35 Kata-kata Sindiran Halus Bahasa Jawa Buat Orang Munafik dan Artinya

35 Kata-kata Sindiran Halus Bahasa Jawa Buat Orang Munafik Dan Artinya – Dalam lingkungan pertemanan maupun lingkungan kerja keberadaan orang-orang yang punya sifat munafik memang menjengkelkan.

Kadang kalau kesabaran sudah mencapai batasnya. Biasanya untuk mengingatkan mereka agar tidak berperilaku munafik, kita dapat menyindirnya.

Mengetahui Ciri-ciri Orang Munafik

https://unsplash.com/@darren1303

Sebelum kita membahas lebih jauh tentang sindiran yang cocok ditujukan kepada orang yang munafik. Rasanya tidak ada salahnya kalau kita paparkan lebih dulu bagaimanakah ciri-ciri orang yang munafik itu.

Dengan mengetahui ciri-ciri orang munafik. Kamu akan lebih waspada agar tidak menimbulkan kekecewaan di hari yang akan datang.

Ciri-ciri Orang Munafik

  • Ciri orang munafik yang pertama ialah orang yang suka sekali berdusta atau berbohong. Berdusta sendiri termasuk sifat tercela yang sangat dibenci dan harus dihindari manusia serta agama apapun. Bahkan di semua agama melarang keras perbuatan tersebut
  • Ciri orang munafik yang selanjutnya ialah suka ingkar janji. Seseorang yang memiliki kegemaran ingkar janji, maka perkataannya akan penuh kebohongan.
  • Ciri orang munafik yang berikutnya ialah gemar berkhianat apabila mendapat kepercayaan oleh seseorang.
  • Ciri orang munafik lainnya adalah senang melakukan tipu daya untuk mencari simpati dari orang lain dengan tujuan tertentu.
  • Ciri orang munafik yang berikutnya ialah bermuka dua dan mencari mula supaya dianggap yang paling paham atau yang terbaik. Padahal sebenarnya ia tidak tahu apa-apa.
  • Ciri orang munafik selanjutnya adalah suka memamerkan pencapaian yang telah dicapainya sehingga menimbulkan simpati dari orang lain.

Di bawah ini adalah kata-kata sindiran bahasa Jawa buat orang munafik beserta dengan artinya. Jadi simak baik-baik, ya!

Contoh Kata-kata Sindiran Halus Bahasa Jawa Bagian 1

  1. Mentas ngopi oli apa piye, kok cucukmu lunyune eram (Baru ngopi oli, ya? Mulutmu pandai sekali bersilat lidah)
  2. Wong kerja kuwi golek dhuwit aja golek rai (Orang kerja itu cari uang, bukannya cari muka)
  3. Wong kok senengane dadi tumbak cucukan (Orang kok sukanya mengadu domba)
  4. Wong kok senengane ngrasani liyan, wis rumangsa apik dhewe apa piye? (Orang kok sukanya membicarkakan keburukan orang lain, sudah merasa paling baik sendiri ya?)
  5. Wong kok kaya dhuwit ricik, raine loro ning ora ana ajine (Orang kok seperti uang koin, punya dua muka tapi tidak ada harganya)
  6. Percuma pacaran yen ora wani mangan daging babi (Percuma pacaran kalau tidak berani makan daging babi)
  7. Pacaran kok kelonan kowe kuwi melu umate sapa? (Pacaran kok bersebadan, kamu itu ikut umatnya siapa)
  8. Saala-alane asu ora bakal mangan kancane dhewe, kowe kuwi wong apa asu kok senengane mangan kancane dhewe (Seburuk-buruknya anjing tidak akan memakan temannya sendiri, kamu itu manusia apa anjing kok sukanya makan teman sendiri)
  9. Yen arep apus-apus kuwi dipikir nganggo uteg dhisik aja mung sokor njeplak wae (Jika mau berbohong itu pakai otak, jangan hanya bicara sembarangan saja)
  10. Percuma omonganmu kaya kyai yen isih seneng ngrasani sedulure dhewe (Percuma bicaranya seperti kyai/ulama jika masih suka membicarakan keburukan saudara sendiri)

Contoh Kata-kata Sindiran Halus Bahasa Jawa Bagian 2

  1. Ora lho wong kok senengane adu-adu marang sapadhaning kanca. Kowe kuwi manungsa apa dhemit (Begini, orang kok suka sekali mengadu domba sesama teman. Kamu itu manusia atau iblis)
  2. Manungsa kuwi sing kena dicekel omongane. Aja mencla-mencle kaya ngene (Manusia itu sehatusnya bisa dipegang omongannya, jangan mencla-mencle begini)
  3. Wis ditulungi nganti direwangi tukaran karo kanca, hla kok malah menthung saka mburi (Sudah ditolong bahkan sampai dibela-belain bertengkar dengan teman, hla kok jadinya malah memukul dari belakang)
  4. Dina iki kowe kok ayu banget, iki asli apa ethok-ethok (Hari ini kamu cantik sekali, ini asli atau pura-pura)
  5. Wong marung iku kanggo mangan ora kanggo rasan-rasan (Orang ke rumah makan itu ya untuk makan, bukan malah untuk membicarakan keburukan orang lain)
  6. Satenane aku ngerti yen saiki kowe lagi seneng golek rai (Sebenarnua aku mengerti kalau saat ini kamu sedang mencari muka)
  7. Sing ati-ati wae, sapinter-pinter wong nyingidake bathang, mesthine bakake konangan (Berhati-hatilah karena sepandai-pandainya manusia menyimpan bangkai pasti akan ketahuan juga)
  8. Percuma anggenmu ngaji yen kowe isih seneng ngapusi lan golek rai (Percuma ibadahmu selama kamu masih suka menipu dan mencari muka)
  9. Yen ana lomba golek rai, kowe mesthi sing dadi juarane (Kalau ada lomba mencari muka, kamu pasti yang akan jadi juaranya.
  10. Susah tak rewangi, hla mbasan wis mari malah menthungi sing nulungi (Susah kubantu, ketika sembuh malah mencelakan yang memberi pertolongan)

Contoh Kata-kata Sindiran Halus Bahasa Jawa Bagian 3

  1. Aku jan nggumun karo kowe. Kok bisa-bisane nganggo rai loro. (Saya sungguh heran denganmu. Kok bisa-bisanya punya dua muka)
  2. Aku isih percaya yen naga iku ana sing rupane abang, timbangane percaya karo critamu (Aku lebih percaya kalau ada naga yang warnanya merah dibanding harus mempercayai kata-katamu)
  3. Pisan-pisan mbok ya noleh githoke dhewe, supaya ora metani alane liyan terus (Sekali-kali seharusnya intropeksi diri dulu, supaya tidak mencari kesalahan orang lain)
  4. Wong kok omongane kaya tela alus nanging nyereti (Orang kok bicaranya seperti ketela, halus tapi bikin sesak tenggorokan)
  5. Kowe kudu luwih ngati-ati merga musuh sing paling medeni kuwi asline kanca sing senengane ndingkik saka mburi  (Kamu harus ekstra  hati-hati karena musuh yang paling berbahaya itu adalah teman yang suka menikam dari belakang)
  6. Sing duwe swarga kuwi kowe apa piye? Kok senengane nyalahake liyane (Apakah kamu yang punya surga? Kok senangnya mencari kesalahan orang lain)
  7. Nyuwun sewu, Mbak, Iku wajah apa lawang sewu/? Kok akeh banget (Permisi, Mbak Maaf, itu wajah apa lawang sewu kok banyak banget)
  8. Wis saiki sakarep-karepmu, ning aja ajak-ajak aku (Sudah, sekarang lakukan seenakmu sendiri, aku tidak akan mengganggumu lagi)
  9. Kowe kuwi lagi dadi malaikat magang apa piye? Kok kabeh-kabeh kok biji ala lan apike (Kamu itu sedang magang jadi malaikat, ya? Kok semua perbuatan baik dan buruk kamu catat semua)
  10. Aku ngerti yen kowe kaya ngene merga kepengin golek kaya, ning aja ngene carane (Aku paham kalau kamu seperti ini karena ingin mencari uang, tapi jangan keterlaluan dong)

Contoh Kata-kata Sindiran Halus Bahasa Jawa Bagian 4

  1. Wong kok omongane esuk tahu, sore susu kedele (Orang kok omongannya tidak bisa dipercaya sama sekali, bagi bicaranya apa sorenya bicara apa)
  2. Wong kok senengane dadi seksi perlengkapan, senengane kabeh-kabeh diurusi (Orang kok sukanya jadi seksi perlengkapan, sukanya semua hal diursi)
  3. Wong munafik kuwi mbesuk yen mati sing bosok dhesek cangkeme titeni wae (Orang munafik itu nantinya kalau sudah meninggal yang busuk duluan adalah mulutnya)
  4. Sasuwene kekancan karo kowe pinterku mung sambah siji, pinter ngapusi (Selama berkawan denganmu pintarku hanya bertambah saju, pandai menipu)
  5. Wong weweh iku kudune tangan menehi menehi tangan kira ora ngerteni. Hla, iki malah kok viralke. Kowe kuwi umate sapa ta? (Orang berderma itu seharusnya tangan kanan memberi, tangan kiri tidak tahu. Tapi ini malah diviralkan. Kamu itu umatnya siapa sih)

Demikianlah contoh kata-kata sindiran halus bahasa Jawa buat orang munafik. Dengan kata-kata sindiran bahasa Jawa yang telah disebutkan di atas, tentu kamu bisa memakainya lho.

Semoga artikel mengenai sindiran halus bahasa Jawa sederhana ini dapat memberikan manfaat untukmu.


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta