Puasa Syawal, Waktu Pelaksanaan & Tata Caranya

Posted in: Ramadhan
Tagged: Puasa Syawal

Puasa Syawal, Waktu Pelaksanaan & Tata Caranya — Setelah umat Muslim di seluruh dunia menunaikan ibadah puasa wajib selama sebulan penuh di bulan suci Ramadhan, ada yang namanya puasa Syawal yang juga memiliki keistimewaannya sendiri.

Dalam artikel Mamikos kali ini, Mamikos akan coba memberikan informasi terkait puasa Syawal, waktu pelaksanaan hingga tata cara berpuasa yang perlu kamu ketahui.

Jangan kemana-mana sebab hanya di artikel Mamikos kamu bisa memperoleh banyak info menarik dan bermanfaat. Baca terus artikelnya sampai habis.

Mengenal Puasa Syawal, Waktu Pelaksanaan Hingga Tata Cara Puasa di Sini

ibelieve.com

Mungkin selama ini kamu hanya tahu bahwa puasa Syawal dikerjakan sehari setelah perayaan Hari Raya Idul Fitri.

Padahal keistimewaan dan keutamaan puasa Syawal sangatlah luar biasa. Simak informasi selengkapnya terkait puasa Syawal tersebut seperti yang sudah terlampir di bawah ini.

Pengertian Puasa Syawal Usai Hari Raya Idul Fitri

1. Hukum Puasa Syawal Usai Hari Lebaran

Perlu diketahui bahwa puasa Syawal memiliki hukum mustahab atau sama dengan sunnah. Berdasarkan sabda Nabi Muhammad SAW yang mengatakan bahwa

“Barangsiapa yang puasa Ramadan lalu mengikutinya dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka ia mendapat pahala puasa setahun penuh”. (HR Muslim No. 1164).

Dalam Al-Mughni, Ibnu Qudamah mengucapkan bahwa, “Puasa enam hari di bulan Syawal hukumnya mustahab menurut mayoritas para ulama”. (Al-Mughni, 3/176).

Jadi dikarenakan Sunnah maka jika kamu mengerjakannya kamu akan mendapatkan pahala, namun jika tidak dikerjakan kamu tidak berdosa.

2. Niat Melaksanakan Ibadah Puasa Syawal Setelah Idul Fitri

Jika saat ini kamu sudah memantapkan hati, maka Mamikos anjurkan untuk melaksanakan ibadah puasa Syawal dengan kekhusyukan penuh dan keikhlasan dalam hati.

Apabila kamu hendak menunaikan ibadah puasa tersebut, maka terlebih dahulu kamu wajib melafazkan bacaan niat yang benar.

Di bawah ini adalah lafal yang harus kamu baca saat hendak menunaikan niat puasa Syawal selama 6 hari.

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى‎

Tulisan latin:
Nawaitu sauma ghadin ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ.

Yang artinya: “Aku berniat puasa sunah Syawal esok hari karena Allah SWT.”

3. Diperbolehkan Membaca Niat di Pagi Hari

Apabila kamu mendadak berniat di pagi hari dan ingin mengamalkan puasa Syawal ini, kamu masih diperbolehkan dan bisa segera membaca lafaz niat sejak kamu berkehendak puasa sunah.

Sebab membaca niat puasa di malam malam hari hanya berlaku untuk puasa wajib saja.

Sedangkan untuk puasa sunah, niat boleh dilakukan pada siang hari sejauh yang bersangkutan belum makan, minum, dan hal-hal lain yang membatalkan puasa sejak subuh.

Maka dari itu, sangat dianjurkan juga untuk melafalkan niat puasa syawal 6 hari di siang hari. Lafalan doa niatnya adalah sebagai berikut:

نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى‎

Tulisan latin:
Nawaitu sauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ.

Yang artinya, “Aku berniat puasa sunah Syawal hari ini karena Allah SWT.”

4. Beberapa Ketentuan Puasa Syawal Usai Hari Raya Idul Fitri

1. Puasa Syawal ditunaikan 6 hari selama bulan Syawal

Untuk bisa menunaikan puasa Syawal 6 hari di bulan Syawal tentu ada tata cara pelaksanaannya yang perlu kamu tahu. Yang pertama adalah harus dilaksanakan selama enam hari, selama kasih di bulan Syawal.

Menunaikan puasa 6 hari di bulan Syawal tersebut sebaiknya dilakukan secara berurutan, namun ada juga pendapat yang mengatakan bahwa tidak berurutan pun tidak apa-apa alias diperbolehkan.

Menurut Imam Ahmad, puasa enam hari pada Syawal itu dapat dilakukan berturut-turut atau tidak berturut-turut, dan tidak ada kelebihan yang satu dari yang lainnya.

Sedangkan menurut golongan Hanafi dan Syafi’i, lebih utama pelaksanaan puasa Syawal apabila dapat dilakukan secara berturut-turut, yakni sesudah hari raya Idul Fitri.

Hal tersebut diungkapkan sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang berbunyi:

إِنَّ فِي الجَنَّةِ غُرَفًا تُرَى ظُهُورُهَا مِنْ بُطُونِهَا وَبُطُونُهَا مِنْ ظُهُورِهَا

لِمَنْ أَطَابَ الكَلَامَ ، وَأَطْعَمَ الطَّعَامَ ، وَأَدَامَ الصِّيَامَ ، وَصَلَّى بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ

“Sesungguhnya di surga itu ada kamar-kamar yang luarnya terlihat dari dalam, dan bagian dalam tampak dari luar, yang disediakan Allah bagi orang yang memberikan makan, memperlembut pembicaraan, menyambung puasa (Ramadhan dengan puasa enam hari Syawal), dan sholat malam di waktu manusia sedang tertidur.” (HR Ahmad dan Ibnu Majah).

2. Diutamakan ditunaikan sehari setelah Idul Fitri

Meski ada sebagian yang mengungkapkan bahwa lebih utama jika ditunaikan sehari setelah Idul Fitri, namun tidak mengapa jika diakhirkan. Asal kan masih berada di bulan Syawal.

Ini juga masuk ke dalam ketentuan pelaksanaan puasa Syawal yang kedua. Di mana puasa 6 hari di bulan Syawal tidak berlaku lagi apabila ditunaikan di bulan lainnya. Sebab namanya bukan lagi puasa Syawal.

Ada sebagian ulama mengungkapkan bahwa waktu puasa Syawal ini akan lebih utama apabila dilaksanakan sehari setelah Hari Raya Idul Fitri.

Menyegerakan pelaksanaan waktu puasa Syawal di hari kedua bulan Syawal menunjukkan itikad baik dalam bersegera dalam melakukan ibadah dan kebaikan.

3. Lebih utama puasa dilakukan secara berurutan

Meski ada yang mengatakan bahwa lebih utama untuk melaksanakan puasa Syawal secara berurutan namun ada juga yang mengatakan bahwa tidak mengapa jika dilakukan tidak berurutan.

Hal ini masuk dalam ketentuan pelaksanaan puasa di bulan Syawal urutan ketiga. Waktu puasa Syawal juga lebih utama bila dilaksanakan secara berurutan dalam 6 hari.

Akan tetapi tidak apa-apa juga apabila dilaksanakan tidak secara berurutan asalkan masih di bulan Syawal.

Dalam buku berjudul “Step By Step Fiqih Puasa Edisi Revisi”, penulis Agus Arifin mengungkapkan pandangan berbagai mazhab terkait waktu pelaksanaan puasa enam hari di bulan Syawal tersebut.

Menurut tiga imam mazhab, kecuali Mazhab Maliki, puasa Syawal tersebut disunnahkan secara mutlak dilakukan selama enam hari di bulan Syawal tanpa syarat.

Menurut Mazhab Syafi’i dan Hanbali, puasa Syawal hendaknya dilaksanakan berturut-turut tanpa putus.

Lalu para pengikut Syafi’i juga menilai lebih utama menjalani puasa enam hari Syawal secara berturut-turut dimulai pada hari kedua atau tanggal 2 bulan Syawal.

Sementara Mazhab Maliki memakruhkan apabila puasa Syawal dilaksanakan secara berturut-turut. Ada pun Mazhab Hanafi mengemukakan pendapatnya. Beliau mengatakan bahwa lebih utama jika puasa tersebut dilakukan tidak berturut-turut.

Akan tetapi, apabila dilakukan secara terpisah atau di akhir Syawal juga akan tetap mendapatkan keutamaan dari puasa Syawal itu sendiri.

Dengan menunaikan puasa Syawal secara berurutan dalam 6 hari, menunjukkan bahwa sebagai seorang Muslim, kamu sedang berlomba-lomba dalam melaksanakan perintah Allah SWT dan menyegerakan ibadah.

4. Harus menunaikan puasa ganti terlebih dahulu

Ketentuan pelaksanaan puasa Syawal yang keempat adalah kamu diharuskan menunaikan puasa ganti terlebih dahulu baru puasa Syawal enam hari. Hal tersebut semata-mata agar kamu memperoleh keutamaan dari puasa Syawal.

Akan tetapi apabila seorang umat Islam memiliki puasa Ramadan yang harus diganti karena satu dan lain hal yang dibolehkan pada bulan Ramadan, maka orang tersebut diwajibkan untuk mengganti puasa tersebut lebih dahulu.

Hal tersebut bertujuan agar waktu puasa Syawal dilaksanakan, keutamaannya akan ikut diperoleh sebab telah sepenuhnya menyempurnakan puasa di bulan Ramadan yang lalu.

Bahkan mengganti puasa Ramadan justru lebih utama hukumnya dari puasa 6 hari di bulan Syawal lho. Sebab puasa Ramadan tergolong puasa wajib sebagai umat Muslim.

Apabila seorang muslim tidak menyelesaikan atau mengganti puasa Ramadan yang batal terlebih dahulu sebelum melaksanakan puasa Syawal, maka keutamaan puasa Syawal tidak dapat diperoleh oleh orang tersebut.

Keterangan mengenai pahala puasa Syawal tertulis pada sebuah dalil shahih yang berbunyi:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

Yang artinya: “Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh.” (HR. Muslim no. 1164).

5. Pahala puasa bulan Syawal yang luar biasa

Berdasarkan Syarah Nawawi ‘ala Muslim juz 7 halaman 56 menyebut bahwa alasan menyamakan pahala enam hari di bulan Syawal dengan puasa setahun lamanya berdasarkan nilai pahala kebaikan yang diberikan dilipat gandakan sampai 10 kali ganjaran banyaknya.

Perhitungannya seperti ini. Jika selama 1 bulan Ramadan ada 30 hari x 10 = 300 hari. Adapun 6 hari di bulan Syawal menyamai dua bulan lainnya (6 x 10 = 60 hari atau 2 bulan).

Jadi ada total selama 360 hari kamu akan memperoleh pahala puasa. Luar biasa.

Makanya pahala puasa Syawal selama enam hari tersebut sama dengan berpuasa selama satu tahun penuh. Pahala puasa Syawal yang sudah dihitung tadi akan menjadi penyempurna puasa Ramadan yang kamu tunaikan selama tiga puluh hari penuh kemarin.

Pahala tersebut akan didapatkan oleh orang-orang yang telah menyempurnakan puasa Ramadan mereka selama sebulan penuh atau yang telah mengqadha puasa Ramadhan apabila ada yang ditinggalkan karena satu dan lain hal.

Maka bagi kamu yang masih memiliki hutang puasa Ramadan diharuskan membayar hutang puasanya lebih dulu sebelum berpuasa enam hari di bulan Syawal.

Ada sebuah informasi bahwa siapa saja yang berpuasa Syawal sebelum membayar h utang puasa mereka di bulan Ramadan, puasanya masih terhitung sah. Asalkan setelah puasa Syawal mereka tetap membayar hutang tersebut.

Keutamaan puasa sunnah Syawal akan bisa kamu raih apabila dilakukan dengan niat yang ikhlas dan dengan kesungguhan serta pendirian yang teguh.

Puasa sunnah Syawal selama enam hari dapat dilakukan dengan mengucapkan niat terlebih dahulu seperti yang sudah Mamikos lampirkan di atas.

Demikianlah artikel Mamikos yang membahas tentang puasa Syawal, waktu pelaksanaan hingga tata cara pelaksanaannya pada kesempatan ini.

Mudah-mudahan saja apa yang sudah Mamikos tuliskan di sini dapat bermanfaat dan bisa memberikan kamu sebuah inspirasi baru.

Apabila kamu perlu informasi terkait kos-kosan, maka kamu bisa meluncur ke web atau aplikasi Mamikos.

Di sana ada banyak sekali informasi mengenai hunian kos dengan berbagai tipe dan pilihan yang bisa disesuaikan dengan keinginan kamu. Unduh aplikasinya sekarang juga via iOS dan Android, gratis.


Klik dan dapatkan info kost di dekatmu:

Kost Jogja Harga Murah

Kost Jakarta Harga Murah

Kost Bandung Harga Murah

Kost Denpasar Bali Harga Murah

Kost Surabaya Harga Murah

Kost Semarang Harga Murah

Kost Malang Harga Murah

Kost Solo Harga Murah

Kost Bekasi Harga Murah

Kost Medan Harga Murah