Contoh Evaluasi Proses dan Evaluasi Hasil Bahasa Indonesia yang Benar

Contoh Evaluasi Proses dan Evaluasi Hasil Bahasa Indonesia yang Benar – Pendidikan menjadi salah satu sarana yang berfungsi untuk meningkatkan kualitas diri dari seorang individu.

Salah satu sosok yang memiliki peranan penting dalam dunia pendidikan adalah guru.

Guru yang merupakan tenaga pendidik memiliki tugas utama, yaitu menyediakan, memudahkan, dan meningkatkan cara beserta hasil belajar dari siswa atau peserta didiknya.

Evaluasi Proses dan Evaluasi Hasil Pembelajaran Guru

https://www.freepik.com/author/freepik

Guru dalam menjalankan perannya butuh untuk mengetahui seperti apa peningkatan hasil belajar dari anak yang didiknya. Demikian, dibutuhkanlah evaluasi.

Tidak heran apabila kini calon tenaga pendidik dituntut untuk mengetahui serta memahami konsep, teknik, dan metode evaluasi.

Konteks evaluasi yang dimaksud di sini adalah proses dan juga evaluasi hal yang sebelumya sudah diterapkan dalam proses belajar mengajar.

Supaya lebih memahami terkait hal ini, artikel ini akan menyajikan contoh evaluasi proses dan evaluasi hasil untukmu.

Pengertian Evaluasi Proses dan Evaluasi Hasil

Evaluasi adalah suatu proses yang tidak dapat didefinisikan sebagai suatu hasil saja.

Dimana kegiatan dalam evaluasi itu mencakup pemberian nilai dan arti. Evaluasi sendiri mempelajari tentang proses pertimbangan yang berkaitan dengan kualitas seputar konsekuensi logis dari proses yang dilakukan.

Proses itu dilaksanakan secara sistematis dan berkelanjutan, yaitu terencana, sesuai prosedur, dan juga dilakukan terus menerus.

Pada proses evaluasi harus dilakukan sejumlah pertimbangan atau judgement. Dasarnya, judgement ini  adalah konsep dari evaluasi.

Apabila terdapat pemberian pertimbangan yang berkaitan dengan nilai dan arti, maka itu wajib berdasarkan dari kriteria tertentu.

Adanya kriteria sangat penting dan juga diperlukan dalam menentukan pencapaian indikator hasil belajar siswa atau peserta didik yang tengah dalam proses evaluasi.

Kemudian, penilaian pembelajaran siswi mencakup hal proses dan juga hasil belajar.

Penilaian itu dilakukan setidaknya selama tahap pembelajaran berlangsung sampai dengan selesai dipelajarinya satu kompetensi dasar oleh siswa.

Demikian, penilaian hasil pembelajaran diterapkan setelah satu kompetensi dasar dipelajari.

Prinsip-prinsip dalam Evaluasi Proses dan Evaluasi Hasil

Pada penerapannya, untuk melakukan penilaian dan juga evaluasi proses dan hasil belajar, maka tenaga pendidik harus memperhatikan sejumlah aspek penilaian, yaitu:

1. Valid (Sah)

Poin paling pertama dari prinsip dalam evaluasi proses dan evaluasi hasil adalah valid.

Sah atau valid dalam hal ini berarti guru sebagai tenaga pendidik harus mampu menilai berdasarkan yang seharusnya dinilai dengan didukung alat yang sesuai untuk mengukur kompetensi.

2. Objektif

Tenaga pendidik pada poin ini memiliki keharusan untuk bersikap seobjektif mungkin.

Pandangan –pandangan yang sifatnya subjektif sangat dilarang dalam hal ini, seperti karena latar belakang agama, sosial-ekonomi, budaya, bahasa, gender, maupun hubungan emosional.

3. Transparan

Berikutnya adalah transparan atau terbuka. Terbuka artinya baik itu prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan juga dasar pengambilan keputusan terkait hasil belajar peserta didik tidak boleh ada yang ditutupi dan semua pihak yang berkepentingan dapat mengetahuinya.

4. Adil

Prinsip adil memiliki kemiripan dengan prinsip objektif. Penilaian hasil belajar siswa atau peserta didik tidak diperbolehkan menguntungkan atau bahkan merugikan karena adanya suatu hal tertentu.

Hal-hal yang disebutkan itu berkaitan dengan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.

5. Terpadu

Evaluasi proses dan evaluasi hasil menjadi penilaian hasil belajar yang menghimpun keseluruhan aspek kompetensi.

Penerapannya menggunakan sejumlah teknik penilaian yang efektif. Tujuannya untuk meninjau perkembangan dan kemampuan si peserta didik.

6. Sistematis

Untuk dapat melakukan evaluasi proses dan evaluasi hasil, maka dibutuhkan rencana dan tahapan. Nantinya, rencana dan tahapan itu akan seirama dengan langkah-langkah baku.

7. Akuntabel

Prinsip evaluasi proses dan evaluasi selanjutnya, yaitu akuntabel. Artinya, penilaian hasil belajar itu bisa dipertanggungjawabkan. Pertanggungjawaban itu meliputi aspek teknik, prosedur, dan hasilnya.

8. Mengacu Pada Kriteria

Terakhir, penilaian hasil belajar itu mengacu pada ukuran pencapain. Perlu diketahui bahwa ukuran pencapaian itu sesuai dengan kompetensi yang ditetapkan.

Aspek Evaluasi Proses dan Evaluasi Hasil

Aspek merupakan sasaran evaluasi yang dijadikan titik pusat perhatian . Tujuannya adalah untuk mengetahui statusnya berdasarkan dari pengukuran.

Pada dunia pendidikan sendiri, terdapat tiga aspek yang termasuk dalam sasaran evaluasi pembelajaran, yaitu aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik.

1. Aspek Kognitif dalam Evaluasi Proses dan Evaluasi Hasil

Pada ranah kognitif, setidaknya ada enam jenjang proses berpikir. Tingkatannya itu diurutkan dari jenjang yang paling rendah sampai dengan ke jenjang yang paling tinggi. Jenjang tersebut antara lain, yaitu:

  1. Pengetahuan (knowledge)
  2. Pemahaman (comprehension)
  3. Penerapan (application)
  4. Analisis (analysis)
  5. Sintesis (synthesis)
  6. Penilaian (evaluation)

Enam jenjang yang disebutkan di atas memiliki sifat kontinum dan tumpang tindih (overlap).

Artinya, taraf berpikir yang lebih tinggi itu meliputi taraf berpikir yang berada di bawahnya.

2. Aspek Afektif dalam Evaluasi Proses dan Evaluasi Hasil

Aspek afektif merupakan ranah yang memiliki kaitan dengan suatu sikap dan juga nilai.

Sejumlah ahli menyatakan bahwa perilaku seseorang bisa diramalkan pengubahannya bila sudah mempunyai penguasaan kognitif yang tinggi.

Sedangkan, Krathwohl dan kawan-kawan mengungkapkan hasil pikirnya tentang jenjang atau taraf efektif, yaitu:

  1. Penerimaan (receiving)
  2. Penanggapan (responding)
  3. Menilai (valuing)
  4. Mengorganisasikan (organization)
  5. Karakterisasi dengan nilai atau kompleks nilai (characterization by a value or value complex)

3. Aspek Psikomotor dalam Evaluasi Proses dan Evaluasi Hasil

Aspek psikomotor berkaitan dengan keterampilan atau setidaknya kemampuan untuk bertindak setelah individu penerima pembelajaran dari pengalaman tertentu.

Menurut Simpson (1956), hasil dari pembelajaran psikomotor ini akan muncul dalam bentuk keterampilan yang diiringi oleh kemampuan bertindak dari individu.

Kemudian, hasil belajar kognitif dan afektif inti akan menunjukkan hasil psikomotor jika peserta didik mampu berperilaku sesuai dengan makna yang ada pada ranah kognitif dan afektifnya.

Langkah-langkah Evaluasi Proses dan Evaluasi Hasil

Sebelum mengetahui contoh evaluasi proses dan evaluasi hasil, perhatikan lebih dulu langkah-langkah yang diperlukan.

Tidak bisa dimungkiri bahwa hadirnya penilaian memiliki kedudukan yang penting untuk menentukan kualitas pembelajaran.

Oleh karena itu, upaya merencanakan dan melaksanakan penilaian harus memperhatikan sejumlah prosedur penilaian.

Prosedur penilaian itu dapat juga dikatakan sebagai langkah-langkah evaluasi proses dan evaluasi hasil. Berikut ini adalah tahapannya:

1. Pengkajian Materi

Langkah yang pertama dan utama untuk dilakukan oleh tenaga pendidik adalah mengkaji materi pembelajaran kompetensi dasar.

Cara yang perlu dilakukan adalah dengan melalui berbagai referensi. Tujuannya adalah untuk mendapatkan bahan komprehensif dari berbagai sumber tersebut dan sesuai dengan kompetensi yang diekspektasikan.

2. Menentukan Teknik Penilaian

Teknik penilaian diadakan sesuai dengan kebutuhan  pengukuran. Secara umum, teknik penilaian itu terbagi dalam dua kelompok, yaitu penilaian yang melalui tes dan penilaian yang tanpa melalui tes (non test).

3. Pemilihan Kisi-Kisi

Pemilihan kisi-kisi ini memiliki tujuan, yaitu untuk menentukan ruang lingkup dalam kepentingannya supaya membentuk perangkat tes yang seragam dengan indikator.

Selain itu, kisi-kisi ini turut dibuat berdasarkan dari kompetensi dasar serta indikator yang hendak dicapai.

Untuk bentuk dari tes nya nanti bisa berupa tes objektif benar atau salah, pilihan ganda, tes uraian, dan non-tes berbentuk penilaian afektif dan psikomotorik.

4. Penyusunan Soal

Berikutnya adalah langkah di mana guru membuat soal atau instrumen yang sebelumnya telah disusun dalam kisi-kisi.

Sedangkan, bila tenaga pendidik memilih untuk menggunakan teknik non-tes, diperlukan petunjuk yang mengarahkan pengisian instrumen.

5. Review

Butir soal yang sebelumnya telah disusun oleh tenaga pendidik berikutnya dinilai.

Penilaian itu harus rasional, dibaca, ditelaah, dan dikaji sesuai dengan pedoman yang sudah dirangkai dan memenuhi persyaratan.

6. Perbaikan

Apabila review telah selesai dilakukan, maka berikutnya adalah perbaikan. Untuk bisa melakukan perbaikan, maka dibutuhkan pemikiran agar dapat memahami apa saja isi-isi dari kalimat yang disajikan.

7. Uji Coba dan Penggandaan

Pelaksanaan uji coba pada instrumen bertujuan untuk menimbang apakah soal yang dibuat sebelumnya itu sudah sesuai. Kesesuaian dalam hal ini berkaitan dengan sejumlah hal, yaitu:

  1. Kriteria yang dituntut
  2. Tingkat ketetapan
  3. Tingkat kesulitan
  4. Perbedaan yang memadai

Berikutnya adalah bentuk non-tes yang menuntut sejumlah hal, seperti validitas dan reliabilitas.

Dengan begitu, muncul atau dihasilkan perangkat alat tes maupun non-tes yang baku atau standar.

8. Pengujian

Jika hasil perangkat alat tes dan non-tes telah didapatkan dan sudah dipastikan memenuhi persyaratan, maka perangkat ini bisa diorganisasikan, lalu disusun sesuai bentuk atau model soal dari perangkat tes maupun non-tes.

Setelah itu, perangkat tes dan non-tes siap masuk dalam tahap pengujian.

9. Pemberian Skor

Lembar jawaban milik siswa dihimpun dan berikutnya disusun sesuai dengan nomor induk masing-masing.

Tujuannya adalah untuk mempermudah saat proses pemasukkan skor siswa. Skor itu sendiri berdasarkan pada keputusan tenaga pendidik dan standar yang telah ditetapkan sebelumnya.

10. Hasil Akhir

Jika langkah pengelolaan telah dilakukan, begitu pun dengan penafsiran, maka berlanjut ke tahapan berikutnya. Hasil akhir menjadi langkah penghabisan dari evaluasi proses dan evaluasi hasil.

Pada langkah ini, tenaga pendidik wajib hukumnya bersikap objektif dan tetap mengikuti aturan.

Contoh Evaluasi Proses dan Evaluasi Hasil

Setelah menyimak informasi teoritis seputar evaluasi proses dan evaluasi hasil, kini Mamikos akan menyajikan secara langsung contoh evaluasi proses dan evaluasi hasil.

Contoh evaluasi proses dan evaluasi hasil 1

scribdassets.com

Contoh evaluasi proses dan evaluasi hasil 2

scribdassets.com

Demikian informasi seputar contoh evaluasi proses dan evaluasi hasil. Selain itu, Mamikos pun turut mencantumkan contohnya.

Semoga dengan begitu kamu dapat lebih mudah mencerna isi dari artikel ini, ya, dan memuaskan rasa ingin tahumu seputar evaluasi belajar dan evaluasi hasil. 


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta