Faktor-Faktor Penghambat Integrasi Sosial beserta Penjelasannya
Faktor-Faktor Penghambat Integrasi Sosial beserta Penjelasannya – Integrasi sosial merupakan suatu ide yang harus diperjuangkan bersama oleh masyarakat Indonesia. Sebab, adanya integrasi sosial mampu mempersatukan perbedaan yang ada dan memperjuangkan Pancasila.
Masa modern ini sering membuat kita lupa akan jati diri bangsa, terlebih maraknya budaya asing yang kian mengikis budaya Indonesia. Perlu disadari, bahwa saat ini Indonesia sedang krisis kebudayaan dan toleransi.
Hal
tersebut yang seharusnya dihentikan, agar tidak terjadi batas-batas berupa
tembok untuk menghalangi munculnya sebuah integrasi sosial. Kira-kira apa saja
faktor-faktor penghambat integrasi sosial? Berikut penjelasannya untuk kalian.
Pengertian
Integrasi Sosial
Daftar Isi
Daftar Isi
Integrasi merupakan sebuah pola yang mengakui adanya perbedaan ras dalam masyarakat, namun tidak secara langsung memberi perhatian khusus kepada perbedaan rasnya.
Hak dan juga kewajiban yang berkaitan pada ras seseorang terbatas pada suatu bidang tertentu saja. Dalam hal ini ras tidak berkaitan pada bidang pekerjaan ataupun status yang diraih dengan cara usaha.
Menurut KBBI, kata “integrasi” memiliki arti pembauran hingga menjadi kesatuan yang utuh atau bulat. Lalu kata “sosial” memiliki arti berkenaan dengan masyarakat.
Menurut John Lewis Gillin dan John Philip Gillin, integrasi sosial merupakan suatu bagian dari sebuah proses yang terjadi akibat dari adanya perbedaan, baik secara fisik, emosional, budaya dan juga perilaku.
Sementara
menurut Michael Banton integrasi merupakan sebuah pola hubungan yang mengakui
adanya sebuah perbedaan ras di dalam masyarakat namun tidak memberikan makna
yang berarti dengan adanya suatu perbedaan ras tersebut.
Maka
integrasi sosial bisa disimpulkan sebagai sebuah proses pembauran, atau
penyesuaian berupa bentuk pola hubungan terhadap sebuah perbedaan berupa fisik,
emosional, budaya, ras, dan perilaku pada masyarakat yang sudah menjadi satu
kesatuan utuh.
Bentuk-bentuk
Integrasi Sosial
Dengan adanya integrasi sosial, maka akan muncul bentuk-bentuk dari integrasi sosial itu sendiri di masyarakat.
Bentuk-bentuk integrasi ini akan memengaruhi masyarakat dalam mengatasi sebuah integrasi sosial. Berikut penjelasannya:
1. Integrasi Normatif
Bentuk integrasi normatif ini bisa diartikan sebagai bentuk integrasi yang terjadi sebab adanya norma dan juga nilai yang berlaku di dalam masyarakat tersebut.
Norma merupakan suatu hal yang dapat mempersatukan kelompok masyarakat, meski masyarakat itu memiliki latar belakang budaya yang berbeda-beda.
Sebagai contoh, Warga Negara Indonesia dipersatukan dalam sebuah prinsip negara yang biasa kita sebut dengan “Bhineka Tunggal Ika”.
2. Integrasi Fungsional
Bentuk dari integrasi yang selanjutnya adalah integrasi fungsional. Integrasi fungsional muncul sebab adanya fungsi-fungsi tertentu di dalam tatanan hidup masyarakat.
Kemudian, integrasi ini akan terjadi bila kita mampu mengedepankan fungsi tatanan hidup tersebut yang mana asalnya dari masing-masing anggota masyarakat.
Sebagai contoh, Negara Indonesia terdiri dari bermacam-macam ras, suku, dan juga agama.
3. Integrasi Koersif
Integrasi Koersif adalah bentuk dari integrasi yang terjadi sebab adanya kekuasaan yang dimiliki oleh penguasa.
Hal tersebut memiliki arti bahwa penguasa akan menggunakan langkah-langkah kekerasan atau disebut juga dengan koersif.
Sebagai contoh, para pendemo berhenti melakukan kerusuhan ketika polisi atau pihak keamanan menyemprotkan gas air mata ke arah kerumunan pendemo.
Hal itu menjadi salah satu contoh dari bentuk integrasi yang bersifat koersif.
Faktor-faktor
Penghambat Integrasi Sosial
Terdapat
beberapa faktor-faktor penghambat integrasi sosial yang sifatnya negatif dan
disosiatif, berikut di antaranya:
1. Etnosentrisme
Etnosentrisme merupakan sebuah sikap dalam menilai kebudayaan dari masyarakat lainnya menggunakan sebuah unsur-unsur yang berlaku di dalam masyarakatnya.
Oleh sebab hal yang digunakan merupakan ukuran-ukuran yang berlaku di dalam masyarakat, maka seseorang akan selalu mempunyai anggapan jika kebudayaannya memiliki nilai-nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan kebudayaan masyarakat lainnya.
Etnosentrisme sendiri merupakan paham yang tidak rasional, tetapi lebih mengedepankan emosional dan sentimental.
Pertimbangan-pertimbangan yang digunakan dalam menstigma masyarakat lainnya adalah dengan menggunakan perasaan, bukan dengan pemikiran yang jernih dan menggunakan akal yang sehat.
Dengan adanya fanatisme di dalam kedaerahan, maka sudah dapat menghilangkan beberapa pertimbangan-pertimbangan yang sifatnya rasional.
2. Diskriminasi
Diskriminasi merupakan pembedaan dengan cara sengaja terutama pada bidang lapangan politik terhadap suatu golongan-golongan yang memiliki kaitan pada kepentingan suatu golongan tertentu.
Dalam sebuah tindakan diskriminasi, suatu golongan tertentu akan melakukan perbedaan dengan golongan-golongan yang lainnya.
Perbedaan yang terjadi bisa didasarkan dari suku, ras, agama, serta mayoritas dan juga minoritas dalam suatu masyarakat.
Termasuk pada perlakukan tidak adil terhadap perbedaan gender, kondisi fisik yang berbeda, hingga tindakan yang tidak memerhatikan nilai-nilai kemanusiaan.
Perlakukan dengan cara diskriminatif terhadap suatu golongan tertentu akan sangat mengganggu dan pastinya menghambat sebuah proses integrasi sosial.
3. Politik Aliran
Politik aliran merupakan keadaan sebuah politik yang dikelilingi sejumlah organisasi masa di dalam sebuah partai-partai politik, baik itu formal maupun tidak formal.
Partai-partai tersebut yang akan mewakili adanya ideologi yang akan diperjuangkan, contohnya melalui surat kabar atau majalah yang menggunakan jalur-jalur perjuangannya.
Contoh kasus ini adalah Partai Nasional Indonesia yang mempunyai ormas Pemuda Marhaens dan juga memiliki sebuah surat kabar dengan nama Suluh Marhaens.
Berkembangnya suatu politik aliran di dalam masyarakat majemuk seperti di Indonesia, dapat berakibat pada adanya jurang pemisah dalam perbedaan antara sebuah kelompok-kelompok aliran yang cukup berbeda.
Hal tersebut yang nantinya mampu menyebabkan terjadinya sebuah konflik antara kelompok-kelompok politik tersebut jika tidak dapat dikelola dengan baik.
Akibatnya dari hal tersebut tentu dapat menghambat proses integrasi sosial di dalam masyarakat.
4. Wilayah Geografis Indonesia yang Luas
Wilayah geografis di Indonesia sangatlah luas, yaitu terdiri dari pulau-pulau dan juga kepulauan yang memiliki karakteristik berbeda-beda.
Kondisi ini juga bisa memperlemah persatuan dan kesatuan negara sebab dari jarak yang lumayan luas dengan beragamnya budaya yang berbeda-beda.
Oleh sebab itu wilayah geografis Indonesia dapat menjadi salah satu faktor-faktor penghambat integrasi sosial.
Namun di sisi lain, dengan jarak yang luas dan beragamnya budaya, seharusnya bisa semakin merekatkan persatuan seperti yang dicita-citakan dalam sila ke-3 Pancasila yaitu “Persatuan Indonesia”.
5. Nilai Budaya Bangsa Melemah
Nilai-nilai budaya Bangsa Indonesia mampu melemah akibat dari kuatnya pengaruh budaya asing yang sepertinya tidak sesuai dengan karakter kepribadian bangsa dan masyarakat.
Hal itu baik secara kontak langsung maupun secara kontak tidak langsung.
Kejadian tersebut tentu dapat menjadi faktor-faktor penghambat integrasi sosial di era modern saat ini.
Sewajarnya, dengan adanya perkembangan teknologi yang serba modern, dapat membantu dalam menjaga kelestarian nilai-nilai budaya di Indonesia.
6. Kurangnya Kesadaran Dalam Diri
Faktor-faktor penghambat integrasi sosial juga dapat disebabkan karena kurangnya kesadaran dalam diri.
Banyak dari masyarakat Indonesia yang memiliki sifat egois serta individualis, sehingga kebanyakan dari mereka hanya mau mementingkan kepentingan pribadi daripada kepentingan sosial.
Hal
tersebutlah yang sebenarnya harus dikurangi, sebab bentuk apatisme atau
individualis akan membentuk tembok-tembok pemisah sehingga tidak terjadi dialog
untuk menumbuhkan integrasi sosial.
7. Pembangunan yang Tidak Merata
Saat
ini proses dari pembangunan infrastruktur masih saja berpusat pada wilayah-wilayah
tertentu, yaitu di pulau Jawa sebagai contoh pembangunan yang cukup merata,
sehingga hal tersebut dapat menimbulkan kesenjangan dalam berbagai bidang
kehidupan.
Adanya pembangunan yang tidak merata ini akan semakin memecah belah masyarakat Indonesia dan gagal dalam menciptakan sebuah persatuan.
Sebab, dengan pembangunan yang tidak merata akan mengurangi rasa kepercayaan masyarakat terhadap pemimpin negara.
8. Rendahnya Rasa Toleransi
Sikap rendahnya rasa toleransi dari warga Indonesia dapat jadi faktor kuat yang mampu menjadi faktor-faktor penghambat integrasi sosial lainnya.
Toleransi haruslah ditegakkan untuk memperkuat rasa persatuan bangsa Indonesia.
Jangan sampai kita menjadi negara yang tak pernah rukun akibat dari rasa intoleransi dalam bentuk apapun.
Perlu ada rasa tanggung jawab yang kuat untuk mengutamakan terbentuknya sebuah integrasi sosial dalam masyarakat maupun negara.
9. Adanya Potensi Ancaman dari Dalam Maupun Luar Negeri
Besarnya kemungkinan dengan adanya ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang akan menghancurkan keutuhan, kesatuan dan persatuan bangsa.
Hal tersebut dapat berasal dari dalam negeri maupun luar negeri.
Kita dapat melihat contoh kasus dalam negeri seperti kasus teroris pelaku bom bunuh diri yang dapat memengaruhi kesatuan bangsa.
Kemudian, kasus kepemilikan perusahaan asing di sumber daya alam Indonesia yang semakin memengaruhi keadaan ekonomi di Indonesia.
Itu
tadi pembahasan mengenai faktor-faktor penghambat integrasi sosial, perlu
diingat bahwa kalian perlu untuk memupuk rasa kepedulian terhadap perbedaan
yang ada untuk menciptakan suatu integrasi sosial yang baik.
Teruslah ciptakan jiwa-jiwa kemanusiaan dalam membantu sesama yang membutuhkan, untuk sedikit demi sedikit meningkatkan rasa kesadaran diri, bahwa masyarakat Indonesia perlu untuk bersatu.
Demikian pembahasan mengenai faktor-faktor penghambat integrasi sosial, kalian dapat membaca artikel lainnya mengenai sosial Indonesia pada kolom yang tersedia di Mamikos.
Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu: