11 Dampak Bullying atau Perundungan Bagi Korban dan Pelaku di Sekolah
11 Dampak Bullying atau Perundungan Bagi Korban dan Pelaku di Sekolah – Hingga saat ini mungkin masih banyak orang yang salah persepsi bahwa dampak yang ditimbulkan dari tindakan bullying hanya pada korbannya saja.
Persepsi ini tentunya salah karena dampak yang ditimbulkan dari bullying ini juga terjadi pada pihak pelakunya. Tindakan bullying ini tidak hanya berbentuk penindasan secara fisik, melainkan juga penindasan secara verbal.
Dalam artikel ini, Mamikos akan menjelaskan tentang dampak bullying bagi korban dan pelaku di sekolah. Simak hingga akhir, ya!
Bullying
Daftar Isi
Daftar Isi
Bullying secara fisik contohnya adalah melakukan pemukulan, mendorong, menjambak, atau tindakan lain yang dapat membuat orang lain mengalami rasa sakit secara fisik.
Sementara bullying secara verbal merupakan tindakan penindasan melalui kata-kata seperti mengolok-olok, merendahkan, mencaci, menghujat, meremehkan atau tindakan lain yang membuat orang lain merasa tersiksa secara mental.
Baik bullying yang dilakukan dalam bentuk fisik maupun bullying dalam bentuk verbal bahasanya sama karena dapat membuat perkembangan mental seorang anak mengalami gangguan.
Oleh karenanya, tindakan bullying ini harus mendapat penanganan secara serius. Sekolah sebagai tempat tumbuh kembang anak harus bebas dari tindakan bullying.
Sebab, apabila di sekolah sampai terjadi pembiaran terhadap tindakan bullying dampaknya akan sangat besar bagi korban dan pelakunya.
Nah, jika kamu ingin mengetahui apa saja dampak peristiwa bullying yang terjadi di sekolah terhadap korban dan pelaku. Berikut penjelasannya.
Dampak Bullying atau Perundungan Bagi Korban dan Pelaku di Sekolah
Dampak Bagi Korban
1. Gangguan Kecemasan dan Ketakutan Berkepanjangan
Dampak terjadinya bullying terhadap korban adalah munculnya rasa cemas dan takut yang berkepanjangan saat berada di sekolah.
Mereka akan menganggap sekolah merupakan tempat yang menakutkan. Perasaan ini dapat membuat mereka tidak fokus dalam pelajaran sehingga dapat membuat prestasi mereka di sekolah menjadi menurun.
Tak hanya itu, adanya perasaan ini yang berlarut-larut dapat membuat mereka merasa malas untuk berangkat ke sekolah.
Jika hal ini tidak segera mendapat penanganan yang baik. Para korban bullying ini dapat putus sekolah karena enggan menyelesaikan pendidikannya.
Selain memunculkan rasa takut serta malas untuk berangkat ke sekolah, korban dari tindakan bullying juga sering diserang ketakutan saat berada di sebuah tempat yang mirip dengan tempat dia dibully.
Semisal seorang siswa dibully di kamar mandi atau di taman, ada kemungkinan dia akan mendapatkan serangan rasa takut atau cemas saat berada di kamar sendiri atau taman sendirian.
2. Hilangnya Rasa Percaya Diri
Bullying di sekolah dapat berwujud intimidasi atau pengancaman agar seorang siswa tidak melakukan hal-hal yang tidak diinginkan pembully.
Jika penindasan semacam ini tidak segera terungkap dan dihentikan maka akan menimbulkan dampak buruk bagi para korban.
Korban bullying akan kehilangan rasa percaya diri. Mereka akan merasa malas dan takut untuk mencoba hal-hal baru.
Hilangnya rasa percaya diri akan terus terbawa hingga mereka dewasa apabila tidak segera mendapat penanganan yang serius.
Tidak jarang anak-anak yang memiliki bakat bagus gagal dalam mewujudkan cita-citanya karena terlalu merasa minder akibat sering menjadi korban bullying.
3. Menarik Diri dari Masyarakat
Merasa tidak berharga karena kehilangan percaya diri tidak hanya berdampak pada kehidupan pribadi korban bullying saja, tetapi juga kehidupan sosial korban bullying.
Mereka yang terlanjur memiliki perasaan bahwa dirinya tidak berharga akan membuat mereka menarik diri dari masyarakat.
Tindakan ini dilakukan karena mereka merasa minder dan merasa tidak pantas untuk ikut berkumpul dengan masyarakat.
Mereka yang terlanjur mengalami perasaan semacam ini akan memilih menyendiri dibanding harus bersosialisasi dengan masyarakat sekitar.
4. Sulit Menjalin Hubungan
Hilangnya rasa percaya diri yang disertai dengan serangan kecemasan yang bisa datang kapan saja ini dapat membuat siswa mendapat kesulitan untuk menjalin hubungan dengan orang lain.
Siswa akan merasa sulit atau tidak mau mengenal orang-orang baru karena takut orang tersebut akan melakukan bullying terhadap dirinya.
Siswa yang sulit menjalin hubungan dengan orang lain ini tentu akan berpengaruh dengan nilai akademik dan masa depannya.
Sebab, kesuksesan seseorang ada banyak faktor penyebabnya. Salah satu yang paling utama adalah relasi yang baik.
Tanpa adanya relasi yang baik akan sulit bagi seseorang untuk meraih kesuksesan. Makanya, siswa yang sulit menjalin hubungan dengan orang lain karena menjadi korban bullying ini dapat terancam masa depannya apabila tidak segera mendapat pertolongan.
5. Gangguan Mental
Dampak selanjutnya akibat bullying pada korban adalah munculnya gangguan mental yang menimpa korban.
Adapun gangguan mental yang menyerang siswa ini jenisnya beragam. Siswa dapat mengalami depresi, sering mendapatkan gangguan kecemasan, gangguan makan, serta mengalami PTSD bagi anak.
Dalam kasus yang ekstrem, korban dari bullying ini dapat menyakiti diri sendiri dan orang lain. Adanya perasaan tidak berharga atau rendah diri yang terlalu ekstrim kerap membuat siswa berpikiran pendek dan memilih bunuh diri atas masalah yang tengah dihadapinya.
Di sisi lain, gangguan mental dari bullying ini juga dapat membuat siswa yang menjadi korban kehilangan rasa simpati dan empati atau mati perasaannya.
Mereka akan merasa kesulitan untuk membedakan bahagia dan sedih. Dalam kasus yang ekstrem karena tidak kuat menahan bullying yang berkali-kali.
Korban dapat berbuat nekat dengan melakukan pembalasan dendam kepada pihak-pihak yang dianggap telah menyakitinya atau pihak lain yang dianggap tidak peduli dengannya.
6. Gangguan Fisik
Dampak nyata dari bullying secara fisik ini lebih mudah terlihat bila dibanding dengan bullying jenis lainnya.
Biasanya korban akan memiliki luka atau memar di bagian tertentu karena menjadi korban bullying secara fisik.
Dalam bentuk yang ekstrim akibat dari gangguan fisik dapat menjadikan siswa mengalami kecacatan dan bahkan dapat membuat siswa meninggal dunia.
Di sisi lain, meski dalam hal ini yang disakiti adalah fisik, tetapi apabila dibiarkan berlarut-larut. Mental dari korban akan terdampak pula.
7. Sulit Konsentrasi
Siswa yang sering menjadi korban bullying ini biasanya akan sulit konsentrasi saat belajar. Hal ini dikarenakan ia tidak sedang memikirkan pelajaran yang diterima guru.
Namun, ia sedang memikirkan bagaimana caranya agar dia tidak menjadi korban bullying selama berada di sekolah.
Jika hal ini terjadi secara berlarut-larut siswa akan sulit untuk belajar sehingga nilai akademiknya menurun, serta besar kemungkinan siswa akan putus sekolah.
Dampak sulit berkonsentrasi ini sungguh besar karena dengan menurunnya prestasi akademik ini akan berdampak besar bagi kehidupan siswa di masa yang akan datang.
Dampak Bullying Bagi Pelaku
1. Gangguan Emosi
Seorang yang gemar membully ini dapat mengalami gangguan emosi. Mereka yang sering mendapat rasa puas saat membully teman yang dianggap lebih lemah memiliki kecenderungan untuk membawa kebiasaan ini hingga dewasa.
Mereka sulit merasa bahagia apabila belum melakukan penindasan terhadap orang lain. Demi ingin mendapatkan rasa bahagia mereka bisa menempuh banyak cara termasuk melakukan aksi kejahatan seperti pemalakan atau pemukulan terhadap orang lain.
2. Penyalahgunaan Obat-obatan Terlarang
Orang-orang yang sering melakukan tindakan bullying ini kebanyak melakukan aksinya dalam keadaan yang tidak sadar.
Mereka bisa berbuat setega dan sekeji itu terhadap korbannya karena pengaruh obat-obatan terlarang atau alkohol.
Selain itu, aksi bullying ini dilakukan karena pelaku ingin mendapatkan sesuatu yang sedang diinginkannya.
Sebagai contoh seorang pelaku bullying melakukan bullying finansial karena ingin membeli alkohol atau obat-obatan terlarang.
3. Gangguan Mental
Pelaku bullying ini dapat mengalami gangguan mental serius karena mereka akan merasa bahwa hanya dengan kekerasan dapat menyelesaikan semua masalah yang dihadapinya.
Saat berada di sekolah mereka akan malas untuk belajar. Mereka akan menindas siswa lain untuk mengerjakan pekerjaan rumahnya atau mereka tidak mau belajar saat ujian karena sudah ada siswa lain yang bisa dimintai jawaban.
Jika sikap ini terus dimiliki hingga dewasa nanti, siswa yang seperti ini akan cenderung menggampangkan sesuatu dan membuatnya menjadi pribadi yang malas untuk bekerja.
Mereka tidak mau susah payah untuk mencari uang karena memiliki keyakinan bisa mendapatkan uang secara gampang dengan jalan kekerasan.
4. Sulit Membentuk Ikatan
Mereka yang selalu mengutamakan kekerasan dalam menyelesaikan masalah pasti akan dijauhi oleh teman-temannya.
Jika mereka tidak bisa merubah sikapnya, mereka akan tumbuh menjadi pribadi anti sosial yang tentunya sulit menjalin hubungan.
Meskipun pada akhirnya mereka mampu berkeluarga, tetapi sulit bagi mereka untuk menciptakan hubungan yang harmonis.
Orang-orang yang memiliki pemahaman bahwa hanya dengan kekerasan dapat menjadi solusi atas semua permasalahan akan menjadi sosok yang kemungkinan besar mudah bersikap kasar terhadap pasangan dan anak-anaknya.
Demikian dampak dari bullying bagi korban dan pelaku yang bisa diberikan Mamikos. Semoga artikel ini bermanfaat bagi yang membutuhkan.
FAQ
Pelaku bullying dapat tumbuh menjadi sosok yang dapat melakukan tindakan kejahatan demi mencapai cita-citanya atau hanya dapat merasakan kepuasan pribadi.
Korban bullying tidak hanya akan merasakan sakit pada bagian fisik, tetapi juga pada bagian mental. Jika tidak segera mendapatkan penanganan yang baik korban bisa mengalami depresi dan akibat terburuk dari bullying ini bisa membuat seseorang bunuh diri.
Selain pada korban dan pelaku yang mengalami dampak dari bullying. Pihak saksi juga mengalami dampak yang serupa. Seorang saksi dari bullying ini akan mengalami perasaan tidak tenang dan sering mengalami tekanan psikologis yang hebat.
Ya, pelaku bullying bisa dituntut dengan Pasal 76C UU 35/2014 dimana pelaku diancam hukuman paling 3 tahun 6 bulan dan/denda paling banyak Rp72.000.000.
Jika korban mengalami luka berat, maka pelaku dipidana penjara paling lama 5 tahun dan/denda paling banyak Rp100.000.000.
Banyak penyebab yang menjadi seorang anak menjadi pembully beberapa diantaranya seperti sering melihat aksi kekerasan. Pola asuh yang salah, pernah menjadi korban kekerasan, atau sulit bersosialisasi.
Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu: