Contoh Pasar Oligopoli dan Monopolistik di Indonesia Beserta Penjelasan Lengkap
Contoh Pasar Oligopoli dan Monopolistik di Indonesia Beserta Penjelasan Lengkap – Pasar oligopoli dan monopolistik sudah berkembang di Indonesia. Sebenarnya sudah lama, namun belum dibedakan dalam jenis usaha dan perusahaannya.
Barang
yang sering kamu beli di minimarket, semua itu termasuk dalam pasar oligopoli.
Sedangkan rumah makan bermerk yang sering kamu beli dan makan, itu termasuk
dalam pasar monopolistik.
Agar kamu bisa menjadi lebih paham mengenai perbedaannya, kamu bisa membaca artikel di bawah ini.
Sebab, Mamikos sudah menyediakan artikel tentang contoh pasar oligopoli dan monopolistik di Indonesia. Selamat membaca.
Pengertian
Pasar Oligopoli
Daftar Isi
Daftar Isi
Pasar
oligopoli merupakan jenis pasar yang mana jumlah dari produsen ataupun
penjualnya lebih sedikit, sedangkan kalangan pembelinya relatif lebih banyak.
Oleh
karena itu, pasar ini disebut juga sebagai sebuah pasar dengan persaingan yang tidak
sempurna.
Jumlah
produsen serta konsumen yang relative tidak seimbang, bahkan dapat dikatakan
mempunyai gap yang tinggi dan sangat berpengaruh terhadap harga pasar.
Selain
itu, akan muncul bentuk persaingan yang cukup ketat antara para penjual. Maka,
tidak jarang mereka akan saling melakukan banting harga.
Kehadiran
pasar oligopoli menggerakkan para produsen dengan jumlah yang sedikit tersebut,
untuk menguasai pasar. Mereka juga berusaha saling bersaing, untuk bisa memperoleh
konsumen dengan sebanyak-banyaknya.
Sehingga
akan dapat membuat perusahaan ataupun produsen baru menjadi sulit untuk masuk
kedalamnya.
Karena
adanya beberapa sebab tersebut, pemerintah telah melarang adanya praktek dari oligopoli.
Aturan ini juga sudah tercantum di dalam Pasal 4 ayat 1 dan 2 Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 1999.
Pengertian
Pasar Monopolistik
Pasar
monopolistik sering juga dikatakan sebagai pasar industri, sebab memang pasar
ini mempunyai ciri industri.
Dalam
pasar monopolistik, produk barang serta jasa yang akan ditawarkan hampir mirip tetapi
tidak sama.
Setiap
produsen akan mempunyai cirinya sendiri yang dapat tercermin dari produk yang hendak
ditawarkan.
Strategi
bisnis dengan menerapkan perbedaan produk dalam pasar ini, sering dinamakan
dengan diferensiasi produk (product differentiation).
Persaingan
dalam pasar ini juga sangat ketat. Sebab persaingan yang ketat dengan menggunakan
produk yang serupa, masing-masing produsen dapat bersaing pada segi harga,
kualitas, ataupun cara mereka untuk memasarkan produknya kepada konsumen.
Persaingan
yang terjadi dalam pasar ini cenderung lebih mengarah pada strategi pemasaran
yang kuat.
Beberapa
produk mungkin bisa ditawarkan berdasarkan citra yang ramah lingkungan, supaya dapat
menarik perhatian para konsumen, serta akan membedakannya dengan jenis produk
yang lain. Walaupun mungkin dalam kenyataannya setiap produk memang sama
efektifnya.
Ciri Pasar Oligopoli
1.
Penjualan bersifat homogen
Dalam
pasar oligopoli, produk yang dijual kepada produsen hanya akan terdiri dari
satu jenis saja.
Hal
ini dapat membuat konsumen menjadi tidak kesulitan, ketika menemukan kebutuhan
mereka. Sebab akan sangat mudah, dalam menemukan pengganti ataupun
alternatifnya.
Misalnya
saja, produk yang akan dijual yaitu roti. Namun, seperti yang sudah diketahui,
produk roti nyatanya cukup bervariatif.
Baik
dari segi variasi menunya ataupun brand-nya. Dengan cara itu, akan cukup mudah dalam
menemukan varian yang satu dengan lainnya.
2.
Ada dua produsen atau lebih
Seperti pada umumnya, pasar oligopoli merupakan pasar yang di dalamnya ada dua produsen ataupun lebih, namun jumlahnya kurang dari sepuluh, dan sangat terbatas.
Ciri
inilah yang menjadi alasan mengapa persaingan dalam pasar oligopoly, menjadi tidak
sempurna.
Karena
hal itu, untuk dapat menghindari dampak tersebut, sebagian besar negara akan melarang
adanya praktek dari oligopoli.
Hal
ini dilakukan, supaya pertumbuhan pada ekonomi di suatu negara bisa berjalan dengan
lancar. Lebih dari itu, agar produsen juga dapat bersaing secara sehat.
3.
Memerlukan strategi marketing yang matang
Sebab persaingan yang terjadi di dalamnya sangatlah ketat, tentunya setiap produsen akan memerlukan strategi marketing yang baik.
Strategi tersebut agar dapat menarik perhatian dari para konsumen, serta menjadikannya sebagai pelanggan.
Tanpa
adanya strategi yang baik dan matang, akan sulit bagi suatu produsen agar
bertahan di dalamnya.
Tidak
hanya sulit untuk masuk, tetapi bertahan di dalam persaingan oligopoli pun juga
ternyata cukup menantang.
4.
Harga saing relatif sama
Seperti
yang sudah dijelaskan sebelumnya, jika di dalam pasar oligopoli hanya ada satu
jenis produk (homogen). Lantas apa pengaruhnya terhadap harga?
Tentu
saja, bila harga yang akan ditawarkan dari satu produsen mempunyai selisih yang
jauh, maka akan sulit untuk bersaing.
Contohnya saja, perusahaan A akan menjual produknya dengan harga Rp5 ribu. Sedangkan, perusahaan B akan menjual produknya lebih mahal dengan sebesar Rp8 ribu.
Apakah hasilnya? Tentu saja konsumen langsung akan memilih pada produk perusahaan A.
5.
Sulit ditembus produsen baru
Sebelumnya,
sudah dibahas bila karakteristik dari pasar oligopoli yaitu memipunyai produsen
yang terbatas ataupun kurang dari sepuluh.
Maka, batas itulah yang menciptakan pasar oligopoli semakin sulit untuk ditembus produsen yang baru.
Tidak
jarang jika produsen baru, akan berusaha untuk mengambil risiko secara
mempersempit pasar ataupun membanting harga, tetapi justru semakin menyebabkan
kebangkrutan.
Sebab
alasan inilah, bentuk persaingan dalam pasar oligopoli menjadi tidak sehat atau
sempurna.
6.
Kebijakan dari produsen utama berpengaruh pada produsen lain
Pasar
oligopoli merupakan praktek yang mana kebijakan pada satu produsen utama, sangat
mampu mempengaruhi keputusan dari produsen lain.
Contohnya,
keputusan untuk menentukan range harga pada produk. Bila produsen utama akan menjualnya
seharga Rp10 ribu, maka produsen lainnya tidak akan jauh dari angka tersebut.
Ciri
Pasar Monopolistik
1.
Memiliki banyak produsen
Pasar
monopolistik mempunyai jumlah dari produsen yang relatif sangat banyak.
Karena
jumlah produsennya yang banyak, akan mengakibatkan pangsa pasar ataupun market
share yang dimiliki oleh masing-masing produsen, cenderung lebih kecil dengan
skala produksi yang sama.
2.
Diferensiasi produk yang dijual
Produk
yang hendak dijual di dalam pasar monopolistik memang terlihat mirip secara
sekilas.
Namun,
faktanya setiap produk yang akan dipasarkan mempunyai perbedaan yang sangat mendasar,
yang dinamakan juga sebagai diferensiasi.
Produk
yang ditawarkan akan mempunyai ciri masing-masing yang berbeda. Sehingga produk
dalam pasar ini memiliki sifat yang close substitute.
Diferensiasi
produk akan tercermin pada kualitas, serta karakteristik produk dalam
masing-masing produsen.
3.
Produsen bebas untuk masuk dan keluar pasar
Salah
satu ciri dari pasar monopolistic, yaitu kemudahan produsen dalam masuk serta
keluar tanpa adanya ketentuan secara khusus.
Tidak
terdapat halangan bagi produsen yang baru maupun produsen lama, untuk bisa melakukan
hal tersebut.
Semakin
banyaknya produsen yang akan masuk, maka keuntungan pun juga akan semakin
mengecil.
Oleh
sebab itu, produsen akan secara mudah dalam menentukan untuk masuk ataupun
keluar pasar, ketika sudah merasa kalah bersaing ataupun untung yang diperoleh telah
semakin kecil.
4.
Harga produk ditentukan oleh produsen
Branding serta ciri produk yang terdapat dalam produk, dapat memberikan kesempatan dalam menentukan harga oleh produsen.
Kelebihan pada masing-masing produk, bisa menjadi pertimbangan dalam penentuan harga.
5.
Iklan atau promosi wajib untuk dilakukan
Ketatnya
persaingan di pasar monopolistik, mengharuskan para produsen untuk aktif dalam melakukan
promosi pada produknya.
Untuk
bisa meyakinkan seluruh konsumen, produsen harus melakukan sebuah trik
pemasaran serta iklan yang efektif dan dibandingkan terhadap produk lainnya, supaya
dapat memberikan kesan yang berbeda serta lebih baik bila dibandingkan dengan
produk yang lainnya.
Contoh
Pasar Oligopoli dan Monopolistik di Indonesia
Contoh
Pasar Oligopoli
1.
Pasar Sepeda Motor
Contoh
pasar oligopoli yang pertama yaitu pasar sepeda motor. Dalam industri sepeda motor,
ada beberapa produsen yang saling bersaing menggunakan produk yang bervariasi.
Produsen
sepeda motor yang cukup terkenal di Indonesia misalnya, seperti Honda, Yamaha,
Suzuki, dan juga Kawasaki
2.
Pasar Mobil
Sama
halnya dengan industri sepeda motor, pasar mobil juga termasuk dalam pasar
oligopoli, walaupun produknya bisa terdiferensiasi.
Terdapat
beberapa produsen yang akan bersaing di dalam pasar mobil di Indonesia. Contoh
produsen mobil di kawasan Indonesia, yaitu Toyota, Daihatsu, Honda, Suzuki, serta
Nissan.
3.
Pasar Semen
Pasar
semen menjadi contoh dari pasar oligopoli yang murni, sebab antar produk dalam setiap
penjual tidak bisa dibedakan karena hampir sama.
Di
Indonesia, terdapat beberapa produsen semen yang cukup dikenal, misalnya Semen
Indonesia, Holcim, Tiga Roda, Indocement, dan juga Semen Baturaja.
4.
Pasar Sabun Mandi
Produk
sabun mandi juga termasuk sebagai pasar oligopoli. Terdapat beberapa produsen
sabun mandi dengan jumlah yang kurang dari 10, serta barang homogen dan juga
harganya relatif sama.
Contoh
merk sabun mandi yang ada di Indonesia, yaitu Lifebuoy, Giv, Dettol, Lux,
Shinzui, dan lain sebagainya.
5.
Pasar Shampo
Sama halnya dengan sabun mandi, industri penjualan shampo juga tergolong sebagai pasar oligopoli.
Hal ini telah sesuai dengan ciri dari pasar oligopoly, yang mana ada beberapa penjual dengan menerapkan harga yang hampir mirip serta produknya homogen.
Contoh
merk shampo di dalam pasar Indonesia, yaitu Pantene, Sunsilk, Clear, dan juga Head
& Shoulders.
Contoh
Pasar Monopolistik
1.
Restoran Cepat Saji
Perusahaan
makanan cepat saji yang menjual burger, merupakan jenis contoh dari persaingan
monopolistik yang paling umum.
Berbagai
macam perusahaan makanan ini telah menjual jenis produk yang relatif serupa, namun
tidak akan saling menggantikan.
Saat
ini, produk mana yang sangat digemari konsumen tertentu, serta perusahaan mana
yang sepenuhnya dapat bergantung terhadapnya.
2.
Hotel
Hotel
adalah salah satu contoh dari pasar monopolistik, yang menawarkan layanan kamar
dengan sedikit variasi pada harga serta tingkat kualitas.
3.
Toko Pakaian
Clothing shop juga merupakan contoh dari beberapa besar perusahaan, yang bersaing dalam pangsa pasar.
Toko pakaian umum akan menawarkan produk yang berbeda, yang seringkali terlihat sangat mirip.
4.
Toko Roti
Terdapat
banyak sekali toko roti di kota mana pun, serta masing-masing dari mereka akan menjual
produk yang berbeda terhadap konsumen di pasar.
Namun,
bila di daerah tertentu di sebuah kota hanya terdapat satu toko roti, maka ia bisa
meminta harga yang relatif sedikit lebih tinggi pada produknya.
Perusahaan-perusahaan
di dalam persaingan monopolistik dengan kemampuan mereka, bisa mendapatkan
tingkat pangsa pasar yang jauh lebih besar, sehingga bisa meningkatkan harga dari
produknya.
5.
Toko Kelontong
Contoh
yang terakhir yaitu toko kelontong, yang terdapat dalam pasar monopolistik. Sebab,
ada sejumlah besar perusahaan yang telah menjual banyak barang yang mirip, namun
dengan merek serta pemasaran yang berbeda.
Itu
tadi pembahasan mengenai contoh pasar oligopoli dan monopolistik di Indonesia, semoga
artikel ini dapat menjadi pembelajaran bagi kamu tentang contoh pasar oligopoli
dan monopolistik di Indonesia.
Tidak hanya itu saja, kamu pun juga bisa lebih memahami, bahwa merk kebutuhan yang di jual di pasaran, bisa tergolong sebagai pasar oligopoli ataupun pasar monopolistik.
Walaupun sederhana, namun kamu bisa mengerti perkembangan pasar di Indonesia.
Demikian pembahasan mengenai contoh pasar oligopoli dan monopolistik di Indonesia, kamu dapat membaca artikel lainnya tentang pasar di Indonesia pada kolom yang tersedia di Mamikos.
Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu: