16 Nama-nama Dataran Rendah dan Tinggi di Pulau Sulawesi Berdasarkan Peta
Sebelumnya kita sudah membahas Kalimantan, sekarang kita akan membahas Sulawesi. Apa saja dataran rendah dan tinggi yang ada di pulau ini? Yuk, simak artikelnya!
16 Nama-nama Dataran Rendah dan Tinggi di Pulau Sulawesi Berdasarkan Peta – Dataran rendah dan tinggi di Indonesia sangat banyak, tak terkecuali di pulau Sulawesi.
Untuk mengenalnya satu per satu, mari simak penjelasan mengenai nama-nama dataran rendah dan tinggi di pulau Sulawesi berdasarkan peta.
Jangan lewatkan artikel Mamikos yang satu ini ya!
Dataran Rendah Pulau Sulawesi

Untuk daftar nama-nama dataran rendah dan tinggi di pulau Sulawesi yang pertama, Mamikos akan membahas dataran rendah terlebih dahulu.
Beberapa dataran rendah di pulau Sulawesi yang dilihat berdasarkan peta adalah sebagai berikut:
1. Kabupaten Maros

Nama-nama dataran rendah dan tinggi di pulau Sulawesi yang pertama adalah Kabupaten Maros.
Daerah ini terletak di Sulawesi Selatan dan memiliki pemandangan yang sangat indah. Tidak heran bila kamu menemukan cukup banyak tempat wisata.
Di wilayah ini juga terdapat beberapa gunung, seperti Gunung Barro-barro, Gunung Samaenre, Gunung Rammang-rammang dan Gunung Bulu Saraung.
Selain tempat wisata alam, di wilayah ini juga terdapat beberapa situs bersejarah yang bisa kamu kunjungi loh!
Contohnya adalah Kompleks Makam Kassi Kebo, Bangunan Pertahanan Jepang, Rumah Adat Karaeng Loe Ri Pakere, dan Bulu Sipong.
Pokoknya, kalau kamu berkunjung ke daerah Maros, jangan lupa untuk mengunjungi tempat-tempat wisata bersejarah dan alamnya ya!
2. Kabupaten Barru

Selanjutnya, dataran rendah yang kedua dari nama-nama dataran rendah dan tinggi di pulau Sulawesi yaitu Kabupaten Barru.
Lokasi kabupaten ini juga terletak di Sulawesi Selatan dan dulunya merupakan wilayah kerajaan-kerajaan kecil.
Kerajaan-kerajaan tersebut kemudian diambil alih oleh penjajah Belanda sampai akhirnya Indonesia merdeka.
Tahun 1960, akhirnya daerah Barru pun ditetapkan sebagai Kabupaten Daerah Sulawesi Selatan.
Di Barru, kamu juga bisa menemukan banyak sekali tempat-tempat wisata yang bersejarah, seperti Celebes Canyon, Sungai Bottoe, Masjid Tua Lalabata, dan sebagainya.
3. Kabupaten Bulukumba

Kemudian, dataran rendah yang ketiga dari nama-nama dataran rendah dan tinggi di pulau Sulawesi ini adalah Kabupaten Bulukumba.
Kabupaten ini terkenal sebagai penghasil perahu pinisi. Tidak heran karena sebagian wilayah ini berupa pesisir pantai.
Nah, nama Bulukumba sendiri berasal dari bahasa Bugis yang artinya, “masih gunung milikku.”
Filosofi penamaan ini tidak jauh dari mitos masyarakat sekitar pada abad ke-17. Sat itu, terjadi perang saudara antara Kerajaan Gowa dan Bone.
Suatu hari, Raja Gowa dan Raja Bone bertemu di pesisir pantai Tana Kongkong untuk mendiskusikan pembagian wilayah.
Saat sedang berdiskusi, kedua raja pun memperebutkan Bangkeng Buki’ yang merupakan lereng perbukitan di area sekitar Gunung Lompobattang.
Saat sedang cekcok memperebutkan Bangkeng Buki’ inilah muncul ucapan, “Bulu’kumupa!” yang pada saat itu maksudnya adalah “Itu masih gunung/perbukitan milikku!”
Alhasil, nama Bulu’kumupa pun digunakan, dan seiring berjalannya waktu, perubahan dialek membuat nama tersebut menjadi Bulukumba.
4. Kabupaten Mamuju

Selanjutnya, ada Kabupaten Mamuju yang merupakan salah satu dari nama-nama dataran rendah dan tinggi di pulau Sulawesi ini.
Kabupaten ini terletak di Sulawesi Barat, tepatnya di sepanjang Pantai Bulukumba.
Wilayah ini memiliki panorama yang sangat menakjubkan. Sayangnya, Kabupaten Mamuju masih belum menjadi kota otonom.
Populasi di Mamuju terbilang sedikit, yaitu sekitar 278.764 jiwa. Tidak heran bila daerah ini termasuk dalam daerah yang keasrian alamnya masih terjaga.
5. Kabupaten Majene

Nama-nama dataran rendah dan tinggi di pulau Sulawesi yang kelima yaitu Kabupaten Majene.
Kabupaten ini berlokasi di Sulawesi Barat dengan populasi sebanyak kurang lebih 173.844 jiwa.
Kebanyakan penduduknya merupakan suku Mandar, yaitu suku asli Sulawesi Barat. Jadi, secara umum, masyarakat berkomunikasi dengan bahasa Mandar.
Sebagian besar masyarakat Majene hidup dari hasil laut karena memiliki wilayah pesisir yang cukup luas.
6. Kabupaten Tolitoli

Dataran rendah yang keenam dari nama-nama dataran rendah dan tinggi di pulau Sulawesi ini adalah Kabupaten Tolitoli. Lokasinya di Sulawesi Tengah, tepatnya di Baolan.
Nama “Toli-toli” berasal dari kata totolu yang artinya tiga. Pengguna bahasa ini adalah suku Toli-toli.
Suku Toli-toli percaya bahwa leluhur mereka adalah manusia kahyangan yang turun ke bumi.

Advertisement
Ada tiga manusia kahyangan yang dipercaya suku Toli-toli sebagai leluhur mereka, yaitu Olisan Bulan (Bambu Emas), Bumbung Lanjat (Puncak Pohon Langsat) dan Ue Saka (Rotan).
Ketiga leluhur tersebut disebut sebagai Totolu yang kemudian digunakan untuk menyebut kabupaten ini.
Totolu kemudian berubah menjadi Tontoli, dan pada akhirnya menjadi Toli-toli atau Tolitoli.
Wilayah kabupaten ini berupa pesisir pantai yang sangat indah. Walau begitu, terdapat pula pegunungan yang tak kalah indah.
7. Kota Kendari

Dan yang terakhir, nama-nama dataran rendah dan tinggi di pulau Sulawesi yaitu Kota Kendari.
Kota ini adalah ibu kota Provinsi Sulawesi Tenggara dan pada zaman dulu merupakan tempat persinggahan bagi para pelaut nusantara maupun mancanegara.
Luas kota ini sekitar 271,9 kilometer persegi dan memiliki populasi sebanyak 540.202 jiwa.
Wilayah kota ini berupa dataran rendah dengan beberapa area berbukit dan sungai-sungai yang kemudian bermuara di Teluk Kendari.
Kota ini terkenal dengan panorama yang indah dan hasil lautnya yang melimpah.
Dataran Tinggi Pulau Sulawesi
Berikutnya, kita akan membahas daftar dataran tinggi dari nama-nama dataran rendah dan tinggi di pulau Sulawesi berikut ini.
Terdapat setidaknya 9 dataran tinggi di pulau Sulawesi yang bisa kamu temukan di peta. Berikut penjelasannya:
1. Seko

Yang pertama dari nama-nama dataran rendah dan tinggi di pulau Sulawesi adalah Seko.
Dataran tinggi ini disebut juga Wono. Tingginya antara 1.200 hingga 1.800 mdpl dan berlokasi di antara Sulawesi Barat, Selatan dan Tenggara.
Tepatnya, dataran tinggi ini berada di wilayah Pegunungan Tokalekaju, yang juga diapit Pegunungan Quarles dan Pegunungan Verbeek.
Kamu tahu kan kalau pulau Sulawesi berbentuk seperti huruf K? Nah, dataran tinggi Seko ini terletak tepat di bagian tengah huruf K tersebut. Itu sebabnya wilayah ini dijuluki Jantung Sulawesi.
Masyarakat sekitar menggunakan transportasi berupa Masamba, ojek atau pesawat perintis untuk melakukan perjalanan.
Namun, kalau kamu menggunakan ojek, siap-siap harus merogoh kocek yang lumayan besar.
Pasalnya, jalur darat untuk mencapai lokasi Seko ini terbilang sulit. Membutuhkan waktu sekitar 2 sampai 3 hari untuk bisa tiba di sana, dan ongkos ojeknya bisa sebesar satu juta rupiah.
Walau begitu, kalau kamu berhasil mencapai lokasi ini, dijamin tidak akan merasa rugi. Sebab, pemandangannya sangat indah dan masih asri.
2. Malino

Untuk nama-nama dataran rendah dan tinggi di pulau Sulawesi selanjutnya adalah Malino.
Malino sebenarnya adalah kelurahan yang terdapat di Kecamatan Tinggimoncong, Sulawesi Selatan.
Kamu bisa mencapainya dari Kota Makassar dengan jarak tempuh sejauh 64 kilometer dan waktu perjalanan sekitar 1,5 jam.
Dahulu, masyarakat sekitar lebih mengenal wilayah ini dengan nama Laparrak (bahasa Makassar) yang artinya datar.
Maksudnya adalah wilayah ini memiliki permukaan datar, walaupun berada di antara pegunungan, sehingga masyarakat bisa mendirikan pemukiman di sini.
Nama Malino baru muncul pada saat masa penjajahan Belanda, di mana para pegawai pemerintah Belanda ini kerap menjadikan Malino sebagai destinasi untuk bertetirah.
Tidak heran memang, sebab Malino memiliki kekayaan alam yang tak terhingga. Kalau kamu kebetulan berkunjung ke sini, kamu bisa mencoba beberapa tempat wisatanya.
3. Tana Toraja

Selanjutnya, dataran tinggi yang ketiga dari nama-nama dataran rendah dan tinggi di pulau Sulawesi ini adalah Tana Toraja.
Kalau kamu tahu patung Yesus Memberkati yang terkenal itu, berarti kamu pasti tahu kabupaten di Sulawesi Selatan ini.
Sesuai dengan namanya, sebagian besar masyarakat yang tinggal di sini berasal dari suku Toraja.
Nama Toraja sendiri berasal dari bahasa Bugis (to riaja) yang berarti “orang yang berdiam di negeri atas.”
Nama ini diberikan karena pada masa dulu, bangsa Belanda menyebut suku asli Sulawesi Selatan ini begitu.
Sama dengan Malino, Tana Toraja memiliki beberapa destinasi wisata yang sangat indah dan pastinya menarik.
Selain terkenal dengan patung Yesus Memberkati yang ikonik itu, Tana Toraja juga terkenal sebagai penghasil biji kopi terbaik.
Bahkan, biji kopi hasil Tana Toraja ini sudah sampai ke mancanegara loh!
4. Enrekang

Untuk dataran tinggi yang keempat dari nama-nama dataran rendah dan tinggi di pulau Sulawesi ini adalah Enrekang.
Pada abad ke-14, wilayah ini lebih dikenal dengan sebutan Massenrempulu yang berarti “meminggir; menyusur gunung.” Karena daerah ini dulu adalah Kerajaan Malepong Bulan yang terdiri dari 7 kerajaan kecil.
Sampai kemudian kerajaan tersebut pecah oleh politik adu domba Belanda. Setelah merdeka, barulah wilayah ini menggunakan nama Enrekang.
Nah, nama Enrekang berasal dari kata Endeg atau Endekan yang berarti “naik” atau “panjat.”
Tapi pada akhirnya, orang-orang mulai menggunakan nama Enrekang dan pemerintah pun mengenal wilayah ini sebagai Enrekang.
Karena ini merupakan salah satu wilayah dataran tinggi, tentu saja pemandangan yang akan kamu temukan adalah pegunungan dan perbukitan yang saling menyambung.
5. Minahasa

Untuk nama-nama dataran rendah dan tinggi di pulau Sulawesi yang kelima adalah Minahasa.
Menurut sejarah, wilayah ini merupakan salah satu tujuan migrasi bangsa Austronesia. Maka dari itu, masyarakat di wilayah ini memiliki leluhur dan asal-usul suku yang berbeda-beda.
Itu sebabnya wilayah (dan nama sukunya) disebut Minahasa, yang berarti “menjadi satu.”
Wilayah ini memiliki cukup banyak gunung yang terkenal. Tapi, ada juga pantai yang sangat indah di wilayah ini.
Tak heran bila kamu menemukan beberapa tempat wisata jika berkunjung ke wilayah Minahasa ini.
6. Bone

Untuk nama-nama dataran rendah dan tinggi di pulau Sulawesi yang keenam adalah Bone.
Wilayah kabupaten yang satu ini merupakan bagian terluas di Sulawesi Selatan. Ketinggian dataran ini sekitar 1.000 mdpl dan bergelombang.
Walau termasuk dalam daftar dataran tinggi, tapi wilayah ini juga memiliki bagian perairan loh.
Kamu mungkin akan mengenali Pelabuhan Bajoe yang ada di wilayah ini.
7. Lembah Bada

Nah, nama-nama dataran rendah dan tinggi di pulau Sulawesi selanjutnya adalah Lembah Bada.
Dataran tinggi ini berlokasi di Poso, Sulawesi Tengah. Wilayah ini sebenarnya termasuk dalam Taman Nasional Lore Lindu.
Di sini, kamu bisa menemukan banyak sekali patung Megalitikum yang menarik. Konon katanya, patung-patung ini diperkirakan sudah ada sejak 1.000 sampai 5.000 tahun yang lalu.
Lembah ini memiliki pemandangan yang sangat indah dengan dikelilingi perbukitan. Di bagian tengah, kamu dapat menemukan Sungai Lariang dan Sungai Malei.
8. Tomohon

Kemudian, nama-nama dataran rendah dan tinggi di pulau Sulawesi selanjutnya yaitu Tomohon yang terletak di Sulawesi Utara.
Tomohon sebenarnya sudah pernah muncul dalam karya etnografis Pendeta Graafland di tahun 1864.
Yang menempati wilayah ini adalah suku Tombulu, salah satu sub-etnis suku Minahasa.
Wilayah ini terkenal dengan beberapa gunung dan air terjunnya yang kerap dijadikan tempat berwisata.
Dua di antara gunung-gunung di sekitar wilayah Tomohon adalah gunung berapi, yaitu Gunung Mahawo dan Lokon.
9. Pegunungan Mekongga

Dan nama-nama dataran rendah dan tinggi di pulau Sulawesi yang terakhir yaitu Pegunungan Mekongga di Sulawesi Tenggara.
Nama Mekongga diambil dari cerita rakyat yang beredar di wilayah ini.
Cerita tersebut tentang seorang kesatria dan seekor burung elang raksasa yang disebut Kongga.
Nah, pada zaman dulu, penduduk sangat resah dengan keberadaan si Kongga. Sebab, burung raksasa tersebut kerap membuat kekacauan di pemukiman.
Akhirnya, seorang bangsawan muncul dan pergi untuk menewaskan burung Kongga tersebut. Ia kemudian dinikahkan dengan seorang putri raja sebagai imbalan.
Untuk mengenang jasa si bangsawan, wilayah tersebut pun dinamakan Mekongga.
Pegunungan Mekongga sebenarnya masih menyambung dengan Pegunungan Verbeck. Puncak tertingginya adalah Mosero-sero.
Kamu bisa menemukan flora dan fauna endemik di sekitar pegunungan ini, seperti anoa.
Pegunungan Mekongga mengakhiri artikel nama-nama dataran rendah dan tinggi di pulau Sulawesi Mamikos kali ini.
Menakjubkan sekali bukan? Ternyata Indonesia memiliki kekayaan alam yang tiada tara.
Sebagai generasi muda, kita harus menjadi kekayaan tersebut agar tetap asri dan terawat untuk generasi berikutnya!
Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:
Kost Dekat UGM Jogja
Kost Dekat UNPAD Jatinangor
Kost Dekat UNDIP Semarang
Kost Dekat UI Depok
Kost Dekat UB Malang
Kost Dekat Unnes Semarang
Kost Dekat UMY Jogja
Kost Dekat UNY Jogja
Kost Dekat UNS Solo
Kost Dekat ITB Bandung
Kost Dekat UMS Solo
Kost Dekat ITS Surabaya
