Contoh Laporan Penelitian Ilmiah Sederhana yang Baik dan Benar serta Cara Membuatnya

Contoh Laporan Penelitian Ilmiah Sederhana yang Baik dan Benar serta Cara Membuatnya – Suatu penelitian ilmiah hasilnya bisa diberitahukan pada khalayak.

Oleh karena itu, pahami cara untuk membuat laporan penelitian ilmiah secara sederhana dengan baik dan benar.

Yuk, simak ulasan lengkap contoh laporan penelitian ilmiah di bawah ini!

Contoh Laporan Penelitian Ilmiah dan Cara Membuatnya

unsplash.com/@thommilkovic

Penyampaian hasil penelitian bisa dilakukan dalam bentuk laporan. Jika penyampaian dilakukan dengan cara yang baik, pembaca pun bisa memahami apa yang disampaikan penulis.

Selain itu, pembaca juga akan mendapatkan manfaat dari hasil penelitian ilmiah yang telah dibuat penulis.

Laporan penelitian ilmiah tidak selamanya memberikan hasil yang positif atau menunjukkan keberhasilan. Jika ada penelitian ilmiah yang gagal, peneliti tidak perlu malu atau khawatir.

Asalkan sudah mencantumkan keterangan penyebab kegagalan atau hal-hal yang membuat hasil penelitian tidak sesuai hipotesis awal, hal tersebut bukan masalah.

Demikian pula penelitian yang berhasil juga memerlukan penjelasan terkait keberhasilannya.

Bingung cara menulis laporan penelitian ilmiah yang baik dan benar?

Kali ini Mamikos akan memberikan informasi terkait contoh laporan penelitian ilmiah beserta cara membuatnya yang baik dan benar.

Contoh Laporan Ilmiah Sederhana

TEKNOLOGI VISUAL DALAM PEMBELAJARAN FISIKA

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Teknologi Pembelajaran

Dosen pengampu : Dr. XXXX
Disusun Oleh :
1. Nama lengkap (NIM)
2. Nama lengkap (NIM)
3. Nama lengkap (NIM)

PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KATA PENGANTAR

Di era globalisasi, pendidikan merupakan salah satu investasi jangka panjang. Hasil proses pendidikan akan dirasakan baik untuk saat ini secara langsung maupun di masa depan.

Pendidikan tidak akan terlepas dari peranan media dalam pemanfaatannya di dunia pendidikan.

Di sekitar kita, ada banyak penggunaan media untuk menunjang kegiatan pembelajaran. Calon pendidik secara tidak langsung dituntut untuk mengikuti perkembangan teknologi dan beradaptasi.

Pada laporan hasil penelitian ini, kami membahas salah satu jenis media pembelajaran, yaitu media visual.

Pembuatan laporan ini tidak lepas dari kesalahan. Penulis terbuka pada masukan, kritik, dan saran dari pembaca.

DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Daftar Isi
Pendahuluan
Metode Penelitian
Pembahasan
Kesimpulan
Daftar Pustaka

BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Penggunaan media pembelajaran, terutama media visual sangat diperlukan untuk menyampaikan pesan, merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan siswa sebagai pembelajar. Di samping itu, media dapat meningkatkan sikap aktif peserta didik dalam memberikan tanggapan dan umpan balik, sehingga motivasi belajar para peserta didik bisa meningkat.
Sifat media visual realistis dan bisa dirasakan oleh indera penglihatan. Media visual mampu menyajikan gambaran menyeluruh dari suatu benda, mulai dari yang bersifat konkret hingga yang sifatnya abstrak dan sulit ditafsirkan panca indera.
Pendidik dapat memaksimalkan penggunaan media visual untuk menghadirkan pengalaman pembelajaran menyenangkan.

Rumusan Masalah
1. Apa saja aspek-aspek yang terdapat pada literasi visual?
2. Bagaimana peran visual dalam proses pembelajaran?
3. Apa saja jenis-jenis visual?
4. Bagaimana panduan perancangan visual yang baik?

Tujuan Penelitian
1. Mengetahui aspek-aspek yang terdapat pada literasi visual
2. Memahami peran visual dalam proses pembelajaran
3. Mengetahui jenis-jenis visual
4. Mengetahui perancangan visual yang baik

BAB II
Metode Penelitian

Pada penelitian ini, digunakan studi literatur dari berbagai sumber agar hasil yang dicapai benar-benar akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Adapun langkah-langkah kerjanya sebagai berikut.
1. Menentukan objek penelitian
2. Menentukan referensi yang akan digunakan untuk bahan penelitian
3. Mengklasifikasi masalah
4. Merumuskan masalah
5. Memberikan solusi/simpulan

BAB III
PEMBAHASAN

A. Aspek-Aspek pada Literasi Visual
Literasi visual sudah diterima dengan baik sebagai aspek penting dari kurikulum di seluruh tingkatan pendidikan. Aspek-aspek yang terdapat pada literasi visual antara lain:

A. Mengurai Makna: Menafsirkan Visual
Saat siswa melihat media visual tidak menjamin bahwa seseorang itu dapat mengartikan visual tersebut atau dengan kata lain dapat belajar lewat visual tersebut. Siswa harus dipandu agar dapat menguraikan makna visual secara tepat. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi ketepatan penafsiran visual, seperti:

1. Efek perkembangan
Usia perkembangan akan mempengaruhi proses penafsiran visual. Anak kecil cenderung menafsirkan gambar secara harfiah, yaitu bagian per bagian. Sedangkan orang dewasa menafsirkan visual secara menyeluruh. Oleh karena itu gambar-gambar yang hubungannya tidak begitu jelas dan abstrak mungkin akan lebih sulit diterjemahkan oleh anak-anak yang usianya dini.

2. Efek budaya
Budaya juga menjadi salah satu faktor yang memengaruhi ketepatan penafsiran visual. Orang yang mempunyai latar belakang budaya yang berbeda maka kemungkinan akan menafsirkan visual dengan cara berbeda. Misalnya anak yang berasal dari desa dan anak yang berasal dari kota ketika diberi gambar tentang daerahnya, penafsiran mereka akan berbeda.

Oleh karena itu, dalam menyajikan media pembelajaran yang berupa visual guru perlu mempertimbangkan latar belakang budaya siswa.

3. Preferensi visual
Sebagai pengajar, guru harus bisa memilih visual yang tepat. Terkadang siswa lebih menyukai gambar berwarna daripada gambar hitam putih.

Siswa juga lebih suka gambar fotografi daripada sketsa, meskipun pada saat tertentu gambar sketsa juga diperlukan.

B. Peran Visual dalam Proses Pembelajaran
Visual dapat berperan banyak dalam suatu proses pembelajaran:
1. Menyediakan acuan konkret bagi gagasan
Visual memiliki sifat ikonik artinya memiliki kemiripan dengan hal-hal yang diwakili. Visual dapat dikatakan baik jika dapat menjelaskan sebagaimana aslinya suatu objek yang dimaksud.
2. Membuat gagasan abstrak menjadi konkret
Materi yang diajarkan dapat berupa hal yang sangat abstrak untuk disampaikan kepada siswa. Misalnya materi mengenai virus dan DNA. Sebuah visual dapat memberikan ilustrasi bentuk virus dan DNA, sehingga menjadi lebih mudah dipahami dan dimengerti.
3. Memotivasi siswa
Sebuah visual dapat meningkatkan ketertarikan peserta didik pada mata pelajaran yang diajarkan, sehingga meningkatkan motivasi belajar.

C. Jenis-jenis Visual
Jenis visual yang digunakan dalam proses pembelajaran harus sesuai dengan tugas belajar. Ada 6 jenis visual, yaitu:
1. Realistik
Visual realistik menampilkan objek sebenarnya yang sedang dipelajari, misalnya foto atau simbol bergambar.
2. Analogis
Visual analogis menyampaikan sebuah konsep atau topik dengan menampilkan sesuatu lainnya dan menyiratkan kemiripan.
3. Organisasional
Visual organisasional menampilkan hubungan kualitatif di antara berbagai elemen.
4. Relasional
Visual relasional mengkomunikasikan hubungan kuantitatif dalam bentuk diagram atau grafik.
5. Transformasional
Visual transformasional menggambarkan pergerakan atau perubahan sesuai dengan waktu dan tempat.
6. Interpretif
Visual interpretif menggambarkan hubungan teoritis atau abstrak.

D. Panduan Perancangan Visual
Merancang sebuah visual dimulai dengan pengumpulan atau pembuatan gambaran individual dan unsur-unsur teks yang ingin digunakan. Terdapat dua aspek dasar bagi perancangan visual, apakah itu merancang sesuatu sebesar papan bulletin (bulletin board) atau sekecil layar komputer.
Unsur-unsur Visual
Untuk tujuan memberikan informasi dan pengajaran, perancangan visual mencakup :
1. Pengaturan unsur-unsur apa saja yang disertakan dalam tampilan visual, seperti perataan, bentuk, kedekatan , pengarah perhatian, kontras, konsistensi.
2. Keseimbangan
3. Warna
4. Kemudahan pembacaan
5. Daya tarik
Perancangan Visual untuk Pembelajaran
a. Merancang Visual dengan Komputer
Pada perangkat keras komputer disediakan beberapa perangkat lunak berupa program-program yang dapat membantu dalam membuat media gambar. Pengguna hanya perlu mengatur tata letak sesuai keinginan dan disesuaikan dengan storyboard yang telah dibuat sebelumnya.
b. Membuat Grafis Presentasi
Ketika hendak membuat grafis presentasi hendaknya memperhatikan jenis, warna dan ukuran huruf, latar belakang, judul, dan konten
c. Membuat Transparan Overhead Projector (OHP)
Cara paling mudah dalam pembuatan OHP adalah menggambar langsung pada lembar OHP dengan menggunakan spidol.

BAB IV
KESIMPULAN

Jenis-jenis visual yaitu realistik, analogis, organisasional, relasional, transformasional, dan interpretif. Jenis-jenis visual non-terproyeksi yaitu gambar diam, gambar (termasuk sketsa), bagan (charts) atau diagram, grafik, poster, dan kartun. Peran visual dalam instruksi yaitu : menyediakan acuan konkret bagi gagasan, membuat gagasan abstrak menjadi konkrit, memotivasi pembelajar (siswa), mengarahkan perhatian, mengulangi informasi, mengingatkan kembali pembelajaran sebelumnya, dan mengurangi usaha belajar.
Dalam perancangannya, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu unsur-unsur visual berupa pengaturan, keseimbangan warna, kemudahan dibaca (legabilitas), dan menarik. Selain itu, ada juga unsur-unsur teks, yang berupa gaya, ukuran, spasi, warna, dan penggunaan huruf besar.

BAB VI
DAFTAR PUSTAKA

Nama, Lengkap.2021.Judul Sumber Referensi.Kota Terbit: Nama Penerbit
Nama, Lengkap.2021.Judul Sumber Referensi.Kota Terbit: Nama Penerbit

Cara Membuat Laporan Ilmiah Sederhana

Setelah kamu membaca contoh laporan ilmiah sederhana di atas, saatnya memahami tata cara pembuatan laporan ilmiah sederhana seperti berikut:

  1. Tentukan tujuan penulisan laporan dan target pembaca laporan ilmiah
  2. Tentukan bahan pembuatan laporan ilmiah sebagai sumber penulisan, misalnya notulensi hasil rapat, buku, jurnal, hasil penelitian, hasil diskusi, dan sebagainya
  3. Tentukan cara untuk mengumpulkan data, misalnya dengan wawancara, studi literatur, dan sebagainya
  4. Evaluasi data yang sudah didapatkan
  5. Buat kerangka penulisan laporan ilmiah sederhana

Sistematika Penulisan Laporan Ilmiah Sederhana

Setelah menyimak contoh laporan penelitian ilmiah, pahami sistematika penulisan laporan ilmiah sederhana sebelum kamu membuatnya.

Kamu bisa memodifikasi dengan menambahkan komponen penulisan atau mengurangi komponennya. Agar tidak bingung, berikut ini sistematika penulisan laporan ilmiah:

  1. Halaman judul karya ilmiah yang memuat informasi lain seperti tujuan penulisan karya ilmiah, identitas pembuat laporan ilmiah, asal instansi, kota penyusunan, tahun penyusunan laporan
  2. Halaman pengesahan (opsional)
  3. Halaman motto atau semboyan (opsional)
  4. Halaman persembahan (opsional)
  5. Kata pengantar
  6. Daftar isi
  7. Daftar tabel, daftar grafik, daftar gambar (apabila ada)
  8. Abstrak
  9. Pendahuluan laporan ilmiah yang berisi: latar belakang, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan
  10. Kajian pustaka
  11. Metode penelitian
  12. Pembahasan
  13. Penutup
  14. Daftar pustaka
  15. Lampiran
  16. Daftar istilah atau indeks

Penutup

Demikian informasi terkait contoh laporan penelitian ilmiah sederhana yang baik dan benar dan cara membuatnya.

Apakah kamu sudah memahami tata cara pembuatannya berdasarkan contoh laporan penelitian ilmiah di atas?

Diperlukan pembiasaan agar kamu bisa semakin lancar dalam menuliskan hasil penelitian ilmiah secara sederhana. Perhatikan hal-hal penting dalam membuat laporan ilmiah sederhana.

Jangan khawatir apabila kamu masih sering membuat kesalahan pelaporan atau kesalahan penulisan. Semoga bermanfaat.


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta