Pengertian Argumentasi, Ciri, Cara Menulis dan Contoh

Pengertian argumentasi, ciri, cara menulis dan contoh – Argumentasi adalah kata yang umum digunakan dan didengar dalam kehidupan sehari-hari. Namun, sebenarnya apa itu argumentasi? Sebab, kata tersebut itu pun bisa dimaknai secara negatif maupun positif. 

Memahami Apa Itu Argumentasi

unsplash.com

Pada artikel ini, Mamikos akan membagikan informasi terkait argumentasi yang biasanya dilakukan dalam debat. Tidak hanya pengertian, tetapi juga ciri-ciri, cara menulis, dan contoh dari argumentasi. Oleh karena itu, simak artikel di bawah ini dengan seksama, ya.

Pengertian Argumentasi 

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), argumentasi adalah alasan untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasan. Lalu, ada kata turunannya, yaitu berargumentasi. Berargumentasi memiliki pengertian perilaku memberikan alasan untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat. 

Selain itu, argumentasi juga dapat diartikan sebagai proses pembentukan suatu alasan, pembenaran keyakinan, dan penarikan kesimpulan. Poin-poin tersebut bertujuan mempengaruhi pikiran serta tindakan orang lain. Teori dari argumentasi mengacu pada tiga poin tersebut, yaitu alasan, keyakinan, dan kesimpulan. Di mana argumentasi sendiri adalah studi interdisipliner yang berfokus pada disiplin logika, dialektika dan retorika. 

Terdapat perbedaan saat kamu menulis esai, artikel, pidato, debat, dan presentasi yang memang murni persuasif. Kalau persuasif berfokus pada pembangunan anekdot, citra, daya tarik emosional, maka berbeda dengan tulisan argumentatif. Argumentatif mengandalkan fakta, penelitian, bukti, dan logika untuk mendukung pernyataannya.Praktik yang seperti itu berguna dan digunakan dalam bidang apapun, di mana temuan atau teori disajikan pada orang lain untuk ditinjau. 

Tujuan dan Pengembangan Argumentasi 

Faktanya, argumentasi yang efektif memiliki banyak kegunaan. Selain itu, dalam argumentasi tentunya membutuhkan keterampilan berpikir kritis. Keterampilan berpikir kritis itu yang kemudian dapat membantu kamu dalam kehidupan sehari-hari. 

Argumentasi yang kritis memiliki tiga tujuan, yaitu untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan mengevaluasi argumen. Istilah argumen mengacu pada alasan untuk mendukung atau mengkritik hal yang perlu dipertanyakan, atau karena terdapat keraguan. 

Keadaan Berargumentasi

Berargumentasi adalah suatu keadaan di mana aktivitas berdebat terjadi. Bertukar pikiran atau sudut pandang, mencari pemaknaan, pengembangan konsep, dan setelahnya baru dapat memahami atau mendapat kesimpulan. Situasi itu dapat juga disebut sebagai adu argumentatif. Di mana pada akvirnya suatu individu atau sekelompok orang dapat dibujuk dan ketidaksepakatan diselesaikan. 

Saat seseorang membuat dan mengkritik argumen, perlu memahami apa itu argumen dan bukan. Terkadang, saat ada suatu pertikaian verbal dan mereka berbicara, orang tersebut berpikir telah memberi argumen. Faktanya, mereka hanya memberikan pernyataan.

Ciri-Ciri Argumentasi 

  1. Ada ide dan pandangan dari penulis atau penutur terhadap suatu persoalan/keadaan/peristiwa
  2. Terdapat bukti yang logis
  3. Berisikan data yang faktual
  4. Data yang disertai harus masuk akal serta bersifat persuasif
  5. Ada analogi permasalahan yang berfungsi memperkuat argumentasi
  6. Ditutup dengan kesimpulan yang turut memperkuat argumentasi secara luas

Metode, Teknik, dan Alat untuk Argumentatif

Untuk bisa menulis atau menyampaikan suatu hal argumentatif, maka ada tiga kunci utama yang dapat diterapkan, yaitu metode, teknik, dan alat. Berikut adalah kuncinya: 

  1. Tunjukkan lebih banyak bukti dalam pernyataan atau tulisanmu 
  2. Jangan menggunakan sesuatu yang sudah jelas-jelas salah untuk diruntut sampai dengan ke bagian kesimpulan 
  3. Cari berbagai kesamaan 
  4. Menarik kesimpulan dengan menjawab berbagai pertanyaan

Cara Menulis Argumentasi 

Apabila kamu hendak menuliskan argumentasi atau setidaknya untuk memahami cara untuk menyusun argumentasi yang baik dan benar, maka kamu bisa gunakan cara di bawah ini. Cara menulis argumentasi yang mudah adalah dengan menggunakan pola. Terdapat empat pola yang dapat kamu gunakan, yaitu pola sebab-akibat, pola  akibat-sebab, pola analogi, dan pola generalisasi. 

Pola Argumentasi Sebab-Akibat

Pola argumentasi sebab-akibat memiliki pola yang sama dengan paragraf deduktif. Kalau paragraf deduktif memiliki kalimat utama atau ide pokok pada awal kalimat, maka pola argumentasi sebab-akibat terdiri dari penjabaran sebab terlebih dahulu. Umumnya, sebab berisi latar belakang suatu masalah. Setelahnya, dijelaskan dengan kalimat akibat dari adanya permasalahan/kejadian/peristiwa tersebut. 

Pola Argumentasi Akibat-Sebab

Pola argumentasi akibat-sebab memiliki pola yang serupa dengan poin sebelumnya. Perbedaannya terletak pada strukturnya, di mana akibat terlebih dahulu dijabarkan. Lalu, setelah kalimat akibat dipaparkan, kamu bisa menginformasikan penyebabnya. 

Pola Argumentasi Analogi

Pola argumentasi analogi artinya memasukkan suatu analogi yang berfungsi untuk memperkuat pendapat. Menurut, Stanford Encyclopedia of Philosophy, analogi dapat digunakan sebagai perbandingan di antara dua objek yang serupa guna mendukung kesimpulan pada permasalahan yang memiliki kemiripan.

Pola Argumentasi Generalisasi

Pola argumentasi generalisasi adalah pola umum yang berdasarkan dari kebenaran yang dirasakan oleh orang banyak. Kebenaran itu dapat terdiri dari pendapat suatu kelompok besar atau mayoritas, maupun sejumlah data yang bersifat ilmiah. 

Kunci Keberhasilan Argumentasi

Kunci keberhasilan dari suatu argumentasi sebenarnya sangat mudah, yaitu berpijak pada alurnya. Pertama-tama, untuk membuat suatu argumen harus ada pernyataan yang jelas. Pernyataan tersebut tentunya tidak bisa seenaknya dilontarkan, tetapi wajib mengandung teori yang mendukung pernyataan itu.

Contoh Tulisan Argumentasi 

unsplash,com

Pola Argumentasi Sebab-Akibat 

Jumlah perceraian di Indonesia mengalami kenaikan sejak adanya pandemi. Berdasarkan data dari pengadilan agama, kesulitan ekonomi jadi alasan yang paling banyak. Kehilangan pekerjaan dan menurunnya pendapatan menjadi pemicu adanya pertengkaran rumah tangga. Konflik yang tak berkesudahan dan semakin besar, pada akhirnya berujung perceraian. 

Pengadilan Agama (PA) Gresik, Jawa Timur, melaporkan kenaikan permohonan cerai naik hingga 8 persen.dibanding tahun sebelum adanya pandemi. Lalu, angka lebih tinggi juga ditemukan pada Kota Bandung. Tercatat pada bulan Maret sampai dengan November 2020 ada 7.800 kasus perceraian. Latar belakang perceraian paling banyak disebabkan persoalan ekonomi dan juga kekerasan dalam rumah tangga. 

Pola Argumentasi Akibat-Sebab

Dalam waktu 50 tahun terakhir, batas usia pernikahan Indonesia secara terus-menerus meningkat. Berdasar data statistik, pada tahun 1970, hanya 1,4% perempuan berusia 35 hingga 39 yang berstatus lajang. Lalu, statistik itu naik menjadi 3,5% pada tahun 2020. Terakhir, mengalami kenaikan lagi pada tahun 2010 menjadi 3,8%. 
Hal yang sama juga terjadi pada kelompok laki-laki. Statistik pada tahun 2002 menunjukkan laki-laki lajang berusia 35 hingga 39 berjumlah 10,02%. Lalu, mengalami kenaikan pada tahun 2010 mencapai 11,58%. 

Menurut Karel Karsten Himawan, Dosen Psikologi UNniversitas Pelita Harapan, meningkatnya angka perempuan yang belum dan tidak berminat menikah disebabkan oleh terjadinya pergeseran nilai dari sisi ekonomi. Selain itu, merujuk dari studi, jumlah perempuan Indonesia yang menamatkan pendidikan perguruan tinggi pada tahun 2019 meningkat sebanyak tiga kali lipat bila dibandingkan dengan dua dekade lalu.

Pola Argumentasi Analogi 

Dalam kehidupan, kita harus senantiasa untuk kuat dan mampu beradaptasi dengan baik. Sebab, kehidupan layaknya menggunakan sepatu. Pada saat baru beli dia akan tampak bagus secara fisiknya, tetapi kamu belum tahu apakah nyaman untuk digunakan dalam jangka waktu panjang atau hanya sementara. 

Namun, karena sudah membelinya, maka kamu harus bertanggung jawab terhadap sepatu tersebut dan menerima konsekuensinya. Bukan sepatu itu yang akan menyesuaikan mu, tapi kamu yang harus menyesuaikan diri dengan sepatu tersebut. Ketika melihat kamu memakainya, orang-orang mungkin akan terkesima dengan betapa cocoknya kamu menggunakan sepatu tersebut. Meskipun begitu mereka tidak tahu bahwa sepatu itu terlalu longgar, kesempitan, atau bahkan membuatmu lecet. 

Lalu, setelah sekian lama kamu justru mulai nyaman dengan sepatu itu. Namun, padangan orang sekeliling berubah dan justru memandang sepatu itu kumal dan tidak layak pakai. Selain itu, sepatu itu juga telah menemani kamu selama ini. 

Begitupun dengan kehidupan, kamu harus senantiasa kuat meski mendapat banyak suara sumbang dari sekeliling. Selain itu, mampu beradaptasi dengan baik, yaitu saat sepatu tersebut kehujanan, kepanasan, dibawa ke tempat yang berlumpur, dan sejenisnya. Berfokus pada kemajuan diri dan menjadi kuat adalah kunci kesuksesan. 

Nah, itu tadi informasi terkait argumentasi yang dapat Mamikos bagikan. Semoga informasi di atas dapat menjadi tambahan pengetahuan untuk kamu, ya. Jangan ragu untuk bagikan artikel ini pada orang-orang di sekitarmu, ya. 


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta