18 Contoh Bullying Verbal dan Non Verbal beserta Penyebab dan Cara Mengatasinya
18 Contoh Bullying Verbal dan Non Verbal beserta Penyebab dan Cara Mengatasinya — Perundungan atau bullying verbal dan non verbal adalah salah satu jenis bullying yang kejadian atau kasusnya sudah pasti pernah kamu baca dan dengar.
Pada kesempatan ini, Mamikos punya bahasan lengkap mengenai apa saja contoh bullying verbal dan non verbal beserta penyebab dan cara mengatasinya.
Pastikan simak ulasan Mamikos contoh bullying verbal dan non verbal ini sampai selesai.
Mengenal Contoh Bullying Verbal dan Non Verbal, Penyebab dan Cara Mengatasi
Daftar Isi
Daftar Isi
Sebagaimana yang sudah Mamikos ungkap pada pembuka artikel bahwa kesempatan ini Mamikos akan menginformasikan apa saja contoh-contoh bullying verbal dan non verbal.
Bukan hanya contoh bullying verbal dan non verbal saja yang bisa kamu ketahui. Tapi apa saja yang menjadi penyebab dan bagaimana cara mengatasinya pun akan Mamikos himpun dalam artikel di kesempatan kali ini.
A. Memahami Pengertian Bullying Verbal dan Contohnya
Bullying verbal merupakan salah satu jenis bullying yang melibatkan penggunaan kata-kata untuk menyakiti, merendahkan, atau mengintimidasi seseorang yang kemudian disebut sebagai korban.
Contoh tindakan bullying verbal antara lain:
- Mengolok-olok.
- Mengejek.
- Mengancam.
- Menuduh.
- Memfitnah seseorang.
- Mempermalukan orang lain dengan sengaja di tempat umum.
- Menyebarkan rumor mengenai seseorang.
- Berkata kasar, menyakitkan, atau merendahkan kepada seseorang
- Melontarkan kata-kata kasar
- Mengemukakan pendapat atau komentar negatif tentang penampilan fisik seseorang.
- Melakukan pelecehan seksual dengan melakukan siulan atau komentar tentang penampilan seseorang, bukan hanya kepada perempuan tapi juga pada laki-laki (catcalling verbal).
- Melontarkan berbagai komentar diskriminatif.
B. Memahami Pengertian Bullying Non Verbal dan Contohnya
Setelah bullying verbal, kini saatnya kamu mengenal apa yang dimaksud bullying non verbal. Bullying jenis ini merupakan suatu tindakan intimidasi atau penghinaan yang dilakukan melalui ekspresi wajah, gerak tubuh, atau pesan yang disampaikan tanpa menggunakan kata-kata secara langsung kepada korban.
Contoh Tindakan Bullying Non Verbal antara lain:
1. Ekspresi wajah yang sinis dan terkesan menghina
Seringkali, ekspresi wajah sinis seakan menghina sengaja digunakan pelaku kekerasan perundungan untuk merendahkan atau mengolok-olok orang lain yang ia rasa lebih lemah darinya.
Contoh nyata lainnya adalah dengan mengangkat alis dengan cemberut atau melihat seseorang dengan pandangan tajam. Tindakan ini dapat tergolong ke dalam bullying non verbal yang membuat korban merasa tidak aman dan nyaman.
2. Gelengan kepala atau sengaja menggerakkan bahu
Gerakan tubuh ini menjadi contoh bullying non verbal berikutnya. Tindakan ini dapat menyampaikan pesan penolakan, kekecewaan, hingga meragukan kemampuan dari seseorang (korban).
Jika tindakan ini dilakukan secara terus-menerus, maka dapat membuat korban merasa diabaikan atau perannya dianggap tidak penting.
3. Mengabaikan atau menghindari kontak mata dengan sadar
Salah satu cara paling umum seorang pelaku kekerasan perundungan (bullying) non verbal ialah dengan sengaja menghindari kontak mata dengan korbannya. Hal ini dapat membuat korban merasa tidak dihargai atau dianggap statusnya jauh lebih rendah.
4. Gelak tawa atau tersenyum sinis
Bullying non verbal juga dapat terjadi dengan reaksi yang tidak pantas terhadap tindakan atau ucapan kepada korbannya.
Contohnya ketika seseorang sedang jatuh atau tanpa sengaja membuat kesalahan, pelaku akan tertawa dengan nada merendahkan atau sengaja tersenyum sinis. Tindakan ini dapat membuat korban merasa malu atau tidak dihargai sebagai manusia.
5. Bahasa tubuh mengejek
Gerakan tubuh lainnya seperti menunjuk, mengangkat bahu, atau berjalan dengan gaya yang mengejek dapat menjadi contoh bullying non verbal yang sering dilakukan pelaku pada korbannya.
Hal ini dapat memberikan pesan negatif kepada korban dan mengurangi kepercayaan dalam dirinya.
6. Pesan digital yang menghina/merendahkan
Di era serba digital sekarang, tindakan bullying non verbal juga dapat terjadi melalui pesan teks, komentar di media sosial, atau meme yang sengaja merendahkan atau menghina.
Hal ini dapat mencakup emoji atau emotikon yang digunakan secara sarkastik atau dengan maksud mengolok-olok seseorang atau suatu golongan tertentu.
Penyebab Terjadinya Tindak Perundungan (Bullying)
Setelah memahami pengertian serta apa saja contoh bullying verbal dan non verbal di atas, maka berikutnya kamu perlu tahu apa saja yang menjadi penyebab terjadinya tindakan bullying.
Berikut ini ada penjelasan faktor yang menjadi penyebab terjadinya tindakan perundungan atau bullying antara lain:
1. Suasana rumah dan keluarga yang berkonflik
Pelaku tindakan bullying seringkali berasal dari keluarga yang memiliki masalah dengan orang tua yang memiliki kecenderungan sering menghukum anaknya secara berlebihan.
Bisa juga karena situasi di rumah yang penuh dengan tekanan, stres, agresi, atau permusuhan. Anak-anak pun akan mempelajari perilaku bullying ketika mengamati konflik-konflik yang terjadi pada orang tua mereka di rumah kemudian menirunya terhadap teman di sekolahnya.
2. Pengabaian isu di sekolah
Meski tidak selalu, namun sepertinya bukan cerita baru jika pihak sekolah sering mengabaikan keberadaan perilaku bullying dan menganggap sebagai bentuk ‘kenakalan’ biasa.
Akibatnya anak-anak sebagai pelaku bullying seolah akan mendapatkan penguatan terhadap perilaku mereka untuk melakukan intimidasi terhadap orang lain.
3. Faktor kelompok ‘yang lebih’ kuat
Saat anak-anak berinteraksi di lingkungan sekolah dan dengan teman di sekitar rumah, ada kecenderungan mereka untuk melakukan tindakan bullying.
Beberapa anak melakukan tindakan perundungan untuk membuktikan kelayakan diri agar bisa bergabung atau masuk ke grup/kelompok tertentu.
4. Kondisi di lingkungan sosialnya
Kondisi di lingkungan sosial dapat menjadi penyebab timbulnya tindakan perundungan. Salah satu faktor lingkungan sosial yang menyebabkan tindakan perundungan tak lain adalah kemiskinan.
5. Tayangan berita di televisi dan media cetak
Televisi atau media cetak dapat membentuk pola perilaku perundungan dari segi tayangan yang mereka tampilkan. Survei yang dilakukan salah satu media massa, memperlihatkan bahwa 56,9% anak-anak akan meniru adegan-adegan film yang mereka tonton. Bahkan secara umum anak-anak akan meniru geraknya sebesar 64% dan kata-katanya sebesar 43%.
Cara Mengatasi Bullying Verbal dan Non Verbal
Setelah membaca apa saja yang dapat menjadi penyebab tindakan perundungan (bullying) di atas, kamu juga perlu tahu bagaimana cara mengatasi bullying secara verbal dan non verbal pada penjelasan di bawah ini:
a. Memberikan edukasi
Hal pertama yang dapat dilakukan untuk mencegah tindakan perundungan atau bullying tentu saja dengan memberikan edukasi.
Apabila hal tersebut sudah terjadi, jangan tunda untuk menginformasikan kepada anak atau orang yang dirundung bahwa tindakan tersebut, sekalipun secara lisan, sangat tidak pantas dilakukan.
Coba ajak anak berdialog agar ia dapat lebih memahami bahwa bullying verbal atau non verbal dapat melukai perasaan orang lain dan dapat berdampak serius.
b. Menanamkan rasa empati dan kepedulian
Apabila diperlukan, gunakan buku atau video edukasi untuk menanamkan rasa empati dan kepedulian pada anak-anak. Tujuannya agar dapat membuat anak semakin menyadari akan bahaya melukai orang lain dari perkataan atau tindakan yang menyakitkan.
Bantu dan dorong mereka untuk mau meminta maaf kepada orang lain yang terluka atas perkataan atau perbuatannya.
c. Menjadi contoh yang baik
Monkey see, monkey do, merupakan suatu pepatah yang cocok untuk memberikan contoh yang baik pada anak apabila mereka ingin menjadi anak yang baik.
Sebab anak selalu memiliki kecenderungan meniru perilaku orang tua. Oleh karena itu, jadilah role model yang baik dan dapat dicontoh oleh anak.
d. Mengajak berkomunikasi
Selain memberi pemahaman, edukasi dan menjadi contoh yang baik, orang tua juga harus bisa mengajak anak untuk berkomunikasi agar mereka dapat menyampaikan hal-hal yang tidak mengenakan atau mengganjal dalam pikiran dan perasaannya dengan leluasa dan nyaman.
Dengan begitu, mereka pun tidak akan merasa sendirian dan stres yang bisa berujung pada pelampiasan amarah kepada orang lain melalui tindakan perundungan baik secara verbal atau non verbal.
Penutup
Ulasan lengkap terkait contoh bullying verbal dan non verbal beserta penyebab dan cara mengatasinya di atas harus Mamikos akhiri dulu sampai di sini.
Semoga saja setelah membaca ulasan contoh bullying verbal dan non verbal beserta penyebab dan cara mengatasinya di sini kamu jadi lebih peduli akan keadaan sekitar jika ada yang mengalami tindakan kekerasan perundungan tersebut.
FAQ
Bullying non verbal merupakan suatu perilaku yang non verbal atau tidak langsung yang merendahkan, memanipulasi, memojokkan, menghina, hingga menghancurkan perasaan seseorang tanpa kata-kata secara langsung. Tindakan bullying ini mempunyai tujuan untuk sengaja menjatuhkan harga diri atau mengucilkan seseorang.
Beberapa contoh bullying verbal antara lain adalah mengolok-olok, mengejek, mengancam, menuduh, memfitnah, mempermalukan orang lain di tempat umum, menyebarkan rumor, berkata kasar, menyakitkan, atau merendahkan harga diri seseorang.
Ada beberapa faktor penyebab pelaku melakukan tindakan bullying secara verbal. Tindakan bullying ini dapat dikatakan cukup berbahaya, sebab dianggap sebagai hiburan semata atau iseng, tidak suka atau merasa benci dengan seseorang, cari perhatian terhadap orang lain, balas dendam karena pernah diperlakukan serupa, dan keinginan untuk berkuasa.
Contoh bullying fisik misalnya saja menonjok, mendorong, memukul, menendang, dan menggigit. Sementara untuk tindakan bullying verbal antara lain menyoraki, menyindir, mengolok-olok, menghina, dan mengancam. Tindakan bullying tidak langsung antara lain dalam bentuk mengabaikan, tidak mengikutsertakan, menyebarkan rumor/gosip, dan meminta orang lain untuk menyakiti korban dengan sengaja.
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya suatu tindakan perundungan verbal. Alih-alih melukai orang lain dengan perkataan yang menyakitkan hati, lebih baik menolong orang lain terutama saat mereka memang membutuhkan bantuan. Orang tua juga dapat menanamkan rasa empati kepada anak dan ingatkanlah anak-anak untuk tidak terbawa arus atau ikut-ikutan jika teman-teman sebayanya mengolok-olok orang lain dengan sengaja.
Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu: