Mengenal Paradigma Sosiologi Beserta Pengertian, Contoh, dan Jenisnya
Mengenal Paradigma Sosiologi Beserta Pengertian, Contoh, dan Jenisnya – Salah satu ilmu pengetahuan yang mempelajari kehidupan manusia dengan lingkungannya adalah sosiologi.
Di dalam pelajaran mengenai paradigma sosiologi, kalian pasti ada yang belum tahu apa yang dimaksud dengan paradigma.
Memahami dan Mengenal Paradigma Sosiologi
Daftar Isi
Daftar Isi
Salah satu pakar sosiologi yang bernama Ahimsa memberikan keterangan bahwa paradigma merupakan suatu konsep yang saling berkaitan yang pada akhirnya membentuk sistem pemikiran tertentu.
Sementara secara sederhananya paradigma bisa diartikan sebagai suatu peran sosial, aturan, dan status sosial yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari fakta sosial.
Di dalam paradigma terdapat teori atau konsep yang terdiri dari teori konflik dan fungsionalisme struktural.
Teori konflik merupakan suatu teori yang terlahir dari keseimbangan struktural fungsionalisme yang berusaha untuk ditentang.
Sedangkan di dalam fungsionalisme struktural masyarakat dianggap sebagai salah satu bagian dari fakta sosial yang memiliki ikatan dengan sejumlah struktur tertentu.
Selanjutnya, yang dimaksud dengan paradigma sosiologi merupakan suatu kerangka pemikiran atau cara pandang dalam memaknai suatu persoalan yang terjadi di dalam masyarakat sosial.
George Rizer yang merupakan tokoh terkemuka dalam dunia keilmuan Sosiologi menyatakan bahwa paradigma sosiologi dapat dibagi menjadi tiga macam yakni paradigma fakta sosial, paradigma definisi sosial dan paradigma perilaku sosial.
Supaya kamu dapat lebih memahami bagaimana pengertian masing-masing pengertian paradigma sosiologi, simak terus artikel ini sampai selesai, ya!
Paradigma Sosiologi
Di bawah ini akan dijelaskan masing-masing paradigma sosiologi lengkap dengan contohnya untuk mengenal paradigma sosiologi
1. Paradigma Fakta Sosial
Paradigma fakta sosial adalah salah satu pandangan dalam sosiologi yang menempatkan fakta sosial sebagai sesuatu yang nyata ada di luar individu, di luar diri sendiri, dan di luar subjek.
Di dalam paradigma ini terdapat sebuah penekanan yang menyatakan bahwa fakta sosial memiliki realitasnya sendiri dan dapat mempengaruhi individu.
Selanjutnya paradigma fakta sosial dibagi dua, yakni struktur sosial dan institusi sosial.
Adapun yang dimaksud struktur sosial adalah pola hubungan sosial yang terbentuk dalam masyarakat, seperti kelas, kasta, dan strata sosial.
Sementara yang dimaksud dengan institusi sosial adalah lembaga yang dibentuk oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sosial, seperti keluarga, agama, dan pendidikan.
Selain itu paradigma fakta sosial memberikan penekanan jika masyarakat mempunyai karakteristik, struktur, dan problematika yang berbeda-beda.
Sebab itulah, sosiologi mempelajari tentang masyarakat, termasuk karakteristik, struktur, dan problematika masyarakat.
Lebih luas lagi paradigma fakta sosial juga membahas tentang masalah sosial dari sudut pandang ekonomi, hukum, budaya, agama, pendidikan, hubungan internasional, dan banyak topik lainnya.
Di dalam kehidupan sehari-hari paradigma fakta sosial memiliki kegunaan untuk memahami, menafsirkan, serta menjelaskan suatu permasalahan sosial.
Penggunaan paradigma fakta sosial di dalam kehidupan sehari-hari membantu manusia dalam memahami fenomena sosial yang dialami individu, kelompok, dan masyarakat.
Contoh Paradigma Fakta Sosial
- Norma sopan santun yang mengharuskan individu untuk mengucapkan salam dan berterima kasih kepada orang lain.
- Aturan berkendara yang mengharuskan kendaraan berjalan di sebelah kiri jalan.
- Aturan berkendara yang mengharuskan setiap pengendara bermotor wajib memakai helm dan harus sudah memiliki SIM yang dikeluarkan oleh kepolisian.
- Aturan berkendara yang mengharuskan semua kendaraan berhenti pada saat lampu merah.
- Adat yang mengharuskan individu untuk mengikuti upacara adat dalam suatu acara.
- Aturan yang mengharuskan setiap pemeluk agama menjalankan perintah sesuai dengan keyakinan yang dipeluknya.
- Struktur sosial yang mengatur tentang kelas sosial yang memaksa individu untuk mematuhi peran dan status sosial yang telah ditentukan.
2. Paradigma Definisi Sosial
Paradigma definisi sosial adalah pandangan dalam sosiologi yang berusaha memahami dan menafsirkan mengapa individu melakukan tindakan sosial dan bagaimana individu memberikan makna pada tindakan sosial tersebut.
Paradigma ini menekankan bahwa individu memiliki hakikat yang unik dan tidak dapat direduksi menjadi bagian dari struktur sosial.
Di dalam paradigma definisi sosial terdapat suatu penekanan yang menyatakan bahwa individu memiliki kebebasan dalam memberikan makna pada tindakan sosial yang dilakukannya.
Paradigma ini memiliki pandangan bahwa makna sosial tidak terletak pada objek atau tindakan itu sendiri, melainkan berada pada cara individu memberikan makna pada objek atau tindakan tersebut.
Di samping itu paradigma definisi sosial juga senantiasa memberikan penekanan bahwa setiap individu mempunyai kemampuan untuk mengubah makna sosial yang ada dalam masyarakat.
Paradigma ini digunakan untuk memahami dan menjelaskan tindakan sosial yang dilakukan oleh individu dalam masyarakat.
Di dalam ilmu sosiologi paradigma definisi sosial sering digunakan untuk membahas tentang asumsi dalam melihat hakikat manusia dan masyarakat.
Hal inilah yang menyebabkan paradigma ini memiliki peran penting dalam sosiologi karena dapat membantu dalam memahami tindakan sosial yang dilakukan oleh individu dan bagaimana individu memberikan makna pada tindakan sosial tersebut.
Contoh Paradigma Definisi Sosial
- Aksi anak muda yang memamerkan aktivitas kesehariannya di sosial medianya dengan tujuan agar lebih keren dibandingkan dengan orang lain.
- Seseorang yang membuang sampah tidak pada tempatnya karena tidak memiliki pemahaman atau abai terhadap dari akibat dari perbuatan yang dilakukannya.
- Seorang pengemis yang berpakaian compang-camping dengan tujuan memunculkan rasa iba bagi yang memandangnya, sehingga akan ada belas kasih yang diterimanya.
- Seseorang yang memutuskan untuk tidak terburu-buru untuk menikah karena merasa dirinya belum memiliki kemampuan untuk membahagiakan pasangannya.
- Seseorang yang selalu tampil dan ikut serta dalam berbagai kegiatan sosial dengan harapan mendapatkan hak-hak sosial yang harus diperolehnya.
3. Paradigma Perilaku Sosial
Paradigma perilaku sosial adalah pandangan dalam sosiologi yang menekankan pada interaksi, gejala, dan hubungan antar masyarakat.
Paradigma ini lebih memusatkan perhatiannya kepada proses interaksi yang terjadi di sekitar individu dan bagaimana individu memberikan respon terhadap interaksi tersebut.
Di dalam paradigma ini memiliki pandangan bahwa perilaku sosial dapat dijelaskan dengan menggunakan proses belajar dan pengalaman yang dialami oleh individu dalam interaksi sosial.
Selain itu paradigma ini juga memandang bahwa individu memiliki kemampuan untuk mengubah perilaku sosialnya melalui proses belajar dan pengalaman yang baru.
Dalam paradigma perilaku sosial, terdapat dua teori utama, yaitu teori behavioral sosiologi dan teori exchange.
Teori behavioral sosiologi menerapkan prinsip psikologi perilaku terhadap sosiologi dan memusatkan perhatiannya pada hubungan antara akibat dari tingkah laku yang terjadi di lingkungan aktor dengan tingkah laku aktor.
Konsep dasar dari teori ini adalah perulangan tingkah laku yang efeknya tak terlepas dari perilaku itu sendiri.
Sedangkan teori exchange memandang bahwa individu melakukan interaksi sosial dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan dan menghindari kerugian.
Teori ini memandang bahwa individu melakukan perhitungan rasional dalam setiap interaksi sosial yang dilakukannya.
Contoh Paradigma Perilaku Sosial
- Seseorang yang berulang kali mengikuti perlombaan karena pernah memenangkan perlombaan itu di waktu yang telah lalu. Keikutsertaannya pada perlombaan itu karena dirinya yakin akan kembali memenangkan perlombaan tersebut.
- Seseorang yang berkali-kali mengonsumsi minuman beralkohol karena ingin kembali merasakan sensasi memabukkan dari minuman yang dikonsumsinya.
- Seseorang yang nekat melakukan tindakan melanggar hukum, seperti tidak membawa helm karena yakin tidak akan mendapat sanksi atas perbuatannya.
- Seseorang yang ikut dalam suatu organisasi karena menginginkan akan ada sesuatu yang diperoleh dari keikutsertaannya dalam organisasi yang diikutinya.
Demikian pembahasan untuk mengenal paradigma sosiologi dan contohnya yang bisa disampaikan. Semoga artikel ini bermanfaat bagi yang membutuhkan.
Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu: