Contoh Akulturasi dalam Bidang Makanan, Pakaian Adat, Bahasa dan Budaya di Masyarakat

Contoh Akulturasi dalam Bidang Makanan, Pakaian Adat, Bahasa dan Budaya di Masyarakat – Bangsa Indonesia terdiri dari banyak suku yang budayanya saling mempengaruhi.

Hal ini bisa terlihat dari makanan, pakaian adat, bahasa, dan juga budaya yang beredar. Hal ini disebut dengan akulturasi, sebuah proses kehidupan dalam ilmu sosiologi yang terjadi dalam suatu periode.

Seperti apa contoh akulturasi dalam bidang makanan, pakaian adat, bahasa, dan budaya yang berkembang di masyarakat? Yuk, simak artikel ini hingga tuntas!

Ini Dia Contoh Akulturasi dalam Bidang Makanan, Pakaian Adat, Bahasa dan Budaya

unileverfoodsolutions.co.id

Sebelum jauh membahas tentang contoh akulturasi dalam bidang makanan, pakaian adat, bahasa, dan budaya, sebaiknya kamu mengetahui dulu apa itu akulturasi.

Akulturasi merupakan perpaduan dari dua budaya maupun lebih yang pada akhirnya berhasil melahirkan budaya baru dengan unsur budaya lama yang masih kental.

Proses akulturasi bisa terjadi cepat dan juga bisa lama. Hal ini tergantung oleh keterbukaan masing-masing pihak yang berakulturasi. Bila saling terbuka, maka perpaduan pun akan terlahir lebih cepat.

Berbicara akulturasi, di Indonesia terdapat banyak sekali hal yang merupakan hasil akulturasi. Mulai dari makanan, pakaian adat, bahasa, dan budaya, semuanya terpengaruh.

Agar makin paham, simak contoh akulturasi dalam bidang makanan, pakaian, adat, bahasa, dan budaya berikut ini:

Akulturasi dalam Bidang Makanan

unileverfoodsolutions.co.id

Berikut ini beberapa contoh akulturasi dalam bidang makanan yang perlu diketahui:

1. Soto

Soto adalah sup khas Indonesia yang sangat populer. Hidangan ini merupakan hasil akulturasi budaya Tionghoa dan Jawa.

Soto terbuat dari kaldu ayam atau daging dengan tambahan rempah-rempah seperti serai, jahe, dan kunyit. 

Beberapa varian soto juga menyertakan potongan kentang, telur rebus, serta mie. Perpaduan rasa asin dan rempah-rempah memberikan cita rasa yang khas dan menggugah selera.

2. Pie Susu

Pie Susu adalah kue tart yang terkenal di Bali, Indonesia. Akulturasi dalam hidangan ini terjadi saat orang Belanda mengenalkan konsep kue tart pada masyarakat Bali. 

Masyarakat setempat kemudian mengadaptasi resep tersebut dengan menggunakan bahan-bahan lokal, seperti susu kental manis, telur, dan rempah-rempah.

Akhirnya, lahirlah Pie Susu yang lezat dan menjadi salah satu oleh-oleh khas Bali.

3. Lapis Legit

Lapis Legit adalah kue tradisional Indonesia yang mirip dengan kue lapis dari Belanda. Pengaruh kolonial Belanda terlihat jelas dalam nama “legit,” yang berarti “enak” dalam bahasa Belanda. 

Kue ini terdiri dari lapisan yang tipis dan berbagai bahan seperti mentega, telur, tepung, dan rempah-rempah seperti kayu manis dan cengkeh.

Proses membuatnya yang rumit juga menunjukkan akulturasi budaya dalam pembuatan kue ini.

4. Nasi Goreng

Nasi Goreng adalah hidangan nasi yang digoreng dengan minyak, bumbu, dan bahan tambahan seperti daging, sayuran, atau telur.

Hidangan ini merupakan contoh akulturasi budaya Tionghoa yang berpengaruh besar di Indonesia. 

Nasi Goreng menggabungkan teknik memasak Tionghoa dengan bumbu-bumbu Indonesia, seperti kecap manis dan terasi, sehingga menghasilkan rasa gurih yang lezat.

5. Bakso

Bakso adalah bola daging yang populer di Indonesia.

Awalnya, Bakso terinspirasi oleh bola daging Tionghoa, tetapi dalam perkembangannya, Bakso di Indonesia menjadi lebih unik dengan penggunaan daging sapi atau ikan yang dicampur dengan tepung tapioka. 

Hidangan ini kemudian disajikan dengan kuah kaldu yang kaya rasa dan diberi tambahan mie, bihun, atau pangsit.

6. Perkedel

Perkedel adalah kudapan goreng yang terbuat dari kentang yang dihaluskan dan dicampur dengan daging, ikan, atau bahan lainnya.

Hidangan ini merupakan contoh akulturasi budaya Indonesia dengan pengaruh kuliner Belanda. 

Perkedel adalah adaptasi dari “frikadel,” yaitu bola daging goreng khas Belanda. Namun, dalam versi Indonesia, bahan utama diganti menjadi kentang yang melimpah dan disesuaikan dengan selera lokal.

7. Mie Ayam

Mie Ayam adalah hidangan mi dengan topping daging ayam dan sayuran. Hidangan ini adalah hasil akulturasi budaya Tionghoa dengan selera Indonesia. 

Resep mie ayam berasal dari mi Tionghoa yang disesuaikan dengan bumbu Indonesia seperti kecap manis, saus cabai, dan bawang goreng.

8. Semur

Semur adalah masakan daging yang direbus dengan bumbu-bumbu khas Indonesia seperti bawang bombay, bawang putih, ketumbar, dan cengkeh. 

Meskipun berasal dari pengaruh Belanda, masakan ini telah mengalami akulturasi dengan bumbu lokal sehingga menghasilkan rasa manis dan gurih yang lezat.

9. Kecap

Kecap adalah saus khas Indonesia yang menjadi bagian penting dari banyak hidangan lokal.

Kecap pertama kali dibawa ke Indonesia oleh para pedagang Tionghoa dan kemudian diadaptasi dengan menggunakan bahan-bahan lokal seperti gula aren dan bumbu-bumbu Indonesia. 

Kini, kecap menjadi saus pelengkap yang mengisi citarasa berbagai hidangan Indonesia.

10. Lumpia Semarang

Lumpia Semarang adalah hidangan lumpia yang populer di Indonesia. Awalnya, lumpia adalah makanan Tionghoa berupa roll dengan isian sayuran dan daging. 

Namun, di Semarang, Indonesia, lumpia mengalami akulturasi dengan penambahan isian seperti rebung dan telur, serta dipadu dengan saus kacang khas Indonesia.

Itulah contoh akulturasi dalam bidang makanan di masyarakat Indonesia.

Ini baru bagian pertama dari contoh akulturasi dalam bidang makanan, pakaian adat, bahasa, dan budaya. Lanjut baca untuk mengetahui contoh akulturasi dalam pakaian adat!

Akulturasi dalam Pakaian Adat

weddingku.com

Berikut ini dua contoh hasil akulturasi dalam hal pakaian adat:

1. Busana Pengantin Wanita Betawi

Busana pengantin wanita Betawi, yang berasal dari Jakarta dan sekitarnya, mencerminkan akulturasi budaya yang kaya. Dalam tradisi Betawi, pakaian pengantin wanita dikenal dengan sebutan “Kebaya Encim.” 

Kebaya Encim ini merupakan perpaduan antara budaya Tionghoa dan Jawa dengan nuansa Belanda. Salah satu ciri khas Kebaya Encim adalah bentuk kerahnya yang tinggi dan leher tertutup. 

Model kerah seperti ini dipengaruhi oleh pakaian tradisional Tionghoa.

Sementara itu, dalam hal hiasan, Kebaya Encim memiliki ornamen bordir yang indah dengan warna-warna cerah seperti merah, kuning, dan hijau, yang merupakan gaya khas dari budaya Jawa. 

Ornamen bordir ini sering menggambarkan bunga-bunga dan bentuk geometris yang artistik. Selain itu, pada pakaian pengantin Betawi, seringkali terdapat sarung songket yang menutupi bagian bawah tubuh. 

Penggunaan sarung songket ini menunjukkan pengaruh budaya Melayu yang kental, khususnya dari wilayah Bangka Belitung dan sekitarnya.

Jadi, Kebaya Encim adalah contoh jelas bagaimana pakaian adat Betawi mencerminkan akulturasi dari berbagai budaya yang hadir dalam masyarakatnya.

2. Pakaian Adat Bangka Belitung

Pakaian adat di provinsi Bangka Belitung juga merupakan hasil akulturasi budaya yang menarik.

Kedua pulau utama di provinsi ini, yaitu Bangka dan Belitung, memiliki perbedaan budaya dan etnis yang mempengaruhi pakaian adatnya.

Salah satu contoh dari akulturasi ini adalah pakaian adat masyarakat Melayu di Bangka Belitung. Wanita Melayu di pulau Bangka cenderung mengenakan baju kurung dalam pernikahan dan acara khusus lainnya. 

Baju kurung ini memiliki ciri khas seperti pinggang yang dililit kain tenun tradisional, yang merupakan simbol dari pengaruh budaya lokal.

Namun, jika kita melihat pakaian adat dari masyarakat Belitung, terdapat perbedaan yang menonjol. 

Wanita Belitung lebih suka memakai baju kebaya, mirip dengan Kebaya Encim dari Betawi, yang menunjukkan pengaruh budaya Jawa.

Kebaya yang mereka kenakan seringkali dipadukan dengan sarung batik, menunjukkan akulturasi dengan budaya Jawa dan juga batik yang merupakan simbol kekayaan budaya Indonesia.

Akulturasi dalam pakaian adat Bangka Belitung mencerminkan keragaman budaya dan sejarah migrasi yang mempengaruhi masyarakat setempat.

Pakaian adat ini juga mencerminkan bagaimana masyarakat Bangka Belitung terbuka dan menerima pengaruh budaya dari berbagai daerah.

Demikianlah contoh akulturasi dalam pakaian adat di budaya Betawi dan Bangka Belitung.

Contoh akulturasi dalam bidang makanan, pakaian adat, bahasa, dan budaya belum selesai. Yuk, lanjut baca untuk mengetahui contoh akulturasi dalam bahasa dan budaya.

Akulturasi dalam Bahasa

pexels.com/@AhmadShaufi

Berikut ini contoh kata-kata yang merupakan serapan dan juga hasil akulturasi bahasa asing dan bahasa Indonesia:

1. Bahasa Arab

  • Senin
  • Selasa
  • Rabu
  • Kamis
  • Jum’at 
  • Sabtu
  • Kursi
  • Sabar
  • Huruf
  • Insaf
  • Ayat
  • Akad
  • Hakim
  • Fitri
  • Zakat
  • Wakaf
  • Insan

2. Bahasa Mandarin

  • Cingcay
  • Encim
  • Goceng
  • Goban
  • Seceng
  • Capray
  • Bakmi
  • Bakwan
  • Hoki
  • Gopek
  • Pingpong

3. Bahasa Sanskerta

  • Tata surya
  • Tuna netra
  • Upacara
  • Acara
  • Buana
  • Angkara
  • Tuna wicara
  • Tuna wisma
  • Putra 
  • Berita
  • Putri

4. Bahasa Inggris

  • Finansial
  • Halo
  • Modern
  • Inovasi
  • Aktivitas
  • Aktif
  • Edukasi
  • Edit
  • Carter
  • Isu
  • Efektif
  • Efektifitas
  • Regulasi

Itulah contoh-contoh kata serapan dari bahasa asing yang menyerap ke dalam bahasa Indonesia sebagai hasil dari akulturasi bahasa.

Lanjut baca contoh akulturasi dalam bidang makanan, pakaian adat, bahasa, dan budaya bagian terakhir, ya!

Akulturasi dalam Budaya

pexels.com/@BichTran

Berikut ini contoh akulturasi budaya yang ada di masyarakat Indonesia:

1. Kaligrafi

Kaligrafi merupakan seni tulis indah yang sangat dihargai dalam banyak budaya, terutama dalam tradisi Islam dan Asia Timur.

Proses akulturasi kaligrafi dapat ditelusuri dari perpaduan antara seni tulis Timur Tengah dan seni tulis Tiongkok.

Kontak antara kedua wilayah ini pada masa lalu memungkinkan pertukaran ide dan teknik, yang akhirnya menghasilkan gaya tulisan kaligrafi yang unik.

Dalam kaligrafi Islam, seniman menggunakan aksara Arab untuk menulis ayat-ayat Al-Quran dan kalimat-kalimat pujian. Namun, ketika Islam menyebar ke wilayah Tiongkok, pengaruh lokal memasuki seni ini.

Akibatnya, aksara Arab dipadukan dengan unsur-unsur seni Tiongkok seperti lukisan gunung dan naga, membentuk gaya kaligrafi baru yang unik dan khas.

2. Barongsai

Barongsai adalah seni pertunjukan tradisional Tiongkok yang populer di banyak negara Asia, termasuk Indonesia.

Akulturasi dalam budaya Barongsai terjadi melalui pertukaran budaya antara Tiongkok dan masyarakat lokal di wilayah-wilayah tersebut.

Pertunjukan Barongsai pada awalnya merupakan bagian dari tradisi Tiongkok, tetapi seiring berjalannya waktu, elemen lokal mulai diintegrasikan.

Di Indonesia, Barongsai mengalami proses akulturasi dengan budaya lokal, termasuk budaya Jawa dan Bali.

Barongsai menjadi lebih than di Indonesia dengan penambahan warna-warna cerah dan ornamen-ornamen khas Indonesia.

Selain itu, Barongsai juga sering ditampilkan dalam perayaan budaya lokal, seperti Tahun Baru Imlek dan perayaan tertentu di kuil-kuil agama.

3. Singo Barong

Singo Barong adalah salah satu tarian tradisional dari Jawa, Indonesia. Tarian ini berasal dari tradisi Jawa, namun, memiliki akulturasi yang kuat dengan mitologi Tiongkok.

Singo Barong menggambarkan seekor singa sebagai simbol keberanian dan kekuatan, yang sering dikaitkan dengan kebudayaan Tionghoa.

Melalui proses akulturasi, tarian Singo Barong menggabungkan unsur-unsur budaya Jawa seperti gerakan tari yang khas dengan kostum dan ornamen Tiongkok, seperti pakaian dan topeng naga.

Tarian ini menjadi lambang persatuan budaya antara Tiongkok dan Jawa, mencerminkan integrasi yang harmonis dari kedua kebudayaan tersebut.

Itulah Contoh Akulturasi dalam Bidang Makanan, Pakaian Adat, Bahasa dan Budaya di Masyarakat

Sebagai bangsa yang multikultural, wajar bila ada banyak akulturasi yang terjadi di masyarakat Indonesia.

Hal ini tidak bisa dihindarkan karena berkaitan dengan status manusia sebagai makhluk sosial yang harus saling berinteraksi untuk bersosialiasi.

Setelah mempelajari contoh akulturasi dalam bidang makanan, pakaian adat, bahasa, dan budaya di atas semoga kamu bisa lebih paham akan materi akulturasi, ya!


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta