Contoh Business Model Canvas beserta Cara Membuatnya yang Baik
Contoh Business Model Canvas beserta Cara Membuatnya yang Baik – Ketika kamu menjalankan sebuah bisnis atau usaha, tentu sangat diperlukan strategi dan pengelolaan bisnis yang baik dan tepat agar kegiatan usaha bisa berjalan dengan baik.
Untuk mencapai hasil yang diinginkan, tidak sedikit pelaku usaha yang menggunakan model bisnis. Nah, model bisnis ini bisa diartikan sebagai strategi guna menghasilkan nilai (value) untuk berbagai pihak yang terlibat dalam proses bisnis itu sendiri.
Salah satu model bisnis yang dinilai efektif dan banyak dipilih oleh para pelaku usaha adalah business model canvas. Simak ulasan terkait business model canvas, mulai dari pengertian, cara membuat, hingga contohnya dalam artikel ini.
Business Model Canvas
Daftar Isi
Daftar Isi
Di dalam sebuah bisnis, tentunya memerlukan strategi, manajemen, maupun sistem yang mempermudah orang-orang di dalamnya untuk bekerja secara efektif agar dapat mencapai goals yang diinginkan.
Salah satu model bisnis yang terbukti efektif dan sering diterapkan saat ini adalah business model canvas.
Model
konsep bisnis yang satu ini mengandalkan gambar-gambar ide sehingga setiap
orang memiliki pemahaman yang sama dan riil terhadap tipe-tipe konsumen mereka,
pengeluaran biaya, cara kerja perusahaan dan sebagainya.
Yuk, kenali lebih jauh mengenai business model canvas dan cara membuatnya berikut ini!
Pengertian Business Model Canvas
Sebelum membahas contoh business model canvas, tentunya kamu harus mengetahui terlebih dahulu pengertian dari business model canvas itu sendiri.
Nah, business model canvas merupakan sebuah strategi dalam manajemen yang berupa visual chart yang terdiri dari 9 elemen.
Business model canvas pertama kali diperkenalkan oleh Alexander Osterwalder dalam bukunya yang berjudul Business Model Generation.
Dalam
buku tersebut, Alexander mencoba menjelaskan sebuah framework sederhana
untuk mempresentasikan elemen-elemen penting yang terdapat dalam sebuah model
bisnis.
Jika dilihat sepintas, sebenarnya alur bisnis model kanvas tampak cukup sederhana, di mana secara garis besar, alurnya mengalir dari satu elemen bisnis menuju elemen penting berikutnya.
Berbicara soal fungsi, business model canvas terkenal akan fungsinya yang memudahkan wirausaha untuk menuangkan ide bisnis dalam satu bagan sederhana.
Cara Menyusun Business Model Canvas
Seperti
yang sudah disebutkan sebelumnya, business model canvas terdiri dari 9 elemen dalam
manajemen yang berupa visual chart.
Ketika
berbicara tentang cara menyusun bisnis model kanvas, kamu akan berfokus pada
cara mengisi setiap komponen atau elemen yang ada di dalamnya.
Nah, berikut adalah penjelasan untuk masing-masing elemen business model canvas dan cara mengisinya:
1. Customer Jobs
Block
ini diisi untuk mengetahui apa saja pekerjaan dari pelanggan yang ingin
diselesaikan dengan produk atau jasa kamu.
Pekerjaan
ini dapat berupa tugas yang ingin diselesaikan, kebutuhan yang ingin dipenuhi,
atau masalah yang ingin dipecahkan. Untuk mempermudah dalam mengisinya, kamu
bisa menjawab pertanyaan berikut ini:
- Pekerjaan fungsional yang
ingin pelanggan selesaikan? - Pekerjaan sosial yang
ingin pelanggan lakukan? - Pekerjaan emosional yang
ingin pelanggan selesaikan? Apa saja kebutuhan dasar dari pelanggan yang ingin
dipenuhi?
2. Customer Gain
Block business model canvas berguna untuk menjelaskan manfaat yang diharapkan atau diinginkan pelanggan dari bisnismu.
Keinginan yang dimaksud di sini adalah keinginan fungsionalitas, emosi, sosial, dan penghematan biaya.
Dengan begitu, kamu dapat mengetahui prioritas utama pelanggan. Untuk mengisi block ini, kamu bisa coba menjawab pertanyaan berikut:
- Apa penghematan yang
diinginkan pelanggan, apakah waktu, uang, atau usaha? - Hasil apa yang diharapkan
oleh pelanggan? - Solusi yang bisa
menyenangkan pelanggan? - Apa yang dicari oleh
pelanggan, apakah desain, harga, atau fitur lengkap? - Setelah menjawab
pertanyaan di atas, cobalah untuk mengurutkan keuntungan apa saja yang relevan
dengan pelanggan atau produk
3. Customer Pain
Block satu ini digunakan untuk menggambarkan emosi negatif, situasi dan risiko, biaya yang tidak diinginkan, selama atau setelah pekerjaan selesai.
Guna
mempermudah mengetahui customer pain, kamu bisa menjawab pertanyaan
berikut:
- Apa yang menurut
pelanggan mahal? Apakah waktu yang lama, modal terlalu besar, atau usaha cukup
besar? - Apa yang membuat
pelanggan merasa buruk, frustasi, terganggu, tidak nyaman, dan sebagainya? - Bagaimana solusi sekarang
ketika terjadi kinerja buruk seperti fitur tidak sesuai, kinerja buruk, cepat
rusak, dan sebagainya? - Apa saja kesulitan utama
dan tantangan dari pelanggan? Apakah kesulitan mendapatkan sesuatu, resistensi? - Risiko yang pelanggan
takutkan, apakah masalah uang, risiko teknis, atau sosial?
Sama dengan block customer gain, setelah menjawab deretan pertanyaan di atas, kamu juga wajib melakukan pengurutan mulai dari yang paling relevan berdasarkan pelanggan.
Dengan
mengetahui kelemahan atau ketakutan dari customer, kamu dapat membuat
produk yang bisa menjawab semua masalah yang dialami pelanggan.
4. Value Proposition (Proposisi Nilai Konsumen)
Elemen yang dimaksud pada bisnis model kanvas ini adalah sekat yang merupakan keunggulan produk, apa saja sesungguhnya poin-poin yang dapat mendatangkan manfaat yang ditawarkan bisnis atau perusahaan bagi customer segment-nya.
Hal
ini menjadi kesempatan bagi kamu untuk menjabarkan kekuatan dan keunggulan yang
membedakan bisnismu dengan bisnis yang lain.
Sebelum memulai sebuah bisnis, kamu tentu wajib mengetahui terlebih dahulu siapa target audience yang mungkin bisa menjadi pelanggan produk kamu.
5. Channels (Saluran)
Channel yang dimaksud di sini adalah media atau sarana apa saja yang dapat kamu gunakan untuk menyampaikan produk atau jasa.
Nah, channel atau saluran merupakan cara bagaimana kamu bisa menyampaikan produkmu sampai kepada konsumen.
Melalui penggunaan channel yang tepat, kamu baru bisa menyampaikan value propositions kepada customer segments.
Channel menjadi salah satu elemen bisnis model canvas yang penting. Untuk itu, kamu bisa coba pikirkan channels yang ingin kamu gunakan dengan baik.
Mengingat penentuan channels adalah salah satu elemen penting bagi keberhasilan sebuah bisnis.
6. Revenue Streams (Sumber Pendapatan)
Revenue stream merupakan bagian yang paling vital, di mana perusahaan memperoleh pendapatan dari pelanggan.
Elemen bisnis model kanvas yang satu ini harus dikelola semaksimal mungkin untuk meningkatkan pendapatan bisnis.
Jangan sampai ada produk, kinerja, atau bahan baku yang tidak dimanfaatkan secara maksimal.
Kamu
juga harus benar-benar mencoba mencari tahu strategi apa yang bisa digunakan
untuk mendapatkan nilai terbanyak dari pelangganmu.
7. Key Resource (Sumber Daya)
Key resource merupakan sekat dalam business model canvas yang berisikan daftar sumber daya yang sebaiknya direncanakan dan dimiliki perusahaan untuk mewujudkan value proposition mereka.
Semua jenis sumber daya, mulai dari pengelolaan bahan baku, mengontrol stok barang, penataan sumber daya manusia, dan penataan proses operasional menjadi perhatian dalam membuat bisnis model kanvas.
Pada poin ini, akan membahas mengenai sumber daya yang diperlukan untuk menciptakan nilai bagi pelanggan.
Di sini, kamu harus menjelaskan aset yang kamu perlukan untuk membuat model bisnis startup ini berfungsi. Perlu kamu ketahui bahwa key resources ini terbagi menjadi 4 kategori yaitu:
- Fisik: gedung, kendaraan,
mesin, dan jaringan distribusi. - Intelektual: merek,
pengetahuan spesialis, paten, dan hak cipta. - SDM: Orang-orang yang
akan menjadi sumber daya utama, terutama untuk perusahaan di industri kreatif
atau pengetahuan yang intensif. - Keuangan: Jalur kredit,
saldo tunai, dan sebagainya.
8. Customer Relationship (Hubungan Konsumen)
Customer
relationship merupakan salah satu elemen dalam
contoh bisnis model canvas di mana perusahaan menjalin ikatan dengan
pelanggannya.
Guna
mengetahui bagaimana cara kamu menjalin hubungan dengan pelanggan, kamu harus memahami
bagaimana kamu mengambil hati pelanggan dan mempertahankan pelanggan yang sudah
loyal.
Diperlukan
pengawasan yang ketat dan intensif agar pelanggan tidak mudah berpaling ke
bisnis yang lain hanya karena jalinan hubungan yang kurang baik.
9. Key Activities (Aktivitas yang Dijalankan)
Key
activities merupakan semua aktivitas yang
berhubungan dengan produktivitas bisnis yang berkaitan dengan sebuah produk, di
mana kegiatan utamanya adalah menghasilkan proposisi nilai.
Poin
yang satu ini diperlukan sebagai salah satu strategi bisnis terpenting yang
harus kamu lakukan untuk membuat elemen bisnis model kanvas ini berfungsi.
Di
mana, kegiatan-kegiatan utama harus secara langsung terkait dengan value
propositions perusahaan.
Jika key activities ini tidak terkait dengan value propositions, maka ada sesuatu yang salah, karena aktivitas yang kamu anggap paling penting tidak memberikan nilai kepada pelanggan.
Contoh
Business Model Canvas
Di bawah ini ada 3 contoh business model canvas yang bisa kamu jadikan sebagai referensi.
Contoh 1
Contoh 2
Contoh 3
Nah, itulah pengertian, contoh hingga cara membuat business model canvas yang bisa Mamikos bagikan kepada kamu.
Business Model Canvas (BMC) menjadi sebuah alat yang digunakan untuk merancang dan menggambarkan model bisnis secara komprehensif.
Bisnis
model kanvas dapat memberikan gambaran visual tentang bagaimana suatu bisnis
beroperasi dan memberikan nilai kepada pelanggan.
Bagi kamu yang ingin mengulik lebih banyak lagi seputar contoh bisnis plan hingga ide peluang bisnis, kamu bisa kunjungi situs blog Mamikos dan temukan informasinya di sana.
FAQ
Pilar utama bisnis model canvas adalah customer segments, value proposition, channels, revenue streams, key resources, customer relationship, key activities, key partnership, dan cost structure.
Business model canvas adalah strategi yang dicetus oleh ahli bisnis Alexander Osterwalder and Yves Pigneur untuk mengilustrasikan bentuk sebuah bisnis secara ringkas.
Kekurangan dari business model adalah tidak bisa mengakomodasi bisnis dalam tahap pengembangan yang sangat awal.
Business Model Canvas adalah metode pemetaan strategi bisnis menyeluruh yang dikembangkan oleh konsultan bisnis dari Swiss, Alexander Osterwalder pada tahun 2010.
Salah satu tujuan dibuatnya business model canvas adalah untuk memudahkan pengusaha dalam melihat gambaran ide bisnis dengan cepat dan ringkas. Selain itu, business model canvas juga bisa digunakan dalam pengambilan keputusan mengenai kelanjutan bisnis yang kamu rencanakan.
Klik dan dapatkan info kost di dekat mu: