Bagaimana Kondisi Bangsa Indonesia Sebelum Tahun 1908? Berikut Ringkasannya

Bagaimana Kondisi Bangsa Indonesia Sebelum Tahun 1908? Berikut Ringkasannya – Kondisi Bangsa Indonesia sebelum tahun 1908 sangat memprihatinkan.

Penindasan bertubi-tubi oleh penjajah tentu membuat rakyat Indonesia menderita kala itu. Kematian, penyakit, dan kemiskinan merajalela.

Bersyukurlah kamu tidak mengalami masa itu, siapa pun tidak akan ada yang mau kembali ke masa tersebut. Nah, memang apa saja yang terjadi kala itu? Ini dia penjelasannya.

Kondisi Bangsa Indonesia Sebelum Tahun 1908 Lengkap

en.wikipedia.org

Pada masa itu, penjajah Belanda masih menjejaki kaki di tanah air.

Salah satu alasan yang membuat Indonesia begitu lama berada di bawah tangan penjajah adalah negara Indonesia mudah dipecah belahkan. Serta perlawanan terhadap penjajah bersifat regional.

Lambat laun mulai timbul kesadaran untuk bersatu dan bangkit untuk mengusir penjajah.

Dorongan untuk bangkit khususnya berasal dari generasi muda yang terdidik. Mereka berpikir akan masa depan Bangsa Indonesia.

Semangat untuk merdeka semakin berkobar saat dibentuknya organisasi nasional pertama pada tahun 1908. Organisasi tersebut bernama Budi Oetomo. Inilah yang menjadi awal dari persiapan kemerdekaan Indonesia.

Namun masyarakat Indonesia harus menghadapi masa-masa sulit sebelum itu. Berikut adalah gambaran kondisi Bangsa Indonesia sebelum tahun 1908.

Kedatangan VOC di Indonesia

Sejak dibentuknya VOC atau Vereenigde Oost-Indische Compagnie pada tanggal 20 Maret 1602, masyarakat Indonesia secara sepenuhnya berada di bawah kekuasaan Belanda.

Tidak jarang rakyat diperlakukan dengan kekerasan oleh penjajah.

VOC sendiri adalah persekutuan dagang Belanda yang bertujuan untuk memperkuat kedudukan Belanda di Indonesia.

Bagaimana Kondisi Politik Bangsa Indonesia Sebelum Tahun 1908?

VOC sering melakukan sistem politik adu domba atau devide et impera.

Sistem politik ini sengaja diperbuat untuk menghancurkan kerajaan-kerajaan di Indonesia secara perlahan. Akibatnya kehidupan masyarakat Indonesia terancam.

Kekuatan kerajaan juga melemah. Pemerintahan yang bersifat kerajaan dan regional ini menjadi salah satu penyebab mudahnya penjajah menindas Indonesia.

Alasan Bangsa Eropa Datang ke Asia

Pada abad ke-15, munculnya teknologi perkapalan dan perang mengakibatkan ekonomi Eropa rusak.

Karena itu sejumlah besar negara Eropa mencari sumber ekonomi baru di seluruh dunia, termasuk benua Asia.

Ekspedisi mereka dikatakan membuahkan hasil, mereka menemukan sumber ekonomi yang bagus serta tempat untuk berdagang.

Namun, ternyata mereka tidak sekadar berdagang. Orang-orang Eropa menjajah dan mencoba menguasai negara yang mereka anggap sebagai negara baru.

Peraturan Kolonial Belanda 

pinterest.com/oudindie

Pemerintahan kolonial Belanda membuat beberapa peraturan yang mengakibatkan penyiksaan pada rakyat Indonesia, di antaranya:

  • Sistem Tanam Paksa

Sistem tanam paksa atau cultuurstelsel mulai diberlakukan oleh Gubernur Van den Bosch pada tahun 1828.

Sistem ini mewajibkan seluruh masyarakat untuk menerapkan kebijakan cocok tanam Pemerintah Hindia Belanda di lahan masing-masing.

Hal ini semakin memperpanjang penderitaan yang dialami rakyat. Pasalnya, hasil cocok tanam tersebut wajib diserahkan kepada pihak Hindia Belanda. 

Kekayaan yang didapat dari keringat rakyat Indonesia tersebut digunakan untuk membangun provinsi dan infrastruktur di Belanda. Sehingga menjadikan Belanda sebagai negara kaya di Eropa.

  • Devide Et Impera 

Seperti yang disebutkan di atas, Belanda melakukan politik devide et impera dengan tujuan agar kerajaan di Indonesia saling bertikai dan bertempur.

Keuntungannya bagi Belanda, mereka tak perlu banyak berusaha lagi untuk menghancurkan kehidupan masyarakat.

  • Kerja Rodi

Daendels berkuasa di Indonesia sejak tahun 1808 sampai 1811, meski tidak berkuasa lama, Daendels meninggalkan kebijakan yang sangat menindas rakyat Indonesia.

Ia yang bertanggung jawab atas sistem kerja rodi. Rakyat dipaksa membangun jalan dari Anyer hingga Panarukan.

Perlawanan Rakyat Indonesia

Kondisi Bangsa Indonesia sebelum tahun 1908 masih bersifat regional. Beberapa kali rakyat Indonesia melakukan perlawanan, namun dapat dipatahkan oleh Belanda.

Dilansir dari situs resmi Kemendikbud, berikut adalah beberapa sifat perlawanan rakyat kala itu:

  • Senjata yang digunakan masih sangat tradisional, misalnya golok, bambu runcing, dan senjata tradisional lainnya.
  • Perlawanan masih bersifat kedaerahan.
  • Perlawanan bertujuan bukan untuk merdeka, tetapi untuk mengusir penjajah dari tanah mereka.
  • Dipimpin oleh tokoh-tokoh masyarakat, misalnya tokoh bangsawan dan tokoh agama.
  • Perlawanan hanya terjadi secara musiman.
  • Hasil perlawanan tidak terlihat, bahkan lebih sering gagal.

Dilihat dari sifat perlawanan di atas, rakyat Indonesia cenderung mudah untuk dikalahkan. Kehidupan masyarakat semakin memburuk, serta banyak rakyat yang gugur akibat penindasan Belanda.

Menjelang akhir abad ke-19 pun kehidupan masyarakat belum menunjukkan perbaikan signifikan. Sistem tanam paksa yang diusung Belanda menyebabkan kemiskinan berkepanjangan pada rakyat Indonesia.

Tokoh-tokoh yang Pernah Memimpin Perlawanan

Perlawanan bertujuan untuk mengakhiri penderitaan rakyat Indonesia. Berikut adalah tokoh-tokoh yang kini dianugerahi sebagai pahlawan, di antaranya:

  • Sultan Ageng Tirtayasa di Banten
  • Pangeran Diponegoro di Jawa Tengah
  • Sultan Hasanuddin di Sulawesi Selatan
  • Tuanku Imam Bonjol di Sumatera Barat
  • Dan masih banyak lagi.

Reaksi Rakyat Belanda 

Melihat penderitaan panjang yang dialami rakyat, menimbulkan belas kasihan di antara beberapa orang-orang Belanda yang tinggal atau bertempat tinggal di Nusantara. Mereka diantaranya adalah:

  • Edward Douwes Dekker

Sosok satu ini lebih dikenal sebagai Multatuli.

Ia menuangkan penderitaan rakyat khususnya masyarakat Lebak di Banten akibat penindasan pemerintah Hindia Belanda dalam bukunya yang berjudul Max Havelaar pada tahun 1860.

  • Tuan Van Deventer

Tuan Van Deventer mengemukakan gagasannya berupa politik balas budi atau politik ethische. Sistem politik ini akan menguntungkan kedua belah pihak.

Adapun beberapa program yang terdapat di politik etis ini adalah program pendidikan, irigasi dan emigrasi.

Implementasi Politik Etis

Pemerintah Belanda setuju untuk mengimplementasikan politik etis kepada rakyat Indonesia. Belanda juga membuat kebijakan baru yaitu kebijakan pulang pergi berhubung tingginya permintaan pemangku kepentingan.

Kembali ke politik etis, dalam implementasinya pergerakan sistem politik ini tidak sejalan sebagaimana mestinya.

Alih-alih untuk kepentingan rakyat malah dibuat untuk kepentingan Belanda sendiri. Berikut adalah implementasi jalannya politik etis untuk keuntungan Belanda:

  • Pembangunan sekolah bertujuan untuk mencetak tenaga kerja yang terampil dan murah.
  • Irigasi bertujuan untuk mengairi perkebunan Belanda.

Meskipun kekejaman Belanda tidak berhenti, pembangunan sekolah justru mencetak masyarakat Indonesia yang terpelajar. Kaum terpelajar mulai menyadari keadaan rakyat Indonesia yang sebenarnya. 

Mereka pun memiliki tekad untuk memutar balikkan nasib masyarakat.

Melalui pembangunan sekolah tersebut, masyarakat terpelajar Indonesia akhirnya turut mendongkrak kemerdekaan tanah air dari cengkeraman penjajahan.

Ringkasan Kondisi Bangsa Indonesia Sebelum Tahun 1908

Berdasarkan kronologi penjelasan lengkap di atas, maka dapat digambarkan bahwa kondisi Bangsa Indonesia saat itu sangat menderita, penderitaan yang dialaminya meliputi:

  • Terjadi eksploitasi besar-besaran terhadap tenaga dan kekayaan rakyat Indonesia.
  • Kehidupan masyarakat sengsara dan timbul penyakit di mana-mana.
  • Pertikaian antara kerajaan lumrah terjadi akibat politik adu domba yang disulut oleh Belanda.
  • Perlawanan rakyat mudah diberantas penjajah akibat sifatnya yang masih regional.
  • Rakyat dipaksa untuk menerapkan sistem tanam paksa dan melakukan kerja rodi.
  • Mengakibatkan kemiskinan yang berkepanjangan.

Patut bersyukur karena Indonesia sudah terlepas dari penjajah. Tanpa pergerakan pahlawan tanah air dahulu, mungkin saja Indonesia masih berada di bawah kekuasaan Belanda.

Demikian kesimpulan dari kondisi Bangsa Indonesia sebelum tahun 1908 di atas agar lebih mudah dipahami.


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta