9 Faktor Internal dan Eksternal Penyebab Terjadinya Pelanggaran HAM dan Penjelasannya
Pelanggaran HAM umumnya dipicu oleh berbagai faktor yang dapat dikategorikan sebagai faktor internal dan eksternal. Simak penjelasan lengkapnya di sini!
Misalnya saja, individu yang egois bisa saja menggunakan cara-cara yang tidak etis untuk mendapatkan keuntungan pribadi, tanpa memperdulikan dampak yang dapat ditimbulkan terhadap orang lain.
Ketika seseorang bahkan kelompok menganggap kepentingan mereka lebih penting dibandingkan hak-hak orang lain, maka pelanggaran HAM bisa terjadi. Tindakan melanggar hak orang lain seperti eksploitasi, diskriminasi, dan kekerasan seringkali muncul dari sikap egois.
Oleh karena itu, penting untuk setiap individu mengembangkan rasa empati terhadap orang lain dan memahami serta menghormati hak asasi manusia merupakan tanggung jawab sosial setiap individu.
Rendahnya Kesadaran HAM
Rendahnya kesadaran mengenai HAM merupakan faktor internal lainnya yang memicu pelanggaran HAM.
Ketika seorang individu atau kelompok tidak memiliki pemahaman tentang hak-hak dasar manusia, mereka akan cenderung mengabaikan atau bahkan melanggar hak-hak tersebut tanpa dapat menyadari dampak yang akan ditimbulkan.

Advertisement
Masih banyak orang yang tidak menyadari pentingnya HAM atau bahkan tidak mengetahui bahwa Tindakan yang mereka lakukan dapat melanggar hak orang lain.
Perilaku ini juga sering kali akan mengakibatkan perilaku semena-mena dimana individu atau kelompok bertindak sesuai dengan kepentingan mereka sendiri tanpa mempertimbangkan hak orang lain.
Ketidakpahaman ini bisa muncul akibat kurangnya Pendidikan dan informasi mengenai HAM, sehingga pelaku tidak menyadari bahwa Tindakan mereka adalah bentuk pelanggaran.
Sikap Intoleransi
Intoleransi adalah sikap tidak menerima atau menghargai perbedaan dalam masyarakat yang beragam, seperti ras, suku, atau agama. Dalam konteks pelanggaran HAM, intoleransi menjadi faktor internal lainnya yang dapat mengancam kestabilan sosial dan menyebabkan berbagai bentuk pelanggaran hak.
Ketika masyarakat tidak mampu menerima perbedaan dan tidak memiliki rasa hormat pada keberagaman, maka sikap intoleran sering kali dapat muncul. Sikap ini kemudian akan menurunkan rasa hormat terhadap hak-hak individu lainnya yang memiliki latar belakang yang berbeda.
Akibatnya, diskriminasi antar individu atau kelompok dapat terjadi, dan berujung hak-hak kelompok lain diabaikan dan dilanggar. Misalnya saja, sikap intoleransi terhadap agama minoritas dapat mengarah pada Tindakan diskriminasi, seperti pengucilan sosial, kekerasan, dan pembatasan akses.
Intoleransi di masyarakat juga dapat memicu konflik sosial dan politik, yang berujung akan merusak kestabilan nasional. Sebagai negara yang memiliki keragaman budaya dan etnis seperti Indonesia, sikap toleransi sangat penting untuk dijalankan.
Untuk itu, edukasi masyarakat tentang nilai-nilai toleransi dapat membantu sikap saling menghormati dan menghargai di masyarakat, sehingga akan mendorong lingkungan yang adil bagi seluruh masyarakat.