Ringkasan Materi Kimia Kelas 12 Semester 1 dan 2 Kurikulum Merdeka dan Penjelasannya
Ringkasan Materi Kimia Kelas 12 Semester 1 dan 2 Kurikulum Merdeka dan Penjelasannya — Dengan mempelajari kimia, kita dapat mengerti struktur, komposisi, dan sifat suatu zat.
Pelajaran kimia tidak sulit, jika kamu bisa mengerti konsep-konsep materinya dengan benar.
Demi membantu siswa kelas 12 belajar dengan lebih mudah, Mamikos telah menyusun ringkasan materi kimia kelas 12 semester 1 dan 2 yang sudah disesuaikan dengan kurikulum merdeka. Simak, ya!
Apa Saja Materi Kimia Kelas 12?
Daftar Isi
Daftar Isi
RIngkasan materi kimia kelas 12 semester 1 dan 2 kurikulum merdeka yang Mamikos himpun akan berpedoman pada buku siswa dan buku guru yang telah disusun oleh kemendikbudristek tahun 2022.
Simak yuk pokok bahasan apa saja yang termasuk materi kimia yang akan dipelajari siswa kelas 12 di semester 1 dan 2 menurut kurikulum merdeka:
Semester I
- Larutan dan Koloid
- Elektrokimia
Semester II
- Gugus Fungsi dalam Senyawa Karbon
- Makromolekul Organik
Nah, itu dia materi kimia kelas 12 yang nanti bisa kamu temukan dalam ringkasan ini.
Larutan dan Koloid
Materi kimia kelas 12 yang pertama akan kita bahas adalah larutan dan koloid. Simak yuk penjelasannya!
A. Larutan
Larutan pada materi kimia kelas 12 merujuk pada campuran unik zat yang terdiri dari pelarut (solven) dan zat terlarut (solute).
Pelarut mempunyai komposisi lebih banyak dalam larutan, sedangkan zat terlarut adalah zat yang komposisinya lebih sedikit sehingga telah terlarut dalam pelarut.
Larutan bisa memiliki wujud padat, cair, atau bisa juga berupa gas, tergantung pada fase zat-zat yang terlibat.
Konsentrasi larutan dapat diukur dalam berbagai satuan seperti mol per liter (molarity), gram per liter (molalitas), persentase berat, dan lain-lain.
B. Asam Basa
Sifat dan konsep asam basa merupakan salah satu konsep dasar dalam materi kimia kelas 12 yang wajib dipelajari karena sangat penting untuk memahami berbagai reaksi asam-basa.
Ada 3 teori yang menjelaskan sifat asam dan basa yang paling dikenal dalam dunia kimia, yaitu:
1. Teori Asam Basa Arrhenius
Arrhenius menjelaskan bahwa asam merupakan zat yang menghasilkan H⁺ jika dilarutkan dalam air.
Sementara itu basa merupakan suatu zat yang melepaskan OH⁻ apabila kita melarutkannya dalam air.
2. Asam Basa Bronsted-Lowry
Bronsted bersama Lowry mendefinisikan asam sebagai zat pendonor proton (H⁺), sementara basa adalah akseptor proton.
Dengan demikian, menurut teori ini, reaksi asam-basa terjadi dengan pertukaran proton antara asam dan basa konjugatnya.
3. Asam Basa Lewis
Teori asam basa Lewis, yang diusulkan oleh Gilbert N. Lewis pada tahun 1923 dan lebih luas dalam ruang lingkupnya daripada teori asam basa Arrhenius dan Brønsted-Lowry.
Asam menurut pandangan Lewis merupakan akseptor pasangan elektron. Sementara basa merupakan pendonor sepasang elektron.
Dengan demikian, dalam teori ini, reaksi asam-basa terjadi dengan pertukaran sepasang elektron antara asam dan basa.
C. Kekuatan Asam dan Basa
Kekuatan asam dan basa merujuk pada seberapa banyak asam atau basa tersebut dapat memisahkan ion hidrogen (H⁺) atau ion hidroksida (OH⁻) dalam larutan.
D. pH Asam dan Basa
pH adalah derajat keasaman atau kebasaan larutan dan memiliki ukuran derajat dari 1 sampai dengan 14.
Larutan dengan pH kurang dari 7 dianggap sebagai larutan asam, sedangkan larutan dengan pH lebih dari 7 dianggap sebagai larutan basa.
Larutan dengan pH 7 dianggap sebagai netral. Semakin rendah nilai pH, semakin asam larutan tersebut, dan semakin tinggi nilai pH, semakin basa larutan tersebut.
E. pH Asam Kuat dan Basa Kuat
Larutan asam kuat dan basa kuat adalah larutan yang sepenuhnya terionisasi dalam larutan, sehingga memiliki konsentrasi ion hidrogen (H⁺) atau ion hidroksida (OH⁻) yang sangat tinggi.
F. Kesetimbangan dalam Larutan
Kesetimbangan dalam larutan sering kali dinyatakan dalam istilah konsentrasi.
Kesetimbangan dalam larutan dalam kimia mengacu pada kondisi di mana laju reaksi pembentukan produk sama dengan laju reaksi pembentukan reaktan dari produk tersebut.
Dalam konteks larutan, situasi ini sering terjadi ketika zat terlarut atau reaktan terlarut dalam suatu pelarut terdispersi secara merata.
Lalu mencapai titik di mana laju pembentukan kristal atau endapan dari zat tersebut sama dengan laju larutannya.
G. Asam Lemah dan Basa Lemah
Asam serta basa lemah merupakan zat-zat yang hanya terionisasi sebagian saat berada pada suatu larutan.
Contoh basa lemah adalah amonia (NH₃), yang hanya sebagian terionisasi menjadi ion amonium (NH₄⁺) dan ion hidroksida (OH⁻).
H. Hidrolisis Garam
Hidrolisis garam membuahkan ion H⁺ atau ion OH⁻ melalui reaksi garam dengan air.
I. Larutan Penyangga
Larutan penyangga merupakan suatu larutan yang jika ditambah sedikit zat bersifat asam maupun basa akan dapat menjaga pH-nya relatif konstan.
Hal ini terjadi karena larutan penyangga mengandung pasangan asam-basa lemah yang bisa menetralkan penambahan asam atau basa.
J. Stoikiometri
Stoikiometri mempelajari perbandingan kuantitatif dalam reaksi kimia.
Di antaranya perhitungan jumlah zat yang bereaksi atau terbentuk dalam suatu reaksi berdasarkan hukum kekekalan massa dan hukum perbandingan tetap.
Rumus-rumus stoikiometri meliputi rumus mol, rumus reaksi, dan rumus kekekalan massa sangat penting dalam analisis dan perencanaan reaksi kimia.
K. Titrasi Asam Basa
Titrasi asam basa merupakan suatu metode yang digunakan dengan maksud menentukan konsentrasi suatu larutan yang memiliki sifat asam atau basa.
Titrasi dilakukan dengan menambahkan larutan standar asam atau basa yang diketahui konsentrasinya ke dalam larutan sampel asam atau basa hingga terjadi titik ekivalen.
Dari titik ekivalen ini, konsentrasi larutan asam atau basa dapat dihitung.
L. Sifat Koligatif Larutan
Sifat koligatif larutan merupakan sifat suatu larutan yang berpatokan pada jumlah partikel zat terlarut di dalam larutan, bukan pada identitas atau sifat intrinsik zat terlarut tersebut.
Pada materi ini nantinya para siswa akan diminta menghitung sifat larutan seperti titik beku & didih, tekanan uap, dan lain-lain.
Koloid
Materi kimia kelas 12 selanjutnya yang akan kita bahas adalah koloid.
Koloid merupakan suatu sistem dispersi yang memiliki komponen berupa partikel-partikel mini yang terdispersi di mediumnya, tetapi partikel-partikel ini tidak larut dalam medium tersebut.
Koloid terbentuk ketika partikel-partikel yang sangat kecil, yang disebut fase terdispersi, tersebar merata di dalam medium yang disebut medium dispersi.
Fase terdispersi dapat berupa padatan, cairan, atau gas, sementara medium dispersi biasanya berupa cairan atau gas.
Elektrokimia
Elektrokimia termasuk materi kimia kelas 12 yang penting karena mempelajari interaksi antara zat-zat kimia dengan energi listrik.
Elektrokimia melibatkan dua proses utama yaitu reduksi (pengambilan elektron) dan oksidasi (pengeluaran elektron), yang secara kolektif dikenal sebagai reaksi redoks.
A. Elektrolit
Dalam kimia, elektrolit adalah zat yang ketika larut dalam air atau meleleh akan menghasilkan larutan yang dapat menghantarkan arus listrik.
Elektrolit akan terionisasi sehingga terurai menjadi kation dan anion ketika berada dalam larutan atau dalam bentuk leburan.
B. Reaksi Redoks
Konsep redoks dalam materi kimia kelas 12 dapat kita bedakan menjadi dua, yaitu:
Oksidasi merupakan peningkatan bilangan oksidasi suatu unsur dalam suatu reaksi.
Reduksi adalah penurunan bilangan oksidasi
C. Sel Elektrokimia
Sel elektrokimia adalah suatu sistem yang terdiri dari dua elektroda yang dicelupkan ke dalam larutan elektrolit atau dipisahkan oleh suatu medium elektrolit.
Dalam sel elektrokimia, terjadi reaksi redoks di antara elektroda-elektroda tersebut yang menghasilkan arus listrik.
Elektrokimia memiliki berbagai aplikasi praktis, seperti dalam produksi logam dari bijih, pembuatan baterai, elektroplating, dan proses pengolahan limbah.
Senyawa Karbon
Senyawa karbon tersusun atas unsur karbon sebagai komponen utama.
Karbon memiliki sifat unik dalam kimia karena kemampuannya untuk membentuk ikatan kovalen yang stabil dengan unsur-unsur lain, termasuk unsur karbon itu sendiri.
Senyawa karbon sangat beragam dan dapat ditemukan dalam banyak bentuk, mulai dari senyawa sederhana seperti metana (CH₄) hingga senyawa kompleks seperti protein dan DNA.
A. Senyawa Organik Tersusun atas Rantai Karbon
Senyawa organik terdiri atas unsur karbon, dan unsur karbon itu mempunyai sifat unik untuk membentuk ikatan dengan atom karbon lainnya.
Rantai karbon dalam senyawa organik dapat bervariasi dalam panjang dan struktur, termasuk rantai lurus, rantai bercabang, atau cincin karbon.
Struktur rantai karbon ini menjadi dasar bagi keragaman senyawa organik yang dapat dibuat.
B. Gugus Fungsi
Gugus fungsi merupakan komponen dari senyawa organik yang menentukan karakter dan reaktivitas kimianya. Setiap gugus fungsi memiliki struktur kimia dan sifat-sifatnya sendiri.
C. Tata Nama Senyawa Organik
Tata nama senyawa organik mengacu pada aturan-aturan sistematis yang digunakan untuk memberikan nama kepada senyawa organik.
Tata nama senyawa organik mengikuti aturan IUPAC untuk memastikan konsistensi dan pemahaman yang tepat dalam nomenklatur senyawa organik.
D. Reaksi-reaksi Spesifik pada Gugus Fungsi
Setiap gugus fungsi dalam senyawa organik memiliki reaktivitas kimia yang khas dan dapat mengalami berbagai jenis reaksi kimia.
E. Beberapa Senyawa Organik Penting dan Manfaat
Terdapat berbagai senyawa organik penting dalam kehidupan sehari-hari dan industri, termasuk hidrokarbon, alkohol, asam karboksilat, dan senyawa turunannya.
Makromolekul Organik
Akhirnya, sampai juga kita pada materi kimia kelas 12 yang terakhir yaitu makromolekul organik. Yuk, kita telusuri penjelasannya.
A Pengertian
Polimer adalah makromolekul organik yang tersusun dari unit-unit pengulangan yang disebut monomer.
Struktur polimer ditentukan oleh tipe monomer, urutan monomer, dan cabang-cabang yang terbentuk selama proses polimerisasi.
B. Reaksi Polimerisasi
Reaksi polimerisasi adalah proses di mana monomer-monomer bergabung untuk membentuk rantai polimer.
Ada dua tipe utama reaksi polimerisasi: polimerisasi adisi dan polimerisasi kondensasi.
C. Jenis-jenis Polimer
Polimer dapat dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan sumbernya dan sifat-sifatnya.
Jenis-jenis polimer meliputi polimer sintetis, polimer alami, polimer berdasarkan struktur, dan polimer berdasarkan reaksi polimerisasi.
D. Hubungan Struktur dan Sifat Polimer
Struktur polimer memiliki pengaruh besar terhadap sifat fisik dan kimianya.
Faktor-faktor seperti berat molekul, tingkat percabangan, dan kristalinitas dapat mempengaruhi sifat-sifat seperti kekuatan, kekerasan, kelenturan, dan titik leleh polimer.
E. Plastik
Plastik adalah jenis polimer sintetis yang paling umum digunakan.
Plastik sering kali mudah dibentuk dan memiliki berbagai aplikasi dalam industri, seperti pembuatan kemasan, produk konsumen, otomotif, dan banyak lagi.
F. Polimer Alam
Polimer alami ditemukan dalam alam dan sering kali ditemukan dalam bentuk kompleks, seperti protein, selulosa, dan karet alami.
Mereka memiliki berbagai aplikasi dalam berbagai bidang, termasuk makanan, tekstil, dan kedokteran.
G. Biopolimer Organik
Biopolimer organik adalah polimer yang ditemukan dalam sistem biologis dan diproduksi oleh organisme hidup.
Contoh biopolimer organik termasuk DNA, RNA, protein, dan karbohidrat.
Penutup
Materi kimia di kelas 12 memang sangat kompleks, selain teori, rumus, siswa juga akan mengadakan praktikum yang melibatkan materi-materi yang tadi sudah Mamikos sebutkan.
Mamikos berharap artikel ringkasan materi kimia kelas 12 ini dapat menambah informasi yang berguna bagi kemajuan proses belajar kimiamu.
Dengan pemahaman yang kuat tentang materi ini, diharapkan siswa dapat mengaplikasikan konsep-konsep yang mereka pelajari dalam kehidupan sehari-hari.
Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu: