Contoh-contoh Algoritma Pseudocode dalam Kehidupan Sehari-Hari Lengkap

Contoh-contoh Algoritma Pseudocode dalam Kehidupan Sehari-Hari Lengkap – Pernahkah kamu mendengar istilah algoritma pseudocode?

Kalau belum, jangan khawatir. Mamikos hari ini akan membahas
mengenai pengertian juga contoh-contoh algoritma pseudocode dalam kehidupan
sehari-hari secara lengkap.

Jadi, jangan dulu beranjak dan simak artikel berikut ini
sampai selesai ya!

Definisi Algoritma Pseudocode

unsplash.com/@markusspiske

Sebelum kita
membahas mengenai contoh-contoh algoritma pseudocode dalam kehidupan sehari-hari
kita harus tahu terlebih dahulu mengenai definisinya.

Algoritma merupakan
urutan atau prosedur sistematis yang digunakan untuk memecahkan suatu masalah
matematis.

Sementara itu,
pseudocode merupakan kode semua yang digunakan untuk menulis algoritma secara
sederhana, terstruktur sehingga mudah dipahami.

Akan tetapi,
algoritma pseudocode tidak masuk dalam kategori bahasa pemrograman. Karena
tidak memiliki aturan dalam penulisan.

Algoritma
pseudocode ini hanya berfungsi sebagai alat pembantu agar siapa pun bisa mendapat
gambaran tentang alur program yang akan dibuat dan dengan mudah memahaminya.

Ciri-ciri Algoritma Pseudocode

Seperti yang sudah Mamikos jelaskan, algoritma pseudocode bukanlah bahasa pemrograman.

Maka dari itu,
untuk dapat membedakannya dengan bahasa pemrograman yang lain, berikut adalah
ciri-ciri dari algoritma pseudocode:

  • Menggunakan bahasa yang
    sederhana.
  • Tidak memiliki aturan
    tertentu dalam penulisan.
  • Memiliki notasi yang bisa
    dimodifikasi sesuai kebutuhan.
  • Menggunakan simbol atau
    sintaksis dari suatu program (contoh: ←, <, >, <=, >=).
  • Ditulis sesuai urutan
    suatu kejadian atau permasalahan.
  • Berisi langkah-langkah
    untuk menyelesaikan suatu masalah.

Fungsi Algoritma Pseudocode

Mamikos sudah menuliskan
bahwa fungsi algoritma psudocode adalah sebagai alat pembantu untuk memahami garis
besar suatu alur program.

Akan tetapi, ada
juga beberapa fungsi algoritma pseudocode lainnya, yaitu sebagai berikut:

  • Sebagai alat dokumentasi.
  • Mempermudah proses
    penerjemahan untuk menjadi suatu bahasa pemrograman.
  • Sebagai alat untuk menemukan
    ide tanpa harus memikirkan implementasi.
  • Mempermudah pengembangan
    aplikasi yang sedang dibuat.

Cara Menulis Algoritma Pseudocode

Sudah dijelaskan
sebelumnya bahwa dalam menulis algoritma pseudocode tidak dibutuhkan aturan
yang pasti.

Walau begitu, kamu
tetap harus menulisnya secara runut dan logis. Maka dari itu, berikut adalah
cara menulis algoritma pseudocode:

1. Spesifik dan Konsisten

Hal pertama yang
harus dilakukan saat menulis algoritma pseudocode adalah menulis secara
spesifik dan konsisten.

Kamu harus
memperhatikan setiap huruf kapital dan huruf kecil yang membedakan antara
notasi dan komponen yang akan dinotasikan.

2. Menggunakan Indentasi

Hal selanjutnya
yang perlu dilakukan saat menulis algoritma pseudocode adalah menggunakan
indentasi.

Beberapa contoh
indentasi adalah IF, FOR, WHILE, dan sebagainya.

Indentasi ini akan
sangat berpengaruh bagi beberapa bahasa pemrograman, contohnya Python.

3. Sederhana

Dan hal yang
terakhir dan harus kamu pertimbangkan saat menulis algoritma pseudocode adalah
menulis dengan sederhana.

Hal ini disebabkan
algoritma pseudocode bertujuan untuk memudahkan proses pemrograman.

Jadi, kamu harus
menulisnya dengan sederhana agar lebih mudah diterjemahkan menjadi kode
program.

Struktur Algoritma Pseudocode

Ada beberapa
struktur atau susunan dalam penulisan algoritma pseudocode, yaitu sebagai
berikut:

  • Judul = berisi judul
    algoritma yang hendak ditulis seorang programmer.
  • Deklarasi = berisi
    keterangan (variabel atau konstanta) yang digunakan dalam penulisan algoritma.
  • Implementasi = berisi segala
    proses kondisional, perulangan, dan sebagainya.

Contoh-contoh Algoritma Pseudocode dalam Kehidupan Sehari-hari

Baik secara sadar
maupun tidak, ternyata ada banyak contoh-contoh algoritma pseudocode dalam
kehidupan sehari-hari loh!

Berikut adalah
beberapa contoh-contoh algoritma pseudocode dalam kehidupan sehari-hari
sederhana yang mungkin pernah kamu temukan.

Contoh 1

Kalau kamu masih
kesulitan untuk memahami konsep algoritma pseudocode ini, cobalah perhatikan
contoh representasinya berikut ini:

  • Buka kemasan mi instan
  • Rebus air di panci
  • Masukkan mi instan
  • Aduk hingga mengembang
    dan matang
  • Masukkan ke dalam piring
    atau mangkuk
  • Tuangkan bumbu
  • Aduk hingga rata
  • Selesai

Di atas merupakan
salah satu contoh-contoh algoritma pseudocode dalam kehidupan sehari-hari yang
bisa kamu tulis seperti kode-kode di contoh sebelumnya.

Secara sederhana
dan awam, contoh di atas merepresentasikan contoh-contoh algoritma pseudocode
dalam kehidupan sehari-hari.

Contoh 2

Representasi contoh-contoh
algoritma pseudocode dalam kehidupan sehari-hari lainnya adalah sebagai berikut:

  • Mendidihkan air
  • Menuangkan kopi bubuk ke
    dalam gelas
  • Menuangkan air mendidih
    ke dalam gelas
  • Menambahkan gula dan susu
  • Aduk hingga rata
  • Selesai

Contoh 3

Coba amati representasi
contoh-contoh algoritma pseudocode dalam kehidupan sehari-hari yang satu ini.

Menurutmu,
bagaimana kamu harus menuliskannya dalam algoritma pseudocode?

  • Amati telur-telur di pasar
  • Jika kecil, letakkan
    kembali
  • Jika retak, letakkan
    kembali
  • Jika besar, masukkan ke
    keranjang
  • Jika mulus, masukkan ke
    keranjang
  • Bayar harga telur
  • Selesai

Contoh 4

Amati kembali
representasi contoh-contoh algoritma pseudocode dalam kehidupan sehari-hari
berikut ini!

Bayangkan kamu
menulis algoritma pseudocode untuk hal yang satu ini:

  • Pelanggan menghubungi customer
    service
  • Jika ada masalah, sambungkan
    ke manajer
  • Jika tidak ada masalah, customer
    service
    harus membantu pelanggan
  • Jika pelanggan puas,
    pelayanan selesai
  • Jika pelanggan tidak
    puas, sambungkan ke manajer
  • Selesai

Contoh 5

id.pinterest.com/sekarbumiomi

Setelah kamu
mendapat sedikit gambaran tentang contoh-contoh algoritma pseudocode dalam
kehidupan sehari-hari coba perhatikan contohnya di atas!

Contoh di atas menunjukkan
salah satu contoh-contoh algoritma pseudocode dalam kehidupan sehari-hari berupa
lampu lalu lintas.

Dapat kamu pahami
bahwa dalam algoritma pseudocode ini memberikan gambaran warna-warna dalam
lampu lalu lintas.

Kemudian, terdapat
hal-hal yang akan terjadi jika lampu lalu lintas tersebut berubah-ubah warna.

Contoh 6

id.pinterest.com/sekarbumiomi

Kalau salah satu contoh-contoh
algoritma pseudocode dalam kehidupan sehari-hari di atas merupakan algoritma
pseudocode untuk penjumlahan.

Salah satu contoh-contoh algoritma pseudocode dalam kehidupan sehari-hari ini cukup sering ditemukan, terutama dalam kalkulator, ponsel, dan aplikasi berhitung lainnya.

Mungkin kamu juga
membuat algoritma pseudocode ini untuk mempermudah perhitungan hasil daganganmu.

Contoh 7

id.pinterest.com/sekarbumiomi

Nah, kalau contoh-contoh
algoritma pseudocode dalam kehidupan sehari-hari yang satu ini biasa digunakan
oleh para guru saat mengisi nilai rapor.

Seperti yang bisa
kamu pahami dari contoh di atas, tertulis bahwa jika nilai seorang murid sama
dengan atau di atas 60, maka ia akan lulus.

Sementara jika
tidak, ia tidak akan lulus.

Contoh 8

id.pinterest.com/sekarbumiomi

Untuk contoh-contoh
algoritma pseudocode dalam kehidupan sehari-hari selanjutnya adalah seperti di
atas.

Apakah kamu bisa
mengetahui maksud dari salah satu contoh-contoh algoritma pseudocode dalam
kehidupan sehari-hari tersebut?

Ya, contoh di atas
menuliskan tentang keterangan nilai yang didapat. Biasanya ini digunakan oleh
para guru dan dosen saat sedang menilai.

Dapat kamu lihat bahwa
keterangan untuk nilai A adalah “Sangat Baik”, B adalah “Baik”, C adalah “Cukup”,
D adalah “Kurang”, dan E atau F adalah “Gagal.”

Contoh 9

id.pinterest.com/sekarbumiomi

Dan contoh-contoh
algoritma pseudocode dalam kehidupan sehari-hari yang terakhir adalah yang
seperti bisa kamu pelajari di atas.

Untuk contoh-contoh
algoritma pseudocode dalam kehidupan sehari-hari yang terakhir ini merupakan
algoritma pseudocode untuk menjadi ukuran baju.

Mungkin kamu pernah
melihat toko pakaian yang menggunakan bantuan komputer saat mencari ukuran baju
untuk pelanggan.

Nah, saat menuliskan algoritma pseudocode, seperti inilah kira-kira tampilannya.

Penutup

Demikianlah contoh-contoh
algoritma pseudocode dalam kehidupan sehari-hari yang bisa Mamikos berikan
untukmu.

Apakah kamu sudah
paham tentang contoh-contoh algoritma pseudocode dalam kehidupan sehari-hari
sekarang?

Kira-kira, bisakah kamu membuat contoh-contoh algoritma pseudocode dalam kehidupan sehari-hari lainnya?


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta