Malam 1 Suro, Sejarah Singkat, Makna dan Arti Dalam Agama Islam

Malam 1 Suro, Sejarah Singkat, Makna dan Arti Dalam Agama Islam — Peringatan tahun baru Islam atau Hijriyah yang jatuh pada tanggal 1 Muharram juga dikenal dengan malam 1 Suro.

Di masyarakat Indonesia malam 1 Suro tersebut sangat kental dengan hal-hal berbau mistis. Padahal jika ditelusuri secara mendalam, ada makna berbeda dari kacamata agama Islam

Makna atau apa arti sebenarnya malam 1 Suro tersebut? Serta apa saja sejarah singkatnya? Dalam artikel ini Mamikos akan coba membahas segala sesuatu tentang malam 1 Suro tersebut hanya untuk kamu.

Sejarah Singkat Peringatan Malam 1 Suro serta Maknanya Dalam Islam

etnis.id

Sebagian dari kamu saat mendengar malam satu Suro, mungkin terbayang akan salah satu film Suzzana di mana mendiang menjadi Suketi. Padahal dalam agama Islam, malam satu Suro merupakan malam tahun baru Islam atau Hijriyah.

Sebenarnya apa yang melatarbelakangi atau bagaimana sejarah singkat dari malam 1 Suro tersebut? Apakah benar ada banyak hal mistis pada malam itu? Mamikos akan coba membahas lebih dalam mengenai malam 1 Suro di artikel ini.

Malam 1 Suro Dianggap Sebagai Malam Sakral, Namun Mistis

Di atas Mamikos sudah menyinggung mengenai film lawas yang berjudul Malam Satu Suro (1988). Dalam film yang dibintangi oleh legenda horor Indonesia, Suzzana, kamu akan melihat bahwa digambarkan dengan eksplisit berbagai macam makhluk halus seperti jin, setan, iblis, dan ilmu hitam santet banyak dilancarkan dengan gampang pada malam tersebut.

Tak hanya itu saja. Di beberapa kalangan, terdapat beberapa mitos yang beredar, seputar malam 1 Suro tersebut. Sebuah kepercayaan bahkan menyebutkan bahwa selama di bulan Suro kamu tidak boleh melakukan beberapa aktivitas tertentu. Sebab hal tersebut akan dianggap ra ilok alias pamali.

Pantangan di Bulan Muharram

Aktivitas yang paling umum dan konon dilarang pada bulan Suro adalah dilarang melangsungkan pernikahan. Selain itu membangun rumah juga sangat dipantang untuk dilakukan pada bulan Suro. Hingga kini masih banyak orang Jawa yang mempercayai pantangan tersebut.

Bahkan di daerah-daerah tertentu, ada berbagai macam ritual yang kemudian dilakukan saat menyambut malam satu suro karena dianggap sebagai ‘malam yang disucikan’ tersebut. Misalnya saja ada yang mengadakan padusan yang artinya mandi bersama-sama di sungai dengan tujuan untuk ‘membersihkan diri’ dari pandangan atau aura negatif.

Tak hanya itu saja, beberapa kegiatan seperti ‘lek-lekan’ alias tidak tidur semalaman hingga pagi, tudurani atau perenungan diri sambil berdoa pada Yang Maha Kuasa, tirakatan hingga selamatan dengan menyajikan beraneka rupa sesajen juga dilakukan.

Tak begitu mengherankan juga apabila pada malam satu Suro tersebut di beberapa lokasi atau tempat yang dianggap sakral dan memiliki kedigdayaan akan ramai dikunjungi. Misalnya saja gunung, makam tokoh atau ulama, hingga petilasan raja.

Sejarah Singkat Malam Satu Suro

Seperti yang dikutip dari sebuah buku berjudul Misteri Bulan Suro: Perspektif Islam Jawa yang terbit pada 2010 dan ditulis oleh Muhammad Sholikhin, bulan Muharram merupakan nama bulan pertama pada sistem penanggalan Hijriah.

Kata Suro sendiri merupakan sebuah untuk menyebutkan bulan Muharram dalam lingkungan masyarakat Jawa. Asal nama Suro adalah dari kata ‘Asyura’ yang dalam bahasa Arab mengandung makna ‘Sepuluh’. Maksudnya adalah tanggal 10 bulan Muharram. Nama Asyura lama kelamaan berubah Suro di lidah orang Jawa tersebut.

Makanya, dikenal lah istilah Suro dalam khasanah Islam dan Jawa untuk menyebutkan nama bulan pertama pada almanak Islam ataupun Jawa. Kata Suro juga menjadi penunjuk atau pengingat betapa pentingnya 10 hari pertama pada bulan tersebut menurut kepercayaan orang Islam maupun Jawa.

Keistimewaan Malam Tahun Baru Muharram

Mengapa disebut spesial? Sebab dari 29 atau 30 bulan Muharram memang yang dianggap sakral atau sebagian besar orang menyebutnya keramat, yakni pada sepuluh hari (10) pertama. Tepatnya mulai tanggal 1 hingga 8 Suro tersebut.

Pada masa itu, Sultan Agung mengajukann ide atau inisiatif untuk mengubah sistem kalender Saka yang tak lain adalah kalender perpaduan Jawa asli dengan Hindu. Sultan Agung lalu mengkolaborasikan dengan penanggalan Hijriah.

Hal tersebut juga sangat unik sebab kalender Saka berdasarkan sistem perhitungan matahari atau lunar, sementara penanggalan Hijriyah berdasarkan pergerakan bulan. Sungguh sebuah kebetulan yang unik.

Selain itu juga almanak Islam atau Hijriyah juga sudah dipakai oleh banyak masyarakat pesisir yang dipengaruhi oleh ajaran Islam yang cukup kuat. Sementara untuk almanak Saka memang sudah banyak digunakan oleh masyarakat Jawa di pedalaman.

Mitos atau Fakta? Bulan Muharram atau Suro adalah Bulan Haram?

Entah sejak adanya film yang dibintangi oleh Suzzana tersebut memang keyakinannya sudah ada sejak dulu, namun bulan Muharram sudah dianggap mistis dan keramat. Mari kita kenali lebih jauh. Dalam ajaran Islam, bulan Muharram merupakan satu dari empat bulan yang disebut dengan bulan haram. Apa maksudnya?

Ada sebuah firman Allah SWT yang berbunyi:

‘Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan. Dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram (suci). Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya dirimu dalam bulan yang empat itu.’ (Quran Surah. At Taubah: 36)

Kemudian menurut Abu Bakroh, Nabi Muhammad SAW pernah bersabda bahwa,

‘Setahun berputar sebagaimana keadaannya sejak Allah menciptakan langit dan bumi. Yang artinya dalam satu tahun ada 12 bulan, di antara ada empat bulan haram (suci). Bulan tersebut diantaranya ada Dzulqo’dah, Dzulhijjah dan Muharram. Dan satu bulan lagi adalah Rajab Mudhor yang terletak antara Jumadil (akhir) dan Sya’ban.’ Hadist Riwayat (HR) Bukhari.

Lantas apa alasan bulan tersebut dinamakan bulan haram, ya?! Jadi, menurut Al Qadhi Abu Ya’la rahimahullah, terdapat dua makna bulan haram tersebut. Yang pertama bulan tersebut diharamkan untuk berbagai pembunuhan. Lalu makna kedua adalah larangan untuk berbuat tak terpuji atau buruk yang sangat ditekankan. Sebab bulan ini lebih baik daripada bulan lainnya.

Dari informasi yang sudah Mamikos bagikan di atas dapat diketahui bahwa cukup dalam juga makna dari malam 1 Suro tersebut. Meskipun untuk sebagian besar khususnya masyarakat Jawa, malam 1 Suro tersebut dianggap sebagai malam yang sakral. Meskipun tentu saja ada juga berbagai cerita mistis yang mengikutinya. Maka, semuanya tetap kembali lagi pada kamu bagaimana akan menyingkapinya.

Tak perlu bingung apabila saat ini kamu sedang ingin pindah kos dan mencari informasi kos-kosan baru. Ada situs web resmi dan aplikasi Mamikos yang dijamin bakal memberikan kamu berbagai pilihan menarik hunian kos. Apalagi di aplikasi Mamikos tersebut, kamu dapat menyesuaikan kos dengan kebutuhan kamu saat ini.


Klik dan dapatkan info kost di dekatmu:

Kost Jogja Harga Murah

Kost Jakarta Harga Murah

Kost Bandung Harga Murah

Kost Denpasar Bali Harga Murah

Kost Surabaya Harga Murah

Kost Semarang Harga Murah

Kost Malang Harga Murah

Kost Solo Harga Murah

Kost Bekasi Harga Murah

Kost Medan Harga Murah