90 Contoh Kalimat Retoris dalam Teks Editorial, Anekdot, dan Artikel Lengkap
Contoh mengenai kalimat retoris dalam teks editorial, anekdot, dan artikel akan Mamikos ulas dalam tulisan kali ini biar kamu lebih memahaminya.
D. Contoh Kalimat Retoris dalam Teks Editorial, Anekdot, dan Artikel
- Fatih craving merupakan naluri alami manusia sehingga ini sering digunakan untuk melakukan manipulasi. Ironi sekali.
- Mengapa kita mempercayai sesuatu yang lebih kuat meskipun pada kenyataannya mereka belum tentu ada.
- Kebaikan yang dilakukan oleh masyarakat hanya sebuah retorika belaka untuk membungkus kebusukan mereka.
- Bukankah hidup ini sangat percuma ketika akhirnya yang menanti adalah kematian dan kesendirian.
- Mengapa bunuh diri dianggap pecundang? Bukankah butuh keberanian untuk merasakan sakit luar biasa ketika menjalaninya.
- Apakah arti dari kegiatan politik jika hasilnya hanya menyengsarakan masyarakat tanpa kuasa.
- Ketika para penguasa berlomba memperebutkan kursi tertinggi, kami masyarakat tidak menggubrisnya.
- Bukankah percuma kita mengikuti pesta demokrasi apabila hasilnya hanya menipu diri sendiri setiap lima tahun.
- Mengganti sistem kenegaraan dengan khilafah adalah hal paling absurd karena sistem tersebut sudah mati berabad lalu.
- Sepertinya penting ada ancaman terhadap keutuhan negara sehingga sesaat masyarakat dapat menyatukan tenaganya.

Advertisement
E. Contoh Kalimat Retoris dalam Teks Editorial, Anekdot, dan Artikel
- Apakah kita membutuhkan sebuah kerusakan terlebih dahulu agar bisa membangun negara lagi secara lebih adil.
- Namun ternyata keadilan merupakan hal paling absurd karena landasannya adalah nafsu setiap manusia yang menyelimutinya.
- Apakah benar bahwa keadilan, kebenaran, dan kedamaian adalah hal fana karena mereka tidak dapat kita dapatkan sepenuhnya?
- Apa gunanya kita bekerja terlalu keras apabila harga sepetak rumah tetap tidak akan terbeli dengan gaji.
- Bukankah lebih baik untuk merebahkan diri dan menunggu mati agar penderitaan ini segera berakhir.
- Mengapa seorang manusia harus dituntut untuk menjalani kehidupannya sehingga bisa merasakan penderitaan lebih panjang.
- Bukankah memberikan akal terhadap manusia sangat absurd ketika hasilnya mereka bisa bermain retorika.
- Di mana urgensi manusia di bumi ini ketika hasil dari aktivitas mereka hanya kerusakan dan menyusutnya sumber daya.
- Bagaimana mungkin kamu bisa berbahagia apabila untuk bangun setiap pagi saja sudah menjadi perjuangan berat.
- Sampai kapan kamu akan membiarkan Billy hidup padahal dia sudah merampas kebahagiaanmu sebagai manusia.