10 Contoh Kearifan Lokal Sunda Jawa Barat beserta Penjelasannya
Ada beragam contoh kearifan lokal Sunda Jawa Barat yang menarik untuk dibahas. Simak penjelasan lengkap contoh kearifan Sunda tersebut di sini.
Tradisi nyalin ini adalah proses mengganti benih dengan mengambil bulir padi terbaik sebagai bibit untuk ditanam pada musim selanjutnya.
Nyalin akan dilakukan secara perorangan yang juga menjadi bagian dari etika budaya sebelum proses panen.
Pada tradisi nyalin ini akan dipersiapkan beberapa sesaji contohnya tumpeng, sayuran, buah-buahan, kelapa, tampolong, tebu, bakakak ayam, pusaka, gentong, pusaka, amparan samak, bubur merah dan bubur putih, parukuyan beserta arang, api dan kemenyan, serta alas lawon bodas (kain putih).
Setiap sesaji yang disiapkan memiliki makna sebagai ungkapan penerimaan dan rasa terima kasih atas hasil panen kepada sang pencipta.
5. Contoh Kearifan Lokal Sunda Jawa Barat: Munggahan

Munggahan menjadi contoh kearifan lokal di tanah Sunda berikutnya yang akan Mamikos uraikan. Munggahan merupakan tradisi menjelang bulan Ramadan yang dilakukan oleh masyarakat Sunda.

Advertisement
Munggahan bermakna berjalan atau keluar dari kebiasaan yang sering dilakukan sehari-hari.
Maka secara harfiah munggahan dapat diartikan sebagai upaya untuk menjelang bulan suci Ramadan dengan kondisi lebih baik dalam segala hal.
Tradisi munggahan juga biasanya dilakukan pada akhir Sya’ban dalam kalender Hijriah atau tepat sehari sebelum datangnya bulan suci Ramadan.
Munggahan ini dapat dilakukan dengan berbagai cara.
Misalnya saja berkumpul bersama keluarga, makan bersama, saling bermaaf-maafan, menyelenggarakan doa bersama, hingga berwisata bersama keluarga tercinta.
6. Contoh Kearifan Lokal Sunda Jawa Barat: Ngadulag

Ngadulag merupakan sebuah tradisi menabuh bedug yang dilakukan masyarakat Sunda di waktu-waktu tertentu, misalnya saja pada bulan Ramadan atau dalam perayaan hari besar Islam.
Ngadulag menjadi salah satu tradisi yang cukup unik di bulan suci Ramadan karena setiap irama yang dimainkan mengandung makna tertentu.
Contohnya terdapat dulag kuramas, yang merupakan pola menabuh bedug yang dibunyikan pada satu hari menjelang Ramadan.
Dulag kuramas ini ditabuh untuk mengajak warga setempat mensucikan diri dengan berkeramas sebelum melakukan puasa bulan ramadan di esok hari.
Ada juga istilah dulag jaman, yang merupakan pola menabuh bedug yang dibunyikan tepat saat masuknya waktu sahur.
Pada malam hari di bulan puasa, ada juga dulag tarawih dan dulag tadarus, yang pola menabuh bedugnya menandakan masuknya waktu salat tarawih dan tadarus Al-Qur’an.
Selain itu ada juga dulag fitrah atau dulag lilikuran, yang adalah pola menabuh bedug yang menandakan masuknya malem lilikuran atau hari ke 21 Ramadhan yang akan dibunyikan hingga 1 Syawal atau saat Idulfitri tiba.