Ringkasan Cerita Hikayat Jaya Lengkara beserta Nilai-nilai yang Terkandung

Ringkasan Cerita Hikayat Jaya Lengkara beserta Nilai-nilai yang Terkandung — Hikayat adalah bentuk prosa naratif dalam sastra Melayu klasik yang berasal dari tradisi lisan.

Hikayat umumnya menceritakan tentang petualangan, perjuangan, kisah cinta, sejarah, dan juga dapat mengandung ajaran moral atau nilai-nilai yang baik.

Salah satu hikayat yang banyak memiliki pesan-pesan moral adalah Hikayat Jaya Lengkara. Hikayat ini ditulis dalam bahasa Melayu dan diasumsikan muncul di era peralihan zaman Hindu ke Islam.

Ringkasan Cerita Hikayat Jaya Lengkara

pexels/@Monstera Production

Kelahiran Jaya Lengkara dan Ramalan

Suatu ketika, ada raja yang dikenal dengan nama Saiful Muluk yang memerintah di kerajaan Ajam Saukat. Ia memiliki istri pertama bernama Putri Sakanda Cahaya Rum. Namun, lantaran belum dianugerahi keturunan, raja menikahi Putri Sakanda Bayang-bayang.

Dari pernikahan kedua itu, lahirlah dua anak kembar, Makdam dan Makdim. Putri Sakanda Cahaya Rum merasa ditinggalkan, sehingga ia berdoa untuk memiliki anak. Allah mengabulkan doanya, dan ia melahirkan Jaya Lengkara.

Kedatangan Jaya Lengkara membawa berkah, negeri menjadi sejahtera. Oleh karena itu, raja meminta Makdam dan Makdim untuk mencari tahu masa depan Jaya Lengkara melalui seorang kadi.

Ramalan kadi menyebutkan bahwa Jaya Lengkara akan menjadi pemimpin agung, tak tertandingi oleh jin maupun manusia.
Namun, Makdam dan Makdim memutar fakta dan menyampaikan kepada raja bahwa Jaya Lengkara akan menjadi bencana. Akibatnya, Jaya Lengkara dan ibunya diusir ke hutan.

Namun, Makdam dan Makdim memutar fakta dan menyampaikan kepada raja bahwa Jaya Lengkara akan menjadi bencana. Akibatnya, Jaya Lengkara dan ibunya diusir ke hutan.

Dalam pengasingannya di hutan, saat Jaya Lengkara ingin disusui, ibunya tidak bisa karena kekurangan asupan. Namun, Allah memberikan mukjizat dengan memunculkan mata air dari tanah. Jaya Lengkara tumbuh menjadi pemuda berkeahlian.

Pencarian Kembang Kuma-kuma

Suatu hari, berita menyebar bahwa Raja Saiful Muluk sakit dan obatnya adalah kembang kuma-kuma di gunung Mesir. Makdam dan Makdim berangkat mencari, dan dalam perjalanan bertemu Jaya Lengkara dan ibunya.

Mereka semua memutuskan untuk mencari kembang tersebut bersama. Di tengah perjalanan, mereka bertemu dengan Putri Ratna Kasina di goa yang dijaga naga. Ia juga mencari obat yang sama untuk ayahnya.

Banyak juga pangeran dan putri lain yang menginginkan kembang ajaib tersebut, termasuk Putri Ratna Gemala dari kerajaan Mesir dan Putri Ratna Dewi dari kerajaan Peringgi.

Akhir Kisah Jaya Lengkara

Pada akhirnya, Jaya Lengkara berhasil menemukan kembang kuma-kuma di puncak gunung Mesir. Namun, Makdam dan Makdim berusaha menghalanginya dengan mencoba membunuhnya. Namun, Jaya Lengkara diselamatkan oleh seekor naga bernama Nagaguna.

Jaya Lengkara kemudian kembali ke Ajam Saukat untuk menyembuhkan ayahnya dan melanjutkan perjalanan ke Madinah bersama Putri Ratna Kasina untuk mengobati Raja Madinah.

Jaya Lengkara kemudian menikahi Putri Ratna Kasina. Jaya Lengkara menjadi pemimpin besar, dengan negeri yang makmur dan rakyat yang sejahtera.

Nilai-Nilai Moral yang Terkandung

Sebuah karya sastra umumnya menggambarkan peristiwa sosial dalam masyarakat dan juga mengandung mengandung nilai-nilai di dalamnya, baik nilai moral, sosial, budaya maupun religius.

Dalam ringkasan cerita hikayat Jaya Lengkara di atas kita bisa mengambil nilai-nilai moral yang terkandung di dalamnya.

Nilai moral yang ada di dalam ringkasan cerita hikayat Jaya Lengkara tidak hanya nilai moral positif, tetapi ada juga negatif. Nah, apa saja nilai moral yang terkandung, baca penjabaran di bawah ini ya!

Nilai Moral Positif

Di bawah ini adalah intrepretasi nilai moral positif dari ringkasan hikayat Jaya Lengkara:

1. Kasih Sayang

Kasih sayang adalah perasaan hangat, perhatian, dan perasaan sayang yang tulus terhadap seseorang atau sesuatu.

Kasih sayang adalah ekspresi cinta dan perhatian yang muncul dalam bentuk perhatian, kepedulian, dan tindakan positif yang dilakukan untuk mendukung, merawat, atau membantu orang lain tanpa mengharapkan imbalan.

Dalam ringkasan cerita hikayat Jaya Lengkara diceritakan mengenai kasih sayang seorang ibu pada anaknya dan seorang anak pada ayahnya.

Putri Sakanda Cahaya Rum rela dibunuh da  dibuang bersama Jaya Lengkara karena hendak dibunuh oleh ayahnya sendiri.

Jaya Lengkara juga mau membantu dua kakak tirinya saat mereka mencarikan obat untuk ayahnya. Jaya Lengkara masih menyayangi ayahnya meski nyaris dibunuh dan dibuang bersama ibunya.

Selain itu, Jaya Lengkara mencoba mencari sumber air dalam perjalanan pencarian kembang kuma-kuma karena khawatir pada Makdam dan Makdim yang  kehausan.  

2. Adil

Adil adalah suatu konsep yang merujuk pada perlakuan yang benar, setara, dan tidak diskriminatif terhadap semua pihak atau individu tanpa memandang ras, agama, jenis kelamin, usia, latar belakang sosial, atau karakteristik lainnya.

Prinsip keadilan mengharuskan bahwa setiap orang diperlakukan dengan cara yang seimbang dan adil, serta bahwa hak-hak individu dihormati dan dilindungi.

Dalam ringkasan cerita hikayat Jaya Lengkara diceritakan mengenai keadilan.

Raja Saiful Muluk, yang memerintah di negeri Ajam Saukat sebagai penguasa yang sangat cermat dalam perlakuan, terutama terhadap rakyat yang kurang beruntung.

Baginya, harta dan kedudukan hanyalah amanah yang harus dijalankan dengan integritas, keadilan, serta kesadaran atas tanggung jawab yang besar.

3. Bertanggung Jawab

Bertanggung jawab adalah sikap atau kualitas seseorang yang merasa memiliki kewajiban untuk melakukan tindakan, membuat keputusan, atau mengelola sesuatu dengan sebaik mungkin dan sesuai dengan norma-norma, nilai-nilai, atau peraturan yang berlaku.

Dalam ringkasan cerita hikayat Jaya Lengkara juga membahas mengenai konsep tanggung jawab  mengenai rasa tanggung jawab.

Bagian ini ditunjukkan pada adegan Jaya Lengkara dan Tuan Putri Ratna Kasina pergi ke negeri Ajam Saukat untuk menyembuhkan penyakit Raja Saiful Muluk meski sudah diperlakukan jahat oleh Makdam dan Makdim.

Jaya Lengkara tetap merasa kalau menyembuhkan ayahnya adalah tanggung jawabnya.

4. Tolong- menolong

Sikap tolong-menolong adalah sikap atau perilaku di mana seseorang secara sukarela memberikan bantuan atau bantuan kepada orang lain dalam situasi yang memerlukan, tanpa mengharapkan imbalan materi atau ganjaran sebaliknya.

Dalam ringkasan cerita hikayat Jaya Lengkara juga membahas mengenai tolong menolong seperti Jaya Lengkara dan ibunya yang memberikan air minum pada Makdam dan Makdim.

Jaya Lengkara juga membantu dua kakak tirinya untuk mencari kembang kuma-kuma.

5. Hormat kepada Orang lain

Menghormati orang lain adalah salah satu prinsip dasar dalam berinteraksi dalam masyarakat.

Menghormati berarti mengakui dan menghargai hak-hak dan keberadaan seseorang, serta memperlakukannya dengan sopan dan menghargai pendapat, perasaan, dan hakikat dirinya sebagai individu.

Dalam ringkasan cerita hikayat Jaya Lengkara juga membahas mengenai sikap menghormati orang lain seperti Makdam dan Makdim yang tetap bersikap hormat pada Putri Sakanda Cahaya Rum dan Jaya Lengkara saat mereka bertemu setelah sekian lama.

6. Selalu Bersyukur

Sikap bersyukur adalah perasaan atau ekspresi penghargaan atas apa yang telah diterima atau yang dimiliki, baik itu berasal dari sumber alami, orang lain, maupun Tuhan Yang Maha Esa.

Sikap bersyukur membantu individu untuk fokus pada hal-hal positif dalam hidup mereka, daripada terjebak dalam pikiran negatif atau merasa kekurangan.

Dalam ringkasan cerita hikayat Jaya Lengkara juga membahas mengenai sikap selalu bersyukur di bagian Jaya Lengkara, hulubalang, ahli nujum, dan Kadi mengucap syukur kepada Allah SWT atas anugerah keagungan, kehormatan, dan kearifan yang telah diberikan kepada mereka.

7. Pemberani

Sikap pemberani adalah keberanian untuk menghadapi ketakutan, risiko, atau ancaman dengan tekad dan keteguhan hati.

Pemberani tidak selalu berarti tanpa rasa takut, tetapi lebih kepada kemampuan untuk bertindak meskipun merasa takut.

Di dalam ringkasan cerita hikayat Jaya Lengkara juga membahas mengenai sikap pemberani seperti Jaya Lengkara yang berani menghadapi harimau dan raksasa saat mencari kembang kuma-kuma.

8. Sabar

Sikap sabar adalah kemampuan untuk menahan diri dari reaksi cepat atau negatif terhadap situasi yang sulit, menantang, atau mengecewakan.

Sabar melibatkan ketahanan emosional, keteguhan, dan kesanggupan untuk menunggu tanpa merasa frustrasi atau marah.

Di dalam ringkasan cerita hikayat Jaya Lengkara juga membahas kesabaran seperti Putri Sakanda Cahaya Rum  yang tetap bersabar meski diasingkan ke hutan bersama Jaya Lengkara.

Selain itu, Jaya Lengkara yang tetap bersabar saat Makdam dan Makdim terus menjahatinya juga memberikan nilai moral tentang kesabaran.

Nilai Moral Negatif

Selain membahas nilai moral yang baik, hikayat ini juga memberikan nilai moral yang negatif yang sepatutnya dihindari.

Di dalam ringkasan cerita hikayat Jaya Lengkara membahas nilai moral negatif seperti tidak sabaran, fitnah, iri dengki, menghasut, berbohong, berkhianat, menipu, serakah, dan penakut.

Untuk nilai moral negatif kita bahas satu persatu di bawah ini ya:

1. Kurang Sabar

Kehilangan kesabaran dapat memiliki berbagai dampak negatif, baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain. Selain itu kurangnya kesabaran bisa membuat manusia mengambil keputusan yang buruk.

Di dalam ringkasan cerita hikayat Jaya Lengkara juga mengungkap tentang kurangnya kesabaran hingga berakibat buruk seperti Raja Saiful Muluk yang memilih menikah kembali karena tidak sabar saat menunggu keturunan dari istri pertamanya.

2. Berbohong, Menghasut, Memfitnah

Berbohong adalah tindakan menyampaikan informasi atau fakta yang tidak benar dengan niat untuk menyesatkan atau menipu orang lain. Berbohong dapat merusak kepercayaan dan integritas seseorang.

Sedangkan menghasut adalah Menghasut adalah tindakan mendorong atau memprovokasi individu atau kelompok untuk bertindak dengan cara tertentu.

Biasanya dengan niat buruk atau untuk menciptakan konflik. Menghasut dapat memicu konflik, ketegangan, dan perpecahan di antara individu atau kelompok.

Memfitnah adalah tindakan menyebarkan informasi yang salah atau menyesatkan tentang seseorang dengan tujuan merusak reputasi mereka.

Fitnah dapat merusak reputasi dan martabat seseorang, yang bisa berdampak pada kehidupan sosial, profesional, dan pribadi mereka.

Di dalam ringkasan cerita hikayat Jaya Lengkara juga membahas tiga sikap buruk ini. Makdam dan Makdim yang berbohong mengenai ramalan Kadi tentang masa depan Jaya Lengkara.

Makdam dan Makdim juga memfitnah Jaya Lengkara dan menghasut Raja Saiful Muluk untuk mengasingkan Jaya Lengkara dan ibunya.

3. Mencuri

Mencuri adalah tindakan mengambil sesuatu tanpa izin dari pemiliknya dengan niat untuk memiliki atau menggunakannya tanpa niat mengembalikannya.

Dampak dari mencuri tidak hanya mempengaruhi pelaku dan korban, tetapi juga masyarakat luas.

Di dalam ringkasan cerita hikayat Jaya Lengkara juga membahas soal mencuri yaitu Makdam dan Makdim yang berusaha mencuri kembang kuma-kuma dan mendorong Jaya Lengkara ke laut.

Selain itu ada juga bagian yang menceritakan mangkubumi kerajaan Mesir yang hendak mencuri bunga kuma-kuma yang telah dimiliki oleh Jaya Lengkara. Namun, mangkubumi itu gagal mendapatkannya.

4. Menipu

Menipu adalah tindakan mengelabui seseorang atau kelompok orang untuk mendapatkan keuntungan.

Menipu melibatkan penyajian informasi yang salah, penyembunyian fakta, atau manipulasi situasi dengan tujuan mempengaruhi persepsi atau tindakan orang lain.

Di dalam ringkasan cerita hikayat Jaya Lengkara juga mengulas soal penipuan yaitu di bagian raja Peringgi yang sangat ingin mendapatkan kembang kuma-kuma sampai  nekat untuk menipu raja Mesir agar bisa mendapatkan kembang itu.

5. Penakut

Sikap penakut, atau rasa takut yang berlebihan dan sering kali tidak rasional, dapat membawa sejumlah dampak negatif bagi individu baik secara pribadi maupun dalam interaksi sosialnya.

Di dalam ringkasan cerita hikayat Jaya Lengkara juga menyinggung sikap penakut seperti di bagian Makdam dan Makdim yang ketakutan saat bertemu harimau dan raksasa.

6. Serakah

Sikap serakah merujuk pada keinginan berlebihan untuk memiliki lebih banyak dari yang sebenarnya dibutuhkan atau pantas, sering kali tanpa mempertimbangkan hak atau perasaan orang lain.

Sikap ini dapat menimbulkan sejumlah dampak negatif, baik bagi individu maupun masyarakat di sekitarnya.

Salah satu sikap buruk yang ditonjolkan dalam ringkasan cerita hikayat Jaya Lengkara adalah sikap serakah.

Cerita diawali dengan keserakahan Makdam dan Makdim yang rela menghasut ayahnya untuk membunuh Jaya Lengkara saat masih bayi.

Makdam dan Makdim juga masih mengganggu Putri Ratna Kasina padahal mereka sudah beristri.

Kedua saudara kembar ini juga hendak membunuh Jaya Lengkara lagu saat sudah dewasa hingga membuat Jaya Lengkara memilih untuk pindah ke kerajaan Madinah bersama Ratna kasina dan ibunya.

Penutup

Demikian ringkasan cerita hikayat Jaya Lengkara dan nilai moral yang terkandung di dalamnya. Semoga memberikan insight baru dan membuat kita bisa menjadi manusia yang lebih baik lagi.

Tetap di sini ya dan baca terus artikel menarik lain di Mamikos!


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta