Pengertian Zaman Mesolitikum, Sejarah, Ciri-ciri, Kebudayaan, Beserta Peninggalnya

Pengertian Zaman Mesolitikum, Sejarah, Ciri-ciri, Kebudayaan, Beserta Peninggalnya – Zaman Mesolitikum dikenal juga sebagai periode Batu Tengah Pertengahan atau Batu Madya.

Berlangsung
antara tahun 10.000 sampai 5.000 SM, zaman Mesolitikum membawa kita pada sejarah
menarik tentang adaptasi manusia terhadap perubahan lingkungan dan kehidupan
sehari-hari mereka dalam periode transisi ini.

Untuk
mengetahui lebih banyak lagi seputar zaman Mesolitikum, yuk simak ulasan selengkapnya
di bawah ini.

Sejarah, Ciri-ciri, Kebudayaan, Beserta Peninggal dan Pengertian Zaman Mesolitikum

organisasi.co.id

Hingga sekarang, zaman pra-aksara di Indonesia masih menyimpan banyak misteri yang patut untuk ditelusuri lebih jauh.

Tentunya hal ini dilakukan agar semakin banyak pengetahuan baru yang muncul dan dapat memberi khazanah keilmuan yang luas bagi para penikmat sejarah.

Dalam
pembelajaran sejarah, kronologi (waktu) menjadi poin penting, sehingga
diperlukan periodesasi untuk mengulas zaman pra-sejarah di Indonesia.

Dalam Diktat Kuliah Prasejarah Indonesia (2012), Sudrajat mengutip pendapat R. Soekmono yang menjelaskan bahwa terdapat dua periode waktu pada masa pra-sejarah, yaitu zaman batu dan zaman logam.

Pengertian
dan Sejarah Zaman Mesolitikum

Jika merujuk pada bahasa, Mesolitikum berasal dari bahasa Yunani ‘mesos’ yang berarti tengah dan ‘lithos’ yang berarti batu.

Singkatnya, zaman Mesolitikum sendiri adalah zaman batu madya atau tengah.

Lantas, kenapa diartikan dengan kata tengah? Hal ini dikarenakan zaman Mesolitikum terjadi bersamaan dengan masa holosen yang terjadi sekitar 10.000 tahun silam.

Di mana pada zaman inilah manusia dipercaya masih menggunakan batu untuk peralatan sehari-hari.

Zaman Mesolitikum terjadi pada periode zaman setelah era Paleolitikum (Zaman Batu Tua) dan Neolitikum (Zaman Batu Muda) sekitar tahun 8.000 – 10.000 SM (sebelum masehi).

Kala itu, manusia purba masih memilih tinggal di tepi sungai, laut dan gua-gua.

Sebab, di daerah tersebut terdapat sumber makanan dan aliran air yang melimpah.

Manusia pada zaman itu juga sudah mampu bercocok tanam dan berburu meskipun dengan teknik yang sederhana.

Ciri-ciri
Zaman
Mesolitikum

Dikutip
dari Tsabit Azinar Ahmad dalam Jurnal Paramita (Volume 20, 2010), zaman Mesolitikum
ditandai dengan digunakannya alat yang telah diupam, mengenal konsep tempat
tinggal dan pengolahan makanan.

Serta,
adanya timbulnya struktur sosial dalam masyarakat, kondisi lingkungan yang
stabil, dan kemunculan Homo Sapiens.

Konsep
tempat tinggal yang ada pada masa Mesolitikum dapat diketahui dari penemuan
Kjokkenmondinger di tepi pantai daerah Bintan, di dalam gua dan ceruk-ceruk
batu padas.

Pengolahan
makanan yang dilakukan oleh manusia pada zaman Mesolitikum juga sudah lebih
maju dari sebelumnya. Mereka sudah mengenal adanya sistem bercocok tanam.

Dalam
buku Sejarah Indonesia Kelas X (2014) karya Amurwani Dwi, dkk, dijelaskan bahwa
kegiatan bercocok tanam dilakukan setelah manusia memiliki tempat tinggal,
walaupun masih bersifat sementara.

Awalnya,
mereka melihat biji-bijian sisa makanan yang tumbuh di tanah setelah tersiram
air hujan. Hal tersebut memicu mereka untuk bercocok tanam agar dapat bertahan
hidup.

Struktur
masyarakat zaman Mesolitikum juga sudah mulai teratur, sehingga mereka sudah melakukan
pembagian pekerjaan di mana kaum laki-laki berburu, sedangkan kaum wanita
mengurusi anak dan membuat kerajinan berupa anyaman dan keranjang.

Koentjoroningrat
dalam Pengantar Ilmu Antropologi (1990), menyebutkan bahwa sistem religi dan
kesenian sudah ditemukan pada zaman Mesolitikum.

Masyarakat
pada zaman itu juga mengenal sistem sedekah laut sebagai bentuk penghormatan
kepada nenek moyang.

Sudrajat dalam Diktat Kuliah Prasejarah Indonesia (2012) menambahkan, berkaitan dengan kesenian salah satu bukti yaitu ditemukannya lukisan tapak tangan berwarna merah dan gambar babi hutan di sebuah goa yang berada di Maros, Sulawesi Selatan.

Jenis-jenis
Manusia pada Zaman Mesolitikum

Pada zaman Mesolitikum terdapat beberapa jenis manusia yang menonjol.

Di mana masing-masing jenis manusia ini mempunyai karakteristik unik dan memberikan wawasan penting tentang kehidupan manusia pada zaman tersebut.

Berikut
adalah manusia pada zaman Mesolitikum:

1.
Papua Melanesoid

Papua Melanesoid merupakan kelompok manusia yang mendiami wilayah Papua, Nugini, dan Kepulauan Melanesia.

Mereka memiliki ciri khas fisik, seperti kulit gelap, rambut keriting atau kribo, dan hidung yang lebar.

Mereka
juga sangat bergantung pada sumber daya alam dan senang untuk berburu,
mengumpulkan makanan, dan berkebun.

Selain
itu, manusia purba yang satu ini juga dikenal sebagai perajin yang mahir dalam
membuat alat-alat batu, seperti kapak, pisau, dan tombak, yang digunakan untuk
berburu dan memproses makanan.

2.
Homo Soloensis

Homo
Soloensis dikenal karena penemuan fosilnya di Situs Ngandong, Jawa Tengah.
Spesies Homo Soloensis diperkirakan hidup sekitar ribuan tahun sebelum masehi.

Memiliki
tubuh dan tangan yang kuat, spesies manusia ini juga hidup sebagai pemburu dan
pengumpul makanan serta mengandalkan peralatan batu yang mereka buat untuk
bertahan hidup.

3.
Homo Wajakensis

Homo Wajakensis merupakan jenis manusia yang ditemukan di Pulau Flores, Indonesia.

Penemuan utama dari jenis manusia purba ini adalah fosil Homo Floresiensis, yang juga dikenal sebagai ‘manusia hobbit’.

Nah, manusia hobbit ini dikenal dengan tubuhnya yang kecil dan memiliki tinggi badan kurang dari satu meter.

Dalam kehidupan sehari-hari, mereka hidup sebagai pemburu dan pengumpul makanan dengan menggunakan peralatan batu sederhana.

4.
Homo Sapiens

Pada zaman Mesolitikum juga terdapat Homo Sapiens atau manusia modern dan menjadi spesies dominan di masa ini.

Homo Sapiens telah berevolusi dari nenek moyangnya yang semula sangat primitif.

Pada periode ini, mereka sudah memiliki kemampuan beradaptasi yang luar biasa terhadap lingkungan sekitar.

Homo Sapiens juga dapat hidup dalam kelompok-kelompok kecil yang sering berpindah-pindah guna mencari sumber daya alam yang mencukupi.

Peninggalan
Zaman Mesolitikum dan Kebudayaannya

Kebudayaan
zaman Mesolitikum meninggalkan jejak di Jawa, Sumatra, Sulawesi, Kalimantan
hingga Flores.

Secara tidak langsung, hal ini menunjukkan bahwa perkembangan kebudayaan Mesolitikum sudah meluas ke berbagai tempat di Indonesia.

Diketahui, pendukung kebudayaan zaman Mesolitikum adalah Homo sapiens.

Terkait
peninggalan zaman Mesolitikum yang sangat terkenal adalah keberadaan budaya Kjokkenmoddinger
dan berkembangnya abris sous roche. Untuk ulasan lebih lengkapnya bisa
kamu temukan di bawah ini.

1.
Kjokkenmoddinger

Berasal
dari kata dalam bahasa Denmark ‘kjokken’ yang berarti dapur dan ‘modding
berarti sampah. Dengan kata lain, Kjokkenmoddinger merupakan sampah dapur atau
sampah makanan dari manusia purba di zaman Mesolitikum.

Kjokkenmoddinger adalah timbunan kulit siput dan kerang yang menggunung.

Manusia purba masa Mesolitikum kala itu tinggal di tepi pantai dengan rumah-rumah bertonggak dan hidup dengan mengkonsumsi siput dan kerang.

Setelah
isian siput dan kerang diambil untuk dimakan, kulitnya kemudian dibuang begitu
saja hingga dalam waktu lama menjadi bukit kulit kerang.

Kjokkenmoddinger
ditemukan tepat di depan Pantai Sumatra Timur Laut, di antara Langsa di Provinsi
Aceh dan Medan di Provinsi Sumatra Utara.

2.
Pebble

Kapak
Sumatera atau Pebble ditemukan dari penelitian ahli arkeologi Pieter Vincent
van Stein Callenfels pada tahun 1925.

Kala itu, Callenfels menemukan kapak yang berbeda dengan chopper, yakni kapak genggam dari zaman Paleolitikum.

Nah, pebble culture ini banyak sekali ditemukan di Sumatra Utara.

3.
Batu Pipisan

Batu pipisan merupakan batu bata penggiling beserta landasannya yang pada masa sekarang fungsinya hampir mirip dengan cobek.

Batu pipisan ini berfungsi untuk menggiling makanan dan menghaluskan pewarna atau cat merah.

Cat
tersebut diduga digunakan untuk kegiatan yang terkait kepercayaan. Batu pipisan
ditemukan di Sumatra Utara, Bukit Remis di Aceh, Gua Prajekan Besuki di Jawa
Timur, dan Sampung di Ponorogo.

4.
Abris Sous Roche

Kebudayaan abris sous roche merupakan kebudayaan manusia purba yang tinggal di dalam gua-gua.

Manusia purba pada zaman Mesolitikum juga tinggal di gua yang tersebar di berbagai tempat di Indonesia.

Karena
difungsikan sebagai tempat tinggal, gua seolah-olah menjadi perkampungan
manusia purba yang kemudian meninggalkan jejak-jejak kebudayaan.

Kebudayaan
manusia purba pada masa Mesolitikum yang tinggal di gua-gua pun menciptakan
kebudayaan-kebudayaan baru, yaitu kebudayaan tulang (bone culture) dan
kebudayaan Toala.

5.
Kebudayaan Tulang Sampung

Sampung
bone culture
(kebudayaan tulang) merupakan budaya
manusia purba zaman Mesolitikum yang hidup di gua-gua untuk menggunakan
alat-alat sehari-hari dari tulang.

Nama
sampung bone culture sendiri berasal dari penemuan Callenfels di Gua
Lawa, Jawa Timur yang sebagian besar merupakan peralatan dari tulang.

Von
Stein Callenfels adalah peneliti pertama di Gua Lawa pada 1928-1931. Pada masa
itu, ia menemukan alat-alat dari batu, seperti ujung panang dan flake, alat-alat
dari tulang, batu-batu penggolingan, kapak yang sudah diasah, dan tanduk rusa.

6.
Kebudayaan Toala

Kebudayaan
Tala merupakan kebudayaan suku bangsa Toala yang mendiami gua-gua di Lamoncong,
Sulawesi Selatan hingga akhir abad ke-19.

Kebudayaan
ini meninggalkan flake, alat-alat dari tulang, hingga serpihan bilah. Ujung
serpih yang runcing dapat menjadi alat penusuk untuk melubangi benda, seperti
kulit.

Salah satu ciri khas dari kebudayaaan Toala adalah lukisan yang terdapat di gua-gua tempat tinggal warga suku Toala.

Lukisan ini seperti cap tangan dan lukisan babi hutan yang sudah dicat.

Hingga
kini, peninggalan lukisan kebudayaan Toala masih dapat dilihat di Maros,
Sulawesi Selatan.

Nah, itulah rangkuman materi sejarah tentang zaman Mesolitikum yang bisa Mamikos bagikan untuk kamu.

Zaman
Mesolitikum atau yang dikenal juga sebagai Zaman Batu Tengah (Batu Madya) terjadi
sekitar tahun 8.000 – 10.000 SM (sebelum masehi). Kala itu, manusia purba
memilih tinggal di tepi sungai dan laut serta gua-gua.

Beberapa
peninggalan purba zaman Mesolitikum ditemukan di banyak tempat dunia, tak
terkecuali di Indonesia.

Buat kamu yang masih ingin mengulik seputar materi Sejarah lainnya, kamu bisa kunjungi situs blog Mamikos dan temukan informasinya di sana.


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta