5 Cerita Rakyat Jawa Barat yang Terus Dikenang dan Selalu Menarik untuk Dibaca
5 Cerita Rakyat Jawa Barat yang Terus Dikenang dan Selalu Menarik untuk Dibaca – Indonesia memiliki banyak sekali wilayah dan suku bangsa.
Oleh sebab itu, kebudayaan Indonesia pun sangat banyak dan
melimpah. Salah satu kebudayaan tersebut adalah cerita rakyat.
Dalam artikel hari ini, Mamikos ingin membagikan 5 cerita rakyat Jawa Barat yang terkenal dan
selalu menarik untuk dibaca.
5 Cerita Rakyat Jawa Barat yang Terus Dikenang
Daftar Isi
Daftar Isi
1. Sangkuriang dan Tangkuban Perahu
Untuk cerita rakyat Jawa Barat yang terkenal pertama adalah
Tangkuban Perahu.
Kamu mungkin sudah mengetahui jalan cerita legenda yang satu
ini? Kalau kamu belum tahu, nih Mamikos berikan ringkasannya ya.
Pada zaman dulu, ada
seorang putri keturunan dewi bernama Dayang Sumbi. Karena satu dan lain hal,
Dayang Sumbi pergi dari istana dan mengasingkan diri di dalam hutan.
Di hutan, Dayang Sumbi
tinggal di sebuah pondok sederhana dengan ditemani oleh anjing setianya, yaitu
Tumang.
Suatu hari, saat sedang
menenun, torompong milik Dayang Sumbi jatuh ke kolong balai-balai.
Merasa malah untuk
mengambilnya, Dayang Sumbi pun berikrar bahwa siapa pun yang mengambilnya
torompong itu, kalau dia lelaki akan dijadikan suami, kalau dia perempuan akan
dijadikan saudari.
Betapa terkejutnya
Dayang Sumbi saat ternyata yang mengambilkan torompong adalah Tumang,
anjingnya. Tapi, ia tidak bisa menarik kembali nazarnya. Jadi, Dayang Sumbi pun
menikahi Tumang.
Singkat cerita, Dayang
Sumbi kemudian melahirkan seorang bayi laki-laki yang diberi nama Sangkuriang.
Suatu ketika,
Sangkuriang melihat seekor babi hutan yang gemuk, ia menyuruh Tumang untuk
mengejarnya. Tapi Tumang tidak mau karena sebenarnya babi hutan itu adalah
titisan seorang dewi.
Sangkuriang yang marah
menakuti Tumang dengan anah panah. Tapi, tanpa sengaja, anak panah tersebut
terlepas dan membunuh Tumang.
Sangkuriang lalu membawa hati Tumang untuk dimasak oleh ibunya.
Saat Dayang Sumbi mengetahui bahwa itu adalah hati Tumang, suaminya sendiri, ia murka dan memukul kepala Sangkuriang dengan sendok nasi. Setelah itu, ia mengusir putranya dari rumah.
Bertahun-tahun kemudian, saat sedang duduk di depan rumah, tiba-tiba Dayang Sumbi dihampiri oleh seorang pemuda tampan.
Pemuda itu menunjukkan ketertarikannya pada Dayang Sumbi yang memang tidak menua karena ia memiliki darah dewi.
Dayang Sumbi dan pemuda
itu pun menjalin hubungan kasih. Tapi, suatu hari, Dayang Sumbi mengetahui
kenyataan bahwa pemuda itu ternyata adalah Sangkuriang, putranya sendiri.
Ia buru-buru memberi
tahu Sangkuriang bahwa ia adalah ibunya. Tapi Sangkuriang tidak mau percaya dan
tetap memaksa untuk menikahi Dayang Sumbi.
Akhirnya, Dayang Sumbi
menerima lamaran Sangkuriang, dengan syarat pria itu harus membangun sebuah
danau beserta perahu besar sebelum ayam berkokok.
Sangkuriang yang sakti
menyanggupi hal tersebut. Ia segera bekerja keras membangun danau dan perahu
untuk Dayang Sumbi.
Merasa takut
Sangkuriang akan memenuhi syaratnya, Dayang Sumbi pun memutuskan untuk
membangunkan ayam-ayam sehingga mereka berkokok.
Sangkuriang yang merasa
marah karena sudah dicurangi, menendang perahu yang setengah jadi hingga
menelungkup.
Perahu itu kemudian berubah menjadi gunung yang kita kenal dengan nama Gunung Tangkuban Parahu.
Nah, bagaimana? Apakah
kamu suka dengan cerita rakyat
Jawa Barat yang satu ini?
2. Si Kabayan Pemalas
Selanjutnya, cerita rakyat Jawa Barat yang terkenal adalah Si
Kabayan.
Mengisahkan tentang seorang pria malas yang kerjanya hanya melamun bernama Kabayan.
Suatu hari, Kabayan diminta oleh sang istri untuk mencari
tutut (sejenis siput) di sawah.
Dengan malas-malasan, Kabayan pun pergi ke sawah. Tapi,
hingga sore hari, ia tidak kunjung kembali.
Istri Kabayan pun memutuskan untuk menyusul sang suami ke
sawah. Tapi, betapa terkejutnya ia saat melihat bahwa Kabayan hanya berjongkok
di pematang sawah sambil mengais-ngais lumpur mencari tutut dengan tongkat
panjang.
Saat ditanya, Kabayan menjelaskan bahwa ia tidak sudi turun
ke sawah karena pasti sawah itu dalam. Lagi pula, ia tidak mau tubuh dan
pakaiannya kotor terkena lumpur.
Semakin kesal, istri Kabayan pun akhirnya mendorong pria itu hingga terjerembab ke dalam sawah.
Kabayan pun terjerembab masuk ke dalam sawah dan menjadi basah serta kotor. Tapi ia tidak tenggelam karena sawah tersebut tidak dalam seperti dugaannya semula.
Nah, dari cerita rakyat Jawa Barat di atas, amanat apa yang
bisa kamu petik?
3. Nyai Bagendit yang Pelit
Kalau cerita rakyat Jawa Barat yang satu ini,
apakah kamu mengingatnya? Kalau tidak, coba simak ringkasannya berikut ini!
Pada zaman dulu, ada seorang wanita yang kaya raya. Warga
desa memanggilnya Nyai Bagendit.
Nah, walaupun Nyai
Bagendit kaya raya, ia sangatlah pelit. Ia takut suatu hari dirinya akan jatuh
miskin. Oleh sebab itu, ia enggan mengulurkan tangan kepada orang-orang yang
membutuhkan pertolongan.
Jika memberikan
pinjaman kepada warga desa, ia akan mengambil bunga yang sangat tinggi.
Suatu hari, seorang
pengembara tua renta datang ke rumah Nyai Bagendit dan meminta segelas air.
Dengan congkak, Nyai
Bagendit mengusir pengembara tersebut dan mengolok-oloknya.
Merasa sedih dan
kecewa, pengembara itu kemudian menancapkan tongkatnya di depan rumah Nyai
Bagendit sambil berkata bahwa suatu hari Nyai Bagendit akan mendapatkan
pelajaran.
Tidak mengacuhkan
perkataan si pengembara tua, Nyai Bagendit pun masuk ke dalam rumah. Pengembara
itu mencabut tongkatnya dan berjalan pergi.
Ternyata, lubang yang
dibuat saat si pengembara menancapkan tongkatnya mengeluarkan air dalam jumlah
besar.
Sekejap saja, daerah
rumah Nyai Bagendit sudah tergenang air. Warga desa sekitar segera
menyelamatkan diri agar tidak terendam banjir tersebut.
Tapi Nyai Bagendit
malah sibuk menyelamatkan harta bendanya. Pada akhirnya, Nyai Bagendit beserta
rumah dan kekayaannya terendam oleh air yang terus meluap hingga membentuk
danau, atau situ.
Nah, sejak saat itulah
warga sekitar menyebut danau di daerah Garut ini dengan nama Situ Bagendit.
Menurutmu, pesan apa
yang ingin disampaikan melalui cerita
rakyat Jawa Barat ini?
4. Lutung Kasarung dan Putri
Purbasari
Untuk cerita rakyat Jawa Barat yang terkenal selanjutnya
adalah tentang Lutung Kasarung, atau Lutung yang Tersesat.
Alkisah, di sebuah kerajaan, seorang Raja memiliki tujuh orang putri. Lima orang putri sudah menikah dengan para pangeran dari kerajaan tetangga.
Tersisa dua putri yang menjadi kandidat pewaris takhta, yaitu Purbararang dan Purbasari.
Raja pun akhirnya
menunjuk Purbasari sebagai pewaris takhta. Akan tetapi, keputusan tersebut
membuat Purbararang murka.
Purbararang merasa
bahwa ia lebih berhak menjadi pewaris takhta, sebab ia lebih tua daripada
Purbasari. Walau begitu, sang Raja tidak mengubah keputusan.
Akhirnya, Purbararang
meminta bantuan kepada seorang dukun yang kemudian membuat Purbasari mengalami
sakit kulit yang sulit disembuhkan.
Setelah Purbasari
benar-benar mengalami penyakit kulit itu, Purbararang segera menghasut sang
Raja supaya mengusir Purbasari ke hutan karena ia sudah tidak layak lagi
menjadi ratu dengan penyakit kulitnya itu.
Akhirnya, dengan berat
hati, sang Raja mengasingkan Purbasari ke hutan. Putri malang itu dibuatkan
pondok kecil yang sederhana di tengah hutan, jauh dari pemukiman warga.
Walau jauh dari
masyarakat, Purbasari tidak merasa kesepian. Sebab, ia justru menjadi akrab
dengan binatang-binatang yang hidup di dalam hutan.
Mereka kerap membawakan
makanan bagi Purbasari dan menemaninya. Nah, salah satu hewan yang kerap
melakukan hal tersebut adalah si Lutung jelmaan pangeran tampan.
Suatu hari, si Lutung
secara tidak sengaja mendengar Purbasari menangisi kondisi tubuhnya yang masih
dijangkiti penyakit kulit.
Mendengar hal tersebut,
Lutung pun langsung berdoa kepada dewa untuk menyembuhkan Purbasari.
Doa Lutung dikabulkan.
Dewa menciptakan telaga berair jernih. Lutung pun gembira dan langsung menyuruh
Purbasari untuk mandi di telaga itu.
Purbasari sangat
terkejut saat mendengar bahwa Lutung bisa berbicara dengan lancar layaknya
manusia. Awalnya, ia merasa takut. Tapi Lutung berhasil meyakinkannya untuk
mandi di telaga.
Sungguh ajaib! Setelah
mandi, kulit Purbasari menjadi bersih kembali tanpa bekas sedikit pun. Ia
kembali seperti semula, seolah tidak pernah mengidap penyakit kulit sama
sekali.
Tepat saat itu,
datangnya para dayang dari kerajaan dengan membawa titah Raja untuk membawa
serta Purbasari kembali ke kerajaan.
Awalnya, Purbasari
menolak. Tapi, saat ia mengetahui bahwa ayahnya juga merindukannya, akhirnya
itu kembali bersama para dayang ke istana.
Tentu saja semua orang
yang ada di istana terkejut saat melihat bahwa Purbasari sudah kembali seperti
dulu. Tidak ada lagi penyakit kulit yang berbau busuk.
Raja pun sangat bahagia
dan kembali mengumumkan bahwa takhta akan diwariskan kepada Purbasari.
Tapi, Purbararang
menolak hal tersebut. Ia lalu mengajak Purbasari untuk lomba memasak. Jika
Purbasari menang, maka Purbararang akan mengizinkannya menjadi ratu. Tapi jika
Purbasari kalah, maka Purbararang-lah yang harus menjadi ratu.
Mereka pun berlomba.
Tapi Purbararang mendapatkan banyak bantuan dari pelayan istana, sementara
Purbasari memasak seorang diri.
Lutung yang menyaksikan
hal ini pun meminta kepada dewa untuk membantu Purbasari. Akhirnya, peri dan
bidadari kayangan pun turun dan membantu Purbasari.
Tidak ada yang bisa
melihat para peri dan bidadari ini kecuali Purbasari sendiri. Mereka memasak
dengan gesit dan akhirnya Purbasari memenangkan kompetisi tersebut.
Belum mau kalah,
Purbararang mengajak berlomba lagi, yaitu berlomba adu panjang rambut.
Dan berkat bantuan peri
dan bidadari kayangan tersebut, Purbasari lagi-lagi memenangkan kompetisi.
Purbararang semakin
kesal. Ia pun mengajak berkompetisi adu ketampanan tunangan.
Hal ini tentu saja tidak
adil, sebab Purbararang memang memiliki tunangan yang sangat tampan bernama
Raden Indrajaya. Sementara Purbasari belum memiliki tunangan.
Saat itulah Lutung
datang dan menjadi pendamping Purbasari. Melihat hal ini, Purbararang tertawa
dan mengejek-ejek pendamping Purbasari yang merupakan lutung (sejenis kera)
berbulu lebat.
Lutung kemudian
berbisik pada Purbasari untuk menggandengnya dan berjalan ke depan Purbararang.
Saat Purbasari
melakukan hal tersebut, tiba-tiba Lutung berubah menjadi seorang pangeran yang
sangat tampan. Jauh lebih tampan dari Raden Indrajaya karena ia sebenarnya
adalah pangeran dari kayangan.
Akhirnya, Purbasari
resmi menjadi ratu dengan didampingi oleh si Lutung, alias Sanghyang Guruminda.
Mereka pun hidup bahagia selamanya.
Bagaimana? Apakah kamu
menyukai cerita rakyat Jawa Barat
di atas? Pesan apa yang bisa kamu petik dari cerita rakyat Jawa Barat tersebut?
5. Putri Manja dan Telaga Warna
Sudah siap mendengarkan cerita rakyat Jawa Barat yang terakhir? Yuk, disimak.
Di sebuah kerajaan bernama Kutatanggeuhan,
hiduplah seorang ratu dengan putrinya yang bernama Gilang Rukmini.
Gilang Rukmini adalah
putri yang sangat manja. Semua keinginannya harus terpenuhi. Jika ada sesuatu
yang tidak berkenan di hatinya, ia akan mengamuk dan merajuk.
Suatu hari, sang Ratu
memberikan sekotak perhiasan kepada Gilang Rukmini sebagai hadiah ulang tahun.
Akan tetapi, Gilang
Rukmini dengan sombong melemparkan kotak perhiasan itu hingga isinya
bertebaran.
Melihat hal ini, sang
Ratu pun menangis tersedu-sedu. Ia tidak menyangka bahwa putrinya akan bersikap
begitu kasar dan sombong.
Melihat sang Ratu menangis,
para dayang, pelayan, dan prajurit pun turut menangis.
Tiba-tiba, dari dalam
tanah keluar sumber air yang sangat deras. Dalam sekejap, air itu
menenggelamkan kerajaan Kutatanggeuhan beserta seluruh penghuninya.
Air tersebut akhirnya
membentuk sebuah danau atau telaga. Di pagi hari, kamu bisa melihat warna
airnya yang jernih dengan pantulan warna-warna lain yang indah.
Warga sekitar
mengatakan bahwa itu adalah pantulan dari kerajaan Kutatanggeuhan. Tapi, ada
juga yang bilang itu adalah pantulan dari perhiasan yang dibuang oleh Gilang
Rukmini.
Sekarang, coba jelaskan pesan apa yang bisa kamu petik dari
cerita rakyat Jawa Barat di atas?
Penutup
Sekian 5 cerita rakyat Jawa Barat terkenal dan masih selalu
menarik untuk dibaca dari Mamikos.
Sebenarnya, masih ada banyak cerita rakyat Jawa Barat lainnya
yang tidak kalah menarik, seperti kisah Asal Usul Kota Bandung, Taman
Banjarsari, Ciung Wanara, Nyi Mas Belimbing, Nyi Roro Kidul, dan sebagainya.
Mungkin lain kali Mamikos akan menyajikan ringkasan cerita rakyat Jawa Barat lainnya ya?
Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu: