15+ Contoh Mobilitas Sosial Horizontal dan Vertikal di Lingkungan Sekolah

15+ Contoh Mobilitas Sosial Horizontal dan Vertikal di Lingkungan Sekolah – Kamu pasti sudah mengetahui bahwa manusia merupakan makhluk sosial. Maka dari itu, manusia tidak lepas dari contoh mobilitas sosial di lingkungan sekolah.

Sebagai informasi, mobilitas sosial yaitu suatu hal yang lumrah terjadi di sekitar kita. Hanya saja, terkadang kita tidak menyadarinya atau karena belum memahami konsep dari mobilitas sosial.

Oleh karena itu, pada artikel ini Mamikos akan membahas seputar mobilitas sosial dari awal hingga akhir, lengkap beserta contohnya. Baca sampai akhir, ya!

Pengertian Mobilitas Sosial

https://www.pexels.com/@zun1412/

Dalam memulai materi mobilitas sosial, tentunya kamu harus memahami pengertiannya terlebih dahulu. Tujuannya, agar mudah memahami bagian-bagian selanjutnya.

Jika dilihat dari namanya, terdapat kata mobilitas yang berarti ada perpindahan. Maka dari itu, mobilitas sosial dianggap sebagai suatu gerakan yang ada di struktur sosial.

Dari situ dapat disimpulkan bahwa mobilitas sosial merupakan perpindahan status sosial yang dimiliki oleh individu atau kelompok, ke status sosial yang lainnya.

Nah, perpindahan tersebut dapat berupa sejajar (horizontal) atau naik-turun (vertikal). 

Mobilitas sosial ini terjadi di mana saja, seperti lingkungan rumah, kerja, pemerintahan, bahkan di lingkungan sekolah.

Lantas, apa saja contoh mobilitas sosial di lingkungan sekolah? Untuk contoh-contohnya, akan Mamikos bahas di bagian terkait.

Bentuk Mobilitas Sosial

Pada dasarnya, setiap manusia, baik individu ataupun kelompok, tidak akan pernah merasa puas dengan apa yang ia dapatkan dalam hidupnya.

Oleh karena itu, manusia selalu ingin untuk terus berpindah untuk mencapai status sosial yang lebih baik.

Tidak heran, jika mobilitas sosial memiliki kaitan yang erat dengan stratifikasi sosial, karena mengacu dengan definisi yang dimilikinya.

Nah, berikut ini adalah bentuk dari mobilitas sosial yang terjadi dalam masyarakat:

1. Mobilitas Sosial Horizontal

Mobilitas sosial horizontal merupakan perubahan individu atau kelompok, sebagai objek sosial untuk menuju ke kelompok sosial lain yang sederajat.

Maksud dari sederajat adalah tidak terjadi perubahan pada derajat kedudukan seseorang tersebut.

Contoh mobilitas sosial di lingkungan sekolah yang horizontal, seperti yang dialami oleh Pak A, seorang guru Biologi di SMA X, tetapi lingkungan kerja di SMA X tidak cocok dengan dirinya.

Akhirnya, Pak A memutuskan untuk pindah ke SMA Y dan mendapatkan lingkungan kerja yang ia inginkan.

Dalam mobilitas sosial horizontal, bisa terjadi dalam hal-hal berikut:

a. Wilayah

Mobilitas sosial horizontal dapat terjadi dalam hal-hal yang kecil. 

Bahkan, jika kamu berpindah tempat atau wilayah, hal tersebut juga dapat dikatakan sebagai sebuah mobilitas sosial horizontal. 

Hal itu dikarenakan status sosialmu masih sama seperti sebelumnya, meskipun berpindah tempat atau wilayah.

b. Tingkatan atau Status

Mobilitas sosial mempunyai kaitan yang erat dengan status sosial atau tingkatan yang melekat pada masing-masing individu atau kelompok masyarakat

Meskipun terjadi secara horizontal atau sederajat.

2. Mobilitas Sosial Vertikal

Mobilitas sosial vertikal adalah bentuk perpindahan individu atau kelompok masyarakat sebagai objek sosial, menuju kedudukan sosial yang tidak sederajat.

Maksud dari tidak sederajat merupakan status sosial yang dapat naik ke arah atas atau turun ke arah bawah.

Mobilitas sosial vertikal memiliki dua arah, yaitu menuju ke atas dan ke bawah, dengan penjelasan lengkapnya sebagai berikut.

a. Mobilitas Sosial Vertikal ke Atas

Pada mobilitas sosial vertikal ke atas, dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu masuk ke dalam status sosial atau kedudukan yang lebih tinggi, serta membentuk kelompok baru.

Penyebab yang pertama umumnya terjadi pada seseorang yang saat itu berada di status sosial bawah, lalu terjadi suatu hal yang membuat status sosialnya meningkat.

Contohnya, seorang guru berhasil menjabat sebagai kepala sekolah. Hal tersebut menjadikan dirinya mengalami kenaikan status sosial, karena jabatannya naik.

Sedangkan, pembentukan kelompok baru didasarkan karena kelompok tersebut belum pernah ada sebelumnya. Namun, sosok yang membentuk kelompok ini harus berada di status sosial yang tinggi.

Pada mobilitas sosial vertikal ke bawah, mempunyai 2 (dua) bentuk utama, yaitu turunnya sebuah kedudukan atau turunnya derajat kelompok individu.

b. Mobilitas Sosial Vertikal ke Bawah

Mobilitas sosial vertikal ke bawah atau social sinking merupakan sebuah proses penurunan kedudukan atau status seseorang, yakni status atas ke status dibawahnya.

Terjadinya penurunan kedudukan tersebut disebabkan oleh berbagai alasan, seperti turun jabatan, pemecatan, memasuki masa pensiun, berhalangan menjalankan tugas, dan lain-lain.

3. Mobilitas Sosial Antargenerasi

Mobilitas sosial antargenerasi ditandai dengan adanya perubahan, dalam taraf hidup kehidupan dari sebuah keluarga, baik perubahan yang meningkat atau menurun.

Poin utama dalam mobilitas sosial antargenerasi ini yakni terletak di perpindahan status sosialnya, sehingga berdampak pada generasinya.

Contohnya, terdapat seorang petani yang pendidikannya hanya tamat SD saja, tetapi ia berhasil menyekolahkan anaknya sampai lulus sarjana.

Akhirnya, sang anak mampu mengubah status dan kondisi keluarganya, sehingga ia mampu mengubah status sosial keluarganya.

4. Mobilitas Sosial Intragenerasi

Mobilitas sosial intragenerasi merupakan seseorang yang mengalami perpindahan status, pada generasi yang sama.

Maksud dari generasi yang sama yaitu perpindahan atau perubahan status tersebut terjadi karena dirinya sendiri, bukan karena pencapaian orang lain, anak, atau anggota keluarga lainnya.

Contohnya, Pak Heru awalnya bekerja sebagai kuli bangunan karena kerja keras dan ketekunannya, ia berhasil mendapatkan promosi dan menjadi mandor.

Contoh mobilitas sosial di lingkungan sekolah yang intragenerasi yakni seorang siswa di SMP B mempunyai kesempatan untuk mengembangkan IPTEK karena kecanggihan zaman.

Contoh Mobilitas Sosial di Lingkungan Sekolah

Untuk menambah gambarannya, Mamikos menyajikan berbagai macam contoh mobilitas sosial di lingkungan sekolah:

1. Mobilitas Sosial Horizontal

  • Pak Yohan merupakan seorang kepala sekolah di SMA C, lalu ia dipindahkan menjadi kepala sekolah di SMA B.
  • Bu Dina merupakan seorang guru di sekolah A, kemudian dirinya pindah mengajar di sekolah D.
  • Lily merupakan siswa pindahan sekolah dari SMP 5 ke SMP 3.
  • Ririe berpindah jurusan dari IPA ke IPS karena dirinya merasa lebih berminat di IPS.
  • Jennie berpindah kelas, yang awalnya dari kelas B sekarang menjadi kelas A.

2. Mobilitas Sosial Vertikal

Vertikal ke Atas

  • Guru honorer yang telah bekerja bertahun-tahun, akhirnya diterima CPNS.
  • Seorang guru di SMP Maju Bangsa berhasil menjadi kepala sekolah karena dipercaya oleh warga sekolah.
  • Sanda berhasil mendapatkan ranking 1, setelah sekian lama belum pernah mendapatkannya.
  • Nina berhasil naik kelas karena rajin belajar.
  • Karena prestasi dan perilakunya yang baik, Andri berhasil menjadi siswa teladan bagi sekolahnya.
  • Akreditasi dari SMA A berhasil meningkat karena guru dan siswanya berkualitas.

Vertikal ke Bawah

  • Akibat sering bolos sekolah, Danu akhirnya dikeluarkan dari sekolah.
  • Beti mengalami penurunan peringkat karena ketahuan sering menyontek saat ujian.
  • Seorang guru di SMA B dipecat karena melakukan kejahatan dengan siswanya.
  • Indah yang tadinya menjadi juara kelas, sekarang tidak lagi mendapatkannya karena malas belajar.
  • Seorang siswa yang kerap melakukan pelanggaran, akhirnya dikeluarkan secara paksa dari sekolah.

Dampak dari Mobilitas Sosial

Berkat adanya mobilitas sosial, terdapat berbagai macam dampak yang terjadi, yakni dampak positif dan dampak negatif. 

Kali ini, Mamikos juga membahas dampak positif dan negatif akibat adanya mobilitas sosial. Yuk kita mulai dari dampak positifnya terlebih dahulu.

Dampak Positif

Mendorong Perubahan Sosial ke Arah yang Lebih Baik

Mobilitas sosial dapat mendorong dan mempercepat perubahan sosial, ke arah yang lebih baik.

Perubahan sosial ke arah yang lebih baik dapat terjadi bila didukung dengan SDM yang berkualitas. Salah satu upaya untuk menunjang kualitas SDM, yaitu dengan meningkatkan kualitas pendidikan.

Menaikkan Integritas Sosial

Dampak positif yang kedua yaitu mobilitas sosial dapat menaikkan integritas sosial. Setiap orang memberikan respon yang berbeda, ketika terjadi perubahan sosial.

Ada yang menganggapnya sebagai sebuah tantangan. Selain itu, ada juga yang menganggap hal tersebut sebagai hadiah atau penerimaan.

Contoh dari integrasi dalam masyarakat yaitu adanya terjadinya pengaruh penerimaan akibat mobilitas sosial.

Dampak Negatif

Menimbulkan Berbagai Konflik Sosial

Dapat dikatakan, Mmbilitas sosial merupakan sebuah perjuangan yang dilakukan individu atau kelompok sosial supaya mampu mencapai posisi sosial yang lebih tinggi.

Akibatnya, semua orang bersaing untuk mendapatkan posisi sosial yang lebih tinggi dan terjadi suatu konflik.

Adanya Risiko Terkena Gangguan Psikologis

Banyak orang yang mengalami kesedihan hingga depresi setelah mengalami penurunan atau kehilangan status sosial.

Hal tersebut dapat mengganggu psikologis seseorang, bahkan dapat membahayakan diri akibat stres berkepanjangan. Akibat dari hal itu, akan timbul berbagai macam penyakit psikis dan fisik.

Gangguan psikologis tersebut terjadi bila tidak adanya tekad untuk menerima keadaan dengan ikhlas.

Faktor Pendukung dan Penghambat

Faktor yang Mendukung Mobilitas Sosial

Individu

Maksud dari faktor individu adalah kualitas diri yang dimiliki individu itu sendiri, yang ditinjau dari aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Seseorang perlu berusaha keras supaya mencapai status sosial yang diinginkan, jika dirinya tidak puas dengan status sosial dari orang tuanya.

Ekonomi

Situasi ekonomi yang relatif stabil dan baik mampu mewujudkan mobilitas sosial, karena mempermudah masyarakat dalam mendapatkan pendidikan, modal, dan kesempatan lainnya.

Namun, jika kondisi ekonominya sulit, pendapatan masyarakat menjadi terbatas, sehingga sulit dalam memenuhi kebutuhannya. Akhirnya, mobilitas sosial akan sulit atau tidak akan terjadi.

Struktural

Struktural yang dimaksud disini yaitu kesempatan seseorang untuk menempati suatu kedudukan, serta kemudahan untuk mendapatkannya.

Faktor yang Menghambat Mobilitas Sosial

Kemiskinan

Masyarakat miskin cenderung sulit untuk mendapatkan status sosial tertentu. Salah satu penyebab dari kemiskinan yaitu tingkat pendidikan yang rendah.

Oleh karena hal tersebut, kualitas SDM pun juga ikut rendah. Akhirnya, kemampuan dalam bersaing memperoleh pekerjaan menjadi terbatas.

Diskriminasi

Diskriminasi adalah perbedaan perlakuan kepada sesama, karena adanya perbedaan ras, suku, bangsa, agama, dan lain sebagainya.

Adanya diskriminasi mampu menghambat terjadinya mobilitas sosial, karena orang dari golongan tertentu akan sukar dalam mengubah status sosial yang dimilikinya..

Apakah kamu mulai mendapat gambaran setelah mengetahui berbagai contoh mobilitas sosial di lingkungan sekolah?

Setelah membaca artikel ini, semoga kamu lebih peka terhadap mobilitas sosial yang terjadi di lingkungan sekitar, ya, terutama di lingkungan sekolah.


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta