatas membaca. Bukan sampai memahami. Kalau hanya mengajari membaca. Banyak yang bisa melakukannya. Sementara yang sulit itu memahamkan.”
Semua yang ada di ruangan itu terdiam mendengar jawaban Abu Nawas.
Demikianlah contoh teks anekdot yang disertai dengan struktur penulisannya. Mudah-mudahan artikel sederhana ini menambah wawasanmu dalam membuat teks anekdot.
Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu: