Cara Kerja Enzim dalam Teori Lock and Key dan Induced Fit beserta Perbedaannya

Cara kerja enzim dapat dijelaskan dengan dua teori, yaitu teori gembok dan anak kunci, dan teori kecocokan yang terinduksi. Simak penjelasannya!

01 Januari 2024 Asrul A

2. Teori Induced Fit

Teori cara kerja enzim selannutnya yaitu Induced Fit. Penggunaan teori ini pertama kali dicetuskan pada 1958 oleh ilmuwan bernama Daniel Koshland.

Dalam teorinya ia menjelaskan bahwa enzim memiliki sisi aktif dan juga sisi fleksibel. Meski demikian, enzim juga memiliki titik pengikat yang spesifik atau sama.

Oleh karena itu, hanya substrat yang memiliki tingkat peningkatan spesifik baru yang dapat menginduksi terhadap sisi aktif enzim. Setelah itu, akan muncul hasil berupa kecocokan ketika proses membentuk substrat. 

Secara umum teori ini dapat menjawab berbagai kekurangan dari teori yang sebelumnya. Sehingga teori ini dapat berperan sebagai pelengkap dari teori yang terdahulu. 

3. Perbedaan Teori Lock and Key dan Teori Induced Fit

Teori lock and key dan induced fit adalah dua teori yang berupaya menjelaskan interaksi antara enzim dan substrat dalam reaksi biokimia.

Perbedaan utama antara kedua teori ini terletak pada cara enzim berinteraksi dengan substrat.

Pada teori lock and key menyatakan bahwa enzim memiliki bentuk yang kaku dan khusu yang cocok dengan substratnya dan diibaratkan seperti gembok dan kunci.

Pada teori ini enzim dan substrat memiliki bentuk yang presisi dan saling cocok satu sama lain.

Ini berarti enzim hanya dapat berinteraksi dengan substrat yang memiliki bentuk yang sesuai. Jadi, enzim dianggap tidak mengalami perubahan bentuk saat berinteraksi dengan substrat.

Sementara pada teori induced fit menyatakan bahwa enzim dapat mengalami perubahan saat berinteraksi dengan substrat.

Hal ini karena enzim dianggap memiliki bentuk yang fleksibel dan dapat beradaptasi dengan substratnya.

Ketika substrat berikatan dengan enzim maka interaksi akan menyebabkan perubahan bentuk pada enzim untuk menciptakan ikatan yang kuat antara enzim dan substrat.

Sehingga, dengan kata lain substrat menginduksi perubahan bentuk pada enzim.

Sehingga dapat disimpulkan perbedaan utama kedua teori ini terletak pada fleksibilitas enzim. Teori lock and key menganggap enzim memiliki bentuk yang kaku dan harus cocok secara presisi.

Sedangkan, teori induced fit menyatakan enzim dapat mengalami perubahan bentuk dan dapat beradaptasi dengan substratnya.

Close