6 Alasan Kenapa Memperingati Hari Kartini
Memasuki bulan April, Indonesia akan memperingati salah satu jasa salah satu pahlawannya yakni Raden Ajeng Kartini. Tahukah kamu ada alasan khusus mengapa kita memperingati hari lahir dari pahlawan asal Rembang tersebut? Dalam artikel Mamikos ini, kamu akan mengetahui alasannya.
6 Alasan Kenapa Memperingati Hari Kartini — Indonesia memiliki banyak sekali pahlawan yang membuat sebuah gebrakan dan perubahan. Salah satunya adalah Raden Ajeng Kartini.
Pada artikel kali ini, Mamikos akan memberikan informasi terkait alasan mengapa kita, bangsa Indonesia, memperingati hari lahirnya Kartini setiap tahun.
Jangan kemana-mana sebab Mamikos akan memberikan banyak info menarik untuk kamu. Baca habis artikelnya untuk tahu selengkapnya, ya!
Simak Alasan Berikut Mengapa Kita Memperingati Hari Lahir Kartini
Daftar Isi [hide]
![Alasan Kenapa Memperingati Hari Kartini](https://blog-static.mamikos.com/wp-content/uploads/2021/04/Alasan-Kenapa-Memperingati-Hari-Kartini.jpg)
Seperti yang sudah Mamikos singgung di atas, bahwa ada alasan khusus kenapa kita kemudian memperingati hari lahirnya RA Kartini. Namun, untuk info selengkapnya bisa kamu simak dan baca dari penjelasan Mamikos sebagai berikut ini.
Biografi Singkat RA Kartini
21 April adalah hari lahir perempuan asal Jepara, Jawa Timur, yang memiliki nama lengkap Raden Adjeng Kartini. Setiap tahunnya pada tanggal tersebut diperingati Hari Kartini demi mengenang jasa-jasa beliau dalam kesetaraan gender.
Peringatan hari lahir Kartini tersebut usai Presiden Soekarno mengeluarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No.108 tahun. Keputusan tersebut juga berisi tentang penetapan Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional.
Raden Ajeng Kartini dilahirkan pada 21 April 1879, dan berasal dari kalangan bangsawan. Ia adalah seorang putri dari bupati Jepara bernama Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat dengan M.A. Ngasirah.
![](https://blog-static.mamikos.com/wp-content/themes/vue-wordpress/src/static/img/mamikos-ad-placeholder.png)
Advertisement
Kakek Kartini bernama Pangeran Ario Tjondronegoro IV juga dikenal pada pertengahan abad ke-19 sebagai salah satu bupati pertama yang memberi pendidikan Barat kepada anak-anaknya.
Sementara kakak Kartini bernama Sosrokartono adalah orang yang pandai dalam bidang bahasa. Hingga usianya ke 12 tahun, Kartono telah diperbolehkan sekolah di ELS (Europese Lagere School). Di sana juga lah Kartini belajar bahasa Belanda.
Selepas Kartini Dipingit
Setelah itu, Kartini terpaksa meninggalkan sekolah karena harus mengikuti tradisi pingit untuk kemudian menunggu calon suami yang siap melamar. Selama Kartini dipingit, Kartini mulai belajar sendiri dan menulis surat kepada teman-teman korespondensi dari Belanda.
Menggunakan kemampuan berbahasa Belanda yang ia milik, Kartini mulai banyak bercerita terutama pada salah satu temannya bernama Rosa Abendanon. Rosa juga lah yang banyak mendukung Kartini dengan buah pikirannya selama ini.
Seperti melansir dari Intersections, surat-surat yang dikirimkan Kartini pada korespondensi di Belanda menjelaskan bagaimana pola pemikiran Kartini terkait berbagai masalah.
Karena dia menjadi seorang putri seorang bupati Jawa dan memiliki strata tinggi, Kartini menjelaskan mengenai tradisi feodal yang menindas, pernikahan paksa dan poligami bagi perempuan Jawa kelas atas.
Namun yang lebih sering disinggung adalah mengenai pentingnya pendidikan bagi anak perempuan. Di sisi lain, surat-surat tersebut juga mencerminkan pengalaman hidup Kartini sebagai priayi.