Contoh Teks Negosiasi Sesuai Strukturnya Orientasi, Permintaan, Penawaran, Persetujuan Hingga Penutup

Contoh Teks Negosiasi Sesuai Strukturnya Orientasi, Permintaan, Penawaran,
Persetujuan Hingga Penutup – Bernegosiasi merupakan salah satu hal penting
dalam kehidupan sosial.

Kalian pasti pernah bernegosiasi, baik secara informal maupun formal. Bernegosiasi
adalah teknik yang digunakan untuk mencapai solusi penyelesaian terbaik atas
suatu masalah.

Dalam bernegosiasi, terdapat setidaknya empat struktur yang wajib kalian
perhatian. Mamikos sudah merangkum semua penjelasan dan contohnya sebagai
berikut!

Definisi Negosiasi

https://unsplash.com/@cytonn_photography/

Negosiasi merupakan suatu kegiatan sekaligus teknik berkomunikasi di mana dua pihak saling tawar-menawar terkait suatu hal hingga tercapai kesepakatan.

Pada umumnya, negosiasi dilakukan untuk transaksi uang. Akan tetapi, tidak
menutup kemungkinan negosiasi dilakukan untuk transaksi non-uang lainnya.

Pihak-pihak yang bernegosiasi biasanya akan terus melakukan tawar-menawar
hingga terjadi kesepakatan terbaik bagi kedua belah pihak.

Sangat jarang negosiasi yang terjadi menemui kegagalan. Oleh sebab itu,
agar negosiasi kalian berjalan lancar dan tidak gagal, silakan simak dan
pelajari artikel Mamikos tentang contoh teks negosiasi sesuai
strukturnya!

Perbedaan Negosiasi Informal dan
Formal

  • Negosiasi informal biasanya akan lebih santai daripada formal. Hal ini disebabkan bahasa-bahasa yang digunakan saat melakukan negosiasi informal jauh lebih enteng daripada negosiasi formal.
  • Negosiasi formal jauh lebih tegas, lugas dan tidak bertele-tele daripada informal. Basa-basi dalam negosiasi formal hampir tidak ada, sehingga proses dapat jauh lebih cepat bila dibandingkan negosiasi informal.
  • Negosiasi formal dilakukan melalui pertemuan resmi. Sementara negosiasi informal tidak harus selalu dilakukan melalui pertemuan resmi. Negosiasi informal dapat dilakukan di mana pun dan kapan pun.
  • Negosiasi formal terkadang membutuhkan jalur hukum. Entah untuk mencari solusi atas suatu konflik yang pelik, atau untuk mengesahkan kontrak atau perjanjian-perjanjian resmi. Sementara, negosiasi informal tidak selalu harus menempuh jalur hukum.

Struktur Negosiasi

Negosiasi yang terstruktur tentu akan menjadi negosiasi yang paling efektif
dan memiliki potensi besar untuk berhasil. Berikut adalah contoh teks negosiasi sesuai strukturnya
sekaligus
penjelasan lengkap.

1. Orientasi

Bagian ini merupakan awal dari proses bernegosiasi. Biasanya, kalian bisa
memasukkan ucapan-ucapan salam atau sapaan dalam bagian ini.

Salam dan sapaan yang digunakan tentu saja disesuaikan dengan suasana bernegosiasi
ya. Jika kalian bernegosiasi secara informal, maka kalian bisa menggunakan sapaan
dan salam yang lebih santai.

Namun, jika kalian bernegosiasi secara formal, maka kalian tentu harus menggunakan bahasa yang formal juga.

Contohnya:

  • Informal

A: “Bu, aku boleh ngomong enggak?”

B: “Boleh dong. Ada apa nih? Kok tumben pagi-pagi sudah ajak Ibu ngomong?”

  • Formal

A: “Selamat siang, Pak. Maaf saya agak terlambat.”

B: “Selamat siang. Tidak apa. Saya juga belum lama
menunggu. Mari, silakan duduk.”

2. Permintaan

Setelah membuka percakapan dengan salam dan sapaan, kalian bisa langsung
masuk ke dalam bagian awal pembicaraan yang disebut juga sebagai permintaan.

Di bagian ini, kalian akan meminta atau mengajukan tawaran-tawaran yang
dikehendaki dalam negosiasi. Biasanya, tawaran-tawaran tersebut juga akan
datang dari pihak yang sedang kalian ajak bernegosiasi.

Contohnya:

  • Informal

A: “Jadi begini, Bu. Kemarin aku lihat ada sepatu model baru di pasar. Nah,
aku mau pinjam uang ke Ibu buat beli sepasang.”

B: “Model baru kayak bagaimana, Nak?”

A: “Solnya lebih kuat, Bu.”

B: “Oalah …. Memangnya sepatu kamu yang kemarin sudah rusak?”

A: “Enggak sih, Bu. Masih bagus kok.”

B: “Harganya berapa memang?”

A: “Tiga ratus ribu, Bu.”

B: “Duh, Nak, Ibu enggak ada uang segitu. Kamu tunggu dulu bulan depan ya?”

  • Formal

A: “Jadi, saya pikir desain ini akan cocok untuk ruang keluarga di rumah
Anda, Pak.”

B: “Ya, ya. Memang saya lihat modelnya sangat bagus. Tapi saya kurang suka
pemilihan bahan-bahan furniturnya.”

A: “Furnitur macam apa yang Bapak inginkan?”

B: “Saya ingin furnitur dari bahan kayu jati asli. Semuanya. Kebetulan
istri saya suka sekali furnitur kayu jati.”

3. Penawaran

Setelah mengajukan penawaran awal, maka kalian akan mulai berdiskusi dan terus
menerus mengajukan penawaran lainnya.

Bagian ini akan menjadi penentu apakah penawaran awal kalian dapat diterima
atau tidak. Jika tidak, maka solusi semacam apa yang akan kalian ambil.

Contohnya:

  • Informal

A: “Aku bisa bayar setengah dulu untuk beli sepatunya, Bu. Jadi, untuk saat
ini, aku cuma mau pinjam uang 150 ribu.”

B: “Tapi sepatu kamu katanya masih bagus, Nak.”

A: “Iya sih, Bu. Cuma model yang ini tuh bagus banget, Bu. Aku pengen beli.”

B: “Kalau model lain yang lebih murah memangnya enggak ada, Nak?”

A: “Ada, Bu. Tapi aku enggak mau. Aku maunya model yang itu.”

B: “Duh, tapi Ibu enggak ada uang, Nak. Dan Ibu enggak mau kalau kamu berutang.
Ibu enggak tahu kapan bisa lunasin sepatumu itu.”

  • Formal

A: “Oke, Pak. Kalau Bapak ingin mengganti seluruh furnitur, maka saya harus
membuat desain baru, dan itu tentu akan memakan waktu. Mungkin sekitar seminggu
atau dua minggu.”

B: “Apakah bisa diselesaikan dalam waktu tiga hari, Mas?”

A: “Aduh, belum bisa, Pak. Karena saya harus cari furniturnya dulu, harus
diukur, harus negosiasi harga pula. Furnitur kayu jati saat ini harganya sudah
sangat mahal loh, Pak.”

B: “Oh, begitu ya? Tapi saya maunya furnitur kayu jati semua dan selesai dalam
tiga hari.”

A: “Bagaimana kalau kita beli beberapa furnitur kayu jati saja, Pak?
Misalnya, meja makan beserta kursinya dan bufet saja. Untuk sisanya menggunakan
furnitur yang sudah kita setujui sebelumnya. Bagaimana, Pak?”

4. Persetujuan

Pada bagian ini, kalian akan melakukan persetujuan berdasarkan proses tawar-menawar
sebelumnya.

Contohnya:

  • Informal

A: “Ya sudah, Bu. Kalau begitu aku beli sepatunya bulan depan saja ya?
Boleh ya?”

B: “Hm …. Ya sudah, boleh deh. Kalau bulan depan mungkin Ibu sudah punya
uang.”

  • Formal

B: “Oh! Boleh, Mas! Boleh! Kalau begitu tidak perlu seluruhnya ya?”

A: “Betul, Pak. Nanti Bapak bisa diskusikan kembali dengan istri Bapak terkait
furnitur apa saja yang hendak diganti dengan bahan kayu jati asli. Nanti segera
hubungi saya supaya bisa saya carikan furniturnya, Pak.”

B: “Oke, oke deh, Mas! Saya setuju. Tapi ini bisa jadi dalam tiga hari ya?”

A: “Bisa, Pak.”

B: “Baik, Mas. Nanti saya hubungi lagi tentang furnitur kayu jatinya.”

5. Penutup

Akhirnya, proses tawar-menawar pun selesai. Bagian penutup adalah bagian di
mana kalian mengucapkan ucapkan terima kasih dan salam penutup, sekaligus menambahkan
hal-hal yang perlu diingat.

Contohnya:

  • Informal

A: “Asyik! Terima kasih ya, Bu!”

B: “Iya, sama-sama. Untuk sementara pakai sepatu yang lama dulu ya, Nak?”

A: “Iya, Bu! Enggak apa-apa!”

  • Formal

A: “Baik, Pak. Kalau begitu saya tunggu kabar selanjutnya ya?”

B: “Oke, Mas. Mungkin paling lambat lusa. Terima kasih ya, Mas.”

A: “Sama-sama, Pak. Senang membantu Anda.”

Contoh Teks Negosiasi Informal Sesuai Strukturnya

A: “Bu, aku boleh ngomong enggak?”

B: “Boleh dong. Ada apa nih? Kok tumben pagi-pagi sudah ajak Ibu ngomong?”

A: “Jadi begini, Bu. Kemarin aku lihat ada sepatu model baru di pasar. Nah,
aku mau pinjam uang ke Ibu buat beli sepatu itu.”

B: “Model baru kayak bagaimana, Nak?”

A: “Solnya lebih kuat, Bu.”

B: “Oalah …. Harganya berapa memang?”

A: “Tiga ratus ribu, Bu.”

B: “Duh, Nak, Ibu enggak ada uang segitu. Kamu tunggu dulu bulan depan ya?”

A: “Aku bisa bayar setengah dulu untuk beli sepatunya, Bu. Jadi, untuk saat
ini, aku cuma mau pinjam uang 150 ribu.”

B: “Tapi sepatu lama kamu masih bagus kan, Nak.”

A: “Iya sih, Bu. Cuma model yang ini tuh bagus banget. Aku pengen beli.”

B: “Kalau model lain yang lebih murah memangnya enggak ada, Nak?”

A: “Ada, Bu. Tapi aku enggak mau. Aku maunya model yang itu.”

B: “Duh, tapi sekarang Ibu enggak ada uang, Nak. Dan Ibu enggak mau kalau
kamu berutang. Ibu enggak tahu kapan bisa lunasin sepatumu itu.”

A: “Ya sudah, Bu. Kalau begitu aku tunggu bulan depan saja deh. Kayak yang Ibu
suruh di awal.”

B: “Iya. Kita beli bulan depan saja ya? Kalau bulan depan mungkin Ibu sudah
punya uang.”

A: “Asyik! Terima kasih ya, Bu!”

B: “Iya, sama-sama. Untuk sementara pakai sepatu yang lama dulu ya?”

A: “Iya, Bu! Enggak apa-apa!”

Contoh Teks Negosiasi Formal Sesuai Strukturnya

A: “Selamat siang, Mas. Maaf saya agak terlambat.”

B: “Selamat siang. Tidak apa, Pak. Saya juga belum lama menunggu. Mari, silakan
duduk.”

A: “Kemarin saya sudah cek desain yang Mas kirim. Saya dan istri suka. Tapi
kami ingin mengganti furniturnya.”

B: “Kalau boleh tahu, ada apa dengan furniturnya, Pak?”

A: “Tidak ada apa-apa, Mas. Saya dan istri cuma ingin furnitur dari bahan
kayu jati asli saja. Kebetulan istri saya suka sekali furnitur kayu jati.”

B: “Oke, Pak. Kalau Bapak ingin mengganti seluruh furnitur, maka saya harus
membuat desain baru, dan itu tentu akan memakan waktu. Mungkin sekitar seminggu
atau dua minggu.”

A: “Apakah bisa diselesaikan dalam waktu tiga hari, Mas?”

B: “Aduh, belum bisa, Pak. Karena saya harus cari furniturnya dulu, harus
diukur, harus negosiasi harga pula. Furnitur kayu jati saat ini harganya sudah
sangat mahal loh, Pak.”

A: “Oh, begitu ya? Tapi saya mau semua selesai dalam tiga hari.”

B: “Bagaimana kalau kita beli beberapa furnitur kayu jati saja, Pak?
Misalnya, meja makan beserta kursinya dan bufet saja. Untuk sisanya menggunakan
furnitur yang sudah kita setujui sebelumnya. Bagaimana, Pak?”

A: “Oh! Boleh, Mas! Boleh! Kalau begitu tidak perlu seluruhnya ya?”

B: “Betul, Pak. Nanti Bapak bisa diskusikan kembali dengan istri Bapak terkait
furnitur apa saja yang hendak diganti dengan bahan kayu jati asli. Nanti segera
hubungi saya supaya bisa saya carikan furniturnya, Pak.”

A: “Oke, oke deh, Mas! Saya setuju. Tapi ini bisa jadi dalam tiga hari ya?”

B: “Bisa, Pak.”

A: “Baik, Mas. Nanti saya hubungi lagi tentang furnitur kayu jatinya.”

B: “Baik, Pak. Kalau begitu saya tunggu kabar selanjutnya ya?”

A: “Oke, Mas. Mungkin paling lambat lusa. Terima kasih ya, Mas.”

B: “Sama-sama, Pak. Senang membantu Anda.”

Nah, itulah beberapa contoh teks negosiasi sesuai strukturnya. Sekarang, kalian sudah memahami bagaimana cara bernegosiasi sekaligus menuliskan teksnya dengan rapi dan benar!


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta