4 Contoh Teks Diskusi tentang Pendidikan Singkat dan Strukturnya

4 Contoh Teks Diskusi tentang Pendidikan Singkat dan Strukturnya – Pendidikan memiliki cakupan luas dengan berbagai permasalahan yang menarik untuk dibahas dan didiskusikan.

Mulai dari hal kecil, kejadian normal dalam proses belajar mengajar, hingga isu nasional. 

Contoh teks diskusi tentang pendidikan menggunakan narasi, dimana di dalamnya terdapat sebuah argument. Struktur intinya adalah pendahuluan, argumen, kemudian kesimpulan.

Argumen pertama umumnya yang bersifat positif terlebih dahulu. Kemudian disusul dengan argumen atau gagasan penentang. Baru kemudian ditutup dengan kesimpulan. 

4 Contoh Teks Diskusi tentang Pendidikan

https://www.pexels.com/@fauxels/

Membuat teks mengenai bahasan yang mengulas pendidikan cukup menarik. Topik yang diusung bisa dibuat lebih spesifik dengan penjelasan detail.

Berikut ini 5 contoh teks diskusi tentang pendidikan yang bisa dijadikan sebagai bahan perbandingan. 

1. Contoh Teks Diskusi tentang Pendidikan berkaitan dengan PAUD

Pendahuluan

Kebutuhan pendidikan sangat tinggi untuk masyarakat Indonesia. Setiap orang tua pasti menginginkan anaknya pintar sejak dini.

Sehingga, saat dewasa mampu bersaing dalam mendapatkan pekerjaan layak. 

Pemikiran seperti ini yang menjadi alasan mengapa para orang tua memilih memasukkan anaknya untuk mengikuti PAUD.

Bahkan, sejak usia 2 tahun anak sudah dibiasakan dengan bermain sekaligus belajar. Apakah ini efektif? 

Contoh teks diskusi tentang pendidikan di atas merupakan pendahuluan yang memuat salah satu isu pendidikan yaitu pre-school, atau PAUD.

Memasukkan anak balita ke sekolah sudah jadi hal biasa di masyarakat modern saat ini. 

Argumen Positif

Ini sekaligus menjadi solusi bagi orang tua yang keduanya bekerja kantoran. Menitipkan anak di sekolah PAUD menjadi solusi yang dinilai paling baik.

Selain aman, anak juga bisa belajar dan bermain bersama teman-temannya sehingga tidak bosan. 

Terbiasa bersosialisasi sejak dini memang membawa pengaruh positif.

Dimana anak nantinya akan tampil lebih percaya diri, mudah berkomunikasi dan berkolaborasi bersama orang lain dalam kehidupannya. 

Sampai di sini, contoh teks diskusi tentang pendidikan masuk pada struktur yang disebut sebagai argumen positif atau utama.

Dimana, penulis menjelaskan sisi kebaikan dari memasukkan akan ke PAUD. 

Argumen Negatif

Di sisi lain, ada juga orang tua yang kurang sepakat dengan hal tersebut.

Memasukkan anak balita ke sekolah PAUD justru berpotensi memberi tekanan, memicu stress dan mengurangi bonding dengan orang tua. 

Belum lagi biaya yang harus dikeluarkan selama menitipkan anak tersebut. Tentu tidak sedikit karena anak balita perlu pengawasan khusus.

Ini sering jadi bahan pertimbangan orang tua saat akan memasukkan anak mengikuti PAUD. 

Di Indonesia sendiri keberadaan sekolah seperti ini belum sepenuhnya merata.

Inilah mengapa memasukkan anak ke PAUD biasanya hanya dilakukan masyarakat perkotaan. Di pedesaan, fasilitas dan guru pendamping masih sangat terbatas. 

Sehingga, para orang tua di pedesaan rata-rata memilih untuk mengasuh sendiri atau menitipkan kepada kakek nenek apabila harus bekerja.

Meski demikian, nyatanya anak yang memulai PAUD dan langsung TK tidak banyak memiliki perbedaan. 

Anak tanpa PAUD sebelumnya tetap dapat bersaing dalam hal akademis. Bahkan kompetensi lain yang berkaitan dengan soft skill seperti komunikasi, sosialisasi dan kolaborasi juga tidak kalah. 

Sampai pada paragraf ini, contoh teks diskusi tentang pendidikan berisi argumen yang dapat dikategorikan bertentangan.

Jika sebelumnya mendukung dengan adanya PAUD untuk balita, di sini ada beberapa pertimbangan lain sebagai pembanding. 

2. Teks Diskusi tentang Pendidikan berkaitan dengan Pembelajaran Jarak Jauh

Pendahuluan

Pemerintah memberlakukan pembelajaran jarak jauh selama masa pandemi Covid-19. Pelaksanaannya dilakukan menggunakan teknologi internet dan tentu saja gadget. Seberapa efektif sistem pembelajaran ini?

Paragraf pertama ini merupakan isu atau pendahuluan. Seolah tidak ada permasalahan berarti pada pemaparan kebijakan pemerintah terkait pendidikan tersebut.

Contoh teks diskusi tentang pendidikan ini jadi lebih jelas setelah terdapat argumentasi di bawah ini. 

Argumen Positif

Keputusan mengenai penerapan pembelajaran jarak jauh sudah tepat.

Ini merupakan salah satu strategi pemerintah untuk menekan penyebaran dan penularan virus Covid-19 terutama di sekolah. 

Pada awal penerapannya memang diperlukan adaptasi baik dari siswa, guru maupun orang tua.

Namun, hal tersebut secara keseluruhan mampu dihadapi dengan tetap memperhatikan kualitas pendidikan.

Siswa yang belajar di rumah tetap melakukan absensi, mengikuti pembelajaran dari guru, berinteraksi dengan guru dan teman serta mengerjakan tugas.

Artinya tidak ketinggalan sama sekali terhadap pelajaran. 

Bisa dikatakan bahwa pembelajaran jarak jauh hanya masalah teknis saja.

Jika dilihat dari efektivitasnya tetap memadai dan bisa diandalkan untuk mempersiapkan siswa mendapatkan ilmu seperti belajar tatap muka. 

Hasilnya juga dapat dipertanggungjawabkan dalam ujian online. Ini juga sudah diterapkan untuk siswa yang sudah memasuki tahun terakhir setiap jenjangnya.

Nilai yang didapat merupakan hasil pembelajaran berkualitas. 

Contoh teks diskusi tentang pendidikan di atas masuk pada struktur argumen pendukung.

Dimana ada penjelasan bahwa pembelajaran jarak jauh memberikan manfaat dan memiliki efektifitas sama dengan belajar tatap muka. 

Argumen Negatif

Meski demikian, kita tidak bisa mengesampingkan permasalahan di luar sana.

Dimana banyak orang tua mengeluhkan besarnya biasa yang harus ditanggung untuk pembelajaran jarak jauh. Mulai dari mempersiapkan gadget, kuota internet dan pengerjaan tugas. 

Belum lagi permasalahan sinyal yang cukup mengganggu saat proses belajar online berlangsung. Beban orang tua untuk mengawasi anak belajar mandiri di rumah juga semakin besar. 

Kedisiplinan anak menjadi berkurang, misalnya pengaturan waktu antara bermain dengan belajar jadi kurang seimbang. Kendala paling besar dialami oleh anak-anak yang tinggal di pelosok negeri. 

Hal ini berkaitan dengan fasilitas berupa gadget dan kuota internet. Bagaimana dengan anak yang tidak memiliki gadget?

Apakah berarti tidak dapat mengikuti pembelajaran jarak jauh? Lalu bagaimana dengan sekolah yang selama ini ditempuh? 

Ini masih menjadi polemik dimana kendala dalam belajar ini menunjukkan bahwa infrastruktur, sarana dan prasarana belum sepenuhnya merata di seluruh wilayah Indonesia.

Sehingga, anak-anak di pedalaman tidak dapat belajar jika tidak bertatap muka di sekolah. 

Bukan hanya kendala dalam pemerataan fasilitas pendidikan saja, dari segi kualitas lulusan masih diragukan.

Hal ini dibuktikan dengan tidak diterimanya para lulusan “jalur Covid-19” oleh beberapa perusahaan bonafit di Indonesia. 

Alasan paling kuat adalah, bahwa lulusan antara tahun 2019 hingga 2021 tersebut dinilai kurang memiliki kompetensi.

Baik di bidang akademik maupun keterampilan sehingga perusahaan enggan merekrut karena tidak punya daya saing. 

Sampai pada paragraf ini, contoh teks diskusi tentang pendidikan masuk pada struktur argumen bertentangan.

Artinya ada sisi yang perlu menjadi koreksi atas isu yang dipaparkan pada pendahuluan. 

Kesimpulan

Kebijakan pembelajaran jarak jauh meski dinilai berhasil, namun tidak dipungkiri masih banyak koreksi.

Pada kondisi darurat mungkin masih bisa diterapkan, namun jika kemudian diwacanakan secara menyeluruh masih butuh banyak persiapan. 

Terutama untuk mereka yang tinggal di pelosok tanah air.

Diperlukan pemerataan sarana dan prasarana terlebih dahulu sehingga siswa dan guru mampu mengikuti dengan kualitas sama dengan mereka yang tinggal di kota. 

Dua paragraf terakhir ini masuk pada kesimpulan atau penutup dalam contoh teks diskusi tentang pendidikan.

Intinya antara argumen pendukung dan penentang keduanya menjadi dasar dalam membuat simpulan. 

3. Contoh Teks Diskusi tentang Pendidikan berkaitan dengan Full Day School

Pendahuluan

Full day school atau bisa dikatakan dengan sekolah penuh saat ini banyak diterapkan terutama sekolah swasta.

Anak belajar dari pagi hingga sore hari dengan jeda istirahat siang. Apakah efektif meningkatkan mutu pendidikan? 

Pendahuluan ini mengusung isu pembelajaran penuh yang sudah dijalankan sekolah swasta.

Selama ini masih berjalan lancar, namun tentu ada bahan yang perlu dibahas dalam contoh teks diskusi tentang pendidikan ini. 

Argumen Positif

Sekolah yang mengharuskan siswa belajar sehari penuh mulai diterapkan dari tingkat dasar.

Hal ini cukup membantu mempertajam pemahaman siswa terhadap pelajaran sekaligus memberikan bekal keilmuan lainnya secara lebih mendalam. 

Rata-rata diterapkan oleh sekolah dengan program Islam Terpadu.

Diperlukan pembelajaran penuh karena ada mata pelajaran khusus yang memerlukan banyak sekali waktu tambahan, seperti tahfidz, baca tulis Al-qur’an dan sejenisnya. 

Tujuan menambah jam pelajaran adalah supaya siswa dapat menguasai materi yang diberikan.

Contoh untuk baca Al-qur’an, tujuannya adalah mempersiapkan para hafidz yaitu penghafal Al-qur’an. 

Namun tidak hanya itu, ada banyak pelajaran yang juga memerlukan jam tambahan diluar waktu normal.

Dan hal seperti ini sudah diterapkan oleh China yang merupakan salah satu Negara maju. 

Meski pembelajaran berlangsung dari pagi hingga sore hari, namun siswa tetap mendapatkan haknya untuk beristirahat. Siang hari terdapat waktu untuk ibadah, makan dan istirahat.

Dimana beberapa sekolah memberikan waktu untuk tidur siang kepada siswa. 

Porsi antara belajar, bermain dan istirahat tetap seimbang.

Anak lebih fokus belajar di sekolah dibanding di rumah sehingga banyak orang tua kemudian lebih memilih memasukkan anaknya untuk mengikuti full day school. 

Sampai paragraf ini masuk pada struktur argumen pendukung, yaitu sisi positif dari isu yang disampaikan.

Namun, namanya diskusi pasti ada pembanding atau lawannya, sehingga akan disampaikan seperti contoh teks diskusi tentang pendidikan di bawah ini. 

Argumen Negatif

Meski memiliki dampak positif, namun tidak sedikit juga orang tua yang kurang setuju akan hal ini. Pertimbangannya karena waktu anak untuk bersosialisasi di luar lingkungan sekolah kurang. 

Bahkan anak tidak memiliki cukup waktu untuk berinteraksi dengan keluarga di rumah.

Kreatifitas terkait aktivitas motoric jadi kurang. Contoh untuk anak laki-laki tidak ada waktu untuk bermain bersama teman-temannya di luar ruangan. 

Anak lebih fokus belajar akademik, sedangkan tidak semua memiliki bakat dibidang tersebut.

Bakat seperti olahraga, kreatifitas teknis, analitik menjadi kurang tergali. Padahal jika dimaksimalkan akan bermanfaat di masa depan. 

Tantangan lainnya adalah kurangnya ikatan kedekatan atau bonding dengan orang tua dan saudara di rumah.

Karena waktu lebih banyak dihabiskan di sekolah, maka kecenderungan lebih akrab dengan keluarga menjadi kecil. 

Hal ini bisa memicu sikap kurang hormat dan sayang terhadap anggota keluarga. Pengaruh luar jadi lebih dominan.

Tentu ini sangat dihindari oleh para orang tua karena kendali terhadap putra-putrinya jadi berkurang. 

Paragraf diatas adalah contoh teks diskusi tentang pendidikan masuk struktur argumen pembanding.

Sehingga dalam mengungkapkan gagasan menjadi seimbang. Setiap topik ada sisi positif dan negatifnya. 

Kesimpulan

Full day school atau tidak, adalah pilihan orang tua. Terutama jika akan diterapkan untuk level SD, pertimbangannya harus matang.

Asal orang tua dan anak sudah sama-sama siap, maka tidak masalah memilih sistem pembelajaran tersebut. 

Penutup singkat dalam contoh teks diskusi tentang pendidikan ini sudah cukup mewakili.

Dimana dari setiap sisi positif atau negatif suatu isu bisa diambil jalan tengahnya. Pilihannya kembali berdasarkan pertimbangan masing-masing pihak. 

4. Contoh Teks Diskusi tentang Pendidikan Masalah Sex Education

Pendahuluan

Sex education perlu diberikan sedini mungkin kepada anak. Hal ini untuk menghindari terjadinya berbagai penyimpangan di usia remaja khususnya.

Sebab, akan sangat berpengaruh terhadap masa depan diri dan lingkungan sekitar

Pembukaan yang memuat isu sedikit sensitif ini cukup menarik. Singkat, namun didalamnya bisa dibahas berbagai aspek.

Mengingat permasalahan seksual seakan tidak ada habisnya. Selebihnya akan dibahas dalam contoh teks diskusi tentang pendidikan berikut ini. 

Argumen Positif

Pemberitaan mengenai pelecehan seksual yang dilakukan anak di bawah umur, hamil diluar nikah, praktik aborsi, hubungan sesama jenis, seolah sudah jadi hal biasa.

Ada banyak kasus seperti ini setiap hari. 

Untuk menghindari kejadian serupa, sekaligus memulihkan trauma, maka sex education jadi salah satu cara.

Pengenalan mengenai organ reproduksi, alat kelamin wanita dan pria mulai diberikan kepada anak usia SD. 

Hal ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada akan sedini mungkin.

Mana bagian tubuh yang boleh diperlihatkan dan disentuh orang lain, mana yang tidak. Mengapa diberikan sedini mungkin? 

Alasannya karena tingkat kedewasaan wanita dan pria saat ini mengalami kemajuan.

Tidak sedikit anak perempuan mengalami kematangan reproduksi ditandai dengan menstruasi di usia 9 tahun bahkan kurang, begitu juga dengan pria. 

Banyak faktor mempengaruhi, salah satunya adalah tontonan sehari-hari. Maka sangat diperlukan edukasi sedini mungkin untuk menghindari salah pergaulan.

Menekan angka pernikahan dini, hamil diluar nikah, aborsi dan sebagainya. 

Minimal dengan adanya sex education siswa memiliki tanggung jawab terhadap diri sendiri.

Serta mampu memahami dan menghargai privasi orang lain sehingga kemungkinan adanya penyimpangan bisa ditekan. 

Paragraf di atas merupakan struktur contoh teks diskusi tentang pendidikan masuk pada argumen pendukung.

Di satu sisi sex education memang harus diberikan kepada setiap siswa di sekolah. Namun, apakah semua usia?

Argumen Negatif

Sex education memiliki tujuan positif karena membekali siswa dengan pengetahuan terkait fungsi biologisnya.

Namun, pada penerapannya perlu disesuaikan dengan rentang usia. Tidak diberikan kepada semua jenjang. 

Biasanya mulai diberikan sejak jenjang SMP. Pertimbangannya karena usia ini memasuki transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa.

Sehingga, dipersiapkan sebaik mungkin supaya mampu menjaga harga diri dan martabat masing-masing. 

Apabila diberikan sejak jenjang SD, maka akan bisa kesulitan memahami.

Belum bisa memilah mana informasi yang harus dijaga dengan benar, diterapkan, dihindari dan sebagainya. Sehingga berpotensi menimbulkan bias. 

Pada usia ini anak masih akan banyak bertanya mengapa begini, mengapa begitu. Mengapa tidak boleh, mengapa boleh.

Bahkan tidak jarang anak justru mempraktekkan sebaliknya, yaitu hal-hal yang dilarang, sehingga sebaiknya tidak diberikan untuk jenjang SD.

Pemaparan diatas termasuk dalam argumen pembanding. Cukup bertentangan, namun pada kehidupan nyata memang seperti ini adanya.

Sangat relevan dengan contoh teks diskusi tentang pendidikan ini. 

Kesimpulan

Apabila ingin mulai mengenalkan sex education, guru harus memiliki strategi komunikasi jitu sesuai usia siswa.

Dengan penyampaian yang mudah dipahami, sesuai tingkat pemahaman, maka akan lebih mudah diterima dan diikuti. 

Ini merupakan simpulan atau penutup yang mengakhiri sesi narasi. Kamu bisa juga membuat tulisan serupa menggunakan isu-isu hangat yang ringan sehari-hari.

Strukturnya bisa mengacu dari contoh teks diskusi tentang pendidikan diatas. 


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta