Contoh Karya Tulis Ilmiah (KTI) Tingkat SMA Semi Formal dan Formal
Sudah tahu contoh karya tulis ilmiah semi formal dan formal untuk tingkat SMA? Simak artikel berikut sebagai referensi penulisanmu.
Contoh karya tulis Ilmiah (KTI) tingkat SMA semi formal dan formal – Karya Tulis Ilmiah atau KTI sering menjadi tugas untuk siswa SMA pada mata pelajaran bahasa Indonesia atau menjadi materi yang dilombakan.
Bagaimana contoh Karya Tulis Ilmiah (KTI)? Seperti apa contoh yang tepat untuk karya tulis ilmiah tingkat SMA?
Simak ulasan lengkap mengenai contoh Karya Tulis Ilmiah (KTI) tingkat SMA semi formal dan formal berikut ini.
Contoh Karya Tulis Ilmiah Semi Formal dan Formal
Daftar Isi [hide]
![Contoh Karya Tulis Ilmiah Semi Formal dan Formal](https://blog-static.mamikos.com/wp-content/uploads/2023/01/Contoh-Karya-Tulis-Ilmiah-Semi-Formal-dan-Formal.jpg)
Sebagai siswa sekolah menengah, kamu perlu mengetahui perbedaan antara karya tulis ilmiah formal dengan karya tulis ilmiah non semi formal.
Dengan demikian, kamu tidak akan bingung saat diminta membuat salah satunya.
Permasalahan yang sering dihadapi siswa sekolah menengah saat diminta membuat karya tulis ilmiah adalah tidak tahu topik yang akan diangkat.
Selain itu, siswa juga bingung dengan struktur karya tulis ilmiah semi formal dan karya tulis ilmiah formal.
Pada artikel berikut, Mamikos akan memberikan informasi terkait contoh karya tulis ilmiah semi formal dan formal yang dapat kamu gunakan sebagai referensi.
![](https://blog-static.mamikos.com/wp-content/themes/vue-wordpress/src/static/img/mamikos-ad-placeholder.png)
Advertisement
Contoh Karya Tulis Ilmiah Semi Formal
Karya tulis ilmiah semi formal merupakan jenis karya tulis yang paling sering ditemukan, baik sebagai penugasan untuk siswa sekolah menengah maupun untuk digunakan dalam perlombaan.
Karya tulis ilmiah semi formal berupa tulisan atau laporan ilmiah dengan penggunaan bahasa formal namun penyampaiannya sederhana.
Contoh karya tulis ilmiah formal adalah makalah dan laporan biasa.
Judul Makalah: Pandangan Terhadap Aedes Aegypti terhadap Kualitas Air
BAB I
Pendahuluan
Epidemi pada umumnya dan DBD pada khususnya membebani layanan kesehatan dan ekonomi.
Namun, tindakan pencegahan terbatas pada sektor kesehatan meskipun diketahui bahwa dampak ekonomi yang diketahui dari penyediaan air bersih dan layanan sanitasi dapat berpengaruh pada masyarakat dan kesehatan masyarakat.
Selain fakta bahwa infrastruktur penyediaan air bersih dan layanan sanitasi perkotaan terkait erat dengan pencegahan penyakit, di Brasil, persepsi dan permintaan pengguna sangat sedikit dan banyak aspek kelembagaan, seperti integrasi antara AMPL lokal, kesehatan, lingkungan, dan pengembangan dewan kota, perlu dilakukan.
Dengan cara ini, pengendalian penyakit dan pengurangan kepadatan vektor tetap menjadi tantangan yang harus diatasi.
Latar Belakang
Demam berdarah diklasifikasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai salah satu dari 17 penyakit yang terabaikan, dapat diobati dan tidak dapat disembuhkan dengan metode diagnostik lama dan perawatan yang tidak memadai (WHO, 2017).
Di beberapa negara di Amerika Selatan, Afrika, dan Asia, seperti Brazil, penyakit ini merupakan penyakit utama, yang berdampak besar pada kesehatan penduduk dan ekonomi.
Pada kasus epidemi di Brasil baru-baru ini (2019), keberadaan Demam Berdarah Dengue, Chikungunya, Zika, dan Demam Kuning Perkotaan (YFV) menunjukkan adanya nyamuk vektor Aedes Aegypti.
Di daerah perkotaan, vektor-vektor ini menemukan air yang tersedia untuk tempat perkembangbiakannya dari dua sumber berbeda yang terkait dengan masalah suplai air dan sanitasi.
Pertama, ember dan wadah terbuka digunakan pada periode curah hujan yang tidak teratur atau pasokan air yang tidak teratur (Caprara et al., 2009); dan kedua, di lokasi genangan air hujan karena masalah dalam sistem pengelolaan air hujan (Akanda et al., 2020; Seidahmed et al., 2018).
Tujuan Penelitian
Mengetahui penyakit berbasis vektor Aedes, Infrastruktur perairan di wilayah perkotaan, dan variabel sosial ekonomi dianalisis di seluruh wilayah yang sebanding di Brasil
Membuktikan bahwa kasus penyakit berbasis vektor Aedes di daerah perkotaan berkorelasi dengan ketidakteraturan pasokan air dan jumlah penduduk perkotaan yang berisiko terhadap air