Apa Itu Studi Kasus? Cara Membuat Beserta Contohnya Sederhana

Apa Itu Studi Kasus? Cara Membuat Beserta Contohnya Sederhana – Banyak sekali metode untuk melaksanakan penelitian. Salah satunya adalah studi kasus.

Bagi yang belum familiar, perlu diketahui bahwa studi kasus merupakan jenis metode penelitian yang cukup sering digunakan saat melakukan penelitian terhadap bidang keilmuan tertentu.

Jika kamu masih bingung terkait apa itu studi kasus dan metode penelitian studi kasus, yuk ulik informasi lengkapnya berikut ini.

Berikut Pengertian, Cara Membuat Hingga Contoh Studi Kasus

freepik.com/fabrikasimf

Tentunya banyak dari kamu yang sudah sering mendengar kata studi kasus bukan? Terlebih jika kamu merupakan seorang mahasiswa atau pelajar. Namun kamu mungkin masih bertanya-tanya, apa itu studi kasus?

Tentunya kata studi kasus sudah cukup akrab didengar, apalagi jika kamu sedang mempelajari tentang penelitian.

Apa itu studi kasus? Kira-kira sudahkah kamu mengetahui pengertian dari studi kasus tersebut?

Nyatanya, studi kasus memiliki banyak pengertian dan juga sering digunakan dalam penelitian kualitatif.

Secara sederhana, studi kasus dapat diartikan sebagai proses penyelidikan atau pemeriksaan secara mendalam, terperinci, dan detail pada suatu peristiwa tertentu atau khusus yang terjadi.

Sudah banyak disiplin ilmu yang saat ini menggunakan studi kasus dalam proses penelitiannya, baik itu ilmu sosial maupun ilmu eksakta.

Pengertian Studi Kasus Menurut Para Ahli

Penelitian studi kasus (case study) adalah salah satu metode penelitian yang berbasis pada pemahaman dan perilaku manusia berdasarkan pada opini manusia di dalam ruang konteks yang telah ditentukan.

Agar kamu dapat menambah wawasan secara objektif terkait studi kasus, berikut ini adalah beberapa pendapat para ahli yang dapat membantu kamu memahami pengertian dari studi kasus.

1. Menurut Feagen, Orum, dan Sjoberg

Apa itu studi kasus? Menurut Feagen, Orum, dan Sjoberg, studi kasus adalah suatu metode ilmiah yang memiliki sifat multi perspectival analyses.

Selain itu, studi kasus juga membutuhkan beberapa sudut pandang untuk menilai dan menganalisa suatu objek penelitian sehingga dapat menghasilkan data dan informasi yang valid.

Setiap peneliti harus memperhatikan beberapa aspek
yang relevan seperti individu atau kelompok yang saling berinteraksi secara
teliti agar dapat memberikan daya kepada kelompok lemah (powerlessi)
yang tidak mampu untuk menyampaikan sudut pandang (voiceless).

2. Menurut Bomi Walgito

Merujuk pada pemikiran Bomi Walgito (2010), studi kasus merupakan metode yang memiliki tujuan investigasi (mempelajari dan menyelidiki) fenomena atau kejadian tertentu terkait seseorang berupa riwayat hidup yang dijadikan sebagai objek penelitian.

Di dalam pelaksanaan studi kasus, kamu juga membutuhkan integrasi data dan banyak informasi melalui metode-metode lain agar dapat memperoleh data dan informasi yang mendalam terkait objek yang sedang diteliti.

Bomi Walgitu menjawab pertanyaan apa itu studi kasus dengan singkat dan jelas.

3. Menurut Tellis

Selanjutnya, penjelasan tentang apa itu studi kasus datang dari Tellis (1997) mengungkapkan bahwa studi kasus merupakan metode tertentu yang mempunyai unit analisis yang berorientasi terhadap sistem tindakan yang tidak hanya bergantung kepada individu atau lembaga tertentu.

Menurutnya, unit analisis dalam studi kasus harus berupa hal-hal yang bersifat kritis dan bervariasi baik lembaga maupun individu terkait.

4. Menurut Yin

Di sisi lain, Yin (1996) berpendapat bahwa studi kasus adalah suatu proses untuk mencari pengetahuan secara empiris melalui aktivitas penyelidikan dan penelitian berbagai kejadian atau fenomena di dalam kehidupan nyata.

Studi kasus juga memiliki pendekatan yang memiliki batasan antara fenomena atau kejadian dan konteks kehidupan nyata masih terlihat samar.

Yin menambahkan, suatu objek penelitian dalam studi kasus masih bersifat biasa mengingat ada berbagai sumber berupa bukti yang dapat terungkap informasinya.

5. Menurut Pollit dan Hungler

Menurut Pollit dan Hungler, fokus dari studi kasus adalah menentukan suatu dinamika tentang pertanyaan yang muncul yang menyebabkan seseorang berpikir, melakukan suatu tindakan, atau mengembangkan diri sendiri.

Fokus dari studi kasus begitu penting mengingat proses pelaksanaannya membutuhkan analisis intensif dari peneliti.

Selain itu, studi kasus juga seharusnya tidak menitikberatkan pada kemajuan, status, tindakan, atau logika yang dimiliki oleh peneliti semata.

Apa Tujuan Studi Kasus?

Setelah tahu apa itu studi kasus, tentu kamu perlu tahu apa tujuan dari studi kasus.

Dikutip dari buku Deddy Mulyana berjudul Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya, berikut ini adalah beberapa tujuan dari studi kasus:

  • Untuk memberikan informasi terkait pandangan subjek yang diteliti
  • Untuk memberikan pemaparan lengkap yang mirip dengan apa yang dialami pembaca dalam kehidupan sehari-hari.
  • Untuk menunjukkan hubungan antara peneliti dengan subjek penelitian.
  • Untuk menemukan konsistensi internal yang tak hanya merupakan konsistensi gaya dan konsistensi factual saja, melainkan juga kepercayaan.

Mengapa Memilih Metode Penelitian Studi Kasus?

Ketika memilih penelitian studi kasus, berarti peneliti ingin menggali informasi apa yang akhirnya bisa dipelajari atau ditarik dari sebuah kasus, baik kasus tunggal maupun jamak.

Stake (dalam Denzin dan Lincoln, eds. 1994; 236) menyebutnya “what can be learned from a single case?”

Agar sebuah kasus bisa digali maknanya peneliti harus pandai-pandai memilah dan memilih kasus macam apa yang layak diangkat menjadi tema penelitian.

Bobot kualitas kasus harus menjadi pertimbangan utama. Ini artinya, tidak semua persoalan atau kasus baik pada tingkat individu, kelompok atau lembaga dapat dijadikan sebagai bahan kajian studi kasus.

Begitu juga terkait dengan pertanyaan, tidak semua pertanyaan dapat diangkat untuk menjadi pertanyaan penelitian (research questions).

Ada syarat-syarat tertentu, sebagaimana dijelaskan di muka, agar sebuah peristiwa layak diangkat menjadi kasus dalam penelitian studi kasus.

Begitu pula dengan syarat-syarat tertentu agar sebuah pertanyaan bisa diangkat menjadi pertanyaan penelitian.

Apa Saja Jenis Penelitian Studi Kasus?

Sama seperti metode penelitian lainnya, penelitian studi kasus juga terbagi menjadi beberapa jenis.

Jenis-jenis penelitian studi kasus tersebut memiliki perbedaan satu sama lain, baik dari segi hipotesis maupun dari tesis yang akan dibuktikan.

Jenis-jenis studi kasus ini nantinya bisa diterapkan di berbagai bidang, mulai dari bisnis, psikologi, seni, dan lain sebagainya.

Adapun berikut jenis-jenis penelitian apa itu studi kasus yang wajib kamu ketahui:

1. Studi Kasus Eksplanatori

Jenis studi kasus pertama adalah studi kasus eksplanatori yang umumnya digunakan peneliti ketika tidak lagi bisa menemukan atau memiliki kendali atas fenomena yang diteliti.

Sehingga, peneliti akan memiliki pertanyaan “mengapa” atau bagaimana” fenomena tersebut tidak bisa lagi dikendalikan.

Tujuan utama dari studi kasus eksplanatori sendiri adalah untuk menunjukan data yang tidak bisa dijelaskan tadi, sekaligus untuk melakukan deskripsi investigasi kausal.

Studi kasus eksplanatori berfokus pada fenomena dalam kehidupan nyata. Penerapan jenis studi kasus yang satu ini cocok untuk fenomena maupun suatu kelompok individu yang tidak atau belum bisa dijelaskan.

Hal seperti ini bisa dikatakan lumrah mengingat setiap individu memiliki satu atau dua variabel yang tidak bisa dijelaskan.

2. Studi Kasus Eksploratori

Jenis studi kasus selanjutnya adalah studi kasus eksploratori yang metode penelitiannya bertujuan untuk menjawab pertanyaan “apa” dan juga “siapa”.

Dalam metode penelitian ini, data yang dikumpulkan peneliti berasal dari dua sumber yakni dari data eksplorasi dan data tambahan yang dapat diperoleh peneliti dari kegiatan wawancara, eksperimen, kuesioner, dan lain sebagainya.

Studi kasus eksploratori sangat cocok diterapkan pada penelitian formal dan berskala besar agar dapat membantu peneliti mendapatkan lebih banyak informasi latar belakang dibanding studi kasus biasa.

Selain itu, studi kasus eksploratori juga bertujuan untuk memberikan lebih banyak waktu kepada peneliti guna mencerna dan memahami informasi yang didapatkan selama proses pelaksanaan penelitian.

3. Studi Kasus Deskriptif

Jenis studi kasus berikutnya adalah studi kasus deskriptif yang diterapkan dengan tujuan menganalisis urutan peristiwa tertentu yang terjadi di masa lalu.

Dalam jenis penelitian yang satu ini mencakupi topik di bidang budaya atau bidang sejarah.

Studi kasus deskriptif memiliki tujuan untuk membandingkan teori atau penemuan baru dengan teori dan penemuan yang sudah ada di bidang yang sama.

Sehingga peneliti dapat mengetahui mana informasi yang paling benar dengan melihat analisis urutan peristiwanya.

Apa Saja Bentuk Penelitian Studi Kasus Berdasarkan
Permasalahan Penelitian?

Untuk menjawab apa itu studi kasus berdasarkan permasalahan penelitian, menurut Creswell, studi kasus dibagi menjadi tiga bentuk dilihat dari permasalahan atau kasus yang diteliti.

Tiga bentuk penelitian studi kasus tersebut antara lain:

1. Studi Kasus Instrumental Tunggal

Bentuk studi kasus yang pertama adalah studi kasus instrumental tunggal (single instrumental case study).

Diketahui, studi kasus instrumental tunggal merupakan bentuk penelitian studi kasus yang dilakukan dengan menggunakan sebuah kasus untuk memberi gambaran mengenai suatu isu.

Dalam bentuk studi kasus yang satu ini, peneliti akan mencoba mencari isu yang menarik perhatian untuk dapat dikaji.

Kemudian menggunakan suatu kasus untuk dijamin sarana atau instrumen dalam menyusun penggambaran kasus secara terperinci.

Sehingga dari sebuah isu, peneliti dapat menemukan kasus yang diakibatkan oleh isu tersebut.

Kasus tersebut nantinya akan digambarkan atau dipaparkan secara rinci oleh peneliti.

Hal ini dilakukan agar pembaca hasil penelitian dapat mengetahui bahwa kasus tersebut merupakan instrumen penting dalam suatu isu.

2. Studi Kasus Jamak

Bentuk studi kasus berikutnya adalah studi kasus jamak. Merupakan kebalikan dari bentuk studi kasus sebelumnya, studi kasus jamak menggunakan lebih dari satu kasus yang diteliti atau dipelajari.

Sederhananya, studi kasus jamak merupakan penelitian yang menggunakan banyak isu maupun banyak kasus dalam suatu penelitian.

Agar pembahasan dan kegiatan penelitian lebih terfokus, maka fokus dari studi kasus jamak adalah pada satu atau beberapa kasus yang menyertai isu tersebut.

Ataupun bisa juga fokus pada satu kasus yang kemudian meneliti beberapa isu di dalam satu kasus tersebut.

Penelitian dengan menggunakan bentuk studi kasus jamak terbilang cukup kompleks karena melibatkan banyak isu dan lebih banyak kasus di dalam isu-isu tersebut.

3. Studi Kasus Mendalam

Bentuk studi kasus yang terakhir adalah studi kasus mendalam.

Diketahui, bentuk studi kasus yang satu ini diterapkan pada suatu kasus yang memiliki suatu kekhasan atau ciri khas dan juga keunikan yang cukup tinggi dibanding kasus pada umumnya.

Sehingga, sejak awal kasus tersebut sudah mencuri perhatian peneliti untuk dikaji.

Jika dilihat sekilas, bentuk studi kasus mendalam mirip dengan dengan penelitian naratif.

Namun, studi kasus mendalam memiliki prosedur yang lebih terperinci pada kasus dan juga kaitan atau hubungannya dengan lingkungan yang ada di sekitarnya secara terintegrasi.

Bagaimana Cara Membuat Penelitian dengan Metode Studi Kasus?

Menjawab apa itu studi kasus memang tidak sulit. Namun, setelah tahu apa itu studi kasus, lalu bagaimana cara membuat penelitiannya?

Merujuk pada buku karya Prof. Dr. H. Mudjia Rahardjo, M.Si berjudul Studi Kasus dalam Penelitian Kualitatif: Konsep dan Prosedurnya, di bawah ini adalah urutan cara membuat studi kasus yang bisa kamu ikuti:

1. Memilih tema, topik, dan kasus

Tahapan awal dalam membuat studi kasus adalah memilih kasus yang merupakan bagian dari body of knowledge-nya bidang atau jurusan kuliah kamu saat ini.

Jika kamu merupakan mahasiswa Jurusan atau Program Studi Ilmu Komunikasi, maka pilihlah kasus yang memang menjadi wilayah kajian bidang tersebut.

2. Mengumpulkan bahan bacaan

Setelah kamu menemukan kasus, selanjutnya silahkan kumpulkan literatur atau bahan bacaan.

Literatur atau bahan bacaan ini bisa berupa jurnal, majalah ilmiah, hasil penelitian terdahulu, buku, surat kabar dan lainnya.

3. Merumuskan fokus dan masalah penelitian

Tahapan selanjutnya adalah merumuskan fokus dan masalah penelitian agar kamu bisa terkonsentrasi pada satu bahasan.

Dari perumusan ini, kamu bisa menggali informasi penting, bukan hanya informasi yang tidak berdasarkan ilmiah.

4. Mengumpulkan data

Setelah merumuskan fokus dan masalah penelitian, selanjutnya kamu harus mengumpulkan data penelitian.

Data ini bisa kamu dapatkan dari beberapa metode, mulai dari dokumentasi, observasi pelibatan hingga wawancara.

Kamu juga perlu mengukur banyaknya data yang dibutuhkan, waktu pengumpulan data dimulai dan berakhir, menentukan informan untuk diwawancarai, serta menentukan kapan dan di mana wawancara dilakukan.

5. Mengolah data

Tahapan selanjutnya adalah mengolah data. Pastikan data yang kamu kumpulkan sebelumnya sudah jelas kebenarannya.

Kemudian, lanjutkan dengan menyusun data, melaksanakan penyandian (coding), mengklasifikasi data, dan mengoreksi jawaban wawancara yang kurang jelas.

6. Menganalisis data

Tahapan yang satu ini merupakan bagian terpenting, mengingat kamu akan memperoleh temuan penelitian.

Kemampuan analisis data nantinya akan bergantung dari seberapa luas wawasan teoretik peneliti terhadap bidang yang diteliti, pengalaman penelitian, bimbingan dosen.

7. Melakukan dialog teoretik

Untuk calon magister dan doktor, penelitian studi kasus dilakukan melalui dialog temuan dengan teori yang telah dibahas di bagian kajian pustaka.

Sementara, untuk karya ilmiah seperti skripsi, temuan penelitian cukup berupa fact finding secara deskriptif atas dasar teori yang telah dipelajari selama kuliah.

8. Melakukan triangulasi temuan (konfirmabilitas)

Tahapan selanjutnya adalah melakukan triangulasi temuan atau konfirmabilitas.

Peneliti bisa melakukannya dengan cara melaporkan temuan penelitian ke informan yang diwawancarai.

9. Menyimpulkan hasil penelitian

Kemudian, lanjutkan dengan menyimpulkan hasil penelitian.
Untuk penelitian seperti skripsi, simpulan studi kasus harus berisi fakta-fakta
di lapangan secara deskriptif sesuai pertanyaan penelitian (data description).

Untuk penelitian jenjang S2 (tesis), simpulan studi kasus harus menyajikan fakta-fakta sesuai pertanyaan penelitian dan mengembangkan teori yang terkait dengan pertanyaan penelitian.

Sementara itu, untuk jenjang S3 (disertasi), simpulan studi kasus berisi dua hal di atas dan juga mengemukakan temuan baru (new findings), berupa konsep, formula, model, atau teori.

10. Melaporkan penelitian

Tahapan terakhir dalam membuat studi kasus adalah menulis laporan penelitian.

Hal ini diperlukan sebagai bentuk pertanggungjawaban kegiatan penelitian untuk kepentingan umum.

Contoh Penerapan Metode Studi Kasus

Untuk memudahkan kamu memahami apa itu studi kasus, dan memudahkanmu dalam menyusun judul penelitian studi kasus, berikut ini adalah contoh sederhana penulisan studi kasus.


Nah, itu tadi informasi yang bisa Mamikos rangkumkan untuk kamu terkait apa itu studi kasus dan metode penelitian studi kasus.

Semoga informasi apa itu studi kasus dan metodenya di atas bisa menambah wawasan kamu terkait metode penelitian studi kasus, ya!

Jika kamu ingin menggali informasi edukasi lainnya, kamu bisa kunjungi situs blog Mamikos dan cari informasinya di sana.


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta