Kronologi G30S/PKI, Dampak dan Akhir Penumpasan Pemberontakan Secara Singkat
Kronologi G30S/PKI, Dampak dan Akhir Penumpasan Pemberontakan Secara Singkat – Beberapa dekade yang lalu, Indonesia digemparkan oleh sebuah peristiwa penculikan tujuh Jenderal yang saat itu cukup berpengaruh di Indonesia. Peristiwa ini dikenal sebagai peristiwa G30S/PKI (Gerakan 30 September/ Partai Komunis Indonesia). Pemberontakan ini terjadi lantaran ingin menggulingkan pemerintahan Presiden Soekarno yang telah berdiri dengan nama Republik Indonesia untuk bisa menjadi negara komunis.
Lantas apa latar belakang terjadinya pergolakan ini? Siapa dalang yang memimpin pemberontakan G30S/PKI? Siapa ketujuh jenderal yang diculik oleh komplotan G30S/PKI ini? Simak terus artikel ini, ya!
Apa Itu G30S/PKI
Daftar Isi
Daftar Isi
Indonesia sempat mengalami
pengkhianatan yang cukup besar beberapa dekade yang lalu. Tepatnya pada tanggal
30 September 1965. Pemberontakan inilah yang sekarang kita kenal sebagai
peristiwa G30S/PKI (Gerakan 30 September/ Partai Komunis Indonesia). G30S/PKI
ini melibatkan Pasukan Cakrabirawa dan anggota Partai Komunis Indonesia yang dipimpin
oleh Dipa Nusantara Aidit atau biasa kita kenal sebagai DN.Aidit.
Motif utama pemberontakan ini yaitu ingin menggulingkan pemerintaan Presiden Soekarno yang telah berdiri dengan nama Republik Indonesia untuk diganti menjadi negara komunis. Pemberontakan ini telah melibatkan kurang lebih tujuh Jenderal yang cukup berpengaruh di Indonesia dibunuh dalam upaya kudeta.
Peristiwa sadis ini didalangi oleh DN Aidit beserta komplotannya dari Partai Komunis Indonesia. Sebagian dari ketujuh Jenderal ini ada yang dibunuh di kediamannya dan sebagian lagi dibawa menuju ke Lubang Buaya. Sebagaian Jenderal yang dibawa ke Lubang Buaya dinyatakan tewas akibat beberapa luka yang diberikan oleh komplotan G30S/PKI.
Kronologi G30S/PKI
Awal mula terjadinya peristiwa
G30S/PKI ini adalah keinginan untuk merubah sistem pemerintahan Republik
Indonesia yang telah ada menjadi Negara Komunis. Pemberontakan yang dipimpin
oleh DN Aidit ini mulai menculik tujuh Jenderal yang cukup bepengaruh di
Indonesia. Tiga diantara ketujuh Jenderal tersebut dibunuh di kediaman
masing-masing sedangkan sisanya dibawa ke Lubang Buaya untuk disiksa.
Para Jenderal yang menjadi korban, di antaranya:
- Mayor Jendral Mas Tirtodarmo Haryono
- Letnan Jendral Anumerta Ahmad Yani
- Mayor Jendral Raden Soeprapto
- Brigadir Jendral Donald Isaac Panjaitan
- Mayor Jendral Siswondo Parman
- Brigadir Polisi Ketua Karel Satsuit Tubun
- Brigadir Jendral Sutoyo Siswodiharjo
Ketiga Jenderal yang dibunuh di
kediamannya yaitu Jendral Ahmad Yani, M.T Haryono, dan D.I Panjaitan. Sementara
Jenderal yang lain diculik dan dinyatakan tewas akibat luka yang didapatkan para
Jenderal sewaktu disiksa di Lubang Buaya. G30S/PKI yang bergerak atas satu
komando yang dipimpin oleh Komandan Batalyon I Cakrabirawa, dan Letnan Kolonel
Untung Syamsuri ini dimulai dari Jakarta dan Yogyakarta. Beberapa korban lain
yang ditemukan tewas di Yogyakarta akibat pemberontakan ini, di antaranya:
- Kolonel Katamso Darmokusumo
- Letnan
Kolonel Sugiyono Mangunwiyoto
Panglima TNI AH Nasution yang
sebenarnya menjadi target utama para pemberontak berhasil meloloskan diri.
Namun naas, putrinya yang bernama Ade Irma Nasution tewas dikediamannya akibat
tertembak dan ajudan yang bernama Lettu Pierre Andreas Tendean diculik oleh
para pemberontak dan ditembak mati di Lubang Buaya.
Tidak hanya berhenti disitu saja,
para pemberontak ini membunuh dan membuang jasad-jasad di sebuah sumur yang
kita kenal sebagai Lubang Buaya. Lubang Buaya ini berlokasi di Pondok Gede.
Penumpasan G30S/PKI
Peristiwa G30S/PKI ini membuat
luka yang mendalam bagi Bangsa Indonesia sebab merenggut banyak korban,
terlebih Jenderal yang berpengaruh pada jaman itu. Banyak rakyat yang menuntut
Presiden Soekarno untuk membubarkan PKI (Partai Komunis Indonesia) tersebut.
Penumpasan G30S/PKI dilakukan pada tanggal 1 Oktober 1965 atas pimpinan
Panglima Kostrad yang menghimpun pasukan lain, seperti divisi Siliwangi,
Kaveleri, dan RPKAD (Resimen Para Komando Angkatan Darat) yang saat itu
dipimpin oleh Kolonel Sarwo Edhi Wibowo.
Akibat banyaknya pertentangan dari rakyat Indonesia dan keterbatasan anggota yang bersenjata, PKI termasuk DN Audit mencoba untuk melarikan diri ke Jawa Tengah. Namun usahanya sia-sia, dia berhasil ditangkap dan dijatuhi hukuman mati. Semua anggota organisasi yang dianggap masih memiliki keterkaitan dengan pemberontakan ini juga turut ditangkap. Organisasi tersebut adalah Lekra, CGMI, Pemuda Rakyat, Gerakan Wanita Indonesia, Barisan Tani Indonesia, dan lainnya.
Setelah peristiwa penumpasan G30S/PKI ini, kekuatan PKI semakin melumpuh. Bahkan beberapa pandangan jelek mengenai partai ini mulai tersebar di berbagai kalangan. Markas PKI, toko, kantor, dan fasilitas yang masih berkaitan dengan PKI mulai dihancurkan oleh massa.
Sementara, jenazah para Jenderal
yang ditemukan pada 3 Oktober 1965 di Lubang Buaya mulai diangkat keesokan
harinya. Dan pada tanggal 5 Oktober 1965, seluruh korban G30S/PKI tersebut
dimakamkan di Taman Makam Pahlawan. Mereka semua dikenang dan diberi gelar
sebagai Pahlawan Revolusi.
Makna Peristiwa G30S/PKI Bagi Generasi Indonesia
Terlepas siapa dalang sebenarnya
dari pemberontakan G30S/PKI ini, tetap saja peristiwa ini sangat membuat luka
mendalam bagi Bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia yang semula bersatu padu,
memiliki pandangan hidup untuk damai dan harmonis satu sama lain seperti
berdasar pada Bhineka Tunggal Ika yang memiliki makna berbeda-beda tetapi tetap
satu jua, menjadi tercederai akibat adanya pemberontakan ini.
Hal ini menjadi catatan penting bagi kita semua terutama generasi penerus bangsa untuk bisa meneruskan perjuangan pahlawan yang telah mengorbankan segenap jiwa dan raganya untuk kemerdekaan Republik Indonesia. Oleh karena itu, tragedi G30S/PKI bisa kita jadikan sebagai pengalaman penting.
Walaupun kenyataannya memang pahit, ada beberapa hikmah yang bisa kita ambil dari peristiwa ini. Bahwa diluar sana banyak sekali pihak yang iri dan ingin membuat Indonesia yang semula damai, aman, sentosa ini menjadi negara yang masyarakatnya dipenuhi oleh konflik dan perpecahan. Bahkan bisa saja mereka juga menginginkan keberadaan Pancasila yang notabenya adalah dasar negara kita untuk digantikan dengan dasar negara baru. Kita sebagai warga Indonesia harusnya mulai menyadari pentingnya untuk menegakkan Pancasila.
Menjadikan Pancasila serta
Bhinneka Tunggal Ika sebagai landasan dalam berperilaku dan bergaul sangatlah
penting. Semua itu guna menciptakan kehidupan yang damai dan harmonis, serta
menuju Indonesia yang kita cintai ini selalu tetap dalam bingkai NKRI (Negara
Kesatuan Republik Indonesia). Kita harus selalu meyakini bahwa implementasi
dari nilai-nilai Pancasila akan dapat membuat hidup kita selalu dibawah
lindungan Tuhan Yang Maha Esa serta dapat mewujudkan kedamaian yang hakiki.
Demikian informasi mengenai
G30S/PKI mulai dari pengertian G30S/PKI, kronologi pemberontakan, serta
penumpasan dari pemberontakan G30S/PKI. Semoga informasi ini membantu.
Jangan lupa untuk selalu update informasi melalui blog Mamikos karena disini kalian bisa mendapatkan informasi ter up-to-date seputar sejarah maupun informasi menarik lainnya.
Klik dan dapatkan info kost di dekat mu: