8 Contoh Batuan Metamorf beserta Penjelasannya, Proses Pembentukan, dan Ciri-Cirinya

8 Contoh Batuan Metamorf beserta Penjelasannya, Proses Pembentukan, dan Ciri-Cirinya – Bumi yang kita tinggali sekarang menyimpan banyak sekali bebatuan di dalamnya, salah satunya adalah batuan metamorf.

Batuan metamorf merupakan batu-batu yang terbentuk karena terkena tekanan udara dan suhu yang tinggi. Batuan ini seringkali dimanfaatkan oleh manusia untuk desain interior atau eksterior karena memiliki bentuk dan tekstur yang cantik.

Kalau kamu tertarik untuk mengupas lebih dalam tentang batuan metamorf, di bawah ini Mamikos akan berikan informasi mengenai beberapa contoh batuan metamorf beserta penjelasannya. Yuk, simak!

Apa Itu Batuan Metamorf?

Pexels.com / @Alfo Medeiros

Meskipun namanya sedikit terdengar asing di telinga. Sebenarnya, hampir semua orang pernah melihat batu metamorf setidaknya sekali di sekitarnya.

Apalagi beberapa jenis batu metamorf sering digunakan sebagai hiasan atau dekorasi bangunan seperti rumah, gedung, maupun yang lainnya.

Hanya saja sedikit yang mengetahui apakah batu yang dilihatnya termasuk batuan metamorf atau bukan

Lalu, apa sebenarnya yang dimaksud dengan batu metamorf?

Nah, sebelum melihat lebih jauh bagaimana contoh batuan metamorf beserta penjelasannya. Akan lebih asyik untuk mengupas sekilas apa itu batuan metamorf terlebih dahulu.

Jadi, batuan metamorf adalah kumpulan batuan yang terbentuk karena mengalami sebuah transformasi atau perubahan dari batu-batu yang sudah ada sebelumnya.

Dalam kata lain, batuan metamorf itu mengalami metamorfosis atau berubah bentuk.

Karena proses metamorfosis tersebut, batu induk atau sedimen yang merupakan cikal bakal dari batuan metamorf akan memiliki bentuk atau karakteristik berbeda dengan sebelumnya.

Bagaimana Proses Pembentukan Batuan Metamorf?

Sesuai dengan namanya yaitu metamorf atau metamorfosis. Batuan ini tidak langsung ada atau tercipta begitu saja melainkan harus melewati rangkaian proses metamorfosis yang cukup panjang. 

Awalnya, batuan metamorf berasal dari batuan induk atau sedimen. Kemudian, batuan induk tersebut mengalami metamorfosis atau perubahan bentuk.

Nantinya, perubahan tersebut akan menghasilkan bentuk dengan karakteristik baru.

Apa yang membuatnya berubah?

Ada beberapa faktor yang dapat mendorong terjadinya metamorfosis pada batuan yaitu karena adanya perubahan suhu atau temperatur, tekanan yang tinggi, dan perubahan kimiawi. 

Untuk tahapan prosesnya sendiri, pembentukan batuan metamorf terbagi ke dalam beberapa babak yaitu sebagai berikut:

  • Rekristalisasi: Sebuah proses peleburan kristal yang kembali menghablur atau mengkristal.
  • Neoformasi/Neokristalisasi: Sebua proses pembentukan kembali kristal yang unsur-unsurnya sudah hancur.
  • Reorientasi: Sebuah proses perubahan sifat pada kristal.
  • Degradasi: Sebuah proses penyederhanaan susunan pada kristal.

Bagaimana Ciri-Ciri Batuan Metamorf?

Tidak semua batu termasuk ke dalam jenis batuan metamorf.

Batuan ini memiliki beberapa ciri atau karakteristik tersendiri yang tidak ditemukan pada batuan lain. Ciri-ciri tersebut dapat dilihat dari warna, struktur, bentuk, hingga teksturnya. 

Untuk lebih jelasnya, berikut adalah penjelasan dari beberapa ciri-ciri batu metamorf tersebut:

1. Warna Batuan

Batuan metamorf biasanya memiliki beberapa warna yang cukup bervariasi dan cantik.

Beberapa warna yang cukup sering ditemukan pada batu ini adalah kwarsa, mika atau feldspar. Ketiga warna tersebut memiliki karakteristik yang berbeda satu sama lain. 

Untuk kwarsa, batu akan berwarna putih bening atau seperti susu tetapi tidak ada belahan. Kemudian untuk mika, batu akan memiliki belahan dengan warna putih (muskovit) atau hitam (biotit).

Sedangkan feldstar, batu akan memiliki belahan dengan corak yang khas.

Ada yang belahannya berbentuk garis lurus dengan warna merah daging (ortoklas) dan ada yang belahannya berbentuk seperti kristal dengan warna putih bening (plagioklas).

2. Struktur Batuan

Karakteristik atau ciri batu metamorf yang kedua bisa dilihat pada struktur batuannya. Dimana batuan ini memiliki dua struktur yang berbeda yaitu foliasi dan non-foliasi.

Untuk foliasi, batu akan memiliki sebuah lapisan dengan bentuk seperti belahan. Kemudian untuk non-foliasi, batu tidak memiliki lapisan yang berbentuk belahan karena proses penjajaran mineral tidak terlihat.

3. Bentuk Batuan

Karakteristik yang ketiga yaitu dapat dilihat dari bentuknya. Batuan metamorf memiliki tiga bentuk yang berbeda yaitu euhedral, subhedral, dan anhedral.

Untuk euhedral, batu akan memiliki bentuk kristal yang sangat sempurna karena memiliki bidang pembatas yang jelas, tegas, dan teratur. 

Kemudian untuk subhedral, batu tidak memiliki bentuk kristal yang tidak terlalu jelas. Dimana ada yang tertarur dan ada juga yang tidak.

Sedangkan untuk ahedral, batu tidak memiliki bentuk kristal yang tidak teratur sama sekali.

4. Tekstur Batuan

Terakhir, selain bisa dilihat dari warna, struktur dan bentuk. Karakteristik batuan metamorf juga dapat dilihat dari teksturnya (bentuk, ukuran, dan susunan batu).

Dimana ada dua jenis tekstur dalam batuan metamorf yaitu relik dan kristaloblastik.

Untuk relik, batu akan memiliki tekstur yang bisa langsung diamati dengan mata telanjang dan tanpa bantuan alat khusus. Sedangkan, untuk kristaloblastik, batu memiliki mineral yang sudah terkritalisasi.

Apa Saja Contoh Batuan Metamorf Beserta Penjelasannya?

Proses metamorfosis pada batuan induk atau sedimen dapat menghasilkan berbagai jenis batuan metamorf.

Setiap jenis batuan metamorf memiliki karakteristik dari mulai dari warna, bentuk, tekstur, serta struktur yang berbeda-beda. 

Untuk lebih memahaminya, berikut adalah beberapa contoh batuan metamorf beserta penjelasannya yang dapat kamu ketahui.

Contoh-Contoh Batuan Metamorf Beserta Penjelasannya

1. Batuan Metamorf Gneiss

Contoh batuan metamorf yang pertama adalah batuan metamorf gneiss.  Batu ini terbentuk dari batuan beku yang berada di dalam suhu dan tekanan yang sangat tinggi. 

Jika dilihat dari karakteristiknya, batuan gneiss biasanya memiliki warna seperti campuran abu-abu, hitam, perak, biru, sedikit kecoklatan, kekuningan, dan kehijauan dengan ukuran yang sedang atau menengah.

Biasanya, batuan ini juga memiliki struktur foliasi atau terdapat belahan dengan komposisi kwarsa atau feldspar.

Batuan metamorf gneiss sering digunakan sebagai salah satu bahan bangunan sepert dibuat menjadi sebuah blok atau lempengan yang bisa dipakai untuk pagar, paving, dan lain sebagainya.

Tidak hanya itu, karena memiliki struktur yang cantik, batuan ini juga biasanya dipoles menjadi batuan dengan nilai estetika yang sangat tinggi.

Mulai dari lantai, kusen untuk pintu atau jendela, tangga, hingga batu nisan.

2. Batuan Metamorf Slate

Contoh batuan metamorf yang kedua adalah batuan metamorf slate. Berbeda dengan gneiss yang terbentuk karena adanya tekanan dan suhu tinggi.

Batuan slate adalah kebalikannya, batu ini terbentuk dari batu sedimen yang terkena tekanan dan suhu yang sangat rendah.

Jika dilihat pada karakteristiknya, batuan metamorf slate memiliki struktur yang terdiri dari berbagai jenis butiran dengan tekstur yang sangat halus.

Untuk warnanya, biasanya batuan ini berwarna hitam, abu-abu, merah, kekuningan, kecoklatan, dan masih banyak lagi yang lainnya. 

Fungsi dari batuan metamorf slate seringkali digunakan sebagai salah satu bahan untuk konstruksi bangunan dan hiasan/dekorasi seperti atap rumah, ubin, dan lain sebagainya.

Hal ini karena slate memiliki warna-warna yang cantik dan dapat dengan mudah terbelah menjadi lembaran yang tipis maupun tebal.

3. Batuan Metamorf Marmer

Marmer merupakan salah satu jenis atau contoh batuan metamorf yang sangat populer diketahui oleh banyak orang. 

Batu ini berasal dari batuan sedimen yaitu gamping (kapur) yang terkena tekanan dan suhu panas yang sangat tinggi.

Dimana bahan utama batuan ini adalah kalsium karbonat. Karena tekanan dan suhu panas yang tinggi tersebut, batu gamping berubah mengkristalisasi menjadi marmer.

Dari karakteristiknya, batuan marmer memiliki struktur yang padat dan kompak dengan warna terang yang kecoklatan dan kekuning-kuningan. Selain itu, batu ini juga tidak memiliki foliasi.

Batuan marmer banyak digunakan sebagai bahan untuk konstruksi bangunan maupun dekorasi mulai dari lantai, dinding, dan masih banyak lagi yang lainnya.

4. Batuan Metamorf Milonit

Contoh batuan metamorf yang keempat adalah batuan metamorf milonit. Batu ini terbentuk karena adanya proses metamorfosis dinamo dengan temperatur dan suhu yang tinggi.

Batuan metamorf milonit mengandung banyak mineral kompak di dalamnya. Namun, yang sedikit unik dari batuan ini yaitu setiap batu milonit memiliki komposisi yang berbeda-beda.

Dilihat dari karakteristiknya, batuan ini memiliki coklat, abu-abu, kehitaman, dan sedikit kebiru-biruan dan tidak berfoliasi. 

Sama seperti batuan metamorf lainnya, batu ini juga sering dimanfaatkan untuk bahan konstruksi bangunan, desain interior atau eksterior, maupun yang lainnya.

5. Batuan Metamorf Kuarsit

Contoh yang kelima adalah batuan metamorf kuarsit. Batu ini berasal dari batu pasir yang mendapatkan tekanan panas dan suhu yang tinggi. 

Dilihat dari karakteristiknya, secara keseluruhan merupakan batuan kwarsa. Dimana batu ini memiliki tekstur yang padat dengan warna abu-abu, merah, coklat, dan sedikit kekuningan.

Batu ini seringkali dimanfaatkan sebagai bahan dasar untuk membuat perabotan atau peralatan rumah tangga seperti gelas, keramik, dan masih banyak lagi yang lainnya.

6. Batuan Metamorf Filit

Contoh yang keenam adalah batuan filit, batu ini terbentuk dari batuan slate. Untuk karakteristiknya sendiri, batuan filit memiliki foliasi dengan warna seperti perak, putih, merah, ungu, coklat, serta sedikit kehijauan.

Untuk permukaannya, biasanya batu ini sangat serkilau dan teksturnya sedikit berkerut.

Filit seringkali dimanfaatkan sebagai bahan untuk bangunan, desain interior atau eksterior, dan isolator karena memiliki ketahanan yang tinggi terhadap api.

7. Batuan Metamorf Sekis

Contoh yang ketujuh adalah batuan metamorf sekis, batu ini berasal dari batuan bassalt yang terkena tekanan dan suhu yang sangat tinggi. 

Sekis memiliki karakteristik yang berfoliasi dengan warna hitam, kehijauan, keunguan, kekuningan, keemasan, kemerahan, dan kecoklatan.

Kemudian, batu ini juga memiliki tekstur yang sedikit bergelombang dan biasanya terdapat kristal garnet di dalamnya. 

Untuk fungsi atau kegunaannya sendiri, batuan metamorf sekis seringkali dimanfaatkan sebagai bahan konstruksi.

8. Batuan Metamorf Filonit

Contoh terakhir yaitu batuan metamorf filonit. Batu ini berasal dari batuan shale atau mudstone yang terkena temperatur dan tekanan yang lebih tinggi dari batu slate. 

Dilihat dari karakteristiknya, batu filonit hampir menyerupai batu milonit karena sama-sama memiliki struktur butiran. Hanya saja filonit memiliki tekstur butiran yang lebih kasar.

Selain itu, batu ini juga tidak berfoliasi dan biasanya berwarna abu-abu, kebiruan, kehijauan, kecoklatan, kehitaman, dan seperti perak. 

Batu filonit sering dimanfaatkan untuk keperluan arsitektur, konstruksi, hingga desain interior atau eksterior.

Nah, itulah dia beberapa contoh batuan metamorf beserta penjelasan, proses pembentukan, dan ciri-cirinya. Apakah kamu sudah memahami apa itu yang dimaksud dengan batuan metamorf?

Semoga semua informasi yang telah Mamikos berikan di atas dapat bermanfaat untuk kamu, ya!

Jika kamu ingin tahu lebih banyak informasi seputar contoh-contoh batuan yang lainnya.

Jangan lupa untuk kunjungi blog Mamikos Info karena akan ada banyak sekali artikel-artikel menarik, bermanfaat, dan tentunya asyik untuk kamu baca.


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta