Laki-laki Tidak Bercerita, Apakah Ini Hanya Bom Waktu yang Bisa Meledak Kapan Saja?

Sudah sering mendengar kata-kata Laki-Laki Tidak Bercerita? Yuk, simak makna dan bagaimana cara menghadapinya.

18 Maret 2025 Nuril Hidayah

2. Masalah Kesehatan Mental

Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa laki-laki lebih rentan mengalami depresi, kecemasan, bahkan pikiran untuk mengakhiri hidup karena mereka tidak terbiasa mengekspresikan perasaan mereka dengan sehat. 

Ketika perasaan negatif terus dipendam tanpa ada cara untuk melepasnya, risiko gangguan mental jadi meningkat. Yuk, terus jaga kesehatan mental kamu agar tetap stabil!

Sebuah studi dari National Institute of Mental Health (NIMH) menunjukkan bahwa tingkat bunuh diri pada laki-laki lebih tinggi dibandingkan perempuan, sebagian karena mereka cenderung menutup diri dan tidak mencari bantuan saat mengalami masalah emosional.

3. Kesulitan dalam Hubungan Sosial dan Romantis

Laki-laki yang sulit bercerita atau mengekspresikan perasaannya sering mengalami masalah dalam hubungan. Pasangan, teman, atau keluarga mereka mungkin merasa diabaikan atau kesulitan memahami mereka, yang bisa berujung pada konflik atau hubungan yang renggang.

4. Menggunakan Pelarian yang Tidak Sehat

Karena tidak terbiasa berbagi, banyak laki-laki akhirnya mencari pelarian untuk mengatasi stres mereka, seperti alkohol, narkoba, atau bahkan kecanduan game dan media sosial. Hal ini hanya memberikan efek sementara dan malah bisa menambah masalah baru.

Selain itu, beberapa laki-laki juga bisa melampiaskan stres mereka dalam bentuk perilaku destruktif seperti kebiasaan kerja berlebihan (workaholism) atau bahkan tindakan berisiko lainnya.

Sudut Pandang Psikologi: Mengapa Bercerita Itu Penting?

Dari sisi psikologi, kebiasaan memendam perasaan ini dapat dikaitkan dengan konsep toxic masculinity, yaitu anggapan bahwa laki-laki harus selalu kuat, mandiri, dan tidak boleh menunjukkan emosi. 

Menurut psikologi, ada beberapa alasan penting kenapa laki-laki sebaiknya mulai berlatih untuk lebih terbuka:

1. Mekanisme Koping yang Sehat

Dalam psikologi, bercerita dan mengekspresikan emosi disebut sebagai bentuk coping mechanism yang sehat. Mengungkapkan perasaan bisa membantu mengurangi stres, meningkatkan kesejahteraan emosional, dan menghindari ledakan emosi yang tidak terkontrol.

Tips Coping Mechanism Sehat:

โœ… Olahraga โ†’ Membantu melepaskan stres dan meningkatkan mood melalui endorfin.

โœ… Berbicara dengan orang terpercaya โ†’  Meskipun sulit, berbagi perasaan dengan sahabat, pasangan, atau mentor bisa sangat membantu.

โœ… Menulis atau journaling โ†’ Cara pribadi untuk memahami dan mengelola emosi tanpa tekanan sosial.

โœ… Meditasi atau mindfulness โ†’  Membantu mengendalikan pikiran dan menenangkan diri saat stres melanda.

โœ… Mengembangkan hobi โ†’ Mengalihkan energi ke aktivitas yang positif seperti musik, seni, atau game.

2. Efek pada Otak dan Hormon

Saat seseorang berbicara tentang emosinya, otak akan merespons dengan menurunkan kadar hormon stres seperti kortisol dan meningkatkan hormon bahagia seperti oksitosin. Hal ini bisa membantu seseorang merasa lebih lega dan tenang.

3. Teori Katarsis

Sigmund Freud memperkenalkan konsep katarsis, yaitu proses melepaskan emosi yang terpendam untuk mendapatkan kelegaan. Jika seseorang memendam perasaan terlalu lama, bisa terjadi emotional overload, yang menyebabkan perasaan cemas atau bahkan depresi.

Contoh teori katarsis dalam terapi psikologis, di mana pasien diajak untuk mengungkapkan perasaan terdalam mereka melalui berbagai cara, seperti berbicara dengan terapis, menulis jurnal, atau bahkan berpartisipasi dalam kegiatan ekspresif seperti seni dan olahraga. 

Penelitian menunjukkan bahwa individu yang secara aktif menyalurkan emosi mereka melalui katarsis memiliki tingkat stres yang lebih rendah dibandingkan mereka yang memilih untuk menekan perasaan mereka.

4. Pentingnya Dukungan Sosial

Dalam teori psikologi sosial, dukungan dari orang lain memiliki dampak besar terhadap kesejahteraan mental. Laki-laki yang memiliki support system yang baik cenderung lebih bahagia dan lebih mampu menghadapi tekanan hidup dibanding mereka yang menutup diri.

Close