Jenis-jenis Pawarta Berita dalam Bahasa Jawa beserta Penjelasannya
Jenis-jenis Pawarta Berita dalam Bahasa Jawa beserta Penjelasannya – Pawarta, atau berita, adalah salah satu materi penting dalam pembelajaran Bahasa Jawa.
Pawarta berita merupakan sebuah karangan untuk menyampaikan sebuah informasi baik secara lisan maupun tulis.
Lantas, apa yang dimaksud pawarta dan apa jenis-jenis pawarta berita dalam Bahasa Jawa? Berikut penjelasan lengkapnya.
Memahami Pawarta Berita Bahasa Jawa
Daftar Isi
Daftar Isi
Istilah ‘berita’ dalam Bahasa Jawa sendiri disebut dengan ‘pawarta’. Adapun istilah ‘pawarta’ pada Bahasa Jawa mempunyai kata dasar ‘warta’ yang artinya ‘kabar’.
Penambahan seselan atau kata imbuhan prefiks ‘pa-’ pada kata ‘warta’, sehingga menjadi ‘pawarta’ menunjukkan sifat kata ‘pawarta’ sebagai kata benda dengan makna yang sama, yaitu ‘kabar’, atau lebih tepatnya ‘pemberian kabar’.
Istilah ‘pawarta’ juga memiliki varian lain seperti ‘pawartos’, ‘pawarah’, dan ‘pawarti’.
‘Pawarta’ merupakan media untuk menyampaikan kabar atau berita dalam Bahasa Jawa, baik secara tulis maupun secara lisan.
Adanya ‘pawarta’ dalam bentuk tulis atau lisan tersebut lantas melahirkan jenis pawarta paling awal, yaitu ‘pawarta tulis’ dan ‘pawarta lisan’
Pada konteks tulis, lalu dikenal cabang ilmu dalam Budaya Jawa yang disebut Teks Pawarta, menunjukkan tentang sebuah karya tulis yang memuat kabar berita terbaru.
Jenis-jenis Pawarta Berita dalam Bahasa Jawa
Untuk memahami pawarta secara utuh, perlu dipahami juga apa saja jenis-jenis pawarta berita dalam Bahasa Jawa.
Jenis-jenis pawarta dalam Bahasa Jawa dapat diklasifikasikan berdasarkan dua hal, yaitu berdasarkan bentuk, dan berdasarkan waktu.
Berikut adalah jenis-jenis pawarta berita dalam Bahasa Jawa:
Jenis-jenis Pawarta Berita Bahasa Jawa Berdasarkan Bentuk
Berdasarkan bentuknya, atau miturut bentuke, pawarta berita dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu pawarta siaran, pawarta lisan, pawarta cetak, dan pawarta internet.
Adapun penjelasan dari masing-masing kategori jenis pawarta di atas adalah sebagai berikut:
1. Pawarta Siaran
Pawarta siaran adalah jenis pawarta berita yang dimaksudkan untuk kebutuhan siniar atau siaran, baik dalam bentuk audio maupun video-audio.
Mengingat bentuknya yang merupakan teks untuk kebutuhan siaran agar dapat dijangkau oleh masyarakat yang lebih luas, maka bisa dikatakan penggunaan pawarta siaran dapat berupa pembacaan berita di televisi dan di radio.
Pawarta siaran wajib atau harus faktual, aktual, dan terpercaya, serta memiliki sumber yang dapat dipertanggungjawabkan, sebab pawarta siaran bersifat formal.
Di dalam penyampaiannya pun, penyiar pawarta siaran biasanya diharuskan berpakaian dengan rapi dan bersih, untuk menunjang kepercayaan pemirsa terhadap pawarta siaran yang disampaikan.
Pawarta siaran Bahasa Jawa hingga saat ini masih bisa dijumpai di televisi-televisi atau radio berbahasa lokal, contohnya Pojok Pitu atau Pojok Kampung di JTV dan Pawartos Ngayogjakarta di JogjaTV.
2. Pawarta Lisan
Jenis pawarta berikutnya dalam konteks bentuk adalah pawarta lisan.
Sesuai dengan namanya, pawarta lisan dibuat dan disampaikan secara lisan, atau dalam istilah Bahasa Jawa-nya gethok tular.
Di dalam jenis pawarta lisan biasanya tidak akan ditemui bentuk dalam versi tulisnya, mengingat sifatnya yang memang disampaikan dari mulut ke mulut.
Penggunaan pawarta lisan sampai hari ini masih relevan di masyarakat-masyarakat pedesaan di Jawa yang kadang berbagi informasi secara lisan pada waktu-waktu tertentu.
Mungkin istilah yang paling cocok adalah ngerasani, rasan-rasan, atau kalau menggunakan nada negatif bisa menggunakan istilah ghibah.
Namun, perlu dibedakan secara tegas bahwa pawarta lisan tidak sama dengan ghibah.
Sebab, pada sebuah pawarta lisan yang disampaikan pasti terdapat sisi faktual dan aktual yang bisa dipertanggungjawabkan.
Hanya saja, karena ‘jarak yang begitu dekat’ pawarta lisan sering bercampur dengan intensi personal atau emosi personal sehingga membuatnya seolah-olah sebagai ghibah.
3. Pawarta Cetak
Jenis pawarta berita Bahasa Jawa secara bentuk berikutnya adalah pawarta cetak.
Pawarta cetak berarti berita yang disajikan dan disebarkan dalam bentuk cetak seperti koran dan majalah.
Meski pembaca pawarta cetak Bahasa Jawa sudah semakin sedikit, namun nyatanya media cetak yang menggunakan Bahasa Jawa sampai saat ini masih eksis.
Beberapa pawarta cetak Bahasa Jawa yang masih ada hingga saat ini antara lain Panjebar Semangat, Jayabaya, dan Djaka Lodhang, serta majalah Bahasa Jawa lain terbitan Balai Bahasa Jawa Timur, Balai Bahasa Jawa Tengah, dan Balai Bahasa Yogyakarta.
Sementara itu pawarta cetak Bahasa Jawa yang berbentuk koran saat ini sudah melebur ke dalam koran-koran yang dominan Bahasa Indonesia, seperti Solo Pos dan Kedaulatan Rakjat.
Eksistensi pawarta cetak bahasa Jawa yang masih bertahan tersebut menunjukkan bahwa masih ada minat dari masyarakat Jawa untuk membaca pawarta cetak.
4. Pawarta Internet
Jenis terakhir dalam pawarta bertia berbahasa Jawa secara bentuk adalah pawarta internet.
Pawarta internet bisa dikatakan sebagai jenis pawarta Bahasa Jawa yang masih baru, sebab muncul setelah era internet dan digital menyebar.
Sehingga, masih tidak banyak media-media pawarta internet Bahasa Jawa yang mengkhususkan secara utuh websitenya menggunakan Bahasa Jawa secara menyeluruh.
Beberapa media pawarta internet yang ada antara lain Solo Pos versi internet, yang kolom Bahasa Jawanya bisa ditemui.
Sementara untuk website khusus yang menggunakan Bahasa Jawa, memuat Bahasa Jawa, dan seluruhnya Bahasa Jawa masih sangat jarang.
Jenis-jenis Pawarta Berita Bahasa Jawa Berdasarkan Waktu
Selain dari sisi bentuk, pawarta berita Bahasa Jawa juga dapat diklasifikasikan dalam konteks waktu, yaitu pawarta ariwarti dan pawarta kalawarti.
Penjelasan lebih lengkapnya adalah sebagai berikut:
1. Pawarta Ariwarti
Pawarta ariwarti berarti adalah sebuah berita Bahasa Jawa yang diterbitkan setiap hari dalam bentuk formal, entah dalam bentuk siaran, cetak, maupun majalah.
Pawarta ariwarti lebih mungkin bisa ditemukan di pawarta berita yang berbentuk siaran, dan mungkin juga internet, sebab lebih memungkinkan untuk hadir tiap hari dibandingkan yang berbentuk cetak.
2. Pawarta Kalawarti
Pawarta kalawarti artinya adalah pawarta Bahasa Jawa yang tidak terbit setiap hari.
Pawarta Kalawarti saat ini lebih banyak ditemui di pawarta Bahasa Jawa dalam bentuk cetak sebab proses pengolahan media cetak yang relatif lebih lama.
Ciri-ciri Pawarta Bahasa Jawa
Setelah memahami berbagai jenis pawarta berita Bahasa Jawa beserta penjelasannya di atas, hal lain yang penting untuk diketahui mengenai pawarta Bahasa Jawa adalah ciri-cirinya.
Berikut adalah ciri-ciri utama dari pawarta Bahasa Jawa yang perlu dipahami dan diketahui:
1. Menggunakan Bahasa Jawa sebagai media penyampaiannya
2. Bersifat faktual artinya sesuai dengan fakta yang terjadi
3. Bersifat aktual artinya berita yang disampaikan tidak terlewat basi
4. Seimbang, artinya pawarta harus netral, tidak memihak pihak manapun, tidak merugikan dan tidak menguntungkan pihak-pihak tertentu
5. Objektif, pawarta harus disampaikan secara apa adanya, tidak boleh ada unsur subyektif yang menyertai penyampaian pawarta
6. Menjawab 5W + 1H, lazimnya teks berita, pawarta harus memenuhi kaidah unsur penulisan dan penyampaian 5W + 1 H
7. Tidak bertele-tele, pawarta harus disampaikan secara langsung tidak menggunakan bahasa yang berbunga-bunga atau penggunaan diksi-diksi yang tidak penting.
Demikian pembahasan mengenai jenis-jenis pawarta berita dalam Bahasa Jawa beserta penjelasannya. Semoga bermanfaat.
FAQ
1. Menggunakan Bahasa Jawa sebagai media penyampaiannya
2. Bersifat faktual artinya sesuai dengan fakta yang terjadi
3. Bersifat aktual artinya berita yang disampaikan tidak terlewat basi
4. Seimbang, artinya pawarta harus netral, tidak memihak pihak manapun, tidak merugikan dan tidak menguntungkan pihak-pihak tertentu
5. Objektif, pawarta harus disampaikan secara apa adanya, tidak boleh ada unsur subyektif yang menyertai penyampaian pawarta
6. Menjawab 5W + 1H, lazimnya teks berita, pawarta harus memenuhi kaidah unsur penulisan dan penyampaian 5W + 1 H
7. Tidak bertele-tele, pawarta harus disampaikan secara langsung tidak menggunakan bahasa yang berbunga-bunga atau penggunaan diksi-diksi yang tidak penting.
Istilah ‘berita’ dalam Bahasa Jawa sendiri disebut dengan ‘pawarta’. Adapun istilah ‘pawarta’ pada Bahasa Jawa mempunyai kata dasar ‘warta’ yang artinya ‘kabar’.
Berdasarkan bentuknya, atau miturut bentuke, pawarta berita dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu pawarta siaran, pawarta lisan, pawarta cetak, dan pawarta internet. Selain dari sisi bentuk, pawarta berita Bahasa Jawa juga dapat diklasifikasikan dalam konteks waktu, yaitu pawarta ariwarti dan pawarta kalawarti.
Menjawab 5W + 1H, lazimnya teks berita, pawarta harus memenuhi kaidah unsur penulisan dan penyampaian 5W + 1 H.
‘Pawarta’ merupakan media untuk menyampaikan kabar atau berita dalam Bahasa Jawa, baik secara tulis maupun secara lisan.
Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu: