Cerita Wayang Ramayana Singkat dalam Bahasa Indonesia Lengkap

Cerita Wayang Ramayana Singkat dalam Bahasa Indonesia Lengkap – Ramayana merupakan salah satu epos dari India yang memuat kisah kepahlawanan, pengabdian, cinta, dan religiusitas.

Cerita Ramayana pada dasarnya adalah sebuah kitab sastra yang ditulis oleh seorang pujangga bernama Rsi Walmiki atau Mpu Walmiki pada tahun 300 Sebelum Masehi di dataran Asia Selatan.

Adapun munculnya cerita Ramayana di Indonesia diperkirakan bersamaan dengan datangnya agama Hindu pada masa awal abad 2 Masehi. Kalau kamu ingin tahu seperti apa cerita lengkapnya, baca ulasan berikut, ya!

Ringkasan Cerita Wayang Ramayana Lengkap

Getty Images/raung

Untuk memudahkan pembacaan terhadap kitab Ramayana, Rsi Walmiki telah membagi cerita Ramayana ke dalam tujuh inti peristiwa.

Tujuh inti peristiwa tersebut kalau di India disebut dengan ‘kanda’ atau dalam bahasa Sanskertanya disebut ‘parva’ / ‘parwa’.

‘Kanda’ maupun ‘parwa’ memiliki arti atau makna yang serupa, yakni ‘bagian dari sebuah cerita’.

Berikut tujuh inti peristiwa dalam cerita wayang Ramayana:

  1. Bala Kanda
  2. Ayodya Kanda
  3. Aranya Kanda
  4. Kishkindha Kanda
  5. Sundara Kanda
  6. Yuddha Kanda
  7. Uttara Kanda

Agar tidak membingungkan, ringkasan cerita wayang Ramayana pada artikel ini akan mengacu pada tujuh inti peristiwa yang telah disebutkan di atas.

1. Bala Kanda

Bagian pertama dari cerita wayang Ramayana dikenal dengan Bala Kanda. Menunjukkan awal kehidupan Rama dan kisah kelahirannya. 

Bala Kanda dimulai dengan cerita Raja Dasaratha dari Kosala yang tidak memiliki keturunan. Demi memiliki keturunan, Raja Dasaratha meminta bantuan pada dewa dengan sebuah laku ritual. 

Raja Dasaratha melakukan ritual yajna (pengorbanan) yang dikendalikan oleh Rishi Rishyasringa. Melalui ritual tersebut, Dewa Api menganugerahi keajaiban kepada tiga dari empat istri Raja Dasaratha. 

Hasilnya, Kausalya melahirkan Rama, Sumitra melahirkan Laksmana dan Satrughna, sedangkan Kaikeyi melahirkan Bharata.

Bala Kanda juga menggambarkan peristiwa yang menentukan nasib Rama. 

Raja Dasaratha, atas permintaan Kaikeyi yang dipengaruhi oleh Manthara, pelayannya, memberikan janji yang telah ia berikan kepada Kaikeyi untuk meminta dua permintaannya. 

Kaikeyi meminta agar Rama diusir ke hutan selama empat belas tahun dan Bharata diangkat menjadi raja. 

Terlepas dari kesedihan dan keberatan yang dalam, Rama dengan patuh menerima eksilnya dari kerajaan.

Selanjutnya, Bala Kanda menceritakan tentang perjalanan Rama, Sita, dan Laksmana ke hutan setelah Rama menerima tugasnya dengan sikap yang tulus dan pasrah. 

Di hutan, mereka menjalani kehidupan yang sederhana, bertemu dengan banyak pertapa, dan mengalami berbagai kejadian mistik. 

Salah satu momen penting adalah ketika Rama dan Laksmana bertemu dengan Rsi Wiswamitra yang meminta bantuan mereka dalam melindungi ritualnya dari gangguan rakshasa (raksasa). 

Rama dengan mudah mengalahkan rakshasa tersebut dan memenangkan pujian Rsi Wiswamitra.

Bala Kanda juga menyoroti pernikahan Rama dan Sita yang diadakan sebelum pergi ke hutan. 

Diceritakan, Rama memenangkan kompetisi memanah Sita yang diadakan oleh Raja Janaka dari Mithila, dan Sita secara sukarela memilih Rama sebagai suaminya. 

Pernikahan ini memperkuat ikatan mereka, dan Sita bersedia bersama Rama dalam segala situasi, baik suka maupun duka. 

Kesetiaan dan ketaatan Sita terhadap Rama menjadi tema penting yang ditekankan dalam Bala Kanda.

2. Ayodya Kanda

Ayodya Kanda merupakan bagian dari Ramayana yang mengisahkan perjalanan Rama ke hutan tatkala menerima pengasingan empat belas tahun. 

Bagian ini juga menyoroti dampak kepergian Rama terhadap kerajaan Ayodya dan reaksi dari keluarga serta rakyatnya. 

Raja Dasaratha yang terpukul dengan kepergian Rama sangat bersedih, karena Rama adalah putra kesayangannya. 

Ayahnya yang patah hati dan tersiksa, Raja Dasaratha akhirnya meninggal dunia karena kesedihan yang mendalam.

Sementara itu, Bharata, saudara tirinya yang sangat mencintai Rama, tidak menyetujui permintaan ibunya, Kaikeyi, untuk menjadi raja Ayodya. Bharata menolak mengambil alih tahta dan menghormati Rama sebagai raja sejati. 

Bharata bahkan sempat pergi ke hutan untuk membujuk Rama agar kembali ke Ayodya dan mengambil tahta yang seharusnya menjadi miliknya. 

Namun, Rama bersikeras mematuhi perintah ayahnya dan menetap di hutan bersama Sita dan Laksmana. Kepatuhan Rama menunjukkan ketaatan yang luar biasa terhadap janji yang telah dibuatnya.

Sewaktu Rama, Sita, dan Laksmana tinggal di hutan, mereka bertemu dengan banyak pertapa dan bijaksana yang memberikan mereka pelajaran tentang kebijaksanaan dan kebenaran. 

Di dalam perjalanan, mereka juga menghadapi ujian dan mengatasi berbagai rintangan yang menantang. 

Rama, dengan kedewasaan dan kesabaran yang luar biasa, menjalani masa pengasingannya dengan penuh kesetiaan kepada nilai-nilai kebajikan dan dharma.

Ayodya Kanda juga menggambarkan pengorbanan dan kesetiaan Bharata kepada Rama.

Meskipun ia dianggap sebagai penguasa Ayodya selama pengasingan Rama, Bharata menolak untuk duduk di singgasana sebagai gantinya. 

Ia membawa sandal Rama dan menempatkannya di atas singgasana sebagai tanda bahwa hanya Rama yang berhak menjadi raja Ayodya. 

Bharata memutuskan untuk tinggal di luar kota dan menunggu kembali Rama selama empat belas tahun. 

Kesetiaan dan pengorbanan Bharata menjadi contoh nyata dari cinta dan kehormatan yang ia miliki terhadap seorang kakak.

3. Aranya Kanda

Aranya Kanda, bagian ketiga dari Ramayana, berfokus pada peristiwa-peristiwa yang terjadi saat Rama, Sita, dan Laksmana menjalani masa pengasingan mereka di hutan. 

Aranya Kanda menunjukkan munculnya sebuah konfil awal di cerita wayang Ramayana karena menggambarkan penculikan Sita oleh Rahwana, raja Ngalengka.

Kisah dalam Aranya Kanda dimulai dengan pertemuan antara Rama dan Sarpakenaka, saudari Rahwana, di hutan. 

Sarpakenaka jatuh cinta pada Rama, namun ketika Rama menolaknya karena ia sudah setia pada Sita, Sarpakenaka menjadi marah dan menyerang Sita. 

Laksmana, yang tidak bisa melihat saudarinya disakiti, memotong hidung dan telinga Sarpakenka.

Kesedihan dan kemarahan Sarpakenaka memicu tindakan balas dendamnya, dengan menculik Sita menggunakan tangan kakaknya, Rahwana.

Rahwana dikisahkan tergoda oleh kecantikan Sita, menculiknya dengan tipu muslihat saat Rama dan Laksmana sedang menjauh mencari rusa yang disambar oleh Rahwana. 

Ketika Rama dan Laksmana kembali, mereka menemukan Sita hilang dan merasa sangat terpukul. Pada saat itulah mereka bertemu dengan Jatayu, burung bangkai tua yang mencoba menyelamatkan Sita. 

Jatayu memberitahu Rama tentang penculikan Sita sebelum akhirnya meninggal karena luka-lukanya.

Rama bersama Laksmana kemudian mulai pencarian mereka untuk menemukan Sita.

Mereka bertemu dengan berbagai makhluk surgawi dan pertapa di hutan, yang memberikan bantuan dan petunjuk kepada mereka. 

Selama pencarian itu, Rama menunjukkan ketabahan dan keberanian yang luar biasa, memimpin pencarian dengan tekad yang kuat untuk menyelamatkan Sita dari cengkeraman Rahwana. 

Aranya Kanda menggarisbawahi kesetiaan Rama terhadap Sita, sementara juga menyoroti pengorbanan dan keberanian Laksmana yang tak tergoyahkan dalam mendukung kakaknya.

4. Kishkindha Kanda

Kishkindha Kanda adalah bagian keempat dari Ramayana yang memperkenalkan sejumlah karakter penting. 

Kishkindha Kanda menjelaskan kisah pertemuan Rama dengan Anoman serta aliansinya dengan Sugriwa, raja kera, untuk melawan Subali, saudara Sugriwa, dalam perang.

Dalam Kishkindha Kanda, Rama dan Laksmana bertemu dengan Anoman, seorang dewa kera yang cerdas, kuat, dan penuh bhakti. 

Anoman langsung mengenali Rama sebagai inkarnasi Dewa Wisnu dan menjadi pengikut setia Rama dalam pencarian Sita yang diculik oleh Rahwana.

Rama kemudian bertemu dengan Sugriwa, raja kera yang terasing dari takhta oleh Subali, saudaranya yang kuat. 

Rama dan Sugriwa membuat aliansi dengan syarat Rama akan membantu Sugriwa merebut kembali tahtanya dari Subali, sementara Sugriwa akan membantu Rama menemukan Sita. 

Rama membantu Sugriwa dalam pertempuran dengan Subali, yang menghasilkan kemenangan bagi Sugriwa dan mengembalikan takhta Kishkindha padanya.

Setelah kematian Subali, Sugriwa menjadi raja Kishkindha. Aliansi antara Rama dan Sugriwa menyusun rencana pencarian Sita. Sedangkan Anoman ditunjuk oleh Sugriwa untuk membantu Rama dalam misi penyelamatan. 

Kishkindha Kanda menunjukkan keberanian Rama dalam membantu orang lain dan memperlihatkan hubungan persahabatan yang kuat antara Rama, Laksmana, Anoman, dan Sugriwa dalam upaya mereka untuk menghadapi rintangan yang ada dan menyatukan kekuatan mereka untuk mencapai tujuan bersama.

5. Sundara Kanda

Sundara Kanda adalah bagian kelima dari cerita wayang Ramayana yang berfokus pada perjalanan Anoman ke Ngalengka untuk menemukan Sita. 

Bagian ini dianggap sebagai salah satu bagian yang paling menarik, penuh aksi, dan paling ikonik dalam Ramayana versi Jawa karena ada peristiwa Anoman Obong.

Singkat cerita, Anoman, dengan kekuatan dan kecerdasannya, melakukan pencarian yang sulit dan berbahaya di Ngalengka untuk menemukan Sita. 

Anoman berhasil menemui Sita yang sedih dan kesepian di Ashoka Vatika, taman yang terjaga ketat di istana Rahwana. 

Anoman mencoba menenangkan Sita dan memberikan pesan dari Rama untuk menegaskan bahwa Rama akan segera menyelamatkannya.

Namun, sebelum Anoman dapat membawa kabar baik kepada Rama, ia terjebak oleh para pengikut Rahwana yang mengira Anoman adalah seorang mata-mata. 

Dalam upaya untuk menangkap Anoman, Rahwana memerintahkan agar ekor Anoman dibakar. 

Namun, dengan kekuatan magisnya, Anoman menyusutkan tubuhnya dan melepaskan diri dari cengkeraman mereka meski ujung ekornya sedang terbakar.

Kemudian, Anoman mengamuk di Ngalengka. Dengan beringas Anoman menghancurkan sebagian besar kota dan istana di Ngalengka. 

Ekornya yang tersulut api dimanfaatkan sebagai pemicu kebakaran di seluruh Ngalengka hingga terciptalah lakon Anoman Obong.

Atas pertimbangan etika perang, ia membiarkan Ashoka Vatika dan wanita-wanita tidak bersalah tetap utuh.

Setelah kekacauan itu, Anoman kembali ke Rama dengan kabar tentang Sita. Hal ini menyulut semangat dan harapan baru bagi Rama dan Laksmana, serta pasukan kera yang dipimpin oleh Sugriwa. 

Kabar dari Anoman memberikan keyakinan bahwa Sita masih hidup dan mereka memiliki kesempatan untuk menyelamatkannya dari cengkeraman Ravana. 

Sundara Kanda menekankan kesetiaan Anoman kepada Rama, keberanian dalam menghadapi tantangan yang sulit, dan juga menyoroti keberhasilan misi pencarian yang memacu semangat untuk menghadapi pertempuran mendatang dengan Ravana.

6. Yuddha Kanda

Yuddha Kanda merupakan bagian keenam dari cerita wayang Ramayana yang menceritakan tentang perang besar antara pasukan Rama dan pasukan Rahwana yang dipimpin oleh Rama untuk membebaskan Sita dan mengakhiri penindasan Rahwana. 

Bagian ini menggambarkan persiapan perang yang intens, pertempuran epik, dan penyelesaian dari konflik yang berkepanjangan.

Yuddha Kanda memperlihatkan persiapan Rama untuk menghadapi Rahwana dengan bantuan dari pasukan monyet yang dipimpin oleh Sugriwa, serta bantuan dari sekutu-sekutu yang dipengaruhi oleh kebaikan dan keadilan Rama. 

Pasukan Rama terdiri dari berbagai makhluk surgawi, kera, dan prajurit terampil yang bersemangat untuk memerangi pasukan Rahwana dan membebaskan Sita.

Pertempuran di Yuddha Kanda diceritakan secara epik, dengan adegan-adegan yang penuh dengan keterampilan perang, keberanian, dan keteguhan.

Rama, Laksmana, Anoman, dan pasukan lainnya memperlihatkan keuletan dan keberanian yang luar biasa dalam menghadapi pasukan Rahwana yang kuat. 

Sejumlah pertempuran berlangsung antara para pahlawan yang gigih, termasuk duel antara Rama dan Rahwana yang merupakan puncak dari konflik mereka.

Di puncak pertempuran, Rama akhirnya berhasil mengalahkan Rahwana, melalui penggunaan kebijaksanaan, kekuatan, dan keadilan. 

Dalam pertempuran yang sengit, Rama menggunakan panah yang diberkati oleh Dewa Brahma untuk mengalahkan Rahwana, sehingga mengakhiri penindasan yang berkepanjangan dan membebaskan Sita dari cengkeraman Rahwana. 

Kemenangan Rama dalam Yuddha Kanda menekankan pentingnya keadilan, keberanian, dan pengorbanan dalam melawan kejahatan serta puncak dari perjalanan epik Ramayana.

7. Uttara Kanda

Uttara Kanda adalah bagian terakhir dari Ramayana yang menceritakan kembalinya Rama dan Sita ke Ayodya setelah mengalahkan Rahwana dan menyelesaikan pengasingan mereka. 

Meskipun merupakan bagian penutup, Uttara Kanda memiliki berbagai cerita yang signifikan, termasuk konfrontasi Rama dengan keraguan masyarakat terhadap kesucian Sita yang tinggal di istana Rahwana selama penculikannya.

Setelah Rama membebaskan Sita dan kembali ke Ayodya, Rama yang menjadi raja harus menghadapi keraguan masyarakat terhadap kesucian Sita selama menjadi tawanan di Ngalengka. 

Meskipun Sita telah membuktikan kesuciannya dengan menghadapi ujian api, keraguan dan fitnah tetap menerjangnya. 

Rama, yang mempertimbangkan kesejahteraan dan opini publik, terpaksa menyerahkan Sita meskipun sangat mencintainya.

Di sisi lain, Sita telah bersumpah kesuciannya dan menginginkan untuk menjalani ujian api sekali lagi. 

Sayangnya, Rama yang harus memikirkan kehormatan dan kesejahteraan rakyatnya, mengusir Sita. 

Sita kemudian melakukan bela pati dan kembali ke tanah ibu bumi, meminta ibu bumi untuk memeluknya dalam kepelukannya. 

Di sanalah Sita mengakhiri hidupnya dengan harapan agar bumi memberinya perlindungan yang layak atas kesucian dan kesetiaannya.

Uttara Kanda juga menggambarkan kesendirian Rama setelah kepergian Sita.

Rama, yang sangat mencintai Sita, hidup dalam kesepian sebagai seorang raja yang termasyhur dan bijaksana, tetapi terpisah dari kebahagiaan pribadi. 

Kesendirian Rama memperlihatkan sisi manusiawinya, menyoroti bahwa bahkan seorang pahlawan legendaris seperti Rama juga mengalami kesedihan dan duka yang mendalam dalam hidupnya. 

Kesetiaan, pengorbanan, dan pengambilan keputusan yang sulit yang ditampilkan di Uttara Kanda memberikan pelajaran tentang keadilan, tanggung jawab, dan konflik internal yang kompleks dalam kehidupan manusia.

Nah, itulah cerita wayang Ramayana singkat dalam bahasa Indonesia yang didasarkan pada tujuh bagian epos Ramayana.

Apabila kamu sedang mencari ringkasan cerita semacam ini, temukan saja di blog Mamikos. Semoga bermanfaat.


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta